Anda di halaman 1dari 15

EVALUASI PROGRAM PEMBELAJARAN IPA KELAS VIII

DI SMP NEGERI TERBUKA 20 BANDAR LAMPUNG

Oleh : Irna Trisnani, Adelina Hasyim, dan Sulton Djasmi


FKIP Unila Jl. Prof. Sumantri Brojonegoro no. 1 Bandar Lampung
E-mail : irnatrisnani@ymail.com
HP : 081957381919

Abstract : The Evaluation Of Learning Program Of Science Class VIII At


SMP Negeri Terbuka 20 Bandar Lampung. The goal of this research is to
recommend (1) the planning process, (2) the process quality achievement, and (3)
the achievement of learning evaluation process of Science class VIII. This
research was quality evaluation model research and learning output (EKOP). The
place of research was at SMP Terbuka 20 Bandar Lampung. The data were gained
through questionnaires, observation, documentation study, and were analyzed
through descriptive and quantitative methods. The research result showed that (1)
the achievement of learning plan process of Science was done optimally, with
score 70,66% (good), (2) the achievement of learning plan process of Science in
beginning indicator, with the score 68,22% (enough), the indicator of main
activity with score 59,28% (low), and on closing activity indicator with score
62,29% was categorized (enough), (3) the achievement of learning result scoring
process of Science learning with score 59,66% (low), while the achievement of
KKM of Science learning result in class VIII was 42,18% (low).

Keywords : evaluation, Science learning, SMP Negeri Terbuka

Abstrak : Evaluasi Program Pembelajaran IPA kelas VIII di SMP Negeri


Terbuka 20 Bandar Lampung. Tujuan penelitian ini adalah untuk
merekomendasikan (1) proses perencanaan, (2) ketercapaian mutu pelaksanaan,
dan (3) ketercapaian proses evaluasi pembelajaran IPA kelas VIII. Penelitian ini
merupakan penelitian model evaluasi kualitas dan output pembelajaran (EKOP).
Tempat penelitian di SMP Terbuka 20 Bandar Lampung. Data dikumpulkan
dengan angket, observasi, studi dokumentasi, dan dianalisis secara deskriptif
kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Ketercapaian proses
perencanaan pembelajaran IPA dilakukan dengan optimal, dengan skor 70,66%
(baik), (2) Ketercapaian proses pelaksanaan pembelajaran IPA pada indikator
pendahuluan, dengan skor 68,22% (cukup), indikator kegiatan inti dengan skor
59,28% (kurang), dan pada indikator kegiatan penutup dengan persentase skor
62,29% dikategorikan (cukup), (3) Ketercapaian proses penilaian hasil
pembelajaran IPA dengan skor 59,66% (kurang), sedangkan ketercapaian KKM hasil
belajar IPA kelas VIII 42,18% (kurang).

