Anda di halaman 1dari 44

PEKERJAAN PEMBANGUNAN

PLTS
TERPUSAT SULAWESI SELATAN I
TAHUN ANGGARAN 2017

Metode Pelaksanaan - Pembangunan PLTS Terpusat Sulawesi Selatan I TA -


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Energi listrik saat ini memegang peranan yang sangat penting dalam
pengembangan ekonomi d a n kesejahteraan rakyat akan pembangunan di Indonesia, oleh
karena itu pemerintah sedang menggiatkan program penggunaan energi secara tepat dan
berdaya guna tinggi merupakan syarat yang mutlak untuk meningkatkan kegiatan ekonomi.
Indonesia merupakan Negara yang memiliki berbagai jenis sumber daya energi dalam
jumlah yang cukup melimpah. Pengelolaan sumber daya energi secara tepat kiranya akan
memberikan gilirannya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara umum.
Di Sulawesi Selatan pada Kabupaten Pangkajenen Kepulauan adalah daerah penghasil ikan
yang hasilnya selain dinikmati pasar lokal juga diekspor ke negara Asia sehingga
pembangunan PLTS di Sulawesi Selatan tepatnya di Kabupaten Pangkajenen sangat tepat
sasaran dan tepat guna.
Pada proyek pembangunan energi surya ini digunakan larik fotovoltaik yang
menkonversikan secara langsung energi surya menjadi energi listrik.Pemakaian
fotovoltaik dalam kerekayasaan sebagai sumber pembangkit energi listrik bisa dikatakan
tidak menghasilkan polusi, baik polusi udara maupun polusi terhadap lingkungan
sekitarnya. Berdasarkan pertimbangan ini, nampaknya konversi fotovoltaik dari sinar
matahari menjadi energi listrik akan menjadi sumber energi utama dimasa mendatang
khususnya bila sumber- sumber energi konvensional (batubara, minyak bumi dan gas
bumi) sudah habis dalam penggunaanya. Selain itu juga harga sumber energi
konvensional akan terus semakin tinggi dan persediaannya juga sangat terbatas, sedangkan
harga fotovoltaik berangsur-angsur akan turun karena bahan bakunya melimpah dibumi ini.
Selanjutnya energi listrik yang dihasilkan dari fotovoltaik, dapat digunakan
untuk berbagai penggunaan di bidang marine, misalnya pemanfaatan sel surya sebagai
catu daya peralatan penerangan kapal ataupun untuk menggerakkan kapal dengan
bantuan motor listrik.Dan untuk menjamin penyediaan energi yang kontinue maka digunakan
baterai sebagai penyimpan energi.

Metode Pelaksanaan - Pembangunan PLTS Terpusat Sulawesi Selatan I TA -


Energi mempunyai peranan penting dalam pencapaian tujuan sosial, ekonomi, dan lingkungan
untuk pembangunan berkelanjutan, serta merupakan pendukung bagi kegiatan ekonomi
nasional.Penggunaan energi di Indonesia meningkat pesat sejalan dengan pertumbuhan
ekonomi dan pertambahan penduduk.Sedangkan, akses ke energi yang andal dan terjangkau
merupakan pra- syarat utama untuk meningkatkan standar hidup masyarakat.
Energi surya merupakan salah satu energi yang sedang giat dikembangkan saat ini oleh
Pemerintah
Indonesia.

1.2 Sasaran Pengembangan Fotovoltaik di


Indonesia
Sasaran pengembangan energi surya fotovoltaik di Indonesia adalah sebagai berikut: Semakin
berperannya pemanfaatan energi surya fotovoltaik dalam penyediaan energi di daerah perdesaan,
sehingga pada tahun 2020 kapasitas terpasangnya menjadi 25 MW, Semakin berperannya
pemanfaatan energi surya di daerah perkotaan. Semakin murahnya harga energi dari solar
photovoltaic, sehingga tercapai tahap komersial dan terlaksananya produksi peralatan PLTS dan
peralatan pendukungnya di dalam negeri yang mempunyai kualitas tinggi dan berdaya
saing tinggi.

1.3 Strategi Pengembangan Fotovoltaik di Indonesia


Strategi pengembangan energi surya fotovoltaik di Indonesia adalah sebagai
berikut:
1. Mendorong pemanfaatan PLTS secara terpadu, yaitu untuk keperluan penerangan
(konsumtif) dan kegiatan produktif.
2. Mengembangan PLTS terpusat yang disesuaikan dengan kondisi lapangan, pola
terpusat diterapkan apabila letak rumah-rumah penduduk terpusat.
3. Mengembangkan pemanfaatan PLTS di perdesaan dan perkotaan,
Mendorong komersialisasi PLTS dengan memaksimalkan keterlibatan swasta.

4. Mengembangkan industri PLTS dalam negeri yang berorientasi ekspor.


Mendorong terciptanya sistem dan pola pendanaan yang efisien dengan melibatkan dunia
perbankan.

1.4 Peluang Pemanfaatan Fotovoltaik


Kondisi geografis Indonesia yang terdiri atas pulau-pulau yang kecil dan banyak
yang terpencil menyebabkan sulit untuk dijangkau oleh jaringan listrik PLN.Untuk
memenuhi kebutuhan energi di daerah-daerah semacam ini, salah satu jenis energi yang
potensial untuk dikembangkan adalah energi surya.Dengan demikian, energi surya dapat
dimanfaatkan untuk
penyedian listrik dalam rangka mempercepat rasio elektrifikasi desa.

1.5 Kendala Pengembangan Fotovoltaik di Indonesia


Kendala yang dihadapi dalam pengembangan energi surya fotovoltaik
adalah:
Harga modul surya yang merupakan komponen utama PLTS masih mahal
mengakibatkan harga PLTS menjadi mahal, sehingga kurangnya minat
lembaga keuangan untuk memberikan kredit bagi pengembangan PLTS.
Sulit untuk mendapatkan suku cadang dan air accu, khususnya di daerah perdesaan,
menyebabkan PLTS cepat rusak, Pemasangan PLTS di daerah perdesaan pada
umumnya tidak memenuhi standar teknis yang telah ditentukan, sehingga kinerja
sistem tidak optimal dan cepat rusak.
Pada umumnya, penerapan PLTS dilaksanakan di daerah perdesaan yang sebagian besar
daya belinya masih rendah, sehingga pengembangan PLTS sangat tergantung pada
program Pemerintah.
Belum ada industri pembuatan sel surya di Indonesia, sehingga ketergantungan pada
impor sangat tinggi. Akibatnya, dengan menurunnya nilai tukar rupiah terhadap dolar
menyebabkan harga modul surya menjadi semakin mahal.

1.6 Tujuan Lingkup Kegiatan


Dalam rangka memenuhi kebutuhan tenaga listrik yang terus meningkat dan upaya
penghematan pemakaian bahan bakar minyak bumi, perlu dilakukan usaha untuk
mencari sumber-sumber potensi energi terbarukan di seluruh wilayah Indonesia seperti
potensi air, angin, panas bumi ataupun sinar matahari.

Apalagi dengan semakin menipisnya cadangan energi fosil yang dimiliki oleh Indonesia
khususnya minyak bumi yang sampai saat ini masih merupakan tulang punggung dan
komponen utama penghasil energi listrik di Indonesia, serta makin meningkatnya kesadaran
akan usaha untuk melestarikan lingkungan menyebabkan kita harus berpikir untuk
mencari alternatif penyediaan energi listrik yang memiliki karakter:
1. Dapat mengurangi ketergantungan terhadap pamakaian energi fosil khususnya
minyak bumi.
2. Dapat menyediakan energi listrik dalam skala lokal regional mampu
memanfaatkan potensi sumber daya energi setempat.
3. Cinta lingkungan dalam artian proses produksi dan pembuangan hasil produksinya tidak
merusak lingkungan hidup disekitarnya.
Sistem penyediaan energi listrik yang dapat memenuhi kriteria di atas adalah sistem konversi energi
yang memanfaatkan sumber daya energi terbarukan seperti matahari, angin, air, biomas dan
lain sebagainya.
Oleh sebab itu merupakan hal yang menarik untuk disimak lebih lanjut
bagaimana peluang dan kendala pemanfaatan sumber-sumber daya energi terbarukan ini di
negara- negara sedang berkembang khusunya Indonesia.
Tujuan pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sendiri adalah
untuk memberi bantuan kepada penduduk di perdesaan terutama yang belum dapat menikmati
jaringan listrik dari PLN dan kemungkinan masih sangat lama untuk dapat dilaksanakan.
Dengan adanya fasilitas PLTS diharapkan dapat membantu percepatan pembangunan sosial
ekonomi.
Dengan demikian, energi surya dapat dimanfaatkan untuk penyediaan listrik dalam
rangka mempercepat rasio elektrifikasi desa. Walaupaun PLTS 2 0 0 WP masih sangat
terbatas untuk penyediaan energi listrik, akan tetapi akan sangat membantu kegiatan
masyarakat perdesaan dimalam hari terutama dapat mendorong anak-anak sekolah lebih
bersemangat untuk
belajar.
Dengan terpenuhinya kebutuhan listrik dapat mendorong tumbuh kegiatan ekonomi,
meningkatkan kecerdasan dimana anak-anak dapat leluasa belajar serta memacu pertumbuhan
kesejahteraan permukiman dan masyarakat setempat, sehingga dapat menunjang terbentuknya
masyarakat serta kawasan yang sejahtera untuk mendukung pembangunan daerah.

