Anda di halaman 1dari 19

Arah Kebijakan Nasional dalam

Pembangunan Transportasi Darat Rendah Emisi

Disampaikan pada Sosialisasi Wahana Tata Nugraha dan Bimtek Aksi RAN – GRK
Ditjen Perhubungan Darat

Direktorat Transportasi
Kementerian PPN/Bappenas
Surabaya, 5 Oktober 2022
Kendaraan Bermotor dan Dampaknya
terhadap Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) dan Polusi Udara
Laju pertumbuhan kendaraan bermotor pribadi di Indonesia (BPS, 2021)

❑ Jumlah kendaraan pribadi di Indonesia


meningkat pesat
▪ 130,8 juta unit pada tahun 2020
▪ Rata-rata peningkatan 8% per tahun dalam 5
tahun terakhir

Estimation of GHG emission in energy sector by sources PM 2,5 annual mean (myu gram/m3)

❑ Emisi GRK dari ❑ Indonesia adalah


sektor negara dengan
transportasi polusi udara PM
mencapai 26%* 2.5* paling tinggi
(terbesar kedua) di Asia Tenggara
* di antaranya *PM 2.5 paling banyak
91% berasal dari dikeluarkan dari
transportasi pembakaran mesin
dan salah satu
darat
polutan paling
berbahaya bagi
kesehatan manusia
(WHO, 2020)
Source: IESR; LTS LCCR (2021)

Source: iqair (2019) 2


Kota-kota di Indonesia sedang berjuang
dengan tingkat kemacetan dan polusi udara yang tinggi
Jakarta, Surabaya and Bandung adalah
kota termacet di Asia Kota-kota di Indonesia merupakan yang
→ Pertumbuhan ekonomi tidak optimal karena kemacetan paling berpolusi di dunia

❑ Tahun 2019 (pre-covid 19), ❑ Indonesia sebagai salah Konsentrasi PM2.5 rata-rata tahunan

Jakarta menduduki peringkat 10 satu negara paling


kota terpadat di dunia, lebih berpolusi, dengan
buruk dari Bangkok, Kuala tingkat PM 2.5
Lumpur, dan Singapura. tertinggi di Asia
Tenggara. Dalam dua
❑ Jakarta, Surabaya, Bandung dekade terakhir, Indonesia
adalah kota termacet di Asia. telah mengalami
peningkatan dramatis
❑ Kerugian ekonomi karena dalam konsentrasi PM2.5
kemacetan di Jakarta sebesar Rp. dari 8 g/m3 menjadi >30
65 M per tahun. g/m3;
❑ Hanya delapan wilayah
❑ Akibat kemacetan, 1% metro di Indonesia yang
peningkatan urbanisasi di memiliki tingkat polusi
Indonesia hanya udara yang dapat
menghasilkan peningkatan diterima (Blitar, Malang,
sebesar 1,4% dari PDB per Probolinggo, Balikpapan,
kapita, jauh di bawah China (3% Denpasar, Samarinda,
PDB per kapita) serta negara- Banda Aceh, Makassar) Jakarta diperkirakan akan kehilangan harapan
hidup selama 2,3 tahun jika tingkat polusi
negara Asia Timur dan Pasifik
tahun 2016 dipertahankan selama masa hidup.
(2,7% dari PDB). per kapita) Sumber: Kajian World Bank dan Bappenas
Kebijakan dan Target Nasional Penurunan Emisi GRK

RPJMN 2020-2024 dan Komitmen dalam Paris Agreement


Indonesia akan mengurangi emisi GRK 29% di bawah tingkat BAU pada tahun 2030 (RPJMN: 27,3% pada tahun
2024) dan akan mengurangi lebih lanjut dengan dukungan internasional