Kata kunci: evaluasi, pembelajaran IPA, SMP Negeri Terbuka


PENDAHULUAN pembelajaran meliputi perencanaan
proses pembelajaran, melaksanakan
Mutu pendidikan dipengaruhi banyak
proses pembelajaran, penilaian hasil
faktor, yaitu : siswa, tutor/guru
pembelajaran dan pengawasan proses
pengelola pendidikan, kearifan lokal
pembelajaran untuk terlaksananya
masyarakat, kualitas pembelajaran,
proses pembelajaran yang efektif dan
kurikulum dan sebagainya. Usaha
efesien. Ketentuan dari standar ini
peningkatan kualitas pendidikan dapat
dimaksudkan untuk meningkatkan daya
ditempuh melalui peningkatan kualitas
saing lulusan untuk menghadapi
pembelajaran dan kualitas sistem
perkembangan ilmu pengetahuan,
penilaian. Keduanya saling terkait,
teknologi dan seni serta persaingan
sistem pembelajaran yang baik akan
global dengan tanpa membatasi
menghasilkan kualitas belajar yang
kreatifitas pada satuan pendidikan
baik. Selanjutnya sistem penilaian
untuk melakukan pembaharuan proses
yang baik akan mendorong guru untuk
pembelajaran. Standar proses
menentukan strategi mengajar yang
pembelajaran ini menggunakan
baik dan memotivasi siswa belajar
paradikma pembelajaran yang berpusat
untuk belajar yang lebih baik.
pada siswa, sehingga pendidik harus
memperhatikan keragaman dan
Faktor penting untuk mencapai tujuan
keunikan siswa yang menjadi
pembelajaran yang bermakna adalah
tanggungjawabnya. Untuk itu semua
proses evaluasi yang dapat mendorong
maka seorang pendidik dituntut
siswa belajar untuk lebih giat belajar
memiliki kompetensi sebagaimana
secara terus menerus dan juga
diterapkan dalam standar pendidikan
mendorong guru untuk lebih
dan tenaga pendidikan.
meningkatkan kualitas proses
Dikatakan oleh BSNP, bahwa dalam
pembelajaran serta mendorong iklim
penerapannya mata pelajaran IPA
belajar yang kondusif, sehingga
memiliki peranan penting dalam
melahirkan tujuan yang ingin di capai.
perkembangan manusia, baik dalam hal
Berdasarkan PP No. 19 tahun 2005
perkembangan teknologi yang dipakai
tentang Standar Nasional Pendidikan,
untuk menunjang kehidupanya maupun
mengatakan bahwa proses
dalam hal penerapan konsep IPA dalam
kehidupan bermasyarakat baik dalam pada Kimia dan Biologi, begitu pula
aspek politik, ekonomi, sosial, serta sebaliknya.
budaya.
Hal demikian juga terjadi di SMP
Substansi mata pelajaran IPA pada Terbuka 20 Bandar Lampung, saat ini
SMP merupakan IPA Terpadu dan ada 6 guru IPA yang dulunya mengajar
pembelajar-an IPA Terpadu merupakan salah satu dari displin ilmu Biologi,
gabungan antara berbagai bidang kajian Fisika atau Kimia secara terpisah.
IPA, yaitu Fisika, Kimia, dan Biologi, Kini, mereka diharuskan mengajar
maka dalam pelaksanaannya tidak lagi mata pelajaran Biologi, Fisika dan
terpisah-pisah melainkan menjadi satu Kimia secara bersamaan dalam mata
kesatuan. Sejalan dengan pernyataan pelajaran IPA Terpadu. Berdasarkan
tersebut, dalam Peraturan Menteri wawancara non formal sebelumnya
Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun dengan wakil kepala bidang kurikulum
2006 tanggal 23 Mei 2006 secara tegas menyatakan bahwa ada keluhan dari
dinyatakan bahwa subtansi mata guru IPA Terpadu yang menyatakan
pelajaran IPA pada SMP/MTS bahwa mengalami kesulitan dalam
merupakan IPA Terpadu. Hal ini mengajar ilmu Biologi, Kimia dan
memberikan dampak terhadap guru Fisika secara bersamaan.
yang mengajar di kelas karena guru Antusias siswa dalam mengikuti
memegang peranan penting dalam pembelajaran IPA masih sangat
