Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH MATA KULIAH MANAJEMEN RISIKO

“TRANSFER RISIKO”

Dosen Pengampu:
Nindie Ellesia, S.S.,M.M.,M.Pd

Disusun Oleh:
Kelompok 2
1. Abdul Hakim 181010503649
2. Eka Sulistia 181010500048
3. Kurnia Afdillah Putri 181010500732
4. Masril Novies Mondra 181010500117
5. Melisa 181010505467
6. Muhammad Putra Prayuda 181010501926
7. Rika Ariane Ruba 181010500116
8. Serli Yulnis Witian 181010500122
9. Sri Melinda 181010500119
10. Yusuf Fajrudin 181010503223

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


SUMBER DAYA MANUSIA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PAMULANG
TANGERANG SELATAN
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Risiko merupakan kondisi di masa depan atau keadaan yang terjadi diluar
kendali tim proyek yang akan memberikan dampak yang merugikan proyek (Dey, et
al., 2007). Karena risiko merupakan kondisi di masa depan, maka risiko tersebut
memiliki kemungkinan untuk terjadi maupun tidak terjadi. Apabila risiko terjadi,
maka risiko dapat menimbulkan kegagalan proyek.
Ada 3 kriteria umum suatu proyek dapat dikatakan gagal yaitu diantaranya :
1. Pertama, proyek tidak sesuai dengan permintaan atau kebutuhan pengguna.
2. Kedua, proyek tidak selesai tepat waktu.
3. Ketiga, proyek tidak sesuai dengan budget yang diperkirakan.

Oleh karena itu, risiko harus ditangani dengan upaya yang efektif sebelum
risiko tersebut menyebabkan kegagalan proyek. Untuk mengelola risiko-risiko yang
mungkin terjadi, tim perlu menggunakan suatu manajemen risiko. Menurut penulis
dari buku Project Risk Management Guidelines: Managing Risk in Large Project and
Complex Procurement, manajemen risiko merupakan kultur, proses dan struktur yang
diarahkan menuju manajemen efektif terhadap kemungkinan yang potensial dan
pengaruh yang merugikan (Cooper, et al., 2005). Manajemen risiko disebut sebagai
kultur atau budaya karena manajemen risiko seharusnya merupakan suatu hal yang
harus dibudayakan dalam perusahaan. Ini dilakukan agar risiko yang berpengaruh
buruk terhadap perusahaan dapat senantiasa dipantau dan dikelola.

Salah satu cara untuk mengelola risiko yaitu dengan mengalihkan/transfer


risiko. Transfer risiko yaitu memindahkan risiko kepada pihak lain, umumnya melalui
suatu kontrak (asuransi) maupun hedging. Asuransi merupakan suatu pelimpahan
risiko dari pihak pertama kepada pihak lain. Dalam pelimpahan dikuasai oleh aturan-
aturan hukum dan berlakunya prinsip-prinsip serta ajaran yang secara universal yang
dianut oleh pihak pertama maupun pihak lain.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini yaitu :
1. Apa saja jenis-jenis asuransi?
2. Bagaimana cara melindungi nilai dari kas?
3. Apa saja manfaat Enterprise risk management (ERM)?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini yaitu diantaranya :
1. Untu mengetahui apa saja jenis-jenis asuransi.
2. Untuk mengetahui bagaimana cara melindungi nilai dari kas.
3. Untuk mengetahui apa saja manfaat Enterprise risk management (ERM).
BAB II
KAJIAN TEORI

Definisi risiko menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah akibat
yang kurang menyenangkan (merugikan, membahayakan) dari suatu perbuatan atau
tindakan. Menurut Arthur J. Keown (2000), risiko adalah prospek suatu hasil yang
tidak disukai (operasional sebagai deviasi standar). Definisi risiko menurut Hanafi
(2006) risiko merupakan besarnya penyimpangan antara tingkat pengembalian yang
diharapkan (expected return –ER) dengan tingkat pengembalian aktual (actual
return).
Secara sederhana, transfer risiko atau risk transfer adalah tindakan
memindahkan risiko yang dibutuhkan untuk memaksimalkan nilai perusahaan dari
sebuah perusahaan ke perusahaan lainnya yang memiliki kompetensi dalam
mengelola risiko.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan dalam rangka melakukan transfer
risiko atai risk transfer, yaitu:
1. Asuransi.
2. Men-subkontraktor-kan.
3. Mengubah klausul kontrak.
Alternative Risk Transfer (ART) atau alternatif dalam mentransfer risiko
adalah berbagai cara/alternatif yang ada yang sering dilakukan perusahaan untuk
mentransfer risiko. Tujuan utama asuransi adalah sebagai jaminan penggantian
kerugian atas risiko yang mungkin terjadi di masa depan.
Adapun beberapa tujuan asuransi adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengalihkan sejumlah risiko yang ada pada suatu pihak kepada pihak
perusahaan asuransi.
2. Jaminan bagi suatu pihak untuk mendapat perlindungan atas segala risiko
kerugian yang mungkin terjadi.
3. Untuk memperkecil potensi kerugian yang lebih besar bila mengeluarkan biaya
sendiri saat terjadi suatu risiko.
4. Khusus untuk asuransi jiwa tertentu (asuransi jiwa), asuransi dapat menjadi
tabungan karena sebagian biaya premi akan dikembalikan kepada nasabah.
5. Untuk efisiensi bagi sebuah perusahaan karena mengurangi biaya untuk
pengawasan, pengamanan, dan perlindungan yang memakan banyak biaya dan
waktu.
6. Untuk mendapatkan ganti rugi kepada pihak nasabah sesuai dengan nilai premi
asuransi.
7. Untuk menutup loss of earning power seseorang atau suatu badan usaha ketika
sudah tidak bekerja atau tidak berfungsi lagi.
8. Sebagi dasar bagi pihak Bank dalam memberikan kredit kepada seseorang atau
badan usaha karena Bank membutuhkan perlindungan atas dana yang
dipinjamkan kepada nasabah.
BAB III
PEMBAHASAN

A. Jenis-jenis Asuransi
Berikut ini jenis-jenis asuransi yang ada di Indonesia:
1. Asuransi Jiwa
Jangan lagi menganggap asuransi jiwa terkesan menyiapkan dan mendahului
Tuhan soal kematian. Asuransi jiwa justru akan melindungi keluarga jika pencari
nafkah meninggal dunia.
Terdapat tiga jenis asuransi jiwa,
(1) Term Life
Asuransi jiwa ini akan memberi perlindungan dalam jangka waktu 1,5 atau 10
tahun. Walaupun nilai pertanggungan produk asuransi jiwa ini jauh lebih
besar, uang premi hangus di akhir periode.
(2) Whole Life
Perlindungan asuransi jiwa ini seumur hidup, tetapi preminya lebih mahal.
Jika pemegang polis tidak meninggal selama masa kontrak, maka uang
pertanggungan dapat di klaim namun jumlahnya tidak sebesar produk
asuransi jiwa term life.
(3) Unit Link
Unit Link merupakan asuransi yang tergolong jenis asuransi nontradisional.
Pengertian dari unit link adalah produk asuransi yang mengombinasikan
asuransi dan produk investasi. Jadi, ibaratnya dana nasabah dipecah dan
dimasukkan ke dalam dua keranjang, sebagian masuk keranjang premi
asuransi untuk perlindungan dan sebagian lagi disetorkan oleh perusahaan
asuransi ke manajer investasi agar dikelola sebagai investasi. Keputusan
penempatan investasi sepenuhnya ada di tangan nasabah.
2. Asuransi Kesehatan
Asuransi kesehatan merupakan produk asuransi yang menangani masalah
kesehatan tertanggung karena suatu penyakit serta menanggung biaya proses
perawatan. Umumnya, penyebab sakit tertanggung yang biayanya dapat
ditanggung oleh perusahaan asuransi adalah cedera, cacat, sakit, penyakit kritis,
hingga kematian karena kecelakaan.
3. Asuransi Pendidikan
Tiap orang tua pastinya tak mau pendidikan anaknya putus ditengah jalan. Apalagi
saat ini biaya pendidikan pasti meningkat tiap tahunnya. Kesadaran akan hal
tersebut membuat asuransi pendidikan saat ini banyak diminati. Asuransi
pendidikan merupakan produk gabungan antara proteksi asuransi jiwa ditambang
dengan instrument pasar uang. Asuransi pendidikan saat ini dikombinasikan
dengan asuransi jiwa. Asuransi pendidikan bisa menjadi solusi bagi rencana para
orang tua untuk meringankan tingginya biaya pendidikan.
4. Asuransi Dana Hari Tua
Asuransi dana hari tua atau pensiun secara produk saat ini banyak yang di
kombinasikan dengan produk asuransi jiwa. Tujuan dari asuransi ini adalah untuk
melindungi kecukupan finansial seseorang ketika sudah tidak produktif lagi.
Mudahnya, Asuransi ini membantu kita dalam mengumpulkan dana pensiun.
Ketika masa pensiun datang, kita bisa mendapatkan jumlah pensiun reguler. Bila
terjadi kasus kematian, keluarga tertanggung dapat mengklaim uang
pertanggungan.
5. Asuransi Umum
Asuransi umum menawarkan kompensasi finansial atas kerugian selain kematian.
Asuransi ini mengasuransikan segalanya selain dari kehidupan manusia, seperti
rumah, mobil, sepeda, kesehatan, perjalanan dan lain-lain. Sederhananya, asuransi
umum menawarkan perlindungan finansial untuk semua aset tertanggung terhadap
kehilangan, kerusakan, pencurian dan kewajiban lainnya.
Asuransi umum sendiri punya bebera jenis dan dapat disesuaikan dengan
kebutuhan kita sebagai nasabah, antara lain:
(1) Asuransi Kesehatan
(2) Asuransi Properti
(3) Asuransi Rumah
(4) Asuransi Kebakaran
(5) Asuransi Kendaraan
(6) Asuransi Perjalanan
(7) Asuransi Pekerja
(8) Asuransi Sosial
B. Cara Melindungi Nilai dari Kas
Berbagai cara dilakukan oleh seorang manajer investasi (fund manager) untuk
memberikan saran alternatif investasi bagi calon investornya. Kas yang tidak sedang
digunakan (idle cash) sebaiknya dikelola dengan baik untuk melindungi nilai kas
yang ada untuk sementara waktu sebelum diperlukan untuk digunakan.
Ada beberapa cara mengelola uang kas. Cara konservatif adalah dengan
melakukan investasi ke dalam deposito, tanah bangunan, dan emas. Namun seorang
modern cenderung menginvestasikan uangnya pada produk-produk derivatif
(turunan), seperti reksadana, saham, obligasi, options, forex, index, bursa komoditi
dan lain-lain.
C. Manfaat Enterprise Risk Management (ERM)
Enterprise risk management (ERM) memungkinkan perusahaan mengukur,
mengelola, dan memindahkan risiko dengan pendekatan yang lebih terpadu dan
rasional. Terkait dengan transfer risiko ini, ERM bermanfaat untuk:
1. Menetapkan kebijakan transfer risiko yang lebih konsisten, seperti proses
memprioritaskan eksposur risiko yang memiliki dampak terbesar terhadap
volatilitas pendapatan perusahaan. Ini memastikan risiko-risiko penting
mendapatkan perhatian segera.
2. Menyertakan dampak-dampak diversifikasi secara penuh, sehingga hanya
eksposur bersih perusahaan yang dipertimbangkan dalam transfer risiko.
Perusahaan yang mentransfer keluar eksposur kotornya tanpa mempertimbangkan
diversifikasi pasti mengalami kelebihan lindung nilai (overhedged).
3. Mengembangkan kerangka ekonomi yang di dalamnya biaya dan manfaat dari
berbagai strategi transfer risiko dapat dievaluasi. Perusahaan sebaiknya
mentransfer keluar risiko jika biaya transfer risiko lebih rendah dari biaya
mempertahankan risiko dikelola sendiri (risk retention).
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Secara sederhana, transfer risiko atau risk transfer adalah tindakan
memindahkan risiko yang dibutuhkan untuk memaksimalkan nilai perusahaan dari
sebuah perusahaan ke perusahaan lainnya yang memiliki kompetensi dalam
mengelola risiko.
Alternative Risk Transfer (ART) atau alternatif dalam mentransfer risiko
adalah berbagai cara/alternatif yang ada yang sering dilakukan perusahaan untuk
mentransfer risiko. Tujuan utama asuransi adalah sebagai jaminan penggantian
kerugian atas risiko yang mungkin terjadi di masa depan.

B. Saran
Dengan adanya pembahasan tentang Transfer Risiko ini, diharapkan pembaca
dapat memahami lebih lanjut tentang Transfer Risiko ini dan dapat
diimplementasikan di suatu perusahaan nantinya.
DAFTAR PUSTAKA

http://e-journal.uajy.ac.id/11056/2/1TF07552.pdf

https://panfic.com/id/insurance-knowledge/pengertian-asuransi-dan-risiko/

https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-transfer-risiko/18500/3

https://www.dictio.id/t/apa-saja-bentuk-dari-transfer-risiko-atau-risk-transfer/72929

http://e-journal.uajy.ac.id/402/3/2MTS01427.pdf

https://axa-mandiri.co.id/-/jenis-jenis-asuransi-di-indonesia-simak-penjelasannya-yuk

Anda mungkin juga menyukai