RPJMN 2020-2024:
Pengurangan 27,3%

4
Kebijakan dan Target Nasional Penurunan Emisi GRK
➢ Energi Terbarukan: Transisi energi untuk meningkatkan porsi energi terbarukan ke
➢ Indonesia mendorong bauran energi Indonesia dari 13% (saat ini) menjadi 100% (tahun 2060) untuk
pembangunan infrastruktur memenuhi target pengurangan emisi karbon yang dijanjikan dalam Paris Agreement.
berkelanjutan sebagai bagian dari • Untuk mempromosikan skema pembiayaan kreatif seperti obligasi hijau, harga karbon,
agenda transformasi ekonomi untuk pinjaman berbasis kinerja
memenuhi Visi 2045, yaitu: • Untuk mengembangkan pembangkit listrik energi terbarukan (PLTA, panas bumi, surya),
→ Pertumbuhan ekonomi rata-rata contoh: pembangkit listrik tenaga surya 145 MW di Jawa Barat sedang dibangun
tahunan sebesar 6%; Keluar dari • Untuk mempromosikan biofuel: Indonesia adalah yang pertama di dunia yang mencapai
Middle Income Trap; Menjadi hingga 30% campuran bahan bakar berbasis minyak sawit menjadi biodiesel
negara berpenghasilan tinggi;
Lima besar ekonomi terbesar di ➢ Transportasi Bersih: Pengembangan sistem transportasi massal perkotaan modern di
dunia wilayah metropolitan utama
• Mengembangkan transportasi perkotaan berbasis rel, dan BRT listrik di 6 kota metropolitan
(Jakarta, Surabaya, Bandung, Medan, Semarang, Makassar)
➢ Pembangunan infrastruktur • Implementasi city-wide electric vehicle (EV) di Ibu Kota Baru Nusantara dan Denpasar, Bali
berkelanjutan dalam agenda
transformasi ekonomi menekankan ➢ Highlight: Infrastruktur untuk Ibu Kota Negara
pada beberapa aspek, salah • Konsep kota hutan dan Emisi Nol Bersih
satunya adalah Ekonomi Hijau • 75% ruang terbuka termasuk 29.000 Ha hutan kota
→ Termasuk energi terbarukan, • 80% perjalanan penumpang menggunakan transportasi umum dan mobilitas aktif (berjalan
transportasi bersih, & bersepeda)
Infrastruktur Ibu Kota Baru • 100% teknologi transportasi bersih, seperti LRT, bus listrik, kereta gantung, kendaraan
Nusantara listrik
• 100% energi terbarukan
Proyeksi Peningkatan dan Penurunan GRK

Pengurangan GRK transportasi perkotaan dari BAU dengan asumsi


elektrifikasi kendaraan signifikan pada tahun 2034
(PT 100%, mobil 25%, sepeda motor 50%)

Laporan Brown to Green dalam tiga tahun terakhir menunjukkan adanya


peningkatan faktor emisi pembangkitan di Indonesia dari 0,734 KgCO2/kWh Pengurangan emisi GRK dalam skenario elektrifikasi tinggi dapat ditingkatkan
pada 2014 menjadi 0,761 KgCO2/kWh pada 2018 (Climate Transparency, secara signifikan masing-masing menjadi 31% dan 36% pada tahun 2040,
2017, 2018, 2019). dengan menargetkan peningkatan pangsa moda angkutan umum dan investasi
lebih lanjut dalam sistem angkutan massal canggih di kota-kota besar.
Source:WorldBank
Strategi Penurunan Emisi GRK di Transportasi

Strategi Mobilitas Berkelanjutan (Avoid-Shift-Improve)