DURASI PEKERJAAN
Pelaksanaan pekerjaan akan memakan waktu selama 150 hari kalender terhitung dari
mulai dikeluarkannya Surat Perintah Kerja.
Lokasi tempat pemasangan PLTS meliputi :
1. Desa Mattiro Ujung (Pulau Kapoposang), Kecamatan Liukang Tupabbiring
2. Desa Mattiro Baji (Pulau Saugi), Kecamatan Liukang Tupabbiring Utara
3. Desa Mattiro Walie (Pulau Samatellu Lompo), Kec. Liukang Tupabbiring Utara
4. Desa Kalu-kalukuang (P. Kalukuang II), Kecamatan Liukang Kalmas
5. Desa Kalu-kalukuang (P. Kalukuang I), Kecamatan Liukang Kalmas
6. Desa Sabalana (P. Sabalana), Kecamatan Liukang Tangaya
7. Desa Sabalana (P. Sanane), Kecamatan Liukang Tangaya
Gambar Loka
si

BAB II
PERENCANAAN MEKANISME KERJA

Lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan dalam kegiatan ini berupa :

1. Persiapan Pengumpulan Data Lapangan dan Pesanan Material


2. Penyiapan Gudang Pengepakan dan Angkutan Material ke Lokasi.
3. Persiapan Pemasangan Barang
4. Pemasangan Tiang dan Modul Surya
5. Pemasangan Instalasi dan Lampu
6. Pemasangan Batteray Charge Regulator dan Acc
7. Pemeriksaan dan Pengujian Material
8. Serah Terima Barang

1. Persiapan dan Pesanan Material

Segala sesuatunya menyangkut kelancaran pekerjaan palaksanaan harus telah disiapkan di lokasi
sebelum melaksanakan pekerjaan.
Jadwal terinci, Time schedule, mobilisasi peralatan dan tenaga kerja,serta kelengkapan
administrasi lapangan harus disiapkan sebelum memulai pekerjaan.
Demi kelancaran kegiatan, harus memperhatikan penempatan bahan / material dan lalu lintas.
Menghubungi Pabrikan untuk memesan material yang sesuai dengan Spesifikasi Teknis Barang
yang dipersyaratkan.
Pengiriman barang dan menyelesaikan jasa terkait sesuai dengan jadwal pengiriman dan
penyelesaian.

Beberapa item barang yang dipesan diantaranya :


i. Modul Surya
ii. Batterai System
iii. Controller
iv. Penangkal Petir
v. Panel Distribusi, Power Cable &
Grounding vi. Remote Monitoring System
vii. Pyranometer

viii. Jaringan Distribusi Tegangan Rendah


ix. Instalasi Rumah Pelanggan
x. TV LCD 32” + Antena Parabola
xi. Peralatan Kerja dan Peralatan Keselamatan Kerja

2. Pengepakan dan Angkutan Material ke Lokasi.

Atas tanggungan sendiri mengepak barang sedemikian rupa sehingga barang terhindar dan
terlindungi dari resiko kerusakan atau kehilangan selama masa transportasi atau pada saat
pengiriman dari tempat asal barang sampai ke tempat tujuan akhir.
Pengepakan barang harus memperhatikan hal-hal yang dapat mempengaruhi mutu barang antara
lain penangan barang secara kasar, suhu udara yang ekstrim, kadar garam dan penguapan,
penyimpanan di tempat terbuka, jauhnya jarak menuju tempat tujuan akhir dan ketiadaan fasilitas
penanganan barang yang memadai.
Pengepakan, penandaan dan penyertaan dokumen identitas barang di dalam dan di luar paket
barang harus sesuai dengan instruksi tambahan yang diatur dalam SSKK dan instruksi lain yang
diberikan secara tertulis oleh PPK.
Mengatur pengangkutan barang (termasuk pemuatan dan penyimpanan) sampai dengan tujuan
pengiriman.
Angkutan barang diteruskan sampai dengan tujuan akhir.

3. Persiapan Pemasangan Barang

Sebagai langkah awal pelaksanaan pekerjaan, maka perlu melakukan pembersihan lapangan/Lokasi
pembangunan dari hal-hal yang dapat merusak pelaksanaan pembangunan.

4. Pemasangan Tiang dan Modul Surya

Pemasangan Tiang dapat dilakukan di halaman rumah dengan dibantu Tiang dari Kayu atau
Bambu sehingga dicapai ukuran sesuai yang diharapkan.
Pemasangan Tiang juga dapat dilakukan menempel pada konstruksi rumah (bumbungan / atap
rumah), dengan jalan melubangi atap senk atau atap nirah sehingga Tiang dapat tembus ke bagian
luar atap rumah.
Panel Surya di pasang di luar rumah (atap, genteng, atau dengan bikin tower sendiri dll) langsung
menghadap cahaya matahari sesuaikan dengan keadaan/tempat/situasi aman.

5. Pemasangan Instalasi dan Lampu

Persiapkan peralatan dan bahan yang diperlukan dalam pemasangan instalasi, misalnya : obeng,
neptank, palu, paku, volt meter untuk mengetahui tegangan listrik, kabel, serta peralatan dan
bahan lainnya.
Tarik kabel dari Panel Surya,
Untuk kabel bila kurang panjang bisa tambahi/sambung sendiri).
Pemasangan instalasi kabel harus rapi dan aman dari jangkauan anak-anak dll.

6. Pemasangan Batteray Charge Regulator dan Acc

Persiapkan peralatan yang diperlukan dalam pemasangan bateray charge regulator dan acc,
misalnya : obeng, neptank, palu, paku dll.
Memasang bateray charge regulator sesuai dengan gambar rencana,
Hubungkan dengan kabel
Atur bateray charge regulator rapi dan aman dari jangkauan anak-anak dll.

7. Pemeriksaan dan Pengujian Material

PPK berhak untuk melakukan pemeriksaan dan pengujian atas barang untuk memastikan
kecocokannya dengan spesifikasi dan persyaratan yang telah ditentukan dalam kontrak.
Pemeriksaan dan pengujian dapat dilakukan sendiri oleh penyedia dan disaksikan oleh PPK atau
diwakilkan kepada pihak ketiga.
Biaya pemeriksaan dan Pengujian ditanggung oleh penyedia.
Pemeriksaan dan pengujian dilakukan di tempat yang ditentukan dalam SSKK, dan dihadiri oleh
PPK dan / atau Pejabat / Panitia Penerima Hasil Pekerjaan. Penyedia berkewajiban untuk
memberikan akses kepada PPK dan / atau Pejabat / Panitia Penerima Hasil Pekerjaan tanpa biaya.
Jika pemeriksaan dan pengujian dilakukan di luar tempat tujuan akhir maka semua biaya
kehadiran PPK dan / atau Pejabat / Panitia Penerima Hasil Pekerjaan merupakan tanggungan
PPK.
Jika hasil pemeriksaan dan pengujian tidak sesuai dengan jenis dan mutu barang yang ditetapkan
dalam kontrak, PPK dan / atau Pejabat / Panitia Penerima Hasil Pekerjaan berhak untuk menolak
barang tersebut dan penyedia barang atas biaya sendiri berkewajiban untuk memperbaiki atau
mengganti barang tersebut.
Membuat dan menandatangani berita acara pemeriksaan barang yang ditandatangai oleh PPK dan
/ atau Pejabat / Panitia Penerima Hasil Pekerjaan dan penyedia barang.

8. Serah Terima Barang

Setelah Pekerjaan selesai 100% (seratus perseratus), penyedia mengajukan permintaan secara
tertulis kepada PPK untuk penyerahan pekerjaan;
Serah terima barang dilakukan di tempat sebagaimana ditetapkan dalam SSKK
Pejabat/Panitia Penerima Hasil Pekerjaan berkewajiban untuk memeriksa kebenaran dokumen
identitas barang dan membandingkan kesesuaiannya dengan dokumen rincian pengiriman.
Jika identitas barang sesuai dengan dokumen rincian pengiriman maka Pejabat/Panitia Penerima
Hasil Pekerjaan dapat secara langsung meminta penyedia barang untuk melakukan pemeriksaan
serta pengujian barang.
Jika Barang dianggap tidak memenuhi persyaratan kontrak maka Pejabat/Panitia Penerima Hasil
Pekerjaan berhak untuk menolak barang tersebut.
PPK atau Wakil sahnya Membuat berita acara serah terima yang kemudian ditandatangani
oleh PPK atau Wakil sahnya dan penyedia barang.
LAMPIRAN CONTOH BERITA ACARA SERAH TERIMA
BERITA ACARA SERAH TERIMA PERANGKAT
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA
SOLAR HOME SISTEM(PLTS 100WP)

Lingkup Pekerjaan: Serah Terima Perangkat Fasilitas PLTS PLTS 200 wp


Nomor SP :_ Lokasi
:Desa ID.Desa _
Kec._ _
Kab.
_
Propinsi_ _

Pada hari ini ......................, Tanggal ............................................., Bulan


..............................., Tahun ................................................. kami yang bertanda tangan
dibawah ini :
1. Nama :
Jabatan: Teknisi pelaksana PT xxx
Selanjutnya disebut Pihak Pertama

2. Nama :
Jabatan:
Selanjutnya disebut Pihak Kedua

Dengan ini Pihak Pertama telah melakukan serah terima Perangkat Fasilitas Pembangkit Listrik
Tenaga Surya, sebagai titipan kepada Pihak Kedua, dalam kondisi beroperasi dengan baik, sesuai
ketentuan/spesifikasi teknik yang ditetapkan oleh pemerintah provinsi
Pihak Kedua akan membantu Pemerintah provinsi dalam pengamanan demi terjaminnya
kesinambungan operasional PLTS dimaksud dan melaporkan kepada Pemerintah
provinsiatau PT.xxx dalam hal terjadi kondisi atau keadaan yang dapat mengganggu
beroperasinya perangkat/sistem.
Demikian Berita Acara ini dibuat dan ditandatangani oleh kedua belah pihak , untuk
digunakan sebagaimana mestinya.
PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA PT.xxx
PENERIMA