pelaksanaan proses kegiatan belajar kurang, terlihat dari sedikit sekali siswa
mengajar. yang mau menjawab pertanyaan dari
guru. Data hasil belajar IPA yang
Akan tetapi, di sekolah pada umumnya
dicapai siswa umumnya masih rendah
guru-guru yang tersedia terdiri atas
dengan nilai rata-rata 55, sedangkan
guru-guru disiplin ilmu seperti Fisika,
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
Kimia, dan Biologi. Guru dengan latar
yang akan dicapai adalah 70. Sehingga
belakang tersebut tentunya sulit untuk
dapat dikatakan nilai rata-rata siswa
beradaptasi ke dalam pengintegrasian
tidak mencapai KKM yang diharapkan.
bidang kajian IPA, karena mereka yang
Rendahnya hasil belajar ini
memiliki latar belakang fisika tidak
menunjukkan siswa yang mengalami
memiliki kemampuan yang optimal
kesulitasn belajar. Banyak siswa yang
perlu mendapat perhatian dari guru memberikan gambaran dan informasi
karena latar belakang siswa tersebut. sejauh mana ketercapaian dari
Rata-rata siswa SMP Negeri Terbuka pembelajaran IPA kelas VIII di SMP
20 Bandar Lampung sebelum masuk Terbuka 20 Bandar Lampung.
sekolah, pagi harinya membantu
Dikemukakan oleh Edwind Wandt dan
pekerjaan orang tua sehingga saat
Gerald W. Brown dalam Sudijino, A
disekolah siswa sudah lelah dan tidak
(2009: 1) evaluation refer to the act or
fokus lagi dalam menerima pelajaran
process to determining the value of
dari guru.
something. Maka istilah evaluasi
Hasil observasi di SMP Negeri mengandung pengertian suatu tindakan
Terbuka 20 Bandar Lampung terdapat atau suatu proses untuk menentukan
beberapa aspek yang belum memenuhi nilai dari sesuatu.
proses pembelajaran IPA secara baik.
Evaluasi merupakan suatu proses
Salah satunya dapat diidentifikasi
menyediakan informasi yang dapat
melalui penyusunan RPP, hasil
dijadikan sebagai pertimbangan untuk
observasi RPP pembelajaran IPA kelas
menentukan harga dan jasa (the worth
VIII kualitas penyusunan RPP masih
and merit) dari tujuan yang dicapai,
kurang baik dan masih di bawah
desain, implementasi dan dampak
standar nasional pendidikan. Kualitas
untuk membantu membuat keputusan,
rencana pelaksanaan pembelajaran
membantu pertanggungjawaban dan
yang tidak baik akan berpengaruh pada
meningkatkan pemahaman terhadap
kualitas pembelajaran, karena pada
fenomena. Menurut pernyataan
dasarnya pembelajaran merupakan
tersebut, evaluasi adalah penyediaan
implementasi dari rencana pelaksanaan
informasi yang dapat dijadikan sebagai
pembelajaran.
bahan pertimbangan dalam mengambil
Program pembelajaran IPA di SMP
keputusan.
Terbuka 20 Bandar Lampung belum
pernah dilakukan evaluasi baik secara
Menurut Arikunto dan Cepi Safruddin
internal dan eksternal. Oleh karena itu,
(2008: 22) ada empat kemungkinan
perlu dilakukan suatu pengkajian
kebijakan yang dapat dilakukan
evaluasi terkait dengan pembelajaran
tersebut. Evaluasi ini akan
berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan dan subkomponen program yang belum
program yaitu: terlaksana dan apa sebabnya.
1. Menghentikan program, karena
Pada dasarnya tujuan akhir evaluasi
dipandang bahwa program tersebut
adalah untuk memberikan bahan-bahan
tidak ada manfaatnya, atau tidak
pertimbangan untuk
dapat terlaksana sebagaimana
menentukan/membuat kebijakan
diharapkan.
tertentu, yang diawali dengan suatu
2. Merevisi program, karena ada
proses pengumpulan data yang
bagian-bagian yang kurang sesuai
sistematis.
dengan harapan (terdapat
kesalahan tetapi sedikit)
Evaluasi program pembelajaran
3. Melanjutkan program, karena
menurut Soetopo (2007: 137) adalah
pelaksanaan program
pemberian estimasi terhadap
menunjukkan bahwa segala
pelaksanaan pembelajaran untuk
sesuatu sudah berjalan sesuai
menentukan kefektifan dan kemajuan
dengan harapan dan memberikan
dalam rangka mencapai tujuan
hasil yang bermanfaat.
pembelajaran yang telah ditetapkan.
4. Menyebarkan program
(melaksanakan program di tempat Sudjana dan Ibrahim (2004: 230)
lain atau mengulangi lagi program menampilkan sejumlah kriteria yang
dilain waktu), karena program dapat digunakan untuk mengevaluasi
tersebut berhasil dengan baik, proses belajar dan pembelajaran yaitu:
maka sangat baik jika dilaksanakan 1) konsistensi dengan kegiatan yang
lagi di tempat lain dan waktu lain. terdapat dalam program pembelajaran,
2) keterlaksanaan oleh guru, 3)
keterlaksanaan dari segi siswa, 4)
Menurut Arikunto (2008 : 18), tujuan
perhatian yang diperlihatkan para siswa
diadakannya evaluasi program adalah
terhadap pembelajaran yang sedang
untuk mengetahui pencapaian tujuan
berlangsung, 5) keaktifan para siswa
program dengan langkah mengetahui
dalam proses belajar, 6) kesempatan
keterlaksanaan kegiatan program,
yang diberikan untuk menerapkan hasil
karena evaluator program ingin
pembelajaran dalam situasi yang nyata,
mengetahui bagaimana dari komponen
7) pola interaksi antara guru dan siswa, Alam merupakan pengetahuan ilmiah,
dan 8) kesempatan untuk mendapatkan yaitu pengetahuan yang telah
umpan balik secara kontinu. mengalami uji kebenaran melalui
metode ilmiah, dengan ciri: objektif,
Kemp dan David E. Kapel dalam Uno
metodik, sistematis, universal, dan
(2008: 35) memandang bahwa tujuan
tentatif. Ilmu Pengetahuan Alam
pembelajaran adalah suatu pernyataan
merupakan ilmu yang pokok
yang spesifik yang dinyatakan dalam
bahasannya adalah alam dan segala
perilaku atau penampilan yang
isinya.
diwujudkan dalam bentuk tulisan untuk
menggambarkan hasil belajar yang Karateristik mata pelajaran Ilmu
diharapkan. Perilaku ini dapat berupa Pengetahuan Alam SMP/MTs antara
fakta yang konkret serta dapat dilihat lain sebagai berikut.
dan fakta yang tersamar. 1. Ilmu Pengetahuan Alam
merupakan gabungan dari unsur-
Menurut H.W Fowler dalam Trianto
unsur fisika, kimia, biologi, serta
(2011: 136), IPA adalah pengetahuan
bumi dan antariksa.
yang sistematis dan dirumuskan yang
2. Kompetensi Dasar IPA berasal dari
berhubungan dengan gejala-gejala
struktur keilmuan fisika, kimia,
kebendaan dan didasarkan terutama
biologi, serat bumi dan antariksa
atas pengamatan dan deduksi.
yang dikemas sedemikian rupa
Pendidikan IPA diharapkan dapat
sehingga menjadi pokok bahasan
menjadi wahana bagi siswa untuk
atau topik (tema) tertentu.
mempelajari diri sendiri dan alam
3. Kompetensi Dasar IPA juga
sekitar, serta prospek pengembangan
menyangkut berbagai masalah
lebih lanjut dalam menerapkannya di
yang dirumuskan dengan
dalam kehidupan sehari-hari.
pendekatan interdisipliner dan
Secara umum Ilmu Pengetahuan Alam
multidisipliner.
(IPA) di SMP/MTs, meliputi mata
pelajar-an fisika, biologi, dan kimia Standar proses meliputi perencanaan
yang sebenarnya sangat berperan dalam proses pembelajaran, pelaksanaan
membantu anak untuk memahami proses pembelajaran, penilaian hasil
fenomena alam. Ilmu Pengetahuan pembelajaran untuk terlaksananya
proses pembelajaran yang efektif dan pembelajaran IPA kelas VIII di SMP
efisien. Terbuka 20 Bandar Lampung.