Strategi Mobilitas Berkelanjutan
AVOID SHIFT IMPROVE
Mengurangi kebutuhan Menggeser Pola Meningkatkan Efisiensi
mempromosikan penggunaan kendaraan
perjalanan (Trip Kendaraan Pribadi ke Energi dan Pengurangan listrik untuk mengurangi emisi GRK
Demand Management) Angkutan Umum Pengeluaran Karbon
Program Highlights
• Pengembangan • Angkutan umum • Intelligent (Perpres 22/2017 on Rencana Umum Energi Nasional)
Berorientasi Transit massal perkotaan Transportation
(TOD)/pengembangan Systems (ITS) • Membangun industri moda transportasi listrik dan
penggunaan campuran • Kendaraan tidak hybrid
bermotor • Kendaraan listrik • Mencapai 2.200 unit kendaraan pada tahun 2025 untuk
• Mengintegrasikan kendaraan listrik/hybrid dan 2,1 Juta unit untuk
transportasi dan kendaraan roda dua
perencanaan tata
ruang, termasuk • Meningkatkan transportasi massal publik listrik
melalui pengembangan
rencana mobilitas • Mengatur kebijakan fiskal insentif untuk produksi
perkotaan kendaraan listrik sesuai dengan undang-undang

• Membangun sistem dan stasiun pengisian sebanyak


1000 unit pada tahun 2025 untuk kendaraan listrik

7
Strategi Pengembangan Sistem Angkutan Umum Massal Perkotaan

C
Kelembagaan Perencanaan Pendanaan

Membangun kelembagaan Rencana Mobilitas Perkotaan (RMP) menggeser pendekatan Mengembangkan skema pendanaan
pengelolaan transportasi perencanaan dari rencana induk (berbasis wilayah administratif, pembangunan angkutan umum massal
perkotaan metropolitan fokus pada peningkatan arus/kapasitas lalu lintas) kepada • Memastikan peran Pemda sebagai
untuk menjamin rencana mobilitas (berbasis wilayah fungsional perkotaan dan penanggungjawab pembiayaan
keterpaduan: fokus pada aksesibilitas pusat kegiatan secara berkelanjutan) pembangunan dan pengoperasian
• Kebijakan mobilitas Rencana Induk Konvensional Saat Ini vs RMP angkutan umum
perkotaan Rencana Induk RMP • Mengoptimalkan partisipasi/investasi
• Pengelolaan dan - Fokus pada peningkatan arus ➢ Fokus pada pemenuhan aksesibilitas Badan Usaha
dan kapasitas lalu lintas, berkelanjutan, yang diukur dari peningkatan • Mengatur porsi dukungan
pengoperasian angkutan belum memperhitungkan jumlah masyarakat yang dapat mengakses
umum peningkatan akses kegiatan seperti sekolah, rumah sakit, dan Pemerintah Pusat dalam
masyarakat kepada kegiatan tempat bekerja akibat dibangunnya suatu
sosial-ekonomi infrastruktur pembiayaan pembangunan angkutan
- Berbasis wilayah ➢ Berbasis wilayah fungsional perkotaan umum
administratif (pendekatan metropolitan statistical area)

- Fokus pada perencanaan ➢ Rencana terpadu infrastruktur dan tata ruang


pembangunan infrastruktur (contoh: integrasi pembangunan angkutan
umum dan Kawasan TOD/mixed use)
88
Kendaraan Listrik
Mengapa Diperlukan?

CO2 Emissions Sumber: IEA & IPCC, 2014 Proyeksi Kebutuhan Energi per Moda Transportasi Darat 2035 (ESDM, 2015)

150

100

MTOE
50

0 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035
Angkutan Barang 13,41 13,72 14,18 14,75 15,48 16,34 17,36 18,56 19,94 21,53 23,34 25,39 27,67 30,22 33,22 36,14 39,58 43,35 47,49 52,01 56,95
Bus 6,37 6,63 6,89 7,16 7,44 7,73 8,23 8,23 8,94 8,94 9,27 9,6 9,95 10,3 10,66 11,03 11,42 11,81 12,22 12,65 13,09
▪ Transportasi adalah sektor kedua terbesar kontributor emisi CO2 Kendaraan Penumpang 8,66 9,41 10,21 11,07 12 13 15,23 15,23 17,83 17,83 19,28 20,85 22,53 24,34 26,29 28,38 30,64 33,08 35,72 38,57 41,64

setelah pembangkit listrik Kereta Api 1,36 1,46 1,55 1,66 1,77 1,89 2,01 2,14 2,44 2,44 2,6 2,8 3,02 3,25 3,5 3,77 4,07 4,38 4,72 5,09 5,48
Sepeda Motor
▪ Transportasi darat adalah kontributor emisi CO2 terbesar 12,86 12,76 12,74 12,83 13,05 13,39 13,86 14,48 15,27 16,12 16,45 16,78 17,1 17,43 17,76 18,08 18,4 18,72 19,05 19,37 19,69