(……………………………) (………………………………)
Nama jelas, ttd dan stempel Nama jelas, ttd dan
stempel
DAFTAR PERANGKAT TERPASANG (PLTS 200WP)

Lingkup Pekerjaan: Serah Terima Perangkat Fasilitas


PLTS
Nomor SPK :_ _
Lokasi :Desa ID.Desa
_ Kec. Kab.
Propinsi_
Tanggal :
_

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA

PT. PENERIMA

(…………………………………) (………………………………)
Nama jelas, ttd dan stempel Nama jelas, ttd dan stempel
BAB III
PERENCANAN INSTALASI, OPERASI dan PEMELIHARAAN

III.1 Perencanaan Instalasi


I.Persiapan Lokasi
Pemilihan dan persiapan lokasi penempatan sistem PLTS, dapat dilakukan
dengan memperhatikan criteria berikut :
Kriteria Umum
calon penerima PLTS telah memenuhi syarat dan persetujuan pemberi pekerjaan.
Tingkat kebutuhan yang tinggi, sehingga membutuhkan sistem PLTS
sebagai fasilitas yang layak dan perlu digunakan untuk membantu peningkatan
infrastruktur listrik di pedesaan.
Mempunyai calon operator pengelola atau organisasi masyarakat setempat yang
berkualitas dalam hal pemakaian dan pemeliharaan peralatan sistem untuk keperluan
pelayanan.

Kriteria Khusus
Pemilihan lokasi pemasangan modul surya harus aman dari jangkauan anak-anak,
mudah untuk membersihkan permukaan, jarak atau panjang kabel dari terminal modul
surya ke baterai tidak lebih dari 7 meter dan sepanjang tahun sinar matahari
tidak terhalang bayangan benda.
Sistem tiang modul surya yang akan digunakan sebagai berikut, komponen
assesorisnya harus sesuai dengan kebutuhan dan pemasangannya dapat dengan mudah
dilakukan dilokasi pemasangan.
Pemasangan lampu harus sesuai dengan kebutuhan mudan dijangkau oleh operator
yang bertugas khusus untuk pemeliharaan.
Pemasangan baterai harus diruangan yang aman dan bersih dengan sirkulasi udara
yang cukup dapat dijangkau oleh petugas khusus yang bertanggung jawab
terhadap pemeliharaan.

Langkah – Langkah Persiapan


Untuk mempermudah pelaksanaan pemasangan sistem, diperlukan persiapan
yang baik dengan memperhatikan prosedur sebagai berikut
Pemeriksaan komponen, setiap sistem komponen yang akan dipasang harus dalam
jumlah yang cukupdan tidak terdapat komponen yang rusak.

Pemeriksaan SOC batterai, kondisi batterai ok dan jumlah yg


sesuai.
Peralatan dan instrument pengukuran, tersedia peralatan instalasi dan instrument
pengukuran yang terkalibrasi dalam kondisi ok dan jumlah yang sesuai
Format rekaman informasi, siapkan format berisikan informasi tentang
pemeriksaan, pemasangan dan pemakaian/ pemeliharaan sistem
Buku manual dan assesoris untuk pemakai, tersedia buku petunjuk pemakaian dan
pemeliharaan dan peralatan untuk perawatanrutin
Perencanaan instalasi, siapkan tim pelaksanaan instalasi dan biaya yang diperlukan
kepada petugas teknis telah diinformasikan bahwa tim telah siap melaksanakan tugas
instalasi

2.Pemasangan Modul Surya PLTS


Untuk memasang solar home sistem perlu dilakukan persiapan installasi karena
ada beberapa hal harus dipersiapkan terlebih dahulu agar pada saat pemasangan PLTS tidak
terkendala.
1) Menentukan lokasi
Penentuan lokasi sangat penting karena akan menunjang operasional PLTS itu
sendiri. Hal-hal yang harus diperhatikan saat melakukan installasi PLTS adalah
sebagai berikut:
a) Arah khatulistiwa (equator)
Jika sudah ditentukan posisi yang akan dipasang solar panel, perhatikan arah
khatulistiwa dari titik tersebut untuk menentukan arah kemiringan solar panel
sehingga selama operasional sumber energi yang didapatkan oleh solar panel
maksimal.
b) Solar Panel Terletak di Ruang
Terbuka
Pastikan titik yang sudah ditentukan terbuka dan tidak tertutup bayangan
apapun dari pagi hingga sore hari, karena jika solar panel tertutup bayangan benda,
maka energi yang dihasilkan jauh berkurang, sehingga hal ini sangat
mempengaruhi kinerja dari PJU itu sendiri. Selain itu juga harus diperhatikan
potensi solar panel tertutup bayangan dalam waktu mendatang, misalnya:
solar panel PLTS diletakkan disamping pohon yang berpotensi besar pada
waktu mendatang,
saat pemasangan solar panel tidak tertutup bayangan, tetapi ketika pohon
tersebut besar, maka kinerja solar panel PLTS akan terganggu.

2) Persiapan pemasangan PLTS

Pemasangan PLTS PLTS biasanya dilakukan di daerah terpencil yang jauh dari
kota. Sehingga sebelum melakukan pekerjaan instalasi perlu diperhatikan untuk
memeriksa kelengkapan semua peralatan yang akan dipasang dan kelengkapan tool kit
yang akan digunakan untuk instalasi dengan asumsi bahwa di lokasi pemasangan PLTS
tidak dapat membeli/ mengadakan peralatan yang dibutuhkan untuk instalasi.Untuk itu
perlu dipersipakan :

A. Menyiapkan beberapa komponen yang akan dirangkai menjadi satu set PLTS
yang terdiri dari :
1 buah modul Surya 200 Wp
1 set tiang penyangga Modul
1 buah Modul Baterry Control Unit (BCU)
1 buah batere
1 set kotak penghantar termasuk terminal kabel, klem kabel, saklar dan
stop kontak
1 set kit instalasi (mur, baut, paku dan klem pipa)
B. Menyiapkan peralatan yang diperlukan untuk instalasi adalah :
1 set kunci pas/ ring
1 buah multimeter
1 set obeng
1 buah tang
Kompas, gergaji,pahat. Cutter, materan, waterpass, sarung tangan,
lampu senter.
1 buah kunci inggris
1 set plingkut
1 buah palu
Solder
II. 2 Installasi PLTS 200 WP
Jika persiapan selesai dilakukan maka proses installasi PLTS dapat dilanjutkan sebagai
berikut:
1) Pemasangan Battery
Masukan batere kedalam kotak batere dan pasanglah di dalam rumah di tempat
yang aman. Perhatikan letak batere tidak boleh lebih dari 10 meter dari rencana pemasangan
solar
modul.
Pengukuran:
Ukur tegangan batere dengan voltmeter Jenis
Baterai VRLA (1000 Ah-2V) atau Lithium-Ion
Pada saat pemasangan battery harus diperhatikan polaritas battery, koneksikan kabel
“positif” dari controller ke terminal “positif” battery dan koneksikan kabel “negatif”
dari controller ke terminal “negatif” battery. Pastikan terpasang dengan kuat.

2) Pemasangan solar panel


Tempatkan solar panel pada ruang terbuka, terkena sinar matahari langsung dari
pagi hingga sore hari.Tempatkan pole solar panel pada tempat yang kokoh dan tidak mudah
terbakar.

a) Pemasangan solar panel ke mounting pole dilakukan dengan cara berikut:


- Pasang solar pole ke solar mounting.
- Pasang solar panel pada solar mounting pada ke-empat sisinya, setiap
pemasangan baut dan mur jangan dikencangkan dahulu sampai semua baut dan
mur terpasang, jika baut dan mur sudah terpasang semua maka kencangkan
semua baut dan mur yang terpasang
b) Pemasangan paku penahan solar mounting

Pemasangan paku bertujuan untuk mencegah solar mounting turun


kebawah. c) Pemasangan clamp solar pole

Pasang clamp atas dan bawah ke siku-siku rumah, atau bidang tempel
yang kuat. Paku dengan kuat agar solar panel tidak berubah posisi.

d) Pemasangan plat dan sealant.

Jika solar mounting dan solar panel maka pasang plat dan sealant yang bertujuan
untuk mencegah terjadinya kebocoran akibat lubang yang dibuat untuk solar pole.

Jika kabel output solar panel sudah terpasang, masukkan kabel solar panel pada pipa
tiang Solar Panel dan dikeluarkan pada posisi didalam rumah menuju BCU. Pastikan koneksi
benar dengan mengukur tegangan open circuit (VOC) dan arus short circuit (Isc) pada
kabel output solar panel dengan menggunakan multimeter, jika dalam kondisi siang hari
maka nilai yang ditampilkan berkisar pada nilai spesifikasi solar panel yang tertera pada
solar
panel.
3) Pemasangan Beban
Untuk memasang beban PLTS 80WP berupa lampu TL, maka terlebih dahulu
ditentukan posisi lampu dan saklarnya. Jika sudah ditentukan maka lampu bisa
dipasang, sedangkan untuk pengkabelannya mengikuti wiring diagram diatas dengan
caramenyambungkan kabel menuju masing-masing output lampu(load) pada BCU.
Dalam pemasangan beban lampu, perhatikan polaritas lampunya. Untuk terminal
lampu “positif” dipasangkan pada output terminal “positif” dari BCU dan terminal lampu
“negatif” dipasangkan pada output terminal “negatif” BCU. Pastikan terpasang dengan benar
polaritasnya dan kuat koneksinya.

