Anda di halaman 1dari 3

Mosi Bubarkan MENWA,Apakah Solutif?

Kasus meninggalnya seorang calon anggota Resimen Mahasiswa atau biasa disingkat
MENWA kembali terulang. Setelah salah satu mahasiswi UMS (Nailah Khalishah) menjadi
korban April lalu, kini seorang mahasiswa UNS (Gilang Endi) mengalami nasib yang serupa.
Resimen Mahasiswa merupakan salah satu UKM di kampus yang berada dibawah naungan TNI
yang memang disiapkan sebagai komponen cadangan dalam mewujudkan upaya bela negara.
Selain itu pembentukan MENWA sudah di dasari surat keputusan bersama tiga menteri ;
Menteri Pertahanan, Menteri Pendidikan Nasional, Menteri dalam Negeri dan Otonomi Daerah.
(https://menwa.uii.ac.id/asas-dasar-tujuan-tugas-pokok-dan-fungsi/ )

Selayaknya unit kegiatan mahasiswa lainya, MENWA juga dibentuk sebagai wadah
meluangkan minat dan bakat mahasiswa dibidang kemiliteran. Bicara soal militer, sudah pasti
tidak terlepas dari kekerasan dalam upaya mendisiplinkan anggota-anggotanya, Namun saya
kira dalam Insiden ini, MENWA UNS telah benar-benar keterlaluan hingga menyebabkan salah
seorang calon anggotanya meregang nyawa. Dilansir dari Tribunnews.com Kabid Humas Polda
jateng memeparkan bahwa, penyebab kematian GE adalah kekerasan berupa pukulan dikepala
yang menyebabkan penyumbatan pada otaknya. (Tribunnews.com)

Namun lebih jauh dari itu, saya ingin sedikit mengkritisi respon mahasiswa atas kejadian
tersebut. Tepat hari Rabu sore (28/10) Mahasiswa UMS menggelar aksi didepan kampus 1
dengan tuntutan pembubaran UKM MENWA dan juga pengusutan atas kematian Nailah.
Menurut saya, pembubaran MENWA bukanlah suatu hal yang solutif. Kematian 2 korban di atas
adalah hasil tindakan masing-masing oknum dalam UKM tersebut. Saya yakin sistem yang
diterapkan dalam MENWA sudah mengatur dengan keras tentang tatacara pendisiplinan
anggota dan juga proses pendidikan militer ketika diklat dasar.

Lebih jauh lagi, mari kita berpikir rasional dengan segala kemungkinan yang ada.
Pertama akan sangat mustahil sebuah Organisasi yang di naungi lansung oleh TNI tidak memiliki
kejelasan dalam gerakannya, kedua apabila MENWA di UMS dan UNS dibubarkan, otomatis hal
ini akan mengurangi wadah mahasiswa yang memiliki minat dan bakat di bidang kemiliteran,
yang dalam hal ini wadah satu-satunya adalah Resimen Mahasiswa. Ketiga ketika MENWA
dilingkungan kampus di bubarkan mereka masih bisa dengan leluasa membuat batalyon diluar
lingkungan kampus.

Dari ketiga narasi diatas bisa disimpulkan bahwa, dalam hal ini kita tidak bisa men-judge
MENWA secara keseluruhan telah bersalah dan memberikan kesan buruk bagi Unit kegiatan
mahasiswa lainya, seperti contoh ketika seorang mahasiswa dipukuli oleh aparat lebih-lebih
menelan korban jiwa, apakah kita akan berteriak bubarkan kepolisian? Saya yakin mosi yang
akan digaungkan adalah penolakan atas tindakan represif kepolisian. Mengapa kita tidak bisa
melakukan pembubaran kepolisian atas dasar sikap represif dan anarkis tersebut? Karna
memang dalam kode etik kepolisian tidak ada satu pun yang memperbolehkan hal itu.

Perlu di garisbawahi bahwa kejadian-kejadian seperti itu tidak terlepas dari ulah oknum
yang secara sengaja melakukan hal tersebut. Saya pikir yang harus dibenahi adalah regulasi dari
TNI dalam melakukan pengawasan terhadap mahasiswa itu sendiri, juga kesadaran mahasiswa
untuk tidak melakukan tindakan semena-mena yang di dasari sifat senioritas. Sifat Senioritas
dikalangan mahasiswa sudah sangat lumrah terjadi, berangkat dari fakta itu diperlukan
pengawasan TNI secara intens agar MENWA tetap melaju pada jalurnya tanpa dicederai oleh
sifat senioritas mahasiswa.

Dalam kasus ini saya juga menuntut transparansi kampus atas kematian Nailah ketika
mengikuti diklat dasar. Terlepas dari itu saya kira sangat perlu bahkan harus dilakukan evaluasi
besar-besaran di internal Resimen Mahasiswa itu sendiri. Dua kasus yang telah terjadi tentu
melegitimasi adanya kecacatan dalam struktural MENWA yang menjadi pekerjaan rumah besar
yang harus diselesaikan secepat-cepatnya.

saya yakin dan optimis kejadian-kejadian seperti ini tidak akan terulang kembali jikalau
mahasiswa paham dan juga bijaksana dalam melihat aturan-aturan yang sudah ditetapkan.
Tidak sewenang-wenang dalam bertindak serta menghapus sikap senioritas.

Nama : Muhammad Iqbal

Domisili : pondok hajjah nuriyah shobron,makam haji,kartasura

No HP : 089606290010

Akun : IG @iqbal_mystgn

FB @muhammad iqbal

YT @muhammad iqbal

Institusi :Universitas Muhammadiyah Surakarta

Anda mungkin juga menyukai