Oleh : Irna Trisnani, Adelina Hasyim, dan Sulton Djasmi
FKIP Unila Jl. Prof. Sumantri Brojonegoro no. 1 Bandar Lampung E-mail : irnatrisnani@ymail.com HP : 081957381919
Abstract : The Evaluation Of Learning Program Of Science Class VIII At
SMP Negeri Terbuka 20 Bandar Lampung. The goal of this research is to recommend (1) the planning process, (2) the process quality achievement, and (3) the achievement of learning evaluation process of Science class VIII. This research was quality evaluation model research and learning output (EKOP). The place of research was at SMP Terbuka 20 Bandar Lampung. The data were gained through questionnaires, observation, documentation study, and were analyzed through descriptive and quantitative methods. The research result showed that (1) the achievement of learning plan process of Science was done optimally, with score 70,66% (good), (2) the achievement of learning plan process of Science in beginning indicator, with the score 68,22% (enough), the indicator of main activity with score 59,28% (low), and on closing activity indicator with score 62,29% was categorized (enough), (3) the achievement of learning result scoring process of Science learning with score 59,66% (low), while the achievement of KKM of Science learning result in class VIII was 42,18% (low).
Keywords : evaluation, Science learning, SMP Negeri Terbuka
Abstrak : Evaluasi Program Pembelajaran IPA kelas VIII di SMP Negeri
Terbuka 20 Bandar Lampung. Tujuan penelitian ini adalah untuk merekomendasikan (1) proses perencanaan, (2) ketercapaian mutu pelaksanaan, dan (3) ketercapaian proses evaluasi pembelajaran IPA kelas VIII. Penelitian ini merupakan penelitian model evaluasi kualitas dan output pembelajaran (EKOP). Tempat penelitian di SMP Terbuka 20 Bandar Lampung. Data dikumpulkan dengan angket, observasi, studi dokumentasi, dan dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Ketercapaian proses perencanaan pembelajaran IPA dilakukan dengan optimal, dengan skor 70,66% (baik), (2) Ketercapaian proses pelaksanaan pembelajaran IPA pada indikator pendahuluan, dengan skor 68,22% (cukup), indikator kegiatan inti dengan skor 59,28% (kurang), dan pada indikator kegiatan penutup dengan persentase skor 62,29% dikategorikan (cukup), (3) Ketercapaian proses penilaian hasil pembelajaran IPA dengan skor 59,66% (kurang), sedangkan ketercapaian KKM hasil belajar IPA kelas VIII 42,18% (kurang).
Kata kunci: evaluasi, pembelajaran IPA, SMP Negeri Terbuka
PENDAHULUAN pembelajaran meliputi perencanaan proses pembelajaran, melaksanakan Mutu pendidikan dipengaruhi banyak proses pembelajaran, penilaian hasil faktor, yaitu : siswa, tutor/guru pembelajaran dan pengawasan proses pengelola pendidikan, kearifan lokal pembelajaran untuk terlaksananya masyarakat, kualitas pembelajaran, proses pembelajaran yang efektif dan kurikulum dan sebagainya. Usaha efesien. Ketentuan dari standar ini peningkatan kualitas pendidikan dapat dimaksudkan untuk meningkatkan daya ditempuh melalui peningkatan kualitas saing lulusan untuk menghadapi pembelajaran dan kualitas sistem perkembangan ilmu pengetahuan, penilaian. Keduanya saling terkait, teknologi dan seni serta persaingan sistem pembelajaran yang baik akan global dengan tanpa membatasi menghasilkan kualitas belajar yang kreatifitas pada satuan pendidikan baik. Selanjutnya sistem penilaian untuk melakukan pembaharuan proses yang baik akan mendorong guru untuk pembelajaran. Standar proses menentukan strategi mengajar yang pembelajaran ini menggunakan baik dan memotivasi siswa belajar paradikma pembelajaran yang berpusat untuk belajar yang lebih baik. pada siswa, sehingga pendidik harus memperhatikan keragaman dan Faktor penting untuk mencapai tujuan keunikan siswa yang menjadi pembelajaran yang