4) Uji Operasional
Jika battery, solar panel, dan semua beban lampu terpasang.Periksa kembali
semua perlatan PLTS yang terpasang dan pastikan terpasang dengan benar dan kuat.
Lakukan percobaan dengan menyalakan beban satu persatu dan
mematikannya kembali, jika semua berfungsi normal maka untuk fungsi operasi beban
berjalan baik.
Setelah pemasangan peralatan selesai dilakukan, dapat dilakukan pengukuran
tegangan dan arus listrik sebagai berikut:
Perhatikan lampu indikator dan monitor pada BCU. Lampu charging menyala atau
lampu penunjuk kapasitas batere menyala.

a) Pengukuran Tegangan dan Arus Listrik yang masuk ke batere


- Pengukuran tegangan batere
Dapat dilihat dari Indikator BCU Digital yang akan menuntukan Angka 4
digit. Contoh apabila display menunjukan pada posisi “ 13.56” artinya Voltase
Battery menunjukan tegangan di 13,56 VDC. Atau ambil multimeter dan
posisikan pada pengukuran tegangan DC.Ukur tegangan batere pada BCD pada
terminal batere. Hasil pengukuran yang benar: tegangan batere > 12 Vdc.
- Pengukuran arus listrik pengisian
batere
Ambil multimeter dan posisikan pada pengukuran arus DC.Lepaskan kabel pada
terminal BCU dari solar modul.Lepaskan kabel BCU pada terminal batere pos
(+)
dan hubungkan kabel multimeter anatar BCU pada terminal batere pos (+) dan
ujung kabel yang telah dilepas.
Pasang kembali kabel dari solar modul ke terminal
BCU.
Hasil pengukuran: Arus input pada batere adalah angka yang tertera pada
multimeter. Apabila angka yang tertera pada multimeter menunjukkan negatif, berarti
pemasangan kabel multimeter pada polaritas yang terbalik.
Lepaskan kembali kabel pada terminal BCU dari solar
modul
Lepaskan kabel dari multimeter
Pasang kembali kabel dari batere ke
BCU.
b) Pengukuran Tegangan dan Arus listrik output dari solar
modul
- Pengukuran tegangan solar modul pada
BCU
Ambil multimeter dan posisikan pada pengukuran tegangan DC.Ukur tegangan solar
modul pada terminal BCU. Hasil pengukuran yang benar: Tegangan solar modul ˃
tegangan batere
- Pengukuran Arus solar modul pada BCU
Ambil multimeter dan posisikan pada pengukuran arus DC.Lepaskan kabel
pos (+) dari solar modul pada terminal BCU, dan hubungkan kabel multimeter
antara BCU dan ujung kabel yang telah dilepas. Hasil pengukuran yang benar:
Arus dari solar modul>arus ke batere.
Passang kembali kabel dari solar modul ke terminal
BCU. Kesimpulan:
Tegangan Solar modul tanpa beban Voc > Tegangan solar modul pada
BCU Tegangan solar modul pada BCU > Tegangan batere
Arus solar modul hubung singkat > Arus solar modul pada
BCU Arus solar modul pada BCU > dari Arus pengisian batere
c) Pengukuran Tegangan dan Arus listrik beban.
Pengukuran tegangan beban dapat dilakukan pada BCU dan terminal terdekat
beban Pengukuran tegangan beban dapat dilakukan pada BCU dan terminal
terdekat pada beban BCU. Hasil pengukuran yang benar: tegangan beban pada
BCU= tegangan batere pada BCU.
Pengukuran tegangan beban pada terminal beban. Ukur tegangan beban pada terminal
beban dan saklar pada posisi ON untuk beban yang akan di ukur. Hasil
pengukuran yang benar: Tegangan beban pada terminal beban < tegangan beban pada
BCD akibat
kerugian tegangan pada kabel.
Pengukuran arus beban pada
BCD.
Ambil multimeter dan posisikan pada pengukuran arus DC.Lepaskan kabel beban pos (+)
BCD, dan hubungkan kabel multimeter antara BCU dan ujung kabel yang telah dilepas. Hasil
pengukuran: Arus listrik beban seperti tertera di multimeter. Pasang kembali kabel beban ke
BCU. Lakukan pada beban yang lain.
5) Urutan Penyambungan dan Pelepasan
Kabel
perlu diperhatikan urutan penyambungan kabel pada saat
penggantian/pemindahan peralatan.
Perhatian:
Peralatan PLTS menggunakan tegangan DC sehingga pada saat penyambungan kabel
perlu diperhatikan terminal pos (+) dan neg (-).
Urutan penyambungan kabel pada saat
instalasi
Hubungkan kabel dari terminal batere neg (-) ke BCU pada terminal batere neg (-)
Hubungkan kabel dari terminal batere pos (+) ke BCU pada terminal bater pos (+).
Hubungkan kabel dari terminal solar modul neg (-) ke BCU pada terminal
solar modul neg (-).
Hubungkan kabel dari terminal solar modul pos (+) ke BCU pada terminal
solar modul pos (+)
Hubungkan lampu BCU pada terminal beban/lampu neg (-) ke terminal lampu neg (-)
Hubungkan lampu dari BCU pada terminal beban/lampu pos (+) ke terminal
lampu pos (+)
Urutan pelepasan kabel pada saat PLTS harus dilakukan berlawanan
dengan urutan pemasangan kabel pada saat instalasi.
Petunjuk
Pemeliharaan

Untuk mengoptimalkan PLTS PLTS 200 wp maka perlu dilakukan pemeliharaan secara
rutin dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1. Pemeliharaan Harian
a) Sistem lampu harus dalam kondisi siap dioperasikan, jika tidak
beroperasi dengan normal harap segera melihat Manual Gangguan di bawah
ini.
b) Jika ada indikasi bahwaSistem Lampu Beroperasi tidak normal, maka :
Padamkan seluruh lampu dengan cara meng “off” kan saklar.
Lampu akan padam jika lampu warna “merah” menyala pada
indicator BCU, apabila kondisi batere telah penuh secara otomatis
lampu akan menyala normal kembali.
c) Periksa kembali ruang sekitar saklar lampu, dan yakinkan bahwa
dalam ruangan tersebut terdapat distribusi pencahayaan yang cukup dan
merata.

2. Pemeliharaan mingguan
Pemeliharaan mingguan harus dilakukan agar sistem dapat tetap dalam keadaan
optimal, memudahkan penelusuran keadaan yang terjadi apabila diperlukan
saat terjadi gangguan.
a) Pemeriksaan bagian ujung lampu, jika terlihat berubah warna(hitam) segera
ganti dengan lampu yang baru. Jika penggantian dilakukan tiap minggu maka
kemungkinan ballast elektronik lampu tidak dan perlu diganti.
b) Bersihkan permukaan modul surya dengan lap kain, hal ini dimaksudkan agar
debu dan kotoran yang menempel pada modul yang dapat mengurangi
kemampuan memproduksi energi listrik dapat dihindari. Permukaan Modul
Surya harus selalu terjaga kebersihannya.
Prosedural membersihkan modul surya sebagai berikut
:
1) INGAT !!!membersihkan Modul Surya harus selalu dibersihkan pada pagi
hari atau petang, dimana radiasi matahari relative rendah, hal ini untuk
menghindari resiko sengatan listrik.
2) Bersihkan permukaan Modul Surya dengan menggunakan kain yang lembut
dengan air secukupnya. Jangan menekan permukaan Modul dan hindari agar tidak
tergores.
3) Bersihkan kaca Modul Surya secara hati-hati dan perlahan-lahan,dimulai dari
bagian paling atas (tertinggi), dan selanjutnya dilap kearah bagian bawah.
Yakinkan bahwa debu dan kotoran tidak ada lagi yang tersisa pada Modul Surya.
4) Jangan melempar atau meletakkan benda apapun diatas Modul Surya
mengingat hal ini akan menyebabkan lapisan kaca akan pecah.
Akses ke Modul Surya yang terpasang diatas atap harus selalu
dipertimbangkan dengan baik agar memudahkan dan aman untuk melakukan
pemeliharaan dan perawatan.
3. Pemeliharaan Bulanan
A. Membersihkan Komponen Lampu.
Pengoperasian yang benar dan handal, dapat dicapai jika Sistem Lampu
dan Komponennya selalu dalam kondisi bersih. Prosedur untuk
membersihkan Sistem Lampu dan Komponen sebagai berikut :
a) Saklar Sisitem Lampu di “OFF” kan.

b) Buka penutup samping Sistem Lampu agar dapat dengan mudah


member akses pada Ballast Elektronik.
c) Gunakan sikat halus untuk membersihkan debu dan kotoran pada
ballast.
d) Jika nyala lampu redup,periksalah kondisi Lampu TL agar selalu
bersih sehingga dapat menghasilkan cahaya yang optimal.
e) Saklar Sistem Lampu di “on” kan.
f) Bersihkan dan pasang kembali penutup samping Sistem
Lampu ketempat semula.