Perencanaan proses pembelajaran IPA merupakan konsep pembelajaran


meliputi silabus dan Rencana alam dan mempunyai hubungan yang
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sangat luas terkait dengan kehidupan
memuat identitas mata pelajaran, manusia. Pembelajaran IPA sangat
Standar Kompetensi (SK), Kompetensi berperan dalam proses pendidikan dan
Dasar (KD), indicator pencapaian juga perkembangan teknologi, karena
kompetensi, tujuan pembelajaran, IPA memiliki upaya untuk
materi ajar, alokasi waktu, metode membangkitkan minat manusia serta
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, kemampuan dalam mengembangkan
penilaian hasil belajar, dan sumber ilmu pengetahuan dan teknologi serta
belajar. pemahaman tentang alam semesta yang
mempunyai banyak fakta yang belum
Pelaksanaan pembelajaran merupakan
terungkap dan masih bersifat rahasia
implementasi dari RPP. Pelaksanaan
sehingga hasil penemuannya dapat
pembelajaran meliputi kegiatan
dikembangkan menjadi ilmu
pendahuluan, kegiatan initi dan
pengetahuan alam yang baru dan dapat
kegiatan penutup.
diterapkan dalam kehidupan sehari-
hari.
Evaluasi proses pembelajaran
dilakukan untuk menentukan kualitas
Pada penelitian kali ini, peneliti
pembelajaran secara keseluruhan,
menggunakan model Evaluasi Kualitas
mencakup tahap perencanaan proses
dan Output Pembelajaran (EKOP).
pembelajaran, pelaksanaan proses
Model ini menggunakan pendekatan
pembelajaran, dan penilaian hasil
penilaian proses dan hasil. Penilaian
pembelajaran.
proses pembelajaran dalam hal
inidisebut dengan penilaian kualitas
Evaluasi program pembelajaran IPA
pembelajaran, sedangkan penilaian
adalah kegiatan pengumpulan
hasil pembelajaran dibatasi penilaian
informasi terhadap perencanaan,
output pembelajaran, sehingga nama
pelaksanaan, dan penilaian
model ini disebut dengan model
Evaluasi Kualitas dan Output konteks kurikulum formal yang
Pembelajaran (EKOP). Model ini berlaku, dengan kata lain dapat
merupakan modifikasi dari Kirkpatrick diterapkan pada pembelajaran
evaluation model dan model Contex, berbasis kompetensi, berbasis
Input, Process, Product (CIPP) dari masyarakat maupun lainnya.
Stufflebeam. c. Penggunaan model ini tidak
tergantung pada pendekatan
Evaluasi model EKOP disusun
pengajaran tertentu yang
berdasarkan kerangka pikir bahwa
dilaksanakan oleh guru
untuk mengevaluasi keberhasilan
d. Model ini mengevaluasi program
program pembelajaran, khususnya IPA
pembelajaran secara lebih
di tingkat SMP tidak cukup hanya
komprehensif (mengevaluasi
dengan menilai output belajar siswa
proses sekaligus output
semata, namun perlu menilai proses
pembelajaran).
implementasi program dalam kelas.
e. Model ini dapat digunakan sebagai
Dalam setiap program kegiatan, output
evaluasi diagnostic untuk
program selalu dipengaruhi oleh proses
menemukan dan memetakan
kegiatan itu sendiri, begitu juga dalam
berbagai aspek dalam
program pembelajaran. Hakikat proses
pembelajaran yang perlu
pembelajaran adalah merupakan
diperbaiki
interaksi antara guru dengan siswa
f. Model ini dapat dimodifikasi untuk
yang terjadi dalam konteks ruang kelas
kepentingan evaluasi semua
tertentu dengan dukungan fasilitas
program pembelajaran di tingkat
pembelajaran tertentu.
SLTP dan SLTA.
g. Model ini bersifat terbuka untuk
Menurut Widoyoko (2012: 204) model
dikembangkan lebih lanjut.
EKOP memiliki karakteristik sebagai
berikut:
METODE PENELITIAN
a. Model ini digunakan untuk
mengevaluasi program
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah
pembelajaran
Menengah Pertama Terbuka 20 Bandar
b. Penggunaan model ini tidak
Lampung, Jalan RA Basyid Kelurahan
tergantung pada setting maupun
Labuhan Dalam Kecamatan Tanjung
Senang Bandar Lampung. Waktu telah ditetapkan terlebih dahulu.
penelitian dilakukan pada bulan Januari Adapun kriteria yang digunakan
sampai maret 2014 pada semester mengacu pada permendiknas tentang
genap. Standar Nasional Pendidikan (SNP)
dan Panduan KTSP Departemen
Penelitian ini merupakan penelitian
Pendidikan Nasional Direktorat
evaluativ. Artinya data yang
Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar
dikumpulkan bukan berupa angka-
dan Menengah yang meliputi standar
angka saja, melainkan data tersebut
proses.
berasal dari catatan lapangan
(observasi), dokumentasi (analisis Instrumen yang digunakan dalam
dokumentasi), dan angket. Model penelitian ini adalah instrumen yang
evaluasi yang digunakan adalah model dikembangkan dari Alat Penilaian
EKOP yang mengukur kualitas Kemampuan Guru I (APKG I) yang
pembelajaran dan output pembelajaran akan dipergunakan dalam evaluasi
dari program pembelajaran IPA kelas perencanaan pembelajaran IPA.
VIII di SMP Terbuka 20 Bandar Pemilihan instrumen ini karena
Lampung. berdasarkan kajian teori yang
dikemukakan sebelumnya, instrumen
Subjek penelitian yang digunakan
APKG ini mengandung aspek-aspek
adalah guru mata pelajaran IPA kelas
yang sesuai dengan sasaran evaluasi,
VIII di SMP Terbuka 20 Bandar
yaitu pada perencanaan pembelajaran.
Lampung berjumlah 3 orang guru,
sedangkan objek penelitian adalah
Jenis data yang digunakan dalam
kepala sekolah, dan siswa SMP
penelitian ini adalah data kuantitatif
Terbuka 20 Bandar Lampung sebanyak
dan kualitatif yang diperoleh sebagai
42 siswa dengan cara pengambilan
data primer (dikumpulkan langsung
sampel menggunakan teknik sampling
oleh peneliti) dan data sekunder
purposive.
(berupa dokumen-dokumen yang
mendukung penelitian).
Pada evaluasi ini, pendekatan kriteria
yang digunakan adalah pendekatan
Pada penelitian ini metode kuesioner
dengan menggunakan kriteria yang
digunakan untuk memperoleh data
secara tertulis terhadap pelaksanaan, HASIL PENELITIAN DAN
dan evaluasi pembelajaran IPA kelas PEMBAHASAN
VIII di SMP terbuka 20 Bandar
Standar pelaksanaan pembelajaran
Lampung. Pada penelitian ini
yang digunakan dalam penelitian ini
digunakan sejumlah angket langsung
adalah standar proses yang tercantum
yang dijawab oleh informan/ responden
pada PP 41 Tahun 2007. Pelaksanaan
dalam bentuk angket tertutup terdapat
pembelajaran merupakan implementasi
alternative jawaban untuk dipilih.
dari RPP yang telah dibuat
Subjek penelitian yang akan menilai
sebelumnya.
adalah guru IPA.