bermakna adalah tanggungjawabnya. Untuk itu semua proses evaluasi yang dapat mendorong maka seorang pendidik dituntut siswa belajar untuk lebih giat belajar memiliki kompetensi sebagaimana secara terus menerus dan juga diterapkan dalam standar pendidikan mendorong guru untuk lebih dan tenaga pendidikan. meningkatkan kualitas proses Dikatakan oleh BSNP, bahwa dalam pembelajaran serta mendorong iklim penerapannya mata pelajaran IPA belajar yang kondusif, sehingga memiliki peranan penting dalam melahirkan tujuan yang ingin di capai. perkembangan manusia, baik dalam hal Berdasarkan PP No. 19 tahun 2005 perkembangan teknologi yang dipakai tentang Standar Nasional Pendidikan, untuk menunjang kehidupanya maupun mengatakan bahwa proses dalam hal penerapan konsep IPA dalam kehidupan bermasyarakat baik dalam pada Kimia dan Biologi, begitu pula aspek politik, ekonomi, sosial, serta sebaliknya. budaya. Hal demikian juga terjadi di SMP Substansi mata pelajaran IPA pada Terbuka 20 Bandar Lampung, saat ini SMP merupakan IPA Terpadu dan ada 6 guru IPA yang dulunya mengajar pembelajar-an IPA Terpadu merupakan salah satu dari displin ilmu Biologi, gabungan antara berbagai bidang kajian Fisika atau Kimia secara terpisah. IPA, yaitu Fisika, Kimia, dan Biologi, Kini, mereka diharuskan mengajar maka dalam pelaksanaannya tidak lagi mata pelajaran Biologi, Fisika dan terpisah-pisah melainkan menjadi satu Kimia secara bersamaan dalam mata kesatuan. Sejalan dengan pernyataan pelajaran IPA Terpadu. Berdasarkan tersebut, dalam Peraturan Menteri wawancara non formal sebelumnya Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun dengan wakil kepala bidang kurikulum 2006 tanggal 23 Mei 2006 secara tegas menyatakan bahwa ada keluhan dari dinyatakan bahwa subtansi mata guru IPA Terpadu yang menyatakan pelajaran IPA pada SMP/MTS bahwa mengalami kesulitan dalam merupakan IPA Terpadu. Hal ini mengajar ilmu Biologi, Kimia dan memberikan dampak terhadap guru Fisika secara bersamaan. yang mengajar di kelas karena guru Antusias siswa dalam mengikuti memegang peranan penting dalam pembelajaran IPA masih sangat pelaksanaan proses kegiatan belajar kurang, terlihat dari sedikit sekali siswa mengajar. yang mau menjawab pertanyaan dari guru. Data hasil belajar IPA yang Akan tetapi, di sekolah pada umumnya dicapai siswa umumnya masih rendah guru-guru yang tersedia terdiri atas dengan nilai rata-rata 55, sedangkan guru-guru disiplin ilmu seperti Fisika, Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Kimia, dan Biologi. Guru dengan latar yang akan dicapai adalah 70. Sehingga belakang tersebut tentunya sulit untuk dapat dikatakan nilai rata-rata siswa beradaptasi ke dalam pengintegrasian tidak mencapai KKM yang diharapkan. bidang kajian IPA, karena mereka yang Rendahnya hasil belajar ini memiliki latar belakang fisika tidak menunjukkan siswa yang mengalami memiliki kemampuan yang optimal kesulitasn belajar. Banyak siswa yang perlu mendapat perhatian dari guru memberikan gambaran dan informasi karena latar belakang siswa tersebut. sejauh mana ketercapaian dari Rata-rata siswa SMP Negeri Terbuka pembelajaran IPA kelas VIII di SMP 20 Bandar Lampung sebelum masuk Terbuka 20 Bandar Lampung. sekolah, pagi harinya membantu Dikemukakan oleh Edwind Wandt dan pekerjaan orang tua sehingga saat Gerald W. Brown dalam Sudijino, A disekolah siswa sudah lelah dan tidak (2009: 1) evaluation refer to the act or fokus lagi dalam menerima pelajaran process to determining the value of dari guru. something. Maka istilah evaluasi Hasil observasi di SMP Negeri mengandung pengertian suatu tindakan Terbuka 20 Bandar Lampung terdapat atau suatu proses untuk menentukan beberapa aspek yang belum memenuhi nilai dari sesuatu. proses pembelajaran IPA secara baik. Evaluasi merupakan