B. Periksa Bayangan pada Permukaan Modul Surya


Bayangan pada permukaan Modul walaupun hanya sebagian kecil akan
mengurangi jumlah energi listrik yang dihasilkan. Periksa dengan seksama
apakah masih ada bayangan pada Modul Surya sepanjang penyinaran matahari
berlangsung, lakukanlah pada sekitar Pk. 08.00; Pk. 12.00 dan Pk. 16.00.
Jika terdapat bayangan pada Modul Surya, diperlukan langkah-langkah
sebagai berikut :
a) Potong ranting dan batang pohon yang menyebabkan bayangan pada
permukaan Modul Surya antara Pk. 08.00 s/d Pk. 16.00 pohon
yang menimbulkan bayangan hanya pada pagi hari (sebelum Pk. 08.00)
atau pada sore hari (Pk. 16.00) tidak perlu dipotong.
b) Periksa tidak ada seorangpun yang meletakkan suatu benda di
depan Modul Surya yang dapat menghalangi radiasi matahari
langsung ke Modul Surya.
c) Jika terdapat bangunan gedung di sekitar modul yang menyebakan
bayangan,sebaliknya Modul Surya dipindahkan pada lokasi yang
bebas
bayangan.
4. Pemeliharaan Semesteran (6 bulanan)
Pemeriksaan untuk semesteran ini diperlukan untuk melihat untuk kerja
sistem terutama sistem batere dan berbagai komponen lainnya.
A. Pemeriksaan Sistem Batere.
1) Pemeriksaan level/ batas permukaan Elektrolit batere (air
ACCU)pada semua blok Batere. Jika level larutan elektrolit pada
salah satu blok

batere sudah berkurang, hal ini dapat merusak plat batere dan akan
menyebabkan Sistem PLTS tidak beroperasi dengan baik.
Pemeriksaan hal ini perlu dilakukan dengan tetap memperhatikan factor
keselamatan kerja (safety).
PERHATIAN : Larutan Elektrolit dalam Batere adalah KOROSIF, JANGAN
SAMPAI KENA KULIT, MATA atau PAKAIAN, JIKA TERKENA SEGERA DIBILAS
(DISIRAM) DENGAN AIR BERSIH SEBANYAK-BANYAKNYA.HINDARI ADANYA
PERCIKAN ATAU BUNGA API, DAN JANGAN MEROKOK SAAT BEKERJA DEKET
BATERE KARENA BATERE DAPAT MENGHASILKAN GAS YANG MUDAH
MELEDAK JIKA TERBAKAR.
JANGAN MENAMBAH AIR BATERE DENGAN LARUTAN ASAM.
2) Penambahan Air Batere.
Penambahan air Batere dilakukan pada blok/ plate betere yang sudah
berkurang airnya, dengan prosedur sebagai berikut :
a) Bukalah setiap sel batere dengan memutas penutup plastic
bagian atas. Periksa plat metal didalam batere harus
terendam oleh larutan batere/ air accu.
b) Tambahkan AIR DESTILASI jika diperlukansetiap selnya
sampai terisi penuh sesuai indicator level permukaan larutan
batere, atau sampai seluruh plat metal didalam batere tertutup
dengan air. Gunakan corong plastic untuk mengisi/
manambahkan air batere.jangan mengisi batere
berlebihan hingga airnya tertumpah keluar.
c) Lakukan pengisian air pada semua sel dalam setiap batere,
kemudian lakukan hal yang sama untuk seluruh sel pada batere
lainnya.
d) PENTING diperhatikan dalam penambahan air batere
hanya menggunakan AIR DESTILASI.

B. Pemeriksaan komponen.
Modul Surya terpasang dengan posisi dan arah yang benar.
Semua kabel dalam sistem telah tersambung dengan baik dan normal
(tidak ada kerusakan).

Batere dan BCU terpasang dan tersambung dengan baik.


Tidak ada komponen (baut, mur dll) dalam Sistem Lampu yang
terlepas/ longgar, atau dapat membahayakan pemakai.
JIKA DALAM PEMERIKSAAN TERDAPAT MASALAH, SEGERA HUBUNGI
TEKNISI SETEMPAT UNTUK MEMPERBAIKINYA.
5. Cara Mengatasi gangguan.
Langkah awal dalam mengatasi gangguan adalah melakukan identifikasi
penyebab gangguan yang mencakup hal-hal sebagai berikut :

A. Gangguan pada Komponen Modul Surya


a) Periksa tegangan pada terminal “ junction Box “ modul,yakinkan bahwa
pada saat tersebut modul dalam kondisi normal dan bebas dari bayangan.
b) Periksa kondisi kabel dan sambungan kabel,jika longgar kencangkan.
c) Periksa apakah setting posisi dan arah kemiringan modul tidak berubah,
jika berubah segera kembalikan pada posisi semula.
B. Gangguan pada Komponen BCU
a) Periksa posisi sambungan kabel tidak berubah, jika berubah kembalikan
ke posisi semula.
b) Bila lampu atau Display Digital tidak menunjukan sebagai mana
mestinya maka perlu dilakukan restat komponen BCU dengan cara :
Pertama : Posisikan BCU dalam kondisi Off
Kedua : lepaskan sambungan kabel ke
beban. Ketiga : lepaskan sambungan kabel
Modul. Keempat : lepaskan sambungan Batere.
Urutan pada saat pemasangan kembali adalah sebaliknya, mulai dari
Batere, Modul kemudian Beban.
C. Gangguan pada komponen lampu.
a) Pada ujung tabung lampu LED berwarna kehitam-hitaman dan tegangan
kerja sistem rendah berakibat lampu menyala redup, segera ganti dengan
lampu TL yang baru sesuai dengan jenis dan dayanya.

b) Arus tidak dapat mengalir pada lampu akibat koneksi, sambungan kabel
dan mutu saklar kurang baik, atau Ballast yang tidak berfungsi/ rusak
sehingga lampu tidak menyala.
Bila mengganti Ballast, periksa dengan teliti urutan kabel dan polaritas listrik
(+) dan (-) agar tidak terbalik.
c) Bila seluruh lampu tidak menyala, mungkin disebabkan :
Indicator BCU “WARNA MERAH di Posisi “PROTECT”
artinya kapasitas batere rendah.

Konektor dan sambungan kabel kurang baik/putus.


Terjadi hubungan singkat pada salah satu rangkaian lampu atau stop
Kontak.
d) Gangguan pada komponen batere apabila di Indikator menunjukan tulisan “
ERR1” dan Indicator BCU menyalah di tulisan “PROTECT” artinya
kondisi Sell Battery rusak dan Baterry harus diganti. Setelah Baterry
Diganti maka Lampu dapat di hidupkan kembali secara Normal.

INGAT :JANGAN MENYAMBUNG PERALATAN LISTRIK LAINNYA


LANGSUNG KE BATERE.
Jika sistem dioperasikan tidak sesuai dengan peruntukannya, batere dapat rusak
lebih awal, hindarilah pemakaian yang sangat berlebihan ataupun pengisian
yang berlebihan.
a) Periksa terminal dan kondisi sambungan kabel masing-masing blok batere
tersebut, jika rusak segera perbaiki atau ganti dengan kabel/ sambungan
kabel baru yang sejenis.
b) Periksa level elektrolit batere merata setiap sel/ blok batere hingga pada
batas level diatas.
1. PERENCANAAN DAN ESTIMASI ENERGI KELUARAN PLTS 2 00 WP
Komponen utama PLTS adalah Modul Surya, Sel fotovoltaik yang mengubah
sinar matahari menjadi listrik. Sel fotovoltaik dirangkai dan delaminating menjadi
Solar Modul (Modul Surya) dengan tegangan nominal 12 VDC dengan Balance
of Sistemmeliputi :
- Battery Control Unit (BCU)
- Batere
- Lighting fixture

A. MODUL SURYA
Modul Surya Photovoltaik atau biasa disebut Solar Modul merupakan rangkaian
dari Sel Surya (Solar Sel) dengan daya output tertentu sesuai dengan standart Internasional.
Pengukuran daya solar modul yang tercantum pada spesifikasi teknis hanya dapat
dilakukan di laboratorium dengan besaran sebagai berikut :
Standart Internasional pengukuran Output Solar Modul :
Illumination (cahaya) 1 kW/ m² pada distribusi spectral AM
1,5
Temperature cell 25°C
Daya puncak solar modul Wp (Watt Peak)

Ketersediaan Energi listrik PLTS tergantung dari besar Modul Surya yang digunakan. PLTS
PLTS 2 00 WP menggunkan modul surya dengan daya puncak 2 00W. Dengan modul
surya
2 00 Wp, sesuai dengan radiasi matahari rata-rata Indonesia sekitar 4,8 kWh/
m²/hari didapatkan Energi listrik rata-rata 100X4,8 Wh/ hari = 480 Wh/ hari.