Pendidikan terbuka diselenggarakan


Analisis data adalah proses
berdasarkan prinsip-prinsip kebebasan,
mengorganisasikan dan mengurutkan
kemandirian, keluwesan, mobilitas, dan
data kedalam pola, kategori, dan satuan
efisiensi. Prinsip kemandirian dalam
uraian dasar sehingga dapat ditemukan
pendidikan terbuka diwujudkan dengan
tema dan dapat dirumuskan hipotesis
adanya kurikulum atau program
kerja seperti yang disarankan oleh data.
pendidikan yang memungkinkan untuk
Untuk menentukan data penelitian, dipelajari secara mandiri, belajar
maka dalam evaluasi diperlukan perorangan ataupun dalam kelompok
kriteria penilaian untuk setiap sebaya, dengan sedikit mungkin
instrumen. Adapun kriteria ini bantuan dari guru atau tenaga
berdasarkan kriteria empiris, yaitu kependidikan lain. Perintisan SMP
kriteria yang dikembangkan dilapangan Terbuka mulai dilaksanakan pada tahun
dengan kriteria kuantitatif dan 1979. Model sekolah terbuka ini
kualitatif. Masing-masing jenis kriteria dikembangkan berdasarkan
(tolak ukur) ada yang disusun dan serangkaian landasan falsafah, teori,
digunakan tanpa pertimbangan dan ada dan prinsip. Evaluasi komprehensif
yang dengan pertimbangan. Keduanya yang diselenggarakan pada tahun 1992
tetap ilmiah karena disusun menunjukkan bahwa system SMP
berdasarkan penalaran yang benar Terbuka memenuhi indikator kualitatif
(Arikunto, 2004: 23). meliputi fleksibilitas, kelayakan,
efisiensi, dan efektivitas, Kartasurya hampir semua TKB yang berada di
dalam Miarso (2011: 313). Sekolah Induk, cara pembelajaran
siswa cenderung menjadi kegiatan tatap
Menurut Miarso (2011: 239) SMP
muka sebagaimana layaknya bagi siswa
Terbuka merupakan suatu subsistem
SMP Reguler.
sekolah yang mempunyai ciri:
1. Siswanya lebih banyak belajar Faktanya di lapangan siswa belajar
mandiri setiap hari tatap muka, harusnya siswa
2. Gurunya berbagi peran dengan belajar dengan pola 4/2 (4 hari belajar
orang (narasumber) lain di TKB, dan 2 hari tatap muka di SMP
3. Sumber belajarnya bervariasi, Induk) dalam seminggu. Setiap hari
dengan bentuk utama bahan yang belajar selama 4 jam pelajaran @45
dikemas untuk belajar mandiri menit diselingi istirahat selama 15
4. Mempertimbangkan kondisi dan menit. Tetapi di lapangan belajar setiap
karakteristik siswa dalam hari dengan jadwal senin dan jumat
penyelenggaraan belajar pukul 13.00 – 16.20, selasa pukul 13.45
pembebelajarannya – 17.05, rabu, kamis, dan sabtu pukul
5. Kegiatan belajar pembelajaran 12.30 – 15.50 @30 menit. Kegiatan
tidak terjadwal pada tempat dan tatap muka di SMP Negeri Terbuka 20
waktu yang ketat pelaksanaannya mirip dengan kegiatan
6. Memanfaatkan lingkungan tempat belajar mengajar pada siswa SMP
tinggal anak didik sebagai sumber Reguler. Tiap rombongan belajar ada
belajar. sekitar 20 sampai 23 siswa, kegiatan
Berdasarkan hasil observasi di SMP dilakukan secara klasikal dan didukung
Negeri Terbuka 20 Bandar lampung dengan sumber belajar (modul, buku
banyak siswa dan orang tua siswa yang paket atau lembar kegiatan siswa).
menghendaki anak-anaknya belajar Modul ini merupakan sumber belajar
disekolah induk merupakan utama bagi siswa SMP Negeri Terbuka
kecenderungan saat ini bagi Kepala 20 Bandar Lampung.
SMP Terbuka untuk menunjuk Tempat
Dari hasil evaluasi menyatakan
Kegiatan Belajar (TKB) di sekolah
perencanaan guru telah dilakukan
induk dan bukan lokasi yang terdekat
dengan baik sebesar 70,66%, meskipun
dengan tempat tinggal siswa. Pada
masih ada poin-poin yang isinya tidak
Sebagaimana dalam teori ASSURE hal
memenuhi standar perencanaan
yang perlu diperhatikan pertama dalam
pembelajaran. Standar
merancang pengalaman belajar harus
perencanaan/standar proses yang
dilihat dari karakteristik siswa yang
disebutkan dalam permendiknas RI
dibutuhkan dalam pembelajaran yang
No.41 Tahun 2007 meliputi silabus dan
beragam sehingga diperlukan analisis
RPP.
pendahuluan atas kebutuhan siswa
Menurut Hamalik (2009: 73) seperti: mengenal siswa berdasarkan
perencanaan yang baik adalah ciri-ciri umum, keterampilan awal
perencanaan yang disusun secara luas. khusus dan gaya belajar. Standar
Perencanaan yang baik dalam proses yang dilakukan pada RPP
pembelajaran menurut Sanjaya (2008: disesuaikan dengan kebutuhan sekolah.
49), mempunyai beberapa keuntungan,
Evaluasi pelaksanaan pembelajaran
diantaranya:
IPA di SMP Negeri Terbuka 20 yang
1. Dengan perencanaan yang matang,
dilakukan dengan responden guru dan
guru akan terhindar dari
siswa di kategorikan cukup dengan
keberhasilan secara untung-
perencanaan pembelajaran. Hal ini
untungan
menunjukkan bahwa guru IPA dalam
2. Melalui perencanaan yang
mengimplimentasikan rencana
sistematis, setiap guru dapat
pelaksanaan pembelajaran yang dibuat
menggambarkan berbagai
belum maksimal.
hambatan yang mungkin akan
Depdiknas (2005: 53) langkah-langkah
dihadapi sehingga dapat
pelaksanaan belajar melalui tatap muka
menentukan berbagai strategi yang
dalam SMP Terbuka, yaitu: (a)
bisa dilakukan untuk mencapai
mengidentifikasikan masalah yang
tujuan yang diharapkan
dihadapi siswa untuk waktu belajar, (b)
3. Melalui perencanaan
melaksanakan kegiatan belajar melalui
pembelajaran, guru dapat
tatap muka, dan (c) penilaian.
menentukan berbagai langkah
dalam memanfaatkan berbagai
Berdasarkan hasil observasi dan
sumber dan fasilitas yang ada
kuesioner dengan responden kepala
untuk ketercapaian tujuan.
sekolah dan guru diperoleh informasi kelas VIII semester genap yang
tentang evaluasi atau penilaian disusun oleh guru IPA pada awal
pembelajaran IPA kelas VIII SMP Tahun Pelajaran 2013/2014.
Negeri Terbuka 20 Bandar Lampung Ketercapaian proses perencanaan
dikategorikan kurang. Hal ini meliputi pembelajaran IPA kelas VIII di
indikator refleksi dan penilaian yang SMP Terbuka 20 Bandar Lampung
diberikan guru terhadap siswa belum dilakukan dengan optimal.
dilaksanakan dengan baik. Laporan Persentase skor yang diperoleh
pembelajaran yang terlaksana di SMP yaitu 70,66% dan termasuk kategori
Terbuka 20 dilakukan penilaian berkala baik.
dengan menarasikan pada portofolio 2. Pelaksanaan pembelajaran IPA kelas
dan rapor hasil belajar siswa. VIII semester genap membahas
tentang SK pertama KD ke tiga
Bentuk evaluasi yang dilakukan dalam
sampai dengan lima yaitu
pembelajaran IPA di SMP Terbuka 20
menjelaskan hubungan bentuk
Bandar Lampung tidak dilakukan
energi dan perubahannya, prinsip
secara tertulis dan mendetail dalam
usaha dan energi serta penerapannya
perencanaan RPP. Maka, analisis soal-
dalam kehidupan sehari-hari,
soal tes tidak dilakukan mengenai uji
melakukan percobaan tentang
kelayakan apakah soal tersebut baik
pesawat sederhana dan
atau kurang baik. Berdasarkan
penerapannya dalam kehidupan
dokumentasi soal-soal uji blok,
sehari-hari, menyelidiki tekanan
pemilihan dan pembuatan soal yang
pada benda padat, cair dan gas serta
diberikan kurang diperhatikan dengan
penerapannya dalam kehidupan
baik sesuai dengan pembelajaran.
sehari-hari. Jam untuk pelaksanaan
praktikum masih sangat sedikit.
KESIMPULAN DAN SARAN
Ketercapaian proses pelaksanaan
pembelajaran IPA kelas VIII di
Berdasarkan hasil analisis data dan
SMP Terbuka 20 Bandar Lampung
pembahasan maka dapat disimpulkan
dikategorikan kurang. Hal ini
sebagai berikut:
terlihat pada persentase skor yang
1. Perencanaan pembelajaran berupa
diperoleh yaitu, pada indicator
RPP dan Silabus pembelajaran IPA
kegiatan pendahuluan persentase 2. Sebaiknya pelaksanaan
skor yang diperoleh yaitu 68,22%, pembelajaran khususnya IPA tidak
indikator kegiatan inti dengan hanya dilakukan dalam kelas, karena
persentase skor 59,28%, dan pada dasarnya pembelajaran IPA
indikator kegiatan penutup merupakan pembelajaran alam
persentase skor yang diperoleh yaitu takambang yaitu belajar dengan
62,29%. alam atau lingkungan sekitar. Siswa
3. Ketercapaian proses evaluasi atau SMP Terbuka harus lebih banyak
penilaian pembelajaran IPA kelas lagi dibekali dengan keterampilan-
VIII di SMP Terbuka 20 Bandar keterampilan karena sesungguhnya
Lampung dikategorikan kurang telah ada potensi etos kerja yang
baik/kurang sesuai. Hal ini terlihat secara positif dapat dikembangkan
pada persentase skor yang diperoleh, lebih lanjut, karena untuk
yaitu 59,66%. mempertahankan kelangsungan
hidupnya setelah tamat SMP
Rekomendasi dari penelitian ini adalah:
Terbuka kebanyakan mereka
Beberapa hal yang menjadi
langsung terjun ke dunia kerja untuk
rekomendasi dari peneliti untuk
mencari nafkah sendiri.
perbaikan pembelajaran IPA adalah
3. Agar penilaian terhadap
sebagai berikut:
pembelajaran IPA lebih terkonsep.
1. Perencanaan pembelajaran IPA telah
Sebaiknya guru menggunakan
sesuai dengan standar proses
penilaian hasil belajar yang berlaku
Permendiknas No. 41 Tahun 2007,
untuk SMP Terbuka, yaitu tes akhir
agar menjadi baik sekali. Perlu
modul, tes akhir unit (akhir
meningkatkan beberapa aspek dalam
beberapa modul), akhir caturwulan,
pembelajaran IPA yang mengacu
dan ujian akhir.
pada tujuan pembelajaran itu
sendiri. Serta pelaksanaan kegiatan
DAFTAR PUSTAKA
belajar lebih disesuaikan lagi
dengan konsep awal SMP Terbuka, Arikunto, S. 2004. Prosedur Penilaian
Suatu Pendekatan Praktek.
yaitu 4 kali pertemuan belajar di
Jakarta: Rineka Cipta.
TKB dan 2 kali pertemuan tatap
muka belajar di sekolah induk.
Arikunto, S. dan Cepi Safruddin, A. J. yang kreatif dan efektif). Jakarta:
2008. Evaluasi Program Bumi Aksara.
Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara. Trianto. 2011. Model Pembelajaran
Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.
Depdiknas. 2005. Petunjuk Praktis
bagi Guru Bina. Jakarta: Ditjen Widoyoko, E. P. 2012. Teknik
Mandikdasmen. Penyusunan Instrumen
Penelitian. Yogyakarta: Pustaka
Hamalik, O. 2009. Kurikulum dan Pelajar.
Pembelajaran. Jakarta: Bumi
Aksara.

Miarso, Yusufhadi. 2011. Menyemai


Benih Teknologi Pendidikan.
Jakarta: Prenada Media Group.

Sanjaya, W. 2007. Strategi


Pembelajaran, Berorientasi
Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.

Soetopo, H. 2007. Evaluasi Program


Supervise Pendidikan. Dalam
Imron, A., Burhanuddin, dan
Maisyaroh (Eds.), Supervise
Pendidikan Dan Pengajaran:
Konsep, Pendekatan, dan
Penerapan Pembinaan
Professional. Malang: Fakultas
Ilmu Pendidikan Universitas
Negeri Malang.

Sudijono, A. 2009. Pengantar Evaluasi


Pendidikan. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.

Sudjana, Nana dan Ibrahim. 2004.


Penelitian dan Penilaian
Pendidikan. Bandung: Sinar
Baru Algesindo,

Uno, Hamzah. B. 2008. Model


Pembelajaran (menciptakan
proses belajar yang mengajar

Anda mungkin juga menyukai