Konsumsi Energi per Kapita (ESDM, 2015). Keinginan Warga ASEAN untuk Membeli Mobil Listrik (Forst & Sulliban, 2020)

Konsumsi Per Kapita


10
Keinginan Warga ASEAN Penduduk ASEAN
8 untuk Membeli Mobil Listrik menginginkan moda
BOE/Kapita

transportasi darat
6
yang efisien dan
4
Malaysia ramah lingkungan --
2 pilihan terhadap
0
2015 2020 2025 2030 2035
Philippines kendaraan listrik
merupakan pilihan
Konsumsi Per Kapita 3,71 4,34 5,78 7,33 9,35 0 10 20 30 40 50 logis
SPKLU dan SPBKLU
SPKLU dan SPBKLU Roadmap Kendaraan Listrik dan Infrastruktur Pendukung
Sumatera Sulawesi, INDONESIA
27 11 Maluku, Papua
Jakarta
332 369
30 12
113 248

Banten
24 29

Jatim, Bali,
Jabar Jateng, Nusra
DIY
47 28 63 42
28 0 SPKLU
SPBKLU
Source:KESDM,2022

Status Kendaraan Listrik dan Infrastruktur Pendukung

10
Dukungan Insentif Bagi KBL - BB (Eksisting)

KONSUMEN KBL-BB PRODUSEN KBL-BB

1. Pajak: 1. FASILITAS TAX HOLIDAY (UU 22/2007, PMK 150/2018, Per


▪ PPnBM sebesar 0% (PP No 73/2019) BKPM 1/2019)
▪ BBN-KB sebesar 0% untuk KBLBBdi Pemprov DKI Jakarta (Pergub No. 3/2020)
▪ BBN-KB sebesar 10% Mobil Listrik and 2,5% Sepeda Motor Listrik di Pemprov Jawa 2. FASILITAS TAX ALLOWANCE (PP 18/2015 JO PP 9/2016,
Barat(Permendagri No. 975-698/2019) PERMENPERIN 1/2018)
▪ BBN-KB sebesar 10% untuk kendaraan listrik Provinsi Bali (Perda 9/2019)
3. FASILITAS PEMBEBASAN BEA MASUK (BM) (PMK 188/2015)
2. Suku bunga dan uang muka
▪ Kredit Khusus Kendaraan Bermotor Listrik dari PT. BRI (Persero) dengan bunga sebesar 4. FASILITAS BEA MASUK DITANGGUNG PEMERINTAH
3,8% per tahun dan tenor sampai 6 tahun (BMDTP)
▪ Uang muka minimum sebesar 0% untuk kendaraan listrik yang berlaku efektif 1
Oktober 2020 (Peraturan BI No. 22/13/PBI/2020) 5. SUPER DEDUCTION TAX DAN INVESTMENT ALLOWANCE
3. Tambah daya listrik (PP 45/2019)
▪ Gratis bagi pemilik mobil listrik
▪ Diskon 75% bagi pemilik sepeda motor listrik
4. Pengadaan K/L
▪ Pengadaan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai dapat mengacu pada harga
pasar sesuai dengan ketentuan yang berlaku (PMK No. 72/2020)
5. Promo
▪ yang diberikan oleh APM berupa unit charger secara gratis untuk pembelian kendaran
listrik dan jaminan asuransi gratis selama 1 tahun
Penguatan aspek Perencanaan Kebijakan Mobil Listrik Secara Nasional

1. Melakukan penyusunan perencanaan percepatan penggunaan kendaraan bermotor listrik


berbasis baterai (battery electric vehicle), perkembangan industri kendaraan bermotor listrik
berbasis baterai (battery electic vehicle), dan ekosistem kendaraan bermotor listrik berbasis
baterai (battery electric vehicle) secara terintegrasi sebagai bagian dari perencanaan
pembangunan nasional; dan

2. Menyusun skema atau transisi subsidi yang dimungkinkan dari sebelumnya diberikan kepada
pengguna kendaraan bermotor berbahan bakar minyak menjadi kepada pengguna kendaraan
bermotor listrik berbasis baterai (battery electric vehicle) dalam rangka mendorong percepatan
transformasi energi.
Penguatan aspek Perencanaan Kebijakan Mobil Listrik Secara Nasional

Menyusun RPJM / RPJP Nasional Saran dan Masukan Skema Kebijakan


Penggunaan Kendaraan Bermotor Pembangunan Jangka Menengah:
Listrik Berbasis Baterai
1. Dasar Perencanaan Percepatan Penggunaan Kendaraan Bermotor Listrik Mengacu kepada Pendekatan
Supply Dan Demand
1. Melakukan Penyusunan Perencanaan Percepatan 2. Supply Harus Ditetapkan Pada Kriteria Jenis Kendaraan Yang Akan Diproduksi Dan Digunakan
Penggunaan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai 3. Target Jumlah Produksi Secara Nasional Harus Mempertimbangkan Kapasitas Atau Ketersediaan
Perkembangan Industri Kendaraan Bermotor Listrik Didalam Negeri
(Battery Electric Vehicle). 4. Menetapkan Target Pencapaian Penggunaan Kendaraan Bermotor Listrik Secara Bertahap
2. Perkembangan Industri Kendaraan Bermotor Listrik 5. Menyusun Kebijakan Insentif Fiskal Untuk Produksi Mobil/ Motor Listrik Bagi Pabrikan Sesuai Ketentuan
Peraturan
Berbasis Baterai (Battery Electic Vehicle), Dan 6. Menyusun Roadmap Skema Atau Transisi Subsidi Yang Diberikan Kepada Pengguna Kendaraan Bermotor
3. Ekosistem Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai Listrik
7. Menyusun Kebijakan Percepatan Penggunaan KBL Berbasis Baterai
(Battery Electric Vehicle) Secara Terintegrasi
4. Menyusun Skema Atau Transisi Subsidi Kepada Pengguna Arah Kebijakan Ekosistem
Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery secara Integrasi
Electric Vehicle).
1. Melakukan kegiatan penelitian, pengembangan dan inovasi teknologi serta vokasi industri KBL
Berbasis Baterai
2. Perusahaan industry yang memenuhi TKDN yang melakukan produksi KBL berbasis baterai dalam
negeri
3. Perusahaan industry komponen KBL berbasis baterai bermerek nasional
4. Penrusahaan menyediakan penyewaan baterai untuk motor listrik
5. Melakukan percepatan produksi penyiapan sarana dan prasarana KBL berbasis baterai
6. Menyediakan SPKLU
7. Perusahaan angkutan umum dan orang perseorangan menggunakan KBL berbasis baterai
Agar gerakan Kendaraan Listrik berhasil, perlu dilakukan...

Membangun kemitraan jaringan Memberikan kebijakan insentif untuk membangun kapasitas


untuk pengembangan teknologi industri lokal (berdasarkan praktik terbaik)
EV dan kesadaran publik
Manufaktur Kendaraan Listrik
• pembiayaan publik dan swasta untuk demonstrasi dan penyebaran
Memiliki komitmen penelitian kendaraan dan baterai (AS dan China)
kemandirian energi • pajak daerah dan subsidi sewa untuk menarik pabrik (AS)
(pemerintah pusat dan daerah) • pesanan armada EV pemerintah (Eropa dan AS)
Pemilik Kendaraan Listrik
• kredit pajak atau pengurangan pajak penjualan (Inggris Raya, AS,
Pengembangan industri Tiongkok, Denmark)
kendaraan listrik dari hulu ke • biaya-bates (California)
hilir • parkir preferensial dan/atau jalur lalu lintas (California)
• pembebasan dari kebijakan kemacetan (Cina)
Penyebaran infrastruktur
Diversifikasi pasokan listrik • subsidi dan pinjaman untuk membebankan biaya pembuatan dan
pemasangan peralatan infrastruktur (AS)
(menuju listrik terbarukan)
• membuat lahan publik/swasta tersedia untuk stasiun pengisian (Eropa)
• subsidi dan pinjaman untuk unit pengisian rumah untuk konsumen (AS)
14
Tujuan elektrifikasi kendaraan dan pemangku kepentingan utama
PR No
55/2019
Jenis kebijakan untuk adopsi E-Mobility
Coordinating
Ministry of Coordinate EV regulatory agenda
Maritime and
Investment Affairs
Roadmap of Automotive National Industry Technical Direct
incentives
Ministry of
regulations on EV manufacturing and standards,
Industry domestic content levels

Regulatory agenda in public transportation (BTS), and technical


Ministry of regulations for EV deployment (Certificates of Conformity)
Transportation
Innovative
business Indirect
Setting policies in the energy sector in support of EV models incentives
Ministry of Energy
and Mineral deployments. Key areas: charging infrastructure and electricity
Resources
sales. Coordination with PLN
E-mobility
Ministry of Developing fiscal incentives that target supply (investment in
Finance
EV manufacturing) and demand creation (tax incentives for
consumers)
Ministry of Home
Affairs Regulations that enable local governments to enact fiscal
incentives (Transfer Tax)
Electric
vehicle Infrastructure
Ministry of
mandates development
Environment and Regulate EV waste management
Forestry

Bappenas Planning and evaluation of EV -policies

Source:WorldBank, ITDP, ICCT, Bappenas


Studi Kasus Global E-Mobility

Pembelajaran dari perjalanan pertumbuhan e-mobilitas di negara


lain akan membantu Indonesia menemukan jalurnya sendiri
Source:WorldBank, ITDP, ICCT, Bappenas
Implementasi Program E-Bus

JAKARTA BALI BANDUNG MEDAN

• Pada tahun 2022, 30 bus • Uji coba bus listrik telah dilakukan • Implementasi bus listrik di 1 • Persiapan Sistem BRT
listrik telah dioperasikan di KSPN Bali dan akan koridor di Bandung saat ini dedicated line di
pada 1 rute dan akan ada 3 dioperasikan secara bertahap sedang dipersiapkan dengan Metropolitan Medan (21 km)
rute tambahan • Pada tahun 2021 tercatat 530 unit skema buy-the-service. menggunakan 440 bus listrik
• Pada 2025, TransJakarta EV (3 sedan, 19 minibus, 2 mobil • Persiapan Sistem BRT (dalam tahap persiapan)
hanya akan pengadaan bus penumpang roda tiga, 506 sepeda dedicated line di
listrik motor) dengan 1 EV Fast Charging Metropolitan Bandung (23
Station dan 109 Electric Charging km) menggunakan 357 bus
• Strategi pengisian daya: listrik (dalam tahap
pengisian semalam di depot Station
persiapan)

17
Roadmap BRT e-Bus di Metropolitan Bandung dan Medan

Berencana untuk memulai dengan e-bus di salah satu dari empat depot di setiap kota. Bantuan teknis untuk
pengembangan model bisnis dan konsultasi transaksi yang disematkan ke dalam Proyek. Isu: mahalnya e-
bus, lahan depot, durasi kontrak terbatas dari kontrak multi-years.

Source:WorldBank, ITDP, ICCT, Bappenas


Thank You

Kementerian PPN/Bappenas
Jl. Taman Suropati No. 2, Jakarta Pusat
www.bappenas.go.id

Anda mungkin juga menyukai