B. BATTERY CONTROL UNIT


Peralatan Battery Control Unit (BCU) berfungsi untuk melindungi battery dari pengisian
(charging) yang berlebihan yang mengakibatkan battery cepat rusak.
Untuk melindungi battery supaya tidak cepat rusak BCU memutus hubungan antara
modul surya dan battery sebelum battery mencapai tahap penguapan air accu
(gasing) yang menandakan battery penuh dan pada saat battery hampir kosong dimana sifat
air accu akan berubah dari sulphuric acid menjadi air, BCU memutuskan hubungan antara
batere dengan beban (lampu).
Pemilihan kapasitas BCU ditentukan dengan Tegangan Nominal dan Arus Input/ Output
Sistem.Untuk Sistem PLTS 200 wp digunakan BCU dengan kapasitas 12 VDC 10 Ampere.
Kapasitas 10 Ampere digunakan dengan asumsi bahwa output dari Panel Surya adalah
antara
4.65A dan apabila panel surya akan ditambahkan kemudian hari maka BCU tetap bisa
digunakan.
C. BATTERY
Battey berfungsi menyimpan energi listrik yang dihasilkan oleh modul surya pada siang hari
untuk digunakan sesuai dengan kebutuhan.
Pabrik pembuat battery menentukan kapasitas dengan memberikan data Tegangan (Volt)
dan kapasitas rate (Ah).
Sebagai contoh, batere dengan tegangan 12 V dengan kapasitas rate 100 Ah, maka
energi listrik maksimum yang dapat disimpan = 12 X 100 Vah = 1200Wh (1200 Watt jam).
Untuk melindungi batere supaya tidak cepat rusak,energi listrik pada batere hanya boleh
dipakai maksimum 80% dari kapasitas maksimum atau setara dengan 1200 X 0.8 Wh =
960
Wh

D. LIGHTING FIXTURE
PLTS PLTS dengan daya kecil dengan Tegangan DC (dari batere) pada
umumnya menggunakan Lampu Penerangan sebagai beban.
Untuk menghitung pemakaian beban rata-rata per hari dapat dihitung sebagai berikut
: Beban yang digunakan :
Lampu PLTS di design menggunakan lampu LED Bulb 5 W ,
5 lampu dihidupkan 12 jam/ hari.
Kebutuhan energi = 5 X 5 X 12 jam/ hari = 300 Watt jam/ hari.
Sisa energi listrik dari modul surya = (480 – 300) Watt jam/ hari = 180 watt jam/ hari
(rata- rata).
Kapasitas battery yang dipakai apabila dalam kondisi penuh dapat digunakan = 960/480
hari
= 2 hari tanpa sinar matahari. Sehingga dengan kondisi alam di Indonesia yang selalu
ada sinar matahari setiap hari, maka autonomy days sitem PLTS PLTS 200 wp akan lebih
dari 2 hari.
E. GAMBAR/ LAYOUT SISTEM PLTS PLTS 200 WP

INSTALASI LISTRIK DENGAN MODUL


PLTS 200 WP

LOAD

Inverter

F. KABEL dan PERALATAN INSTALSI


Untuk menghubungkan peralatan utama seperti solar modul, BCU, Batere dan lampu
digunakan kabel.Perlu diperhatikan tipe kabel (kabel tunggal dan serabut), diameter
dan panjang kabel.

Diameter kabel yang besar dapat menyalurkan arus listrik yang besar dan mengurangi
kehilangan tegangan (Voltage Drop) pada kabel.Kabel dengan diameter yang besar
harganya lebih mahal.
Pemakaian kabel yang panjang akan menyebabkan kehilangan tegangan pada
kabel. Kehilangan tegangan untuk PLTS maksimum 0,5 V.
Pada PLTS 200 wp, kabel yang digunakan untuk menghubungkan Solar Modul
dan Regulator adalah kabel dengan diameter 2,5 mm² dengan panjang maksimum 7
meter.Sedangkan Kabel yang menghubungkan antara regulator dan lampu adalah
kabel
dengan diameter 1,5mm² dengan panjang maksimum 30
meter.
Peralatan bantu instalasi seperti klem pipa, klem kabel, paku dan lain-lain harus disiapkan
sebelum pemasangan PLTS.

G. MOUNTING STRUKTUR/ PENYANGGA MODUL SURYA


PENYANGGA Solar Modul dapat dibuat dari besi siku atau dari besi plat yang ditunjang
dengan pipa besi. Sudut kemiringan dudukan Solar Modul dibuat (10-15) derajat
untuk menangkap cahaya matahari secara optimal dan untuk memudahkan air hujan mengalir
sekaligus membersihkan permukaan..Arah Modul adalah disesuaikan dengan arah posisi
lintang lokasi.Pada lokasi di lintang utara, arah modul menghadap ke
selatan.Dan sebaliknya untuk lokasi di lintang selatan, arah modul menghadap ke utara.
Berikut adalah flowchart pelaksanaan project PLTS PLTS 2 00WP :

Mulai

Kontrak Kerja
1

Pengadaan Barang
2

IQC Supplier
3 Check?
4

Pabrikasi
5

QC Repair
6 Check?
7

Pengiriman Barang

Gudang Pelabuhan

A
A

Ambil Barang

10

Pengiriman ke Site

11

Gudang Site
12

Installasi &
13

Test &
14

Berita Acara Serah


15

Penagihan
16

Pembayaran
17

Selesai
Penjelasan Flow Chart
1) Kontrak Kerja
Merupakan perjanjian kontrak kerja antara pihak yang mengadakan pelelangan dan
pihak pelaksana setelah melalui proses tender. Setelah perjanjian kontrak kerja
sudah disepakati, maka pihak pelaksana harus segera memulai proyek yang disepakati.Ini
berarti proyek yang ditenderkan sudah dimulai.
2) Pengadan Barang
Setelah kontrak kerja disepakati, maka kami akan segera melakukan pembelian
barang. Adapun estimasi waktu pengadaan dari semua part-nya adalah sebagai berikut:
PLTS 2 0 0WP
a. Solar Panel : 7 Hari
b. Battery : 7 Hari
c. Box Control : 7 Hari
d. Mounting Pole : 7 Hari
e. Lampu : 7 Hari
f. BCU : 7 Hari
g. Kabel : 7 Hari
h. Komponen Pendukung : 7 Hari
Dari jadwal diatas berarti butuh waktu paling lama 7 hari untuk pengadaan
barang.
3) Incomming Quality Check
Semua barang import ataupun lokal dilakukan pengecekan secara sampling atau jika
terdapat satu barang bermasalah maka dilakukan pengecekan secara keseluruhan. Estimasi
lama waktu pengerjaan adalah 2 hari kerja untuk melakukan check sampling dan 5 hari bila
dilakukan check secara keseluruhan.Berarti waktu yang dibutuhkan paling lama 7
hari setelah kontrak kerja dilakukan.
4) Barang Reject
Jika terdapat barang reject maka barang tersebut dikembalikan lagi ke supplier untuk
dilakukan penukaran. Selama proses penukaran material maka proses produksi sudah bisa
dilakukan.
5) Pabrikasi
Jika semua part untuk pabrikasi sudah lengkap, maka kami akan segera
melakukan proses pabrikasi. Waktu produksi untuk perlengkapan PLTS dengan
kapasitas produksi
peralatan penunjang PLTS sebanyak 150 set/hari. Berarti proses produksi selesai pada
hari ke 7 dari kontrak kerja.
6) QC Check
Untuk Peralatan Penunjang PLTS dilakukan proses checking seluruhnya pada
saat proses produksi, sehingga bisa dipastikan semua peralatan penunjang PLTS yang
akan dikirim dalam kondisi baik. Untuk waktu yang dibutuhkan mengikuti waktu
pabrikasi karena QC Check parallel dengan proses pabrikasi.
7) Repair
Jika dalam pabrikasi ada permasalahan terhadap peralatan penunjang PLTS, maka
langsung dilakukan perbaikan oleh teknisi repair dan dilakukan QC check kembali.
Untuk proses ini parallel dengan proses pabrikasi sehingga waktu yang diperlukan termasuk
dalam waktu pabrikasi.
8) Pengiriman Barang
Pengiriman dilakukan secara parsial atau seluruhnya mengikuti kapasitas
container.Pengiriman barang dilakukan oleh forwarder atau jasa pengiriman barang
yang sudah kami tunjuk.Pengiriman dilakukan dari gudang kami melalui jalur laut ke
pelabuhan terdekat dari lokasi proyek. Estimasi waktu yang dibutuhkan sampai ke
gudang pelabuhan adalah 1 hari, sehingga barang akan sampai gudang lokasi kerja pada hari
ke 12 dari kontrak kerja.
9) Gudang pelabuhan
Jika barang sudah sampai pelabuhan maka barang akan disimpan sementara digudang
pelabuhan.
10) Ambil barang digudang
Installer akan mengambil barang digudang pelabuhan dan dilakukan pengecekan
kelengkapan part sebelum dikirim ke lokasi.
11) Pengiriman Ke Site
Setelah dilakukan pengecekan kelengkapan part, selanjutnya barang akan dikirim ke
lokasi oleh installer. Waktu yang dibutuhkan bervariasi dan pengerjaannya langsung dengan
installasi sehingga target waktunya adalah 5 hari .
12) Gudang Site
Jika barang sudah samapi di site, maka langsung dilakukan installasi, sedangkan
jika tidak bisa langsung install, maka barang disimpan dahulu digudang lokasi yang
telah ditentukan oleh installer.
13) Installasi dan Training
Installasi dilakukan setelah barang sampai dilokasi.Waktu yang dibutuhkan untuk
instalasi selama 10 hari. Untuk training dilakukan pada saat awal installasi yang
dilakukan oleh teknisi berpengalaman atau supervisor.

14) Test & Commisioning


Test dan commisioning dilakukan setelah proses installasi selesai dilakukan, sehingga
waktunya termasuk dalam installasi.
15) Berita Acara Serah Terima
Berita acara serah terima dilakukan jika semua part yang di-install dilokasi selesai
dilakukan dan hasil penetesannya berfungsi dengan baik.
16) Penagihan
Jika semua proses barang sudah terinstallasi dan berfungsi baik maka akan dilakukan
proses penagihan.
17) Pembayaran
Jika semua dokumen lengkap maka proses pembayaran bisa dilakukan
BAB V
STRUKTUR ORGANISASI LAPANGAN

Untuk menjalankan Kegiatan Pengadaan dan Pemasangan PLTS PLTS 200 wp


maka perlunya dibentuk Organisasi kerja yang baik dan terlatih agar di dalam
pelaksananya menjadi terkoordinasi dan berjalan dengan baik sesuai dengan
rencana yang ada. Untuk itu dibutuhkan spesifikasi personal sesuai dengan
bidang dan pengalamannya antara lain :

1. Manager Proyek
Bertanggung jawab sepenuhnya untuk kelancaran pekerjaan
: Membuat jadwal pelaksanaan pekerjaan.
Membuat Standart Operation Procedure (SOP) untuk diketahui
dan dilaksanakan oleh semua pelaksana proyek.
Memeriksa setiap kegiatan dan menyesuaikan dengan jadwal
pelaksanaan pekerjaan.
Melakukan koordinasi dengan semua personil pelaksana proyek.
Memberikan tugas kepada pelaksana proyek pada saat memulai kediatan
dan jangka waktu pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan jadwal pelaksanaan
proyek. Mencatat kemajuan dan kekurangan pelaksanaan pekerjaan dan
menyesuaikan dengan jadwal pelaksanaan proyek.
Bertanggung jawab menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jadwal
pelaksanaan pekerjaan.

2. Team Leader/Manager
Lapangan
Malakukan Koordinasi dengan Pejabat di Tingkat Propinsi yang ditunjuk
untuk mendukung pelaksanaan pekerjaan.
Melakukan Koordinator dengan Pejabat di Tingkat Kabupaten yang
ditunjuk untuk mendukung pelaksanaan pekerjaan.
Melakukan koordinasi dengan Pejabat Tingkat Desa untuk pelaksanaan
Pemasangan PLTS PLTS.
Melakukan persiapan Penerimaan barang sampai di lokasi pemasangan
PLTS PLTS
Melakukan survey lokasi calon pemakai PLTS PLTS.
Memberikan penyuluhan kepada calon pemakai PLTS PLTS
mengenai sistem yang akan dipasang.
Memberitahukan jadwal pemasangan peralatan dan persiapan yang
harus dilakukan kepada calon pemakai PLTS PLTS.

3. Pengawas
Melakukan pengawasan terhadap peralatan PLTS PLTS yang akan tiba
di lokasi apakah sesuai dengan spesifikasi
Menerima instruksi dari manager lapangan untuk selanjutnya digunakan
sebagai dasar acuan garis besar pelaksanaan pekerjaan terhadap teknisi
Menyiapkan Administrasi Pengiriman dan Asuransi peralatan sesuai jadwal
Pelaksanaan pekerjaan.

4. Teknisi
Menyiapkan seluruh peralatan PLTS yang akan dipasang
Melakukan pemasangan peralatan
PLTS Melakukan pemasangan instalasi
PLTS
DIAGRAM STRUKTUR ORGANISASI KERJA

Manager
Proyek

Manager
Lapangan

Pengawas

Pelaksana Teknis Pelaksana Teknis Pelaksana Teknis Pelaksana


Teknis
BAB VI METODE
PELATIHAN
Sistem PLTS yang telah direncanakan dengan baik dan terpasang dengan benar
barangkali tidak akan dapat beroperasi dengan sempurna jika pemakai belum mengetahui tata
cara mengoperasikan dan menggunakan sistem tsb.
Maka dari itu, pemakai harus mengetahui beberapa hal sebagai berikut
:
o Apa yang harus dilakukan ketika sistem dipasang dilokasi,
o Bagaimana menggunakannya untuk keperluan sehari-hari,
o Ap yang diperlukan untuk pemeliharaan dan kapan dilakukan pemeliharaan,
o Apa yang dilakukan apabila terjadi gangguan atau kerusakan.
Teknisi instalasi bertanggung jawab untuk menerangkan hal-hal tersebut diatas kepada
pemakai. Jika pemakai tidak dapat memahami dengan baik, akan menyebabkan kemungkinan
kesalahan yang dapat berbahaya bagi sistem PLTS.
Apabila lokasi sangat jauh terpencil, pelatihan dapat dilaksanakan masing-masing di
lokasi pemasangan.Dalam hal tertentu, diperlukan waktu minimal setengah hari setelah
pemasangan selesai untuk memberikan instruksi, penjelasan dan pemeriksaan bahwa
informasi tentang sistem terpasang telah dimengerti dengan baik.
Jika beberapa sisitem PLTS dipasang diwilayah yang sama pada saat yang bersamaan,
maka akan lebih efektif melakukan pelatihan bersama pada salah satu lokasi tertentu.

PELATIHAN INDIVIDUAL
Ketika seluruh peralatan PLTS telah tiba dilokasi, berikan informasi kepada
petugas lapangan yang bertanggung jawab terhadap peralatan tersebut. Petugas harus
mempelajari dokumen ini selama pelaksanaan pemasangan sistem. Jelaskan bagaimana
proses pemilihan lokasi untuk pemasangan Sistem Tenaga Surya, Regulator dan Batere.
Setelah sistem PLTS selesai terpasang, lakukan uji fungsi sesuai prosedur, lengkapi
Format
Rekaman Harian dan jelaskan bagaimana mengamati dan mencatat setiap
informasi.
Sambil menunggu penyelesaian pemasangan, sediakan waktu 4 jam yang dapat
digunakan untuk menerangkan hal-hal sbb :
Operasi sistem dan fungsi masing-masing komponen
Pemeliharaan dan perawatan harian, mingguan,bulanan dan tahunan.
Diskusi dan Tanya-jawab, jika terdapat gangguan/ kerusakan komponen
dapat dilakukan studi kasus pemeriksaaan.
Tunjukkan kepada petugas/ pemakai cara mengatur pemakaian listrik dan coba lakukan
jika diperlukan.
Ketika lampu dan socket telah benar dan berfungsi baik, yakinkan kepada petugas/
pemakai untuk menyatakan bahwa sistem telah beroperasi dengan baik.

PELATIHAN KELOMPOK
Selain waktu yang diperlukan untuk mengumpulkan peserta latihan,juga dibutuhkan minimal
2 hari untuk keperluan pelatihan kelompok.
Pelatihan kelompok dilakukan dengan salah satu cara apabila salah satu sistem
telah terpasang dan beroperasi normal, sehingga unit PLTS tersebut dapat digunakan
sebagai unit demo selama pelatihan.
Materi pelatihan mencakup
:
1. Prinsip Kerja Sistem
Tunjukkan setiap komponen sistem dan jelaskan
fungsinya. Jelaskan fungsi masing-masing komponen
Tunjukkan bahwa modul hanya bekerja beberapa jam
Jelaskan setiap penambahan beban akan membutuhkan energi
Tanya jawab
2. Pemeriksaan Instalasi
Peserta dapat melakukan pemeriksaan instalasi sesuai dengan buku petunjuk yang
di berikan, dan jelaskan berbagai kondisi yang berkaitan dengan sistem instalasi
(bayangan, sinar matahari langsung, ventilasi dll)
3. Pengoperasian Sistem
Setiap peserta harus melaksanakan pengoperasian sistem dengan cara sebagai
berikut
Start dan Stop sistem.
Nyalakan lampu dan masukkan beban DC lainnya pada socket.
Baca dan catat indicator lampu dan Display digital BCU.

BAB VII METODE


SOSIALISASI

Metode sosialisasi ini penting sekali dilakukan untuk para calon penerima batuan
penerangan PLTS 200 Wp dan masyarakat yang belum menerima bantuan ini.Dengan sosialisai
diharapkan masyarakat dapat mengoptimalkan dan menjalankan serta memelihar peralatan
PLTS dengan baik.
Sosialisasi dengan calon pemakai PLTS bertujuan untuk

: Memberikan pengertian pemakaian PLTS


Pemakaian PLTS harus sesuai dengan petunjuk pemakaian yang diberikan seperti :
1 (satu) lampu boleh dinyalakan selama 12 (dua belas) jam
setiap hari.
2 (dua) buah lampu yang lain hanya boleh dinyalakan rata-rata (5-
6) jam setiap hari.
Dapat menghidupkan radio selama 5 (lima) jam setiap hari.
Memberikan pengertian perbedaan dasar tentang listrik dari PLN dan
listrik dari Generator Set dengan Listrik Solar Home Sistem.
Listrik dari PLN dan Generator Set adalah Tegangan Listrik
Bolak- Balik (VAC). Dapat digunakan untuk menghidupkan
lampu yang ada dipasaran, televise berwarna, kipas angin dan lain-
lain.
Listrik PLTS adalah Tegangan Listrik Arus Searah (VDC) 12 Volt.
Tidak dapat digunakan untuk menyalakan : lampu yang umum
ada dipasaran, Televisi Berwarna, kipas angin dan lain-lain.

Memberikan penertian cara perawatan dan perbaikan peralatan.

Tidak diperbolehkan menambah lampu atau beban apapun


selain yang telah dipasang.

Penggantian batere memerlukan biaya yang cukup mahal.


Oleh karena itu harus diperhatikan cara pemakaian dan peralatan
betere
dengan mengisi air accu setiap bulan dengan air accu (Destiled water)
sampai batas garis maksimum dan menggunakan beban (lampu atau
beban lain) sesuai dengan petunjuk

Membersihkan permukaan modul surya dari debu atau kotoran


lain dengan lap kain basah. Tidak diperbolehkan membersihkan
permukaan modul surya dengan sapu ijuk atau sapu lidi karena akan
mengakibatkan permukaan modul surya tergores.Dengan
melakukan hal ini diharapkan Modul bertahan lebih dari 20 tahun.

Mengganti lampu LED yang telah hitam dengan yg baru.


Mengganti batere dengan yang baru apabila batere yang ada telah
rusak, umur batere sekitar (2-3)
tahun.
Disarankan untuk membentuk pengurus pemakaian PLTS.
Pengurus pemakai PLTS bertugas untuk memperlancar pemakaian
dan perawatan PLTS :
o Pengurus pemakaian PLTS akan mendapatkan suku cadang
peralatan dari pabrikan.
o Pengurus pemakai PLTS harus mempunyai teknisi
yang telah dilatih untuk mengganti peralatan yg rusak.
o Pengurus pemakai PLTS akan mengirim peralatan yg rusak
ke pabrikan dan pabrikan akan mengirim pengganti
peralatan yang rusak dengan peralatan yang baru.

Rencana jadwal pemasangan PLTS


Jadwal Pemasangan PLTS akan disesuaikan dengan jadwal
kegiatan proyek.

Hasil yang diharapkan dari Sosialisasi ini adalah :

Dapat membantu penduduk pedesaan mengurangi


biaya pembelian minyak tanah.

Membantu pelajar untuk belajar lebih giat.


Meningkatkan pendapatan dan memperbaiki ekonomi di pedesaan.
BAB VIII
METODE PENGENALAN LOKASI

Metode pengenalan lokasi haruslah mutlak dilakukan dengan menggikuti beberapa


tahapan langkah sebagai berikut dibawah ini :
1. Deskripsi lokasi
Telaah literature/ data sekunder. Dilakukan dengan melihat geografis dan
peta isolasi matahari, yang perlu diketahui melalui peta geografis adalah :
Letak geografis calpn lokasi pemasangan sehingga arah kemiringan
Modul
Surya dapat
diketahui.
Letak lokasi terhadap pelabuhan laut, Bandar udara sehingga dapat diperkirakan
pengiriman barang yang akan ditempuh.
Letak administrative lokasi sehingga dapat diketahui lokasi tersebut masuk
kedalam wilayah administrative mana agar memudahkan melakukan koordinasi
dengan aparat yang berwenang.
2. Penugasan Team Leader ke Lapangan
Team leader terdiri dari dua (2) orang berpendidikan S1 atau minimum D3
yang telah berpengalaman dalam pemasangan-pemasangan PLTS.
Team Leader akan berangkat ke lokasi segera setelah SPK ditandatangani.

Tugas utama Team Leader :

Mengadakan koordinasi dengan Instalasi Pemerintah Daerah


yang ditunjuk untuk pelaksanaan pengiriman barang ke lokasi dan
pemasangan peralatan.

Melakukan kunjungan ke lokasi yang akan dipasang PLTS.


Menyiapkan tenaga trampil di lokasi pemasangan PLTS untuk
membantu teknisi yang akan memasang peralatan dan mempercepat
pelaksanaan pemasangan.

Mengadakan kerja sama dengan staff instansi Pemerintah Daerah yang


ditunjuk untuk melaksanaan pemasangan PLTS supaya dapat
membantu memperlancar pelaksanaan pemasangan peralatan.
Membuat jadwal pelaksanaan pekerjaan pemasangan peralatan.
Membuat Standart Operasional Procedure (SOP) pemasangan PLTS.
Jadwal penyelesaian pelaksanaan instalasi peralatan disesuaikan dengan
jadwal pelaksanaan proyek.

3. Sosialisasi dengan calon pemakai PLTS


Kegiatan ini dilakukan sebagi edukasi terhadap masyarakat yang
menerima bantuan PLTS 200 wp agar dapat mengunakan dan mengoperasikan
sistem PLTS secara optimal dan benar.
4. Mengalisa Kesulitan Pemasangan di Lokasi
Kegiatan ini dilakukan untuk mengantisipasi masalah yang mungkin akan
muncul ketika pemasangan PLTS 200 wp baik secara teknis maupun kendala Non
teknis seperti penolakan maupun kecemburuan bagi warga yang belum
mendapatkan bantuan. Dengan hadirnya team sosialisai diharapkan dapat
menjelaskan dengan sebaik-baiknya sehingga maslah ini dapat dihindari.Untuk
lokasi yang sangat sulut dicapai Team Survey dapat menginformasikan kepada
Team di Perusahaan agar dapat menyiapkan peralatan dan alat penunjang ketika
pengiriman barang dapat dicapai dengan tepat waktu.
BAB IX
METODE LAYANAN PASKA PENYERAHAN

Layanan pasca penyerahan yang akan diberikan oleh Perusahaan adalah sebagai berikut :
1. Menyediakan tekhnisi lokal satu tahun penuh.
Setelah selesai pemasangan, tekhnisi lokal terbaik yang telah di latih akan
ditempatkan pada lokasi yang bersangkutan untuk memonitoring PLTS dan mengatasi
ganguan, mengunjungi setiap pemakai PLTS PLTS paling sedikit satu bulan
sekali agar tetap terjaga dari kerusakan yang disebabkan kelalaian pemakai
mengingat mereka baru pertama kali mendapat penjelasan PLTS dan tingkat
pendidikan yang heterogen.
2. Memberikan laporan bulanan dan mengirimkan ke perusahaan yang
bersangkutan.
3. Menyediakan peralatan dilokasi untuk tekhnisi lokal.
4. Perusahaan akan menyediakan keseluruhan Sistem PLTS PLTS 100WP minimal
3% dan akan menyediakan penggantian seluruh suku cadang selama masa
garansi berjalan dan tanpa dipungut biaya apapun untuk kerusakan yang bukan
diakibatkan oleh kesalahan pemakaian.
5. Perusahan bersama Dinas terkait dan Pemerintahan Daerah akan menfasilitasi
Pembentukan Organisasi atau paguyuban pemakai Listrik PLTS. Dengan
dibentuknya organisasi atau Paguyuban Pemakai PLTS akan berfungsi untuk :
i. Menunjuk tekhnisi yang melaksanakan perawatan/ perbaikan peralatan
yang rusak.
ii. Member uang saku/ gaji bulanan kepada tekhnisi yang melakukan
perbaikan dan perawatan.
iii. Mengumpulkan iuran untuk perbaikan peralatan yang rusak.
iv. Mengirimkan peralatan yang rusak ke pabrikan dan pabrikan akan
mengirim peralatan yang baru sebagai pengganti yang rusak.
v. Apabila iuran yang terkumpul lebih dari biaya perawatan, maka
dapat digunakan untuk keperluan yang lain.
Dengan Dibentuknya Organisai atau Paguyuban Pemakai PLTS ini
diharapakan bahwa Pemasangan dan Pengadaan PLTS 2 00 WP bukan hanya
sebagai bentuk tender semata tetapi juga merupakan tanggung jawab sosial
perusahan baik dari kontraktor maupun
distributor agar tercapainya komunikasi yang baik dengan masyarakat.
Dengan demikian diharapkan hubungan ini bisa berlanjut dikemudian hari
dan demi membantu terciptanya masyarakat adil dan makmur sebagai tugas
dan tanggung jawab seluruh warga Negara.

BAB X
METODE MONITORING

Untuk mengoptimalkan pemanfaatan PLTS PLTS 200 wp bagi masyarat yang mendapatkan
bantuan maka perlulah dilakukan monitoring pada kegiatan ini.Monitoring dilakukan
sebelum pemasangan, pada saat pemasangan dan setelah pemasangan berlangsung.

Monitoring dilakukan pada


saat
Pemasangan pertama yang mana sistem pertama kali dijalankan dan dilakukan
pengecekan kenormalan output sistem yang telah dipasang.
Pengecekan pada bulan ketiga dimana sistem telah berjalan selama 90 hari dan
kembali dilakukan pengecekan output terhadap sistem PLTS. Apabila pada
masa ini ada sistem atau komponen yang rusak maka akan dilakukan pengantian
peralatan agar sistem kembali berjalan dengan normal.
Pengecekan pada bulan keenam dimana sistem telah berjalan selama 180 hari dan
kembali dilakukan pengecekan output terhadap sistem PLTS. Apabila pada
masa ini ada sistem atau komponen yang rusak maka akan dilakukan pengantian
peralatan agar sistem kembali berjalan dengan normal.
Apabila tidak ada kendala pada saat masa garansi maka sistem PLTS
tersebut telah berjalan normal, tetapi apabila sistem PLTS berjalan tidak normal
setelah dilakukan pengecekan maka pihak penyedia barang akan mengganti PLTS
dengan yang baru apabila kerusakan sistem PLTS disebabkan oleh kesalahan pabrik,
namun bila kerusakan disebabkan oleh karena sistem PLTS diberi beban yang
lebih melewati aturan yang sudah ditetapkan maka pihak penyedia barang hanya
akan menservice PLTS tersebut.
Dari kegiatan monitoring ini dapat diamati dan di dianalisa kendala- kendala yang mungkin
akan terjadi dalam kegagalan sistem PLTS PLTS 200 wp untuk didapatkan masukan
kepada
pihak Penyedia anggaran agar sistem ini dapat berjalan lebih baik dikemudian hari.

BAB XI
PENUTUP
KESIMPULAN
Berdasarkan spesifikasi teknis yang diminta dalam rangka Pengadaan dan Pemasangan
Listrik PLTS PLTS 200 wp maka diharapkan sistem yanga diharapkan ini mampu berjalan
dengan sebagaimana mestinya sesuai dengan spesifikasi yang terbaik yang dapat kami
berikan.
SARAN
Di Indonesia masih banyak masyarakat yang belum menikmati listrik terutama di daerah-
daerah Teringgal sehingga membuat pembanggunan tidak merata, besar harapan untuk
project bantuan seperti ini lebih ditinggkatkan baik dari segi kuantitas maupun
kualitas.Sehingga apa yang dicita-citakan dalam UUD 1945 dan cita-cita Proklamasi
Indonesia dapat tercapai yaitu memajukan masyarakat Indonesia.

Surabaya, 21 Desember 2016

Direktur Utama

Anda mungkin juga menyukai