suatu proses Salah satunya dapat diidentifikasi menyediakan informasi yang dapat melalui penyusunan RPP, hasil dijadikan sebagai pertimbangan untuk observasi RPP pembelajaran IPA kelas menentukan harga dan jasa (the worth VIII kualitas penyusunan RPP masih and merit) dari tujuan yang dicapai, kurang baik dan masih di bawah desain, implementasi dan dampak standar nasional pendidikan. Kualitas untuk membantu membuat keputusan, rencana pelaksanaan pembelajaran membantu pertanggungjawaban dan yang tidak baik akan berpengaruh pada meningkatkan pemahaman terhadap kualitas pembelajaran, karena pada fenomena. Menurut pernyataan dasarnya pembelajaran merupakan tersebut, evaluasi adalah penyediaan implementasi dari rencana pelaksanaan informasi yang dapat dijadikan sebagai pembelajaran. bahan pertimbangan dalam mengambil Program pembelajaran IPA di SMP keputusan. Terbuka 20 Bandar Lampung belum pernah dilakukan evaluasi baik secara Menurut Arikunto dan Cepi Safruddin internal dan eksternal. Oleh karena itu, (2008: 22) ada empat kemungkinan perlu dilakukan suatu pengkajian kebijakan yang dapat dilakukan evaluasi terkait dengan pembelajaran tersebut. Evaluasi ini akan berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan dan subkomponen program yang belum program yaitu: terlaksana dan apa sebabnya. 1. Menghentikan program, karena Pada dasarnya tujuan akhir evaluasi dipandang bahwa program tersebut adalah untuk memberikan bahan-bahan tidak ada manfaatnya, atau tidak pertimbangan untuk dapat terlaksana sebagaimana menentukan/membuat kebijakan diharapkan. tertentu, yang diawali dengan suatu 2. Merevisi program, karena ada proses pengumpulan data yang bagian-bagian yang kurang sesuai sistematis. dengan harapan (terdapat kesalahan tetapi sedikit) Evaluasi program pembelajaran 3. Melanjutkan program, karena menurut Soetopo (2007: 137) adalah pelaksanaan program pemberian estimasi terhadap menunjukkan bahwa segala pelaksanaan pembelajaran untuk sesuatu sudah berjalan sesuai menentukan kefektifan dan kemajuan dengan harapan dan memberikan dalam rangka mencapai tujuan hasil yang bermanfaat. pembelajaran yang telah ditetapkan. 4. Menyebarkan program (melaksanakan program di tempat Sudjana dan Ibrahim (2004: 230) lain atau mengulangi lagi program menampilkan sejumlah kriteria yang dilain waktu), karena program dapat digunakan untuk mengevaluasi tersebut berhasil dengan baik, proses belajar dan pembelajaran yaitu: maka sangat baik jika dilaksanakan 1) konsistensi dengan kegiatan yang lagi di tempat lain dan waktu lain. terdapat dalam program pembelajaran, 2) keterlaksanaan oleh guru, 3) keterlaksanaan dari segi siswa, 4) Menurut Arikunto (2008 : 18), tujuan perhatian yang diperlihatkan para siswa diadakannya evaluasi program adalah terhadap pembelajaran yang sedang untuk mengetahui pencapaian tujuan berlangsung, 5) keaktifan para siswa program dengan langkah mengetahui dalam proses belajar, 6) kesempatan keterlaksanaan kegiatan program, yang diberikan untuk menerapkan hasil karena evaluator program ingin pembelajaran dalam situasi yang nyata, mengetahui bagaimana dari komponen 7) pola interaksi antara guru dan siswa, Alam merupakan pengetahuan ilmiah, dan 8) kesempatan untuk mendapatkan yaitu pengetahuan yang telah umpan balik secara kontinu. mengalami uji kebenaran melalui metode ilmiah, dengan ciri: objektif, Kemp dan David E. Kapel dalam Uno metodik, sistematis, universal, dan (2008: 35) memandang bahwa tujuan tentatif. Ilmu Pengetahuan Alam pembelajaran adalah suatu pernyataan merupakan ilmu yang pokok yang spesifik yang dinyatakan dalam bahasannya adalah alam dan segala perilaku atau penampilan yang isinya. diwujudkan dalam bentuk tulisan untuk menggambarkan hasil belajar yang Karateristik mata pelajaran Ilmu diharapkan. Perilaku ini dapat berupa Pengetahuan Alam SMP/MTs antara fakta yang konkret serta dapat dilihat lain sebagai berikut. dan fakta yang tersamar. 1. Ilmu Pengetahuan Alam merupakan gabungan dari unsur- Menurut H.W Fowler dalam Trianto unsur fisika, kimia, biologi, serta (2011: 136), IPA adalah pengetahuan bumi dan antariksa. yang sistematis dan dirumuskan yang 2. Kompetensi Dasar IPA berasal dari berhubungan dengan gejala-gejala struktur keilmuan fisika, kimia, kebendaan dan didasarkan terutama biologi, serat bumi dan antariksa atas pengamatan dan deduksi. yang dikemas sedemikian rupa Pendidikan IPA diharapkan dapat sehingga menjadi pokok bahasan menjadi wahana bagi siswa untuk atau topik (tema) tertentu. mempelajari diri sendiri dan alam 3. Kompetensi Dasar IPA juga sekitar, serta prospek pengembangan menyangkut berbagai masalah lebih lanjut dalam menerapkannya di yang dirumuskan dengan dalam kehidupan sehari-hari. pendekatan interdisipliner dan Secara umum Ilmu Pengetahuan Alam multidisipliner. (IPA) di SMP/MTs, meliputi mata pelajar-an fisika, biologi, dan kimia Standar proses meliputi perencanaan yang sebenarnya sangat berperan dalam proses pembelajaran, pelaksanaan membantu anak untuk memahami proses pembelajaran, penilaian hasil fenomena alam. Ilmu Pengetahuan pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan pembelajaran IPA kelas VIII di SMP efisien. Terbuka 20 Bandar Lampung.
Perencanaan proses pembelajaran IPA merupakan konsep pembelajaran
meliputi silabus dan Rencana alam dan mempunyai hubungan yang Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sangat luas terkait dengan kehidupan memuat identitas mata pelajaran, manusia. Pembelajaran IPA sangat Standar Kompetensi (SK), Kompetensi berperan dalam proses pendidikan dan Dasar (KD), indicator pencapaian juga perkembangan teknologi, karena kompetensi, tujuan pembelajaran, IPA memiliki upaya untuk materi ajar, alokasi waktu, metode membangkitkan minat manusia serta pembelajaran, kegiatan pembelajaran, kemampuan dalam mengembangkan penilaian hasil belajar, dan sumber ilmu pengetahuan dan teknologi serta belajar. pemahaman tentang alam semesta yang mempunyai banyak fakta yang belum Pelaksanaan pembelajaran merupakan terungkap dan masih bersifat rahasia implementasi dari RPP. Pelaksanaan sehingga hasil penemuannya dapat pembelajaran meliputi kegiatan dikembangkan menjadi ilmu pendahuluan, kegiatan initi dan pengetahuan alam yang baru dan dapat kegiatan penutup. diterapkan dalam kehidupan sehari- hari. Evaluasi proses pembelajaran dilakukan untuk menentukan kualitas Pada penelitian kali ini, peneliti pembelajaran secara keseluruhan, menggunakan model Evaluasi Kualitas mencakup tahap perencanaan proses dan Output Pembelajaran (EKOP). pembelajaran, pelaksanaan proses Model ini menggunakan pendekatan pembelajaran, dan penilaian hasil penilaian proses dan hasil. Penilaian pembelajaran. proses pembelajaran dalam hal inidisebut dengan penilaian kualitas Evaluasi program pembelajaran IPA pembelajaran, sedangkan penilaian adalah kegiatan pengumpulan hasil pembelajaran dibatasi penilaian informasi terhadap perencanaan, output pembelajaran, sehingga nama pelaksanaan, dan penilaian model ini disebut dengan model Evaluasi Kualitas dan Output konteks kurikulum formal yang Pembelajaran (EKOP). Model ini berlaku, dengan kata lain dapat merupakan modifikasi dari Kirkpatrick diterapkan pada pembelajaran evaluation model dan model Contex, berbasis kompetensi, berbasis Input, Process, Product (CIPP) dari masyarakat maupun lainnya. Stufflebeam. c. Penggunaan model ini tidak tergantung pada pendekatan Evaluasi model EKOP disusun pengajaran tertentu yang berdasarkan kerangka pikir bahwa dilaksanakan oleh guru untuk mengevaluasi keberhasilan d. Model ini mengevaluasi program program pembelajaran, khususnya IPA pembelajaran secara lebih di tingkat SMP tidak cukup hanya komprehensif (mengevaluasi dengan menilai output belajar siswa proses sekaligus output semata, namun perlu menilai proses pembelajaran). implementasi program dalam kelas. e. Model ini dapat digunakan sebagai Dalam setiap program kegiatan, output evaluasi diagnostic untuk program selalu dipengaruhi oleh proses menemukan dan memetakan kegiatan itu sendiri, begitu juga dalam berbagai aspek dalam program pembelajaran. Hakikat proses pembelajaran yang perlu pembelajaran adalah merupakan diperbaiki interaksi antara guru dengan siswa f. Model ini dapat dimodifikasi untuk yang terjadi dalam konteks ruang kelas kepentingan evaluasi semua tertentu dengan dukungan fasilitas program pembelajaran di tingkat pembelajaran tertentu. SLTP dan SLTA. g. Model ini bersifat terbuka untuk Menurut Widoyoko (2012: 204) model dikembangkan lebih lanjut. EKOP memiliki karakteristik sebagai berikut: METODE PENELITIAN a. Model ini digunakan untuk mengevaluasi program Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah pembelajaran Menengah Pertama Terbuka 20 Bandar b. Penggunaan model ini tidak Lampung, Jalan RA Basyid Kelurahan tergantung pada setting maupun Labuhan Dalam Kecamatan Tanjung Senang Bandar Lampung. Waktu telah ditetapkan terlebih dahulu. penelitian dilakukan pada bulan Januari Adapun kriteria yang digunakan sampai maret 2014 pada semester mengacu pada permendiknas tentang genap. Standar Nasional Pendidikan (SNP) dan Panduan KTSP Departemen Penelitian ini merupakan penelitian Pendidikan Nasional Direktorat evaluativ. Artinya data yang Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dikumpulkan bukan berupa angka- dan Menengah yang meliputi standar angka saja, melainkan data tersebut proses. berasal dari catatan lapangan (observasi), dokumentasi (analisis Instrumen yang digunakan dalam dokumentasi), dan angket. Model penelitian ini adalah instrumen yang evaluasi yang digunakan adalah model dikembangkan dari Alat Penilaian EKOP yang mengukur kualitas Kemampuan Guru I (APKG I) yang pembelajaran dan output pembelajaran akan dipergunakan dalam evaluasi dari program pembelajaran IPA kelas perencanaan pembelajaran IPA. VIII di SMP Terbuka 20 Bandar Pemilihan instrumen ini karena Lampung. berdasarkan kajian teori yang dikemukakan sebelumnya, instrumen Subjek penelitian yang digunakan APKG ini mengandung aspek-aspek adalah guru mata pelajaran IPA kelas yang sesuai dengan sasaran evaluasi, VIII di SMP Terbuka 20 Bandar yaitu pada perencanaan pembelajaran. Lampung berjumlah 3 orang guru, sedangkan objek penelitian adalah Jenis data yang digunakan dalam kepala sekolah, dan siswa SMP penelitian ini adalah data kuantitatif Terbuka 20 Bandar Lampung sebanyak dan kualitatif yang diperoleh sebagai 42 siswa dengan cara pengambilan data primer (dikumpulkan langsung sampel menggunakan teknik sampling oleh peneliti) dan data sekunder purposive. (berupa dokumen-dokumen yang mendukung penelitian). Pada evaluasi ini, pendekatan kriteria yang digunakan adalah pendekatan Pada penelitian ini metode kuesioner dengan menggunakan kriteria yang digunakan untuk memperoleh data secara tertulis terhadap pelaksanaan, HASIL PENELITIAN DAN dan evaluasi pembelajaran IPA kelas PEMBAHASAN VIII di SMP terbuka 20 Bandar Standar pelaksanaan pembelajaran Lampung. Pada penelitian ini yang digunakan dalam penelitian ini digunakan sejumlah angket langsung adalah standar proses yang tercantum yang dijawab oleh informan/ responden pada PP 41 Tahun 2007. Pelaksanaan dalam bentuk angket tertutup terdapat pembelajaran merupakan implementasi alternative jawaban untuk dipilih. dari RPP yang telah dibuat Subjek penelitian yang akan menilai sebelumnya. adalah guru IPA.
Pendidikan terbuka diselenggarakan
Analisis data adalah proses berdasarkan prinsip-prinsip kebebasan, mengorganisasikan dan mengurutkan kemandirian, keluwesan, mobilitas, dan data kedalam pola, kategori, dan satuan efisiensi. Prinsip kemandirian dalam uraian dasar sehingga dapat ditemukan pendidikan terbuka diwujudkan dengan tema dan dapat dirumuskan hipotesis adanya kurikulum atau program kerja seperti yang disarankan oleh data. pendidikan yang memungkinkan untuk Untuk menentukan data penelitian, dipelajari secara mandiri, belajar maka dalam evaluasi diperlukan perorangan ataupun dalam kelompok kriteria penilaian untuk setiap sebaya, dengan sedikit mungkin instrumen. Adapun kriteria ini bantuan dari guru atau tenaga berdasarkan kriteria empiris, yaitu kependidikan lain. Perintisan SMP kriteria yang dikembangkan dilapangan Terbuka mulai dilaksanakan pada tahun dengan kriteria kuantitatif dan 1979. Model sekolah terbuka ini kualitatif. Masing-masing jenis kriteria dikembangkan berdasarkan (tolak ukur) ada yang disusun dan serangkaian landasan falsafah, teori, digunakan tanpa pertimbangan dan ada dan prinsip. Evaluasi komprehensif yang dengan pertimbangan. Keduanya yang diselenggarakan pada tahun 1992 tetap ilmiah karena disusun menunjukkan bahwa system SMP berdasarkan penalaran yang benar Terbuka memenuhi indikator kualitatif (Arikunto, 2004: 23). meliputi fleksibilitas, kelayakan, efisiensi, dan efektivitas, Kartasurya hampir semua TKB yang berada di dalam Miarso (2011: 313). Sekolah Induk, cara pembelajaran siswa cenderung menjadi kegiatan tatap Menurut Miarso (2011: 239) SMP muka sebagaimana layaknya bagi siswa Terbuka merupakan suatu subsistem SMP Reguler. sekolah yang mempunyai ciri: 1. Siswanya lebih banyak belajar Faktanya di lapangan siswa belajar mandiri setiap hari tatap muka, harusnya siswa 2. Gurunya berbagi peran dengan belajar dengan pola 4/2 (4 hari belajar orang (narasumber) lain di TKB, dan 2 hari tatap muka di SMP 3. Sumber belajarnya bervariasi, Induk) dalam seminggu. Setiap hari dengan bentuk utama bahan yang belajar selama 4 jam pelajaran @45 dikemas untuk belajar mandiri menit diselingi istirahat selama 15 4. Mempertimbangkan kondisi dan menit. Tetapi di lapangan belajar setiap karakteristik siswa dalam hari dengan jadwal senin dan jumat penyelenggaraan belajar pukul 13.00 – 16.20, selasa pukul 13.45 pembebelajarannya – 17.05, rabu, kamis, dan sabtu pukul 5. Kegiatan belajar pembelajaran 12.30 – 15.50 @30 menit. Kegiatan tidak terjadwal pada tempat dan tatap muka di SMP Negeri Terbuka 20 waktu yang ketat pelaksanaannya mirip dengan kegiatan 6. Memanfaatkan lingkungan tempat belajar mengajar pada siswa SMP tinggal anak didik sebagai sumber Reguler. Tiap rombongan belajar ada belajar. sekitar 20 sampai 23 siswa, kegiatan Berdasarkan hasil observasi di SMP dilakukan secara klasikal dan didukung Negeri Terbuka 20 Bandar lampung dengan sumber belajar (modul, buku banyak siswa dan orang tua siswa yang paket atau lembar kegiatan siswa). menghendaki anak-anaknya belajar Modul ini merupakan sumber belajar disekolah induk merupakan utama bagi siswa SMP Negeri Terbuka kecenderungan saat ini bagi Kepala 20 Bandar Lampung. SMP Terbuka untuk menunjuk Tempat Dari hasil evaluasi menyatakan Kegiatan Belajar (TKB) di sekolah perencanaan guru telah dilakukan induk dan bukan lokasi yang terdekat dengan baik sebesar 70,66%, meskipun dengan tempat tinggal siswa. Pada masih ada poin-poin yang isinya tidak Sebagaimana dalam teori ASSURE hal memenuhi standar perencanaan yang perlu diperhatikan pertama dalam pembelajaran. Standar merancang pengalaman belajar harus perencanaan/standar proses yang dilihat dari karakteristik siswa yang disebutkan dalam permendiknas RI dibutuhkan dalam pembelajaran yang No.41 Tahun 2007 meliputi silabus dan beragam sehingga diperlukan analisis RPP. pendahuluan atas kebutuhan siswa Menurut Hamalik (2009: 73) seperti: mengenal siswa berdasarkan perencanaan yang baik adalah ciri-ciri umum, keterampilan awal perencanaan yang disusun secara luas. khusus dan gaya belajar. Standar Perencanaan yang baik dalam proses yang dilakukan pada RPP pembelajaran menurut Sanjaya (2008: disesuaikan dengan kebutuhan sekolah. 49), mempunyai beberapa keuntungan, Evaluasi pelaksanaan pembelajaran diantaranya: IPA di SMP Negeri Terbuka 20 yang 1. Dengan perencanaan yang matang, dilakukan dengan responden guru dan guru akan terhindar dari siswa di kategorikan cukup dengan keberhasilan secara untung- perencanaan pembelajaran. Hal ini untungan menunjukkan bahwa guru IPA dalam 2. Melalui perencanaan yang mengimplimentasikan rencana sistematis, setiap guru dapat pelaksanaan pembelajaran yang dibuat menggambarkan berbagai belum maksimal. hambatan yang mungkin akan Depdiknas (2005: 53) langkah-langkah dihadapi sehingga dapat pelaksanaan belajar melalui tatap muka menentukan berbagai strategi yang dalam SMP Terbuka, yaitu: (a) bisa dilakukan untuk mencapai mengidentifikasikan masalah yang tujuan yang diharapkan dihadapi siswa untuk waktu belajar, (b) 3. Melalui perencanaan melaksanakan kegiatan belajar melalui pembelajaran, guru dapat tatap muka, dan (c) penilaian. menentukan berbagai langkah dalam memanfaatkan berbagai Berdasarkan hasil observasi dan sumber dan fasilitas yang ada kuesioner dengan responden kepala untuk ketercapaian tujuan. sekolah dan guru diperoleh informasi kelas VIII semester genap yang tentang evaluasi atau penilaian disusun oleh guru IPA pada awal pembelajaran IPA kelas VIII SMP Tahun Pelajaran 2013/2014. Negeri Terbuka 20 Bandar Lampung Ketercapaian proses perencanaan dikategorikan kurang. Hal ini meliputi pembelajaran IPA kelas VIII di indikator refleksi dan penilaian yang SMP Terbuka 20 Bandar Lampung diberikan guru terhadap siswa belum dilakukan dengan optimal. dilaksanakan dengan baik. Laporan Persentase skor yang diperoleh pembelajaran yang terlaksana di SMP yaitu 70,66% dan termasuk kategori Terbuka 20 dilakukan penilaian berkala baik. dengan menarasikan pada portofolio 2. Pelaksanaan pembelajaran IPA kelas dan rapor hasil belajar siswa. VIII semester genap membahas tentang SK pertama KD ke tiga Bentuk evaluasi yang dilakukan dalam sampai dengan lima yaitu pembelajaran IPA di SMP Terbuka 20 menjelaskan hubungan bentuk Bandar Lampung tidak dilakukan energi dan perubahannya, prinsip secara tertulis dan mendetail dalam usaha dan energi serta penerapannya perencanaan RPP. Maka, analisis soal- dalam kehidupan sehari-hari, soal tes tidak dilakukan mengenai uji melakukan percobaan tentang kelayakan apakah soal tersebut baik pesawat sederhana dan atau kurang baik. Berdasarkan penerapannya dalam kehidupan dokumentasi soal-soal uji blok, sehari-hari, menyelidiki tekanan pemilihan dan pembuatan soal yang pada benda padat, cair dan gas serta diberikan kurang diperhatikan dengan penerapannya dalam kehidupan baik sesuai dengan pembelajaran. sehari-hari. Jam untuk pelaksanaan praktikum masih sangat sedikit. KESIMPULAN DAN SARAN Ketercapaian proses pelaksanaan pembelajaran IPA kelas VIII di Berdasarkan hasil analisis data dan SMP Terbuka 20 Bandar Lampung pembahasan maka dapat disimpulkan dikategorikan kurang. Hal ini sebagai berikut: terlihat pada persentase skor yang 1. Perencanaan pembelajaran berupa diperoleh yaitu, pada indicator RPP dan Silabus pembelajaran IPA kegiatan pendahuluan persentase 2. Sebaiknya pelaksanaan skor yang diperoleh yaitu 68,22%, pembelajaran khususnya IPA tidak indikator kegiatan inti dengan hanya dilakukan dalam kelas, karena persentase skor 59,28%, dan pada dasarnya pembelajaran IPA indikator kegiatan penutup merupakan pembelajaran alam persentase skor yang diperoleh yaitu takambang yaitu belajar dengan 62,29%. alam atau lingkungan sekitar. Siswa 3. Ketercapaian proses evaluasi atau SMP Terbuka harus lebih banyak penilaian pembelajaran IPA kelas lagi dibekali dengan keterampilan- VIII di SMP Terbuka 20 Bandar keterampilan karena sesungguhnya Lampung dikategorikan kurang telah ada potensi etos kerja yang baik/kurang sesuai. Hal ini terlihat secara positif dapat dikembangkan pada persentase skor yang diperoleh, lebih lanjut, karena untuk yaitu 59,66%. mempertahankan kelangsungan hidupnya setelah tamat SMP Rekomendasi dari penelitian ini adalah: Terbuka kebanyakan mereka Beberapa hal yang menjadi langsung terjun ke dunia kerja untuk rekomendasi dari peneliti untuk mencari nafkah sendiri. perbaikan pembelajaran IPA adalah 3. Agar penilaian terhadap sebagai berikut: pembelajaran IPA lebih terkonsep. 1. Perencanaan pembelajaran IPA telah Sebaiknya guru menggunakan sesuai dengan standar proses penilaian hasil belajar yang berlaku Permendiknas No. 41 Tahun 2007, untuk SMP Terbuka, yaitu tes akhir agar menjadi baik sekali. Perlu modul, tes akhir unit (akhir meningkatkan beberapa aspek dalam beberapa modul), akhir caturwulan, pembelajaran IPA yang mengacu dan ujian akhir. pada tujuan pembelajaran itu sendiri. Serta pelaksanaan kegiatan DAFTAR PUSTAKA belajar lebih disesuaikan lagi dengan konsep awal SMP Terbuka, Arikunto, S. 2004. Prosedur Penilaian Suatu Pendekatan Praktek. yaitu 4 kali pertemuan belajar di Jakarta: Rineka Cipta. TKB dan 2 kali pertemuan tatap muka belajar di sekolah induk. Arikunto, S. dan Cepi Safruddin, A. J. yang kreatif dan efektif). Jakarta: 2008. Evaluasi Program Bumi Aksara. Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Trianto. 2011. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara. Depdiknas. 2005. Petunjuk Praktis bagi Guru Bina. Jakarta: Ditjen Widoyoko, E. P. 2012. Teknik Mandikdasmen. Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Hamalik, O. 2009. Kurikulum dan Pelajar. Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Miarso, Yusufhadi. 2011. Menyemai
Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group.
Sanjaya, W. 2007. Strategi
Pembelajaran, Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Soetopo, H. 2007. Evaluasi Program
Supervise Pendidikan. Dalam Imron, A., Burhanuddin, dan Maisyaroh (Eds.), Supervise Pendidikan Dan Pengajaran: Konsep, Pendekatan, dan Penerapan Pembinaan Professional. Malang: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang.
Sudijono, A. 2009. Pengantar Evaluasi
Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sudjana, Nana dan Ibrahim. 2004.
Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algesindo,
Uno, Hamzah. B. 2008. Model
Pembelajaran (menciptakan proses belajar yang mengajar