Anda di halaman 1dari 27

Konsep Arsitektur Hijau dalam

Perancangan Stasiun Kereta


Api Tanah Abang
PROGRAM STUDI S1 ARSITEKTUR & PERENCANAAN SEMESTER GENAP
TAHUN AJARAN 2022/2023 , FALKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TARUMANAGARA

Disusun oleh:
Sharron Nurwinata /315200071
Priciliia Theodorus /315200081
Marcella Stefanie / 315200083

Dosen PMJK :
Ir. Timmy Setiawan, M.Ars., I.A.I
Yunita Ardianti Sabtalistia, ST., M.T

Dosen Pembimbing :
Ir. Nurjanto Rachman, M.Ars
KATA PENGANTAR
Makalah berjudul "Konsep Arsitektur Hijau dalam Perancangan Stasiun Kereta Api Tanah
Abang" disusun sebagai tugas dari mata kuliah arsitektur berkelanjutan. Makalah ini
membahas minimnya konsep arsitektur hijau pada stasiun Tanah Abang sebagai isu penting
dalam arsitektur berkelanjutan mengenai tempat transportasi. Dalam menyusun makalah ini,
berbagai informasi relevan dan terpercaya telah dikumpulkan dan disajikan. Makalah ini
diharapkan dapat memberikan kontribusi dan wawasan baru bagi pembaca dalam memahami
isu arsitektur hijau pada stasiun serta upaya-upaya yang dapat dilakukan dalam mengatasi
permasalahan tersebut. Penulis meminta kritik dan saran untuk perbaikan di masa yang akan
datang dan berharap makalah ini dapat menjadi sumber inspirasi dan motivasi dalam
menjaga lingkungan hidup yang lebih baik.
Latar Belakang
Bangunan berkelanjutan di stasiun kereta bertujuan untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan
dari aktivitas manusia di kota-kota besar dengan padat penduduk dan tingginya mobilitas transportasi.
Teknologi hijau seperti sumber energi terbarukan, material ramah lingkungan, dan teknologi pengelolaan
air dan limbah dapat meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya dan mengurangi dampak negatif
terhadap lingkungan. Bangunan berkelanjutan pada stasiun kereta dapat meningkatkan kualitas udara,
mengurangi konsumsi energi dan emisi gas rumah kaca, serta menciptakan tempat yang nyaman dan sehat bagi
pengguna stasiun. Solusi ini dapat diterapkan pada stasiun kereta api Tanah Abang di ibukota Jakarta yang memiliki
kepadatan dan tingkat aktivitas tinggi.

Stasiun Tanah Abang memiliki luas lahan sekitar 2,4 hektar dan melayani sekitar 100 ribu penumpang.
Namun, ruang terbuka hijau di stasiun ini hanya sekitar 500 m2 di dekat pintu masuk. Meskipun taman ini
dibangun untuk mengurangi polusi dan menciptakan lingkungan yang lebih sehat, namun ruang hijau yang tersedia
masih kurang untuk mewadahi stasiun yang besar dan ramai ini.

Untuk menjaga keseimbangan lingkungan di Stasiun Tanah Abang, diperlukan ruang terbuka hijau untuk menyerap
polusi dan memperbaiki kualitas udara. Tanaman dan pepohonan di ruang terbuka hijau juga dapat mengurangi
suhu di sekitar stasiun dan mengurangi efek panas kota. Kehadiran ruang terbuka hijau dapat memberikan
ruang bernapas bagi penumpang dan pengunjung stasiun, sehingga mereka dapat merasa lebih nyaman
dan tenang dalam menghadapi kepadatan dan tekanan di sekitar stasiun.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pembahasan yang telah dibahas diatas, perumusan masalah pada penelitian ini adalah :
1. Apa dampak negatif kurangnya ruang terbuka hijau di stasiun tanah abang?
2. Mengapa area stasiun tanah abang dikatakan kurang dalam area ruang terbuka hijau?
3. Bagaimana penerapan arsitektur hijau dalam menanggulangi kualitas udara dan lingkungan stasiun tanah
abang?

Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang ada di atas, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam adalah :
1. Mengetahui pentingnya ruang terbuka hijau khususnya di daerah stasiun tanah abang.
2. Mengetahui perubahan kualitas udara dan lingkungan karena adanya penerapan arsitektur hijau di
lingkungan stasiun tanah abang.
KAJIAN LITERATUR
Stasiun Kereta Api
Stasiun kereta api adalah sebuah tempat yang digunakan untuk memberikan pelayanan transportasi kereta api kepada
penumpang dan kargo. Stasiun kereta api biasanya terdiri dari bangunan yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas, seperti
peron, rel kereta api, bangunan stasiun, serta berbagai fasilitas pendukung seperti tempat parkir, toilet, dan toko-toko kecil.
Stasiun kereta api juga dilengkapi dengan sistem sinyal dan pensinyalan untuk mengatur pergerakan kereta api dan
memastikan keselamatan pengguna jalan. Sebagai tempat transit penting, stasiun kereta api menjadi salah satu bagian dari
infrastruktur transportasi yang vital dalam suatu negara.
Arsitektur Hijau
Arsitektur hijau atau Green Architecture adalah suatu pendekatan
desain arsitektur yang mempertimbangkan dampak lingkungan
dan kesehatan manusia dengan mengintegrasikan prinsip-prinsip
keberlanjutan ke dalam desain bangunan.

Tujuan dari arsitektur hijau adalah untuk menciptakan bangunan


yang berkelanjutan secara lingkungan, yang menggunakan sumber
daya yang terbarukan dan dapat diperbaharui, mengurangi dampak
lingkungan dan emisi karbon, serta memperbaiki kesehatan dan
kenyamanan penghuni bangunan.

Beberapa contoh dari prinsip-prinsip arsitektur hijau meliputi


penggunaan bahan bangunan yang ramah lingkungan, penghematan
energi melalui pencahayaan dan ventilasi alami, penggunaan energi
terbarukan seperti panel surya dan turbin angin, pengolahan limbah
dan air hujan, serta penggunaan lahan hijau dan ruang terbuka hijau
untuk meningkatkan kualitas udara dan lingkungan sekitar.

Arsitektur hijau juga dapat mengurangi biaya operasional bangunan


dalam jangka panjang dengan menghemat energi dan mengurangi
biaya pemeliharaan. Karena itu, arsitektur hijau semakin populer di
kalangan arsitek dan pengembang properti karena dapat memberikan
manfaat bagi lingkungan dan kesejahteraan manusia.
Ruang Terbuka Hijau
Ruang terbuka hijau adalah area terbuka publik yang dikhususkan untuk keperluan
rekreasi, olahraga, dan aktivitas luar ruangan lainnya, yang ditanami tanaman dan
memiliki fungsi lingkungan yang penting. Ruang terbuka hijau dapat mencakup taman
kota, lapangan, taman anak-anak, dan area alami yang dilestarikan. Ruang terbuka hijau
penting untuk kesehatan lingkungan dan kesejahteraan manusia karena mereka dapat
membantu mengurangi polusi udara, mengurangi efek suhu panas perkotaan,
meningkatkan kualitas udara dan air, serta meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan
psikologis manusia.

Manfaat Ruang Terbuka Hijau


Penerapan ruang terbuka hijau di sekitar stasiun dapat memberikan manfaat besar bagi
lingkungan dan kesejahteraan manusia, terutama di daerah perkotaan yang sering
mengalami masalah dengan polusi udara, suhu panas, dan kepadatan penduduk.
Beberapa manfaat dari penerapan ruang terbuka hijau di sekitar stasiun antara lain:
Meningkatkan kualitas udara: Tanaman dapat membantu mengurangi polusi udara
dan meningkatkan kualitas udara di sekitar stasiun. Selain itu, tumbuhan juga dapat
menyerap gas-gas beracun dan membantu mengurangi suhu panas perkotaan.
Mengurangi suhu panas: Daerah perkotaan sering mengalami suhu yang lebih tinggi
dibandingkan dengan daerah pedesaan. Ruang terbuka hijau dapat membantu
mengurangi suhu panas di sekitar stasiun dengan menyerap sinar matahari dan
menghasilkan bayangan.
Meningkatkan keindahan dan nilai estetika: Penerapan ruang terbuka hijau di
sekitar stasiun dapat meningkatkan keindahan dan nilai estetika dari lingkungan
sekitar stasiun. Hal ini dapat menciptakan suasana yang lebih nyaman dan
menyenangkan bagi pengguna stasiun.
Ruang Terbuka Hijau
Kurang ruang terbuka hijau dapat memiliki dampak negatif yang signifikan pada lingkungan dan kesehatan manusia. Beberapa
dampak negatif yang dapat terjadi akibat kurangnya ruang terbuka hijau antara lain:
Peningkatan suhu dan polusi udara: Kurangnya ruang terbuka hijau dapat mengurangi kemampuan daerah perkotaan untuk
menyerap panas dan polutan. Hal ini dapat menyebabkan peningkatan suhu dan konsentrasi polusi udara, yang dapat berdampak
buruk pada kesehatan manusia dan lingkungan.
Rendahnya kualitas hidup: Kurangnya akses ke ruang terbuka hijau dapat menyebabkan tingkat stres, kelelahan, dan tekanan
emosional yang lebih tinggi pada manusia. Hal ini dapat menyebabkan rendahnya kualitas hidup dan kesejahteraan.
Kurangnya tempat rekreasi: Kurangnya ruang terbuka hijau juga dapat menyebabkan kurangnya tempat rekreasi dan hiburan
bagi masyarakat perkotaan. Hal ini dapat menyebabkan tingkat kebosanan dan ketidakpuasan yang lebih tinggi pada masyarakat,
serta berdampak buruk pada kesehatan mental dan fisik.
Kerusakan lingkungan: Kurangnya ruang terbuka hijau dapat menyebabkan kerusakan lingkungan dan hilangnya
keanekaragaman hayati. Hal ini dapat mengancam kelangsungan hidup spesies tertentu, serta berdampak buruk pada
keseimbangan ekosistem dan kualitas lingkungan.

Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan dan memperbanyak ruang terbuka hijau di daerah perkotaan agar dapat
meminimalkan dampak negatif dari kurangnya ruang terbuka hijau.
Polusi Udara
Srikandi Fardiaz (1992) menulis elaborasi tentang fenomena
ilmiah pencemaran udara, menyatakan bahwa udara adalah
campuran gas yang mengelilingi permukaan bumi. Komposisi
campuran gas ini bervariasi, tergantung cuaca dan suhu,
dengan jumlah uap air di udara yang berfluktuasi. Standar emisi
kualitas udara menetapkan batas jumlah polutan yang dapat
dipancarkan ke udara dari sumber polusi, agar tidak melebihi
baku mutu udara ambien. Polutan alami seperti partikel padat
atau cair kecil juga dapat tersebar di udara oleh angin, letusan
gunung berapi, atau gangguan alam lainnya. Selain polutan
alami, aktivitas manusia juga dapat menyebabkan polusi udara.
Oleh karena itu, untuk mengatasi pencemaran udara perlu
mempertimbangkan karakteristik dasar udara dan peran angin
dalam proses tersebut. Pengertian ini dapat diterapkan dalam
bidang arsitektur.
STUDI KASUS
Stasiun Tanah Abang

Stasiun Tanah Abang adalah stasiun kereta api yang terletak di Jakarta Pusat, Indonesia. Stasiun ini merupakan salah
satu stasiun kereta api terbesar dan terpadat di Indonesia dengan jumlah penumpang harian mencapai ribuan
orang.Stasiun Tanah Abang menyediakan layanan kereta api jarak jauh maupun jarak dekat, seperti KA Argo
Parahyangan, KA Harina, KA Jayabaya, KA Lokal Tanah Abang - Serpong/Tangerang, dan KA Lokal Tanah Abang -
Cikarang.

Selain itu, stasiun ini juga memiliki akses yang mudah ke pusat perbelanjaan Tanah Abang yang terkenal, seperti Pasar
Tanah Abang dan Tanah Abang Blok A dan B. Oleh karena itu, stasiun ini menjadi titik penting bagi para pengunjung dan
pelaku bisnis yang ingin mengakses wilayah Tanah Abang dan sekitarnya.
Kurangnya Ruang Terbuka Hijau

Ruang terbuka hijau atau RTH merupakan salah satu elemen penting dalam lingkungan perkotaan yang berfungsi sebagai
penyeimbang lingkungan kota yang padat dengan memberikan sirkulasi udara yang baik, meningkatkan kualitas udara, serta
menyejukkan suhu kota. Namun, di sekitar stasiun Tanah Abang, terdapat kekurangan ruang terbuka hijau yang memadai.

Padatnya hunian dan kepadatan penduduk di sekitar stasiun Tanah Abang membuat ruang terbuka hijau semakin terbatas. Hal ini
disebabkan oleh lahan-lahan yang terus dimanfaatkan untuk kepentingan bisnis dan perdagangan. Selain itu, kurangnya kesadaran
masyarakat akan pentingnya ruang terbuka hijau juga menjadi penyebab kurangnya RTH di sekitar stasiun Tanah Abang
Kurangnya Ruang Terbuka Hijau
Kurangnya ruang terbuka hijau di sekitar stasiun Tanah Abang dapat memberikan dampak buruk bagi stasiun Tanah Abang seperti:
1. Meningkatnya polusi udara seperti debu-debu dan gas beracun. Dalam jangka panjang, kondisi ini dapat memberikan
berdampak buruk bagi kesehatan masyarakat dan juga lingkungan di sekitar stasiun Tanah Abang. Pepohonan atau taman dapat
membantu dalam menyaring udara dan juga mengurangi polusi udara di stasiun ini.
2. Peningkatan suhu di stasiun Tanah Abang. Adanya RTH dapat membantu dalam penurunan suhu dan mengurangi efek panas
di stasiun. Tetapi akibat kurangnya RTH di stasiun Tanah abang ditambah dengan kepadatan penumpang, stasiun ini kurang
nyaman bagi pengguna dan pengunjung stasiun karena suhu panas akibat peningkatan suhu.
3. Menurunnya kualitas air di stasiun Tanah Abang. Dampak dari kurangnya RTH dapat meningkatkan risiko terjadinya banjir /
genangan air dan pencemaran air tanah yang diakibatkan oleh aliran air yang tidak teratur karena RTH dapat membantu
menyerap air hujan juga mengatur aliran air.
4. Mengurangi kualitas lingkungan di sekitar stasiun. Adanya RTH dapat memberikan nilai sosial, menambah estetika juga nilai
ekologis bagi lingkungannya. Sehingga kurangnya RTH dapat memberikan dampak negatif pada kenyamanan juga suasana
penumpang, pengguna serta penduduk di sekitar stasiun.

Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk meningkatkan ruang terbuka hijau di sekitar stasiun Tanah Abang. Beberapa solusi
yang dapat dilakukan antara lain adalah dengan melakukan revitalisasi lahan tidur dan tanah kosong di sekitar stasiun menjadi taman
kota atau taman lingkungan, serta melibatkan masyarakat dalam program penghijauan dan penanaman pohon di sekitar
stasiun.Dengan adanya upaya-upaya tersebut, diharapkan kualitas lingkungan di sekitar stasiun Tanah Abang dapat menjadi lebih
baik, nyaman dan sehat bagi masyarakat yang tinggal dan bekerja di sekitar stasiun.
Pertumbuhan Jumlah
Penumpang Kereta Api di
Kota Jakarta Khususnya
untuk Stasiun Tanah Abang

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, jumlah penumpang kereta api yang berangkat pada Mei 2022 mencapai 23,4 juta orang.
Jumlah itu naik 19,26% dibanding bulan sebelumnya yang tercatat 19,62 juta orang.Berdasarkan wilayahnya, penumpang kereta
api di Jawa (Jabodetabek + non-Jabodetabek) mendominasi, yakni 22,92 juta orang. Jumlah itu setara 97% dari total penumpang
kereta api.Dari jumlah itu, sebagian besar adalah penumpang Jabodetabek yang merupakan penumpang pelaju (commuter), yaitu
sebanyak 17,1 juta orang. Sementara, penumpang kereta api Jawa non-Jabodetabek dilaporkan sebanyak 5,85 juta orang. Sesuai
data yang dihimpun berdasarkan tap in dan tap out, jumlah penumpang yang keluar-masuk di Stasiun Tanah Abang
mencapai lebih dari 36.000 orang per hari sementara penumpang yang transit di stasiun ini mencapai 105.000 orang
per hari.Sesuai data yang dihimpun berdasarkan tap in dan tap out, jumlah penumpang yang keluar-masuk di Stasiun Tanah
Abang mencapai lebih dari 36.000 orang per hari sementara penumpang yang transit di stasiun ini mencapai 105.000 orang per
hari.
Kurangnya arsitektur hijau di Stasiun Tanah Abang
Kurangnya dapat menyebabkan beberapa dampak negatif,
seperti meningkatkan suhu di sekitar stasiun akibat
Arsitektur Hijau terlalu banyaknya bahan bangunan yang menyerap
panas, menurunkan kualitas udara karena minimnya
Pada Stasiun penyerapan CO2 oleh tanaman, dan menurunkan
kenyamanan pengguna stasiun karena kurangnya
Tanah Abang penghijauan yang dapat memberikan nuansa asri dan
menyejukkan.
Kurangnya Arsitektur Hijau Pada
Stasiun Tanah Abang
Beberapa kekurangan arsitektur hijau pada Stasiun Tanah Abang antara lain:
Kurang menggunakan sumber energi terbarukan: Meskipun Stasiun Tanah Abang telah
dilengkapi dengan panel surya, namun penggunaannya masih terbatas dan belum optimal.
Penggunaan sumber energi terbarukan yang lebih maksimal dapat membantu mengurangi
ketergantungan pada sumber energi fosil yang tidak terbarukan dan lebih ramah lingkungan.
Kurang menggunakan material ramah lingkungan: Penggunaan material ramah lingkungan
seperti bahan daur ulang dapat membantu mengurangi dampak negatif pada lingkungan.
Kurang pengelolaan air dan limbah yang efisien
Kurang ruang terbuka hijau: Stasiun Tanah Abang belum memiliki cukup ruang terbuka hijau
untuk menyeimbangkan keberadaan bangunan dengan lingkungan sekitarnya. Ketersediaan ruang
terbuka hijau yang cukup dapat membantu menyediakan sirkulasi udara yang lebih baik dan
menyerap polutan udara.
Kurang desain bangunan yang optimal: Desain bangunan yang tidak optimal dapat
mempengaruhi efisiensi energi dan konsumsi air. Stasiun Tanah Abang perlu merancang bangunan
dengan lebih optimal agar dapat menghemat energi dan air.
ANALISA DAN
PEMBAHASAN
Solusi Penggunaan Arsitektur Hijau
Pada Stasiun
Ruang terbuka hijau (RTH) di stasiun Tanah Abang dapat dijadikan sebagai solusi untuk menciptakan ruang yang
nyaman, sejuk, dan hijau di tengah kota yang padat. Berikut adalah beberapa solusi untuk mengembangkan RTH di
stasiun Tanah Abang:
Menggunakan atap stasiun sebagai taman.
Memasang canopy dan pergola di Stasiun Tanah Abang: Pemasangan canopy dan pergola dapat membantu
menyejukkan area RTH dan melindungi pengunjung dari sinar matahari langsung. Selain itu, canopy dan pergola
juga dapat berfungsi sebagai tempat penyangga tanaman.
Menanam pohon dan semak-semak di sekitar stasiun: Dapat membantu menciptakan iklim yang lebih sejuk dan
nyaman juga membantu menyaring polusi udara dan menyerap kelembapan.
Menambahankan area bermain anak agar menambah RTH.
Menambah penataan tempat sampah dan toilet yang bersih
Memaksimalkan penggunaan cahaya alami: Menggunakan lampu LED sensor cahaya yang ketika mendeteksi
keberadaan cahaya matahari lampu akan mati secara otomatis, begitupun sebaliknya, jika lampu tidak mendeteksi
keberadaan cahaya matahari, lampu akan menyala dengan sendirinya sehingga menghemat energi. Dapat juga
menggunakan jendela-jendela besar, memberikan aula terbuka dan juga skylight agar cahaya alami dapat
digunakan dengan maksimal.
Dengan menerapkan solusi-solusi ini, RTH di stasiun Tanah Abang dapat menjadi sebuah ruang yang sejuk,
nyaman, dan ramah lingkungan yang dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat kota.
Penyediaan Ruang Publik dan Ruang
Terbuka Hijau di area stasiun tanah abang
Stasiun Tanah Abang terletak di kawasan pusat Jakarta yang memiliki tingkat polusi udara dan degradasi
lingkungan yang tinggi. Dampak dari perubahan kualitas udara dan lingkungan di area stasiun tersebut
dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti iritasi mata, hidung, tenggorokan, masalah
pernapasan dan penyakit paru-paru. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya untuk mengurangi polusi
udara dan lingkungan di area tersebut, seperti pengurangan emisi kendaraan bermotor, peningkatan
pengelolaan limbah, dan pembangunan ruang terbuka hijau untuk membantu menjaga kualitas udara
dan lingkungan yang sehat.

Pembangunan taman dan area hijau di daerah stasiun Tanah Abang dapat memberikan manfaat bagi
masyarakat seperti tempat rekreasi dan tempat bermain, serta membantu mengurangi dampak buruk dari
polusi udara. Daerah stasiun Tanah Abang yang padat penduduk dan menjadi pusat perdagangan
memerlukan ruang publik seperti ruang terbuka hijau untuk memfasilitasi interaksi sosial, meningkatkan
kualitas hidup, dan mengurangi dampak negatif dari aktivitas ekonomi. Ruang hijau juga dapat meningkatkan
estetika dan daya tarik visual dari lingkungan sekitar stasiun.
Perubahan Kualitas Udara dan Lingkungan di
Area Stasiun Tanah Abang.
Perubahan kualitas udara dan lingkungan di area stasiun Tanah Abang dapat menyebabkan masalah
kesehatan seperti iritasi mata, hidung, dan tenggorokan, serta masalah pernapasan dan penyakit paru-paru.
Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk mengurangi polusi udara dan lingkungan di area tersebut, seperti
pengurangan emisi kendaraan bermotor, peningkatan pengelolaan limbah, dan pembangunan ruang
terbuka hijau untuk menjaga kualitas udara dan lingkungan yang sehat. Daerah stasiun Tanah Abang
adalah daerah dengan tingkat polusi udara dan degradasi lingkungan yang tinggi di Indonesia.
Pertumbuhan populasi dan aktivitas manusia di daerah tersebut dapat menjadi masalah serius bagi
kesehatan manusia dan keberlangsungan lingkungan.

Pengembangan ruang terbuka hijau dapat menjadi salah satu cara untuk memperbaiki kualitas udara di
stasiun Tanah Abang. Pohon dapat membantu mengurangi konsentrasi polutan di udara dan
meningkatkan kualitas udara. Pohon yang tepat untuk ditanam di daerah perkotaan, seperti stasiun Tanah
Abang, adalah pohon yang memiliki kemampuan untuk menyerap gas-gas beracun dan menghasilkan
oksigen. Dengan menggunakan sistem penangkapan air hujan juga dapat membantu mengurangi jumlah
air limbah yang terbuang dan meningkatkan kualitas air tanah di sekitar stasiun Tanah Abang. Selain itu, air
hujan yang tertangkap dapat digunakan untuk keperluan lain seperti irigasi tanaman, sehingga tidak perlu
mengeluarkan biaya untuk membeli air.
Konsep Arsitektur Hijau dan Penerapan
pada Area Stasiun Tanah Abang
Penerapan konsep Arsitektur Hijau dapat dilakukan pada area
Stasiun Tanah Abang dengan beberapa cara:

1. Menggunakan material ramah lingkungan pada bangunan.


Material seperti kayu, bambu, dan batu alam dapat digunakan
sebagai alternatif pengganti material yang tidak ramah
lingkungan seperti beton atau logam.

2. Meningkatkan efisiensi energi pada bangunan. Hal ini dapat


dilakukan dengan memaksimalkan penggunaan sumber energi
terbarukan seperti panel surya dan pemanfaatan sistem
pencahayaan alami untuk mengurangi penggunaan listrik.
Konsep Arsitektur Hijau dan Penerapan
pada Area Stasiun Tanah Abang
3. Memanfaatkan lahan kosong untuk dijadikan area
terbuka hijau. Area terbuka hijau dapat diisi dengan
tanaman hijau dan area bermain anak-anak yang ramah
lingkungan. Penggunaan tanaman hijau pada area ini dapat
membantu menyeimbangkan ekosistem dan menyerap
polusi udara.

4. Penggunaan fasad bangunan sebagai taman vertikal.


Taman vertikal pada fasad bangunan dapat membantu
memperbaiki kualitas udara dan menambah estetika
bangunan.

5. Pemanfaatan atap bangunan sebagai area hijau. Area


hijau di atap bangunan dapat membantu menyerap panas
dan mengurangi efek panas di sekitar stasiun.
KESIMPULAN
DAN SARAN
KESIMPULAN
Kurangnya ruang terbuka hijau di stasiun Tanah Abang tidak hanya memberikan dampak negatif bagi
pengguna stasiun melainkan juga berdampak bagi sekitarnya. Area RTH pada stasiun ini hanya pada
taman kecil yang terletak di depan stasiun Tanah Abang, sehingga sangat jelas bahwa stasiun ini kurang
memadai dalam kebutuhan RTH jika dibandingkan dengan kepadatan yang terjadi. Sehingga, penambahan
ruang terbuka hijau di Stasiun Kereta Api Tanah Abang diperlukan agar dapat menyeimbangi kepadatan di
stasiun.

Tidak hanya menambahkan RTH di stasiun, dengan menerapkan konsep arsitektur hijau pada stasiun Tanah
Abang dapat memberikan efek berkelanjutan dan ramah lingkungan pada stasiun. Dengan menambah
pepohonan, semak-semak juga memanfaatkan atap stasiun sebagai taman dapat membantu menciptakan
stasiun yang nyaman, sejuk, dan hijau di tengah kota yang padat. Memaksimalkan cahaya alami di stasiun
dengan menggunakan lampu LED sensor agar dapat menghemat energi di stasiun. Meminimalkan
penggunaan sumber daya baru dengan mengoptimalkan penggunaan material yang ramah lingkungan
dan dapat didaur ulang seperti kayu, bambu, batu alam dll pada stasiun agar dapat mengurangi dampak
negatif terhadap lingkungan dan memberikan kontribusi positif bagi lingkungan sekitar stasiun. Harus
ada penerapan panel surya di yang lebih dimaksimalkan lagi agar dapat membantu mengurangi
penggunaan energi yang berlebihan dan mengurangi ketergantungan pada penggunaan sumber energi
fosil. Oleh karena itu, sangat penting dan diperlukan penerapan konsep arsitektur hijau pada stasiun
Tanah Abang agar bangunan ini dapat berkelanjutan.
SARAN
Dari hasil analisis studi kasus dapat disimpulkan bahwa konsep arsitektur hijau dalam perancangan Stasiun Kereta
Api Tanah Abang masih kurang untuk stasiun yang ramai dan strategis, Stasiun Tanah Abang sebaiknya
memperhatikan aspek-aspek arsitektur berkelanjutan untuk memberikan dampak positif bagi lingkungan
sekitar dan penggunanya. Beberapa saran yang dapat diberikan adalah:
Menambahkan lebih banyak elemen hijau di dalam dan sekitar stasiun. Ini dapat dilakukan dengan
menambahkan tanaman hijau, taman atau area terbuka hijau di sekitar bangunan stasiun.
Menggunakan material bangunan yang ramah lingkungan dan efisien energi. Pemilihan material yang
benar dapat membantu mengurangi emisi gas rumah kaca dan meningkatkan efisiensi energi.
Menggunakan teknologi hijau seperti panel surya, pengolahan limbah, dan sistem penghemat energi.
Ini dapat membantu mengurangi penggunaan energi yang berlebihan dan juga mengurangi dampak negatif
terhadap lingkungan.
Meningkatkan aksesibilitas dan kenyamanan bagi pengguna stasiun. Stasiun Tanah Abang dapat
meningkatkan kualitas ruang publik dan fasilitas yang tersedia seperti ruang tunggu, toilet, tempat duduk, dan
lain-lain.
Menyediakan informasi mengenai keberlanjutan dan cara hidup ramah lingkungan kepada pengguna
stasiun. Informasi ini dapat memberikan edukasi dan kesadaran kepada pengguna stasiun mengenai
pentingnya menjaga lingkungan dan cara hidup berkelanjutan.
Dengan menerapkan saran-saran di atas, Stasiun Tanah Abang dapat meningkatkan kualitas lingkungan
sekitar dan memberikan pengalaman yang lebih baik bagