Anda di halaman 1dari 16

ASURANSI UNIT LINK

Disusun Oleh:

Muhammad Hanavie Haikal (8111420191)


Shanti Nur Afifah (8111420212)
Febby Shafira Dhamayanti (8111420251)
Awallia Septiyana Putri (8111420297)

Dosen Pengampu: Dr. Duhita Driyah Suprapti, S.H., M.Hum

Fakultas Hukum
Universitas Negeri Semarang
2022
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Asuransi dirancang untuk mengatasi masalah keuangan yang timbul dari kejadian
tak terduga seperti kematian, penyakit, kebakaran dan kehilangan. Ini berarti bahwa
asuransi memainkan peran penting dalam kehidupan kita sehari-hari karena dapat
membuat hidup lebih mudah. Ada dua jenis asuransi: asuransi tradisional dan asuransi
modern. Contoh produk asuransi tradisional adalah asuransi jiwa berjangka, asuransi jiwa
dan asuransi endowment. Contoh produk asuransi modern adalah unit link yang
menciptakan hubungan (link) antara investasi dan asuransi. Perlu dicatat bahwa produk
asuransi tradisional hanya memberikan pertanggungan sedangkan produk asuransi
modern memberikan investasi selain pertanggungan.
Asuransi unit link kemasan modern kini berkembang pesat di Indonesia. Produk
unit link yang diluncurkan oleh tiga perusahaan asuransi pada tahun 1997. Saat ini, ada
lebih dari 41 perusahaan yang menawarkan produk unit link. Perkembangan yang pesat
ini tentunya terkait dengan hasil investasi dan manfaat pertanggungan asuransi yang
diperoleh nasabah unit link. Meski berkembang pesat, namun sebagian masyarakat belum
sepenuhnya memahami manfaat dan risiko dari produk Unit Link ini.1
Selain premi, ada beberapa komponen biaya yang harus dibayar oleh pelanggan
produk unit link. Biaya tersebut meliputi biaya administrasi, biaya alokasi premi, dan
biaya pengelolaan investasi. Tingkat biaya unit link sangat tergantung pada kebijakan
masing-masing perusahaan asuransi. Demikian pula, pengembalian yang dicapai oleh
pelanggan unit-link sangat bervariasi menurut perusahaan asuransi. Selain itu, produk ini
tidak lepas dari risiko yang harus ditanggung oleh pemegang polis.

1.2 Rumusan Masalah

Dari Latar Belakang yang sudah dijelaskan diatas, adapun beberapa rumusan
masalah yang akan dibahas, yaitu:
1. Bagaimana asuransi unit link ditinjau dari hukum asuransi?

1
Ali, A. Hasymi. 2002. PENGANTAR ASURANSI. Jakarta: Bumi Aksara
2. Bagaimana cara kerja, pelaksanaan, dan berakhirnya asuransi unit link?

1.3 Tujuan

Dari Rumusan Masalah yang sudah di jabarkan diatas, maka dapat di bentuk
beberapa tujuan dibentuknya paper ini, yaitu:

1. Untuk mengetahui bagaimana asuransi unit link ditinjau dari hukum


asuransi.
2. Untuk mengetahui bagaimana cara kerja, pelaksanaan, dan berakhirnya
asuransi unit link.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian dan Dasar Hukum Asuransi Unit Link
Asuransi jiwa unit link adalah polis asuransi jiwa terkait investasi modal yang
menawarkan dua manfaat dalam satu kontrak: manfaat keamanan dan manfaat investasi
modal. Dengan kata lain, produk asuransi unit link merupakan gabungan dari dua produk
keuangan: produk asuransi (proteksi) dan produk investasi. Membeli produk asuransi unit
link seperti menyelam dengan air. Setelah pembelian, Anda akan segera mencapai dua
tujuan. Langkah pertama adalah membeli asuransi jika terjadi keadaan yang tidak
terduga. Kedua, Anda mendapatkan laba atas investasi yang meningkatkan kekayaan
Anda. Dalam hal produk unit link, uang yang dititipkan nasabah tidak terbatas pada
pembayaran premi asuransi. Namun, nilainya terus tumbuh seiring perusahaan asuransi
berinvestasi melalui manajer investasi mereka. Dengan adanya manfaat baik proteksi
maupun investasi tersebut, tak heran jika banyak konsumen yang lebih tertarik membeli
produk asuransi unit link dibandingkan produk asuransi tradisional yang hanya fokus
pada penjualan proteksi.
Produk asuransi unit link fokus memberikan manfaat ekonomi yang memenuhi
prinsip utama asuransi, yaitu prinsip pertanggungan, yang merupakan prinsip utama
kontrak asuransi. dari kontrak asuransi Pada prinsipnya industri perasuransian juga
memiliki bidang kegiatan yang sangat khas dan luas, yang pada jabatan-jabatan tertentu
secara langsung maupun tidak langsung sangat dekat dengan kepentingan masyarakat.
Perusahaan asuransi secara langsung menanggung risiko banyak pihak, memberi mereka
rasa aman. Mengingat luasnya jangkauan bisnis asuransi yang sangat dibutuhkan
masyarakat luas, layanan tersebut harus mampu memenuhi kebutuhan dan tuntutan pasar.
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian tidak
menjelaskan secara tegas tentang kedudukan perusahaan asuransi dalam menjalankan
kegiatan asuransi unit link, tapi hanya menjelaskan tentang Usaha Perasuransian dalam
bidang asuransi kerugian dan asuransi jiwa saja sebagaimana dijelaskan dimuka asuransi
unit link merupakan anak produk dari asuransi jiwa, asuransi unit link mempunyai dua
point perlindungan yaitu perlindungan jiwa dan perlindungan dana investasi, tentu saja
perlindungan yang diberikan oleh perusahaan asuransi lebih besar dari sekedar produk-
produk yang hanya menjamin perlindungan jiwa atau proteksi saja.2
Kedudukan Perusahaan asuransi jiwa dalam menjalankan kegiatan Asuransi jiwa
dan investasi (unit link) tidak dijelaskan secara tegas di dalam undang-undang Nomor 2
Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian, akan tetapi Kedudukan Perusahaan Asuransi
Jiwa dalam menjalankan kegiatan asuransi jiwa dan investasi (unit link) lebih dijelaskan
dalam Pasal 13 Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1992 tentang Penyelenggaraan
Usaha Perasuransian sebagaimana yang telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 63 Tahun 1999. Pasal 13 Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1992 tentang
Penyelenggaraan Usaha Perasuransian.
Berdasarkan Penjelasan dari pasal di atas adalah Dana yang diinvestasikan oleh
Perusahaan Asuransi atau Perusahaan Reasuransi sebagian besar berasal dari masyarakat
dan berkaitan dengan kewajiban perusahaan yang bersangkutan kepada para tertanggung.
Oleh karena itu, pengelolaan investasi harus dilaksanakan dengan mempertimbangkan
aspek yuridis, tingkat risiko, tingkat keuntungan dan tingkat likuiditas yang sesuai
dengan kewajiban yang harus dipenuhi. Untuk itu, Menteri akan menentukan jenis
investasi yang dapat dilakukan, seperti deposito, saham, dan obligasi yang
diperdagangkan di bursa efek Indonesia.

2.2 Jenis Asuransi Unit Link

Produk asuransi unit link merupakan kombinasi antara dua produk keuangan,
yakni produk asuransi dan produk investasi. Selain untuk keperluan proteksi, premi yang
dibayarkan konsumen sebagian dialokasikan untuk pengembangan dana atau investasi.
Berdasarkan penempatan dana investasinya, maka terdapat jenis penempatan dana
investasi sebagai berikut 3:
1. Dana Unit link Pasar Uang (Cash Fund Unit link): Dalam asuransi unit link
pasar uang, seluruh porsi investasi ditempatkan di instrumen pasar uang, seperti
deposito berjangka, SBI, dan surat utang jangka pendek. Penempatan dana ini
2
Fitriana, Yussela Wulan. 2014. PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP TERTANGGUNG ASURANSI UNIT
LINK PADA PERUSAHAAN ASURANSI JIWA BERSAMA BUMIPUTERA 1912 JEMBER. Jember:
Universitas Negeri Jember
3
Otoritas Jasa Keuangan. 2017. KAJIAN PERLINDUNGAN KONSUMEN SEKTOR JASA KEUANGAN
ASURANSI UNIT LINK. Jakarta: Departemen Perlindungan Konsumen
memiliki risiko yang rendah namun juga imbal hasil yang terbatas. Asuransi unit
link jenis ini sangat cocok untuk konsumen pemula yang cenderung tidak berani
mengambil risiko yang besar.
2. Dana Pendapatan Tetap (Fixed Income Unit link): Produk asuransi unit link
ini menempatkan sekurang-kurangnya 80% porsi investasi pada instrumen surat
utang atau obligasi dan sisanya ditempatkan di instrumen pasar uang. Risiko
investasi pada asuransi unit link jenis ini lebih tinggi dari asuransi unit link pasar
uang dengan imbal hasil yang lebih tinggi pula. Asuransi unit link jenis ini cocok
bagi konsumen yang ingin mendapatkan imbal hasil yang relatif stabil. Jangka
waktu investasi pada asuransi unit link jenis ini biasanya 1 sampai 3 tahun
3. Dana Investasi Campuran (Managed Unit link): Pada asuransi unit link
pendapatan campuran, porsi investasi ditempatkan pada instrumen saham,
obligasi, dan pasar uang dengan komposisi tertentu. Risiko dan potensi imbal
hasil dari produk asuransi unit link ini lebih besar dari asuransi unit link
pendapatan tetap, namun lebih kecil daripada asuransi unit link saham. Asuransi
unit link ini sesuai untuk para konsumen yang ingin memperoleh pendapatan yang
memadai sekaligus peluang pertumbuhan investasi jangka panjang.
4. Dana Investasi Saham (Equity Unit link): Produk asuransi unit link ini
menempatkan sekurang-kurangnya 80% porsi investasi pada instrumen saham.
Asuransi unit link jenis ini paling cocok untuk konsumen yang ingin mendapatkan
keuntungan secara maksimal. Asuransi unit link saham menawarkan imbal hasil
yang paling besar namun dengan risiko yang paling besar pula. Asuransi unit link
jenis ini sesuai untuk investasi jangka panjang.

Sedangkan berdasarkan cara pembayaran premi asuransi, unit link dikelompokkan


menjadi dua macam yaitu:

1. Premi Tunggal: Premi tunggal hanya dibayarkan sekaligus di awal dan


konsumen tidak perlu membayar premi di kemudian hari selama nilai tunai
mencukupi. Skema pembayaran premi tunggal ini lebih cocok bagi seseorang
yang telah memiliki kemampuan finansial yang mapan karena nilai premi yang
dibayarkan tergolong besar di antara jenis asuransi lainnya. Pada umumnya jenis
pembayaran premi secara tunggal ini merupakan produk asuransi yang lebih
mengutamakan pada perkembangan nilai investasi, dimana alokasi untuk
investasinya akan lebih tinggi dibandingkan produk asuransi lainnya. Selain itu,
kelebihan lain yang dimiliki yaitu jangka waktu pembayaran premi lebih pendek
dibandingkan dengan premi berkala.
2. Premi berkala: Pada premi berkala, konsumen membayar premi secara bertahap.
Pembayaran premi dapat dilakukan secara bulanan, triwulanan, atau tahunan
hingga kurun waktu tertentu. Jenis asuransi unit link ini cocok untuk konsumen
yang memiliki dana yang terbatas. Dana investasi biasanya tidak dapat ditarik
selama kurun waktu tertentu, karena pada awal tahun premi dialokasikan untuk
biaya akuisisi. Biaya akuisisi ini sebagian besar dipergunakan untuk komisi agen
dan perusahaan asuransi. Selanjutnya pada tahun-tahun berikutnya, premi yang
dibayarkan akan dialokasikan untuk biaya akuisisi dan juga untuk investasi. Pada
umumnya, jenis pembayaran premi secara berkala memiliki proposisi untuk
kebutuhan proteksi sehingga pihak asuransi akan memberikan beberapa produk
asuransi tambahan (rider) yang dapat memenuhi kebutuhan nasabah sesuai
kebutuhannya.

2.3 Cara Kerja Asuransi Unit Link


Cara kerja dari unit link adalah premi yang dibayarkan oleh pemegang polis
asuransi masuk ke instrumen investasi yang dipilih, dalam hal ini adalah asuransi jiwa
unit link, yang kemudian menghasilkan nilai polis. Namun, sebelum itu, premi dipotong
untuk membayar sejumlah biaya, terutama biaya akuisisi di tahun awal. Dengan
demikian, porsi premi yang masuk sebagai investasi itu nett biaya yang dibayarkan ke
perusahaan asuransi.

Pemotongan biaya di unit link dilakukan dengan dua cara. Pertama, premi
langsung dipotong untuk membayar biaya akuisisi (hanya di 5 tahun pertama). Kedua,
nilai investasi dipotong secara rutin untuk membayar biaya asuransi (selama–lamanya
polis hidup). Setelah membayar semua biaya tersebut, sisanya adalah nilai polis atau nilai
tunai, yang bisa diambil oleh pemegang polis. Ini adalah nilai yang bisa dicairkan untuk
dana asuransi jiwa.

Selama nilai polis cukup untuk membayar biaya, proteksi asuransi tetap aktif.
Kalau nilai polis tidak cukup, otomatis proteksi asuransi berhenti, sering disebut sebagai
polis lapse. Sebelum terjadi polis lapse, perusahaan asuransi akan meminta nasabah
melakukan penambahan dana (top up) dengan membayar lagi diluar premi yang rutin
dibayar4.

2.4 Manfaat dan Risiko Asuransi Unit Link


a. Manfaat Pertanggungan Asuransi
Manfaat utama produk asuransi unit link adalah manfaat pertanggungan untuk
memproteksi konsumen dari suatu risiko kerugian finansial tidak terduga yang
disebabkan oleh risiko kematian. Perusahaan asuransi tidak hanya memberikan
perlindungan dasar yaitu kematian, tetapi juga beberapa penambahan manfaat yang
melekat seperti manfaat kesehatan, pembebasan pembayaran premi jika terkena cacat
tetap, santunan karena kecelakaan, dan santunan untuk penyakit kritis. Pertanggungan ini
disebut asuransi tambahan atau rider yang mengharuskan konsumen untuk menambah

4
Siswanto, Ade Hari. 2021. ASURANSI JIWA UNIT LIK DITINJAU DARI HUKUM ASURANSI DAN
HUKUM INVESTASI. Jakarta: Universitas Esa Unggul
pembayaran premi untuk mendapatkan manfaat-manfaat tersebut. Berikut beberapa jenis
rider yang dipasarkan di Indonesia: 5
1. Pembebasan premi (waiver of premium) Pertanggungan yang menjamin pemegang
polis dari kewajiban membayar premi ketika mengalami cacat tetap total atau
penyakit kritis. Pemegang polis akan dibebaskan dari kewajiban membayar premi
namun manfaat asuransi tetap berjalan.
2. Kematian akibat kecelakaan (accidental death) Pemegang polis akan mendapatkan
uang pertanggungan yang berlipat ganda jika meninggal karena kecelakaan.
3. Cacat permanen karena kecelakaan (permanent disability) Asuransi tambahan ini
memberikan pertanggungan tambahan jika tertanggung mengalami cacat permanen
karena kecelakaan.
4. Manfaat kesehatan (health benefit) Asuransi ini memberikan manfaat perlindungan
kesehatan kepada pemegang polis atas jaminan biaya kesehatan atau perawatan
ketika terjadi kecelakaan atau jatuh sakit. Pertanggungan ini dapat menjamin
ketersediaan dana yang dibutuhkan untuk membiayai kebutuhan kesehatan pemegang
polis.
5. Santunan harian rumah sakit (hospital cash plan) Pemberian santunan bagi
pemegang polis yang dirawat di rumah sakit. Biasanya besarnya santunan sudah
ditentukan di awal.
6. Penyakit kritis (critical illness) Pertanggungan yang diberikan jika pemegang polis
didiagnosa penyakit kritis seperti jantung, kanker, lumpuh, dan gagal ginjal.
Biasanya uang pertanggungan akan diberikan jika penyakit sudah mencapai stadium
tertentu. Namun demikian, rider yang ada saat ini lebih bervariatif jenisnya dan tidak
terbatas pada jenis yang tersebut di atas. Hal tersebut merupakan pengembangan fitur
produk yang dilakukan oleh perusahaan asuransi jiwa guna menyesuaikan kebutuhan
konsumen yang terus berkembang.

b. Manfaat Investasi

5
Widana, Nyoman, Ketut Jayanegara. “Analisis Produk Asuransi Unit Link di Indonesia”. E-Jurnal Matematika 8,
no. 1 (2019): 42-47
Sebagian masyarakat Indonesia belum memiliki pemahaman yang memadai
tentang bagaimana mengelola keuangan dan berinvestasi. Sebagian yang lain telah
memiliki pemahaman yang memadai namun tidak memiliki kesempatan untuk mengelola
investasi secara mandiri. Melihat kebutuhan tersebut, maka perusahaan asuransi jiwa
menawarkan produk asuransi unit link yang menggabungkan manfaat proteksi asuransi
dan investasi. Produk asuransi unit link adalah salah satu dari Produk Asuransi Yang
Dikaitkan Dengan Investasi (PAYDI) dimana dalam produk asuransi unit link premi yang
dialokasikan ke produk investasi dihitung dalam satuan unit. Produk investasi yang
menjadi portofolio premi asuransi ini bermacam-macam, bisa ekuitas (saham), obligasi,
atau pasar uang.

Setiap unit memiliki nilai yang disebut Nilai Aktiva Bersih (NAB) yang nilainya
fluktuatif setiap hari, tergantung pada kondisi pasar modal. Dengan mengaitkan produk
asuransi dan investasi, premi yang dibayarkan dapat membentuk nilai dana yang
memungkinkan nilai dana tersebut terus berkembang sesuai dengan jenis dana investasi
yang dipilih oleh konsumen. Nilai dana tersebut akan dipotong setiap bulannya untuk
membayar biaya-biaya seperti biaya asuransi, biaya administrasi, dan lain sebagainya
(jika ada). Hal ini berbeda dengan asuransi tradisional yang seluruh preminya akan
dialokasikan untuk proteksi.

Sehingga untuk PAYDI, transparansi mutlak diperlukan. Tujuan transparansi


biaya adalah agar konsumen dapat menghitung berapa dana premi yang menjadi bagian
untuk diinvestasikan serta berapa hasil pengembangannya. Dengan cara tersebut
diharapkan pemegang polis dapat memperkirakan dananya yang ada di perusahaan
asuransi. Transparansi untuk produk seperti ini tidak hanya pada tingkatan marketing kit,
namun perlu sampai kepada bagaimana memastikan agar pemegang polis paham betul
berapa besar biaya yang dikenakan oleh perusahaan asuransi terhadap dana yang
ditempatkan Karena produk asuransi unit link mengandung unsur investasi, maka
terdapat risiko investasi yang harus diketahui konsumen. Investasi tidak selamanya
membuat dana berkembang, namun ada kalanya dana menjadi menyusut karena hasil
investasi menurun. Fluktuasi nilai hasil investasi bergantung dipengaruhi oleh profil
risiko investasi yang dipilih sendiri oleh konsumen. Selain itu, risiko lain dalam asuransi
unit link ini adalah tidak adanya jaminan keuntungan dari investasi yang ditawarkan yang
mana berpotensi untuk merugikan konsumen.

Peran edukasi oleh tenaga pemasar atau agen asuransi menjadi sangat krusial, terutama
dalam menjelaskan karakteristik produk, manfaat, biaya, risiko investasi dari produk
asuransi unit link ini. Rendahnya tingkat pemahaman konsumen terhadap produk ini
berpotensi menimbulkan permasalahan dan sengketa di kemudian hari. Hasil investasi
dari unit link sebenarnya lebih ditujukan untuk mendukung keberlanjutan dari manfaat
proteksi itu sendiri. Hasil investasi tersebut dapat dimanfaatkan konsumen untuk
dilakukannya cuti premi atau untuk diambil secara tunai jika konsumen
membutuhkannya. Keputusan untuk melakukan cuti premi atau mengambil dana secara
tunai memiliki konsekuensi bagi konsumen, dimana hal tersebut tentunya akan
mengurangi nilai tunai yang ada di asuransinya.

2.5 Pelaksanaan Asuransi Unit Link


Berdasarkan ketentuan yang tercantum dalam Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) Nomor 32 /SEOJK.05/2016 Tentang Saluran Pemasaran Produk Asuransi Melalui
Kerja Sama Dengan Bank (Bancassurance), mensyaratkan bahwa apabila suatu produk
asuransi yang dipasarkan melalui bancassurance merupakan asuransi unit link yang
termasuk ke dalam kategori Produk Asuransi Yang Dikaitkan dengan Investasi (PAYDI),
maka perusahaan harus memastikan bahwa sebelum penutupan atas suatu produk
asuransi calon pemegang polis, tertanggung, atau peserta telah memperoleh penjelasan
secara lengkap mengenai manfaat, biaya, dan risiko produk asuransi yang ditawarkan
oleh bank.
Dalam hal terjadi klaim oleh tertanggung asuransi unit link yang dipasarkan melalui
bancassurance, merujuk pada Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor
33/SEOJK.03/2016 Tentang Penerapan Manajemen Risiko Pada Bank Yang Melakukan
Aktivitas Kerja Sama Pemasaran Dengan Perusahaan Asuransi (Bancassurance), yang
harus bertanggung jawab adalah perusahaan asuransi sebagai penanggung meskipun pada
awalnya tertanggung merupakan nasabah dari bank. Ketentuan tersebut menyatakan
secara tegas bahwa tanggung jawab bank terbatas pada penawaran produk asuransi,
sedangkan proses underwriting, penerbitan polis, perubahan polis, klaim, dan perbuatan
lain yang terkait dengan produk asuransi dilaksanakan dan merupakan tanggung jawab
dari perusahaan asuransi mitra. Sehingga sebagai agen penjualan, maka bank tidak dapat
menggantikan perusahaan asuransi sebagai pihak penanggung dalam bancassurance.

Oleh karena produk asuransi unit link merupakan pengembangan dari produk asuransi
jiwa tradisional, maka polis yang digunakan oleh asuransi unit link mengacu pada
ketentuan pokok yang mengatur mengenai polis asuransi jiwa sebagaimana dalam Pasal
304 KUHD. Pasal 304 KUHD menyebutkan beberapa hal yang menjadi isi dari polis
pertanggungan asuransi jiwa, yaitu:
a) Hari ditutupnya pertanggungan;
b) Nama Tertanggung;
c) Nama orang yang jiwanya dipertanggungkan;
d) Saat mulai berlaku dan berakhirnya bagi penanggung;
e) Jumlah uang untuk mana diadakan pertanggungan;
f) Premi pertanggungan tersebut;
Apabila dicermati lebih lanjut pada Pasal 304 KUHD, tidak ada ketentuan mengenai
keharusan pencantuman evenemen dalam polis asuransi jiwa pada rumusan pasal
tersebut. Hal ini jelas berbeda dengan polis asuransi kerugian yang mengacu pada Pasal
256 ayat (1) KUHD dimana isi polis mengharuskan dicantumkannya bahaya-bahaya yang
menjadi beban penanggung. Dalam asuransi jiwa yang dimaksud dengan bahaya adalah
meninggalnya orang yang jiwanya diasuransikan. Meninggalnya seseorang merupakan
hal yang pasti, setiap makhluk bernyawa pasti mengalami kematian. Namun kapan
meninggalnya seseorang tidak dapat dipastikan. Inilah yang disebut sebagai peristiwa
tidak pasti (evenemen) dalam asuransi jiwa. Adapun evenemen meninggalnya
tertanggung bersisi 2 (dua), pertama yaitu meninggalnya benar-benar terjadi dalam
jangka waktu asuransi dan kedua benar-benar tidak terjadi sampai jangka waktu asuransi
berakhir, dimana kedua duanya menjadi beban penanggung.
Tuntutan ganti kerugian oleh tertanggung kepada penanggung inilah yang disebut
sebagai klaim atau dapat dikatakan pula bahwa klaim merupakan tuntutan terhadap hal
yang ditimbulkan akibat adanya perjanjian asuransi yang telah berakhir. Besarnya uang
yang wajib dibayar oleh penanggung kepada penerima manfaat dalam hal terjadinya
evenemen sesuai dengan kesepakatan yang tercantum dalam polis. Dalam hal
permohonan klaim yang diajukan oleh tertanggung diterima oleh penanggung, maka
tertanggung atau pemegang polis atau penerima manfaat akan mendapatkan pembayaran
santunan atau manfaat asuransi tersebut merupakan akibat dari terjadinya evenemen
sesuai yang tercantum dalam perjanjian asuransi. Jenis manfaat serta besaran jumlah
manfaat asuransi unit link yang diberikan oleh penanggung tersebut berbeda-beda sesuai
dengan asuransi dasar serta asuransi tambahan yang dipilih pemegang polis dan diatur
lebih lanjut dalam ketentuan khusus pada polis yang diberikan.6

2.6 Berakhirnya Asuransi Unit Link


Berakhirnya polis asuransi unit link dapat terjadi karena beberapa hal, seperti :
berakhirnya jangka waktu pertanggungan, konsumen meninggal dunia, penarikan
keseluruhan dana oleh konsumen, adanya penebusan polis oleh konsumen, dan/atau nilai
tunai tidak cukup untuk membayar biaya asuransi.

Dalam hal konsumen meninggal dunia, maka kepesertaan asuransi unit link menjadi
berakhir secara otomatis, dimana perusahaan asuransi akan memberikan manfaat
pertanggungan sebagaimana ketentuan polis. Sedangkan dalam hal konsumen melakukan
penghentian/ penebusan polis, terdapat beberapa kondisi pengembalian premi yang
dilakukan oleh perusahaan asuransi sebagai berikut:

1. Penghentian/penebusan polis dilakukan di jangka waktu free look period


Jika konsumen melakukan penghentian/penebusan asuransi unit link selama masa free-
look period maka perusahaan asuransi jiwa akan melakukan pengembalian premi secara
keseluruhan dengan terlebih dahulu dikurangi oleh biaya penghentian/ penebusan polis
serta biaya lain seperti biaya pemeriksaan medis.
6
Ivana and Suryono, “Pelaksanaan Penyelesaian Klaim Asuransi Unit Link Bancassurance Di Pt. Astra Aviva
Life”; Chumaida, Risiko Dalam Perjanjian Asuransi Jiwa.
2. Penghentian/penebusan polis dilakukan setelah jangka waktu free look period
Jika konsumen melakukan penghentian/penebusan asuransi unit link pada masa ini, maka
pengembalian premi asuransi unit link tidak dapat dilakukan secara keseluruhan
mengingat perusahaan asuransi jiwa telah mengenakan biaya akuisisi dari premi dasar
yang dibayar konsumen. Besarnya biaya akuisisi di tahun awal kepesertaan cukup tinggi
dimana biasanya biaya tersebut akan terus dikenakan sampai dengan tahun kelima
kepesertaan asuransi unit link.
Selain biaya akuisisi, beberapa perusahaan asuransi jiwa juga membebankan komponen
biaya lainnya kepada konsumen seperti biaya administrasi, biaya asuransi, dan biaya
penghentian/ penebusan kepesertaan asuransi unit link.

Permintaan penghentian/penebusan polis oleh konsumen tidak serta merta diproses oleh
perusahaan asuransi jiwa. Dalam hal ini perusahaan asuransi akan meminta informasi dari
konsumen terkait tujuan penutupan polis dan memberikan solusi atau alternatif lain
sehingga polis tetap aktif. Selain itu, perusahaan asuransi jiwa juga melakukan
konfirmasi kepada konsumen melalui telepon untuk memberikan penjelasan terkait
prosedur dan konsekuensi penghentian/penebusan polis.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Asuransi dirancang untuk mengatasi masalah keuangan yang timbul dari kejadian
tak terduga seperti kematian, penyakit, kebakaran dan kehilangan. Ada dua jenis asuransi:
asuransi tradisional dan asuransi modern. Contoh produk asuransi tradisional adalah
asuransi jiwa berjangka, asuransi jiwa, dan asuransi endowment. Contoh produk asuransi
modern adalah unit link yang menciptakan hubungan (link) antara investasi dan asuransi.
Asuransi jiwa unit link adalah polis asuransi jiwa terkait investasi modal yang
menawarkan dua manfaat dalam satu kontrak: manfaat keamanan dan manfaat investasi
modal. Berdasarkan penempatan dana investasinya, maka terdapat jenis penempatan dana
investasi, yaitu Dana Unit link Pasar Uang (Cash Fund Unit link), Dana Pendapatan
Tetap (Fixed Income Unit link), Dana Investasi Campuran (Managed Unit link), Dana
Investasi Saham (Equity Unit link). Sedangkan berdasarkan cara pembayaran premi
asuransi, unit link dikelompokkan menjadi dua macam yaitu premi tunggal dan premi
berkala. Cara kerja dari unit link adalah premi yang dibayarkan oleh pemegang polis
asuransi masuk ke instrumen investasi yang dipilih, dalam hal ini adalah asuransi jiwa
unit link, yang kemudian menghasilkan nilai polis. Namun, sebelum itu, premi dipotong
untuk membayar sejumlah biaya, terutama biaya akuisisi di tahun awal. Pemotongan
biaya di unit link dilakukan dengan dua cara. Pertama, premi langsung dipotong untuk
membayar biaya akuisisi (hanya di 5 tahun pertama). Kedua, nilai investasi dipotong
secara rutin untuk membayar biaya asuransi (selama–lamanya polis hidup). Setelah
membayar semua biaya tersebut, sisanya adalah nilai polis atau nilai tunai, yang bisa
diambil oleh pemegang polis. Ini adalah nilai yang bisa dicairkan untuk dana asuransi
jiwa. Tuntutan ganti kerugian oleh tertanggung kepada penanggung inilah atau yang
disebut sebagai klaim merupakan tuntutan terhadap hal yang ditimbulkan akibat adanya
perjanjian asuransi yang telah berakhir. Besarnya uang yang wajib dibayar oleh
penanggung kepada penerima manfaat dalam hal terjadinya evenemen sesuai dengan
kesepakatan yang tercantum dalam polis.
DAFTAR PUSTAKA

Ali, A. Hasymi. 2002. Pengantar Asuransi. Jakarta: Bumi Aksara


Fitriana, Yussela Wulan. 2014. Perlindungan Hukum Terhadap Tertanggung Asuransi Unit Link
Pada Perusahaan Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 Jember. Jember: Universitas
Negeri Jember
Otoritas Jasa Keuangan. 2017. Kajian Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan Asuransi
Unit Link. Jakarta: Departemen Perlindungan Konsumen
Siswanto, Ade Hari. 2021. Asuransi Jiwa Unit Lik Ditinjau Dari Hukum Asuransi Dan Hukum
Investasi. Jakarta: Universitas Esa Unggul
Widana, Nyoman, Ketut Jayanegara. “Analisis Produk Asuransi Unit Link di Indonesia”. E-
Jurnal Matematika 8, no. 1 (2019): 42-47
Chumaida, Zahry Vandawati. Risiko Dalam Perjanjian Asuransi Jiwa. Surabaya: PT Revka Petra
Media, 2013.
Ivana, Dinda Bertha, and Arief Suryono. “Pelaksanaan Penyelesaian Klaim Asuransi Unit Link
Bancassurance Di Pt. Astra Aviva Life.” Asuransi 6, no. 1 (2018): 165–76.

Anda mungkin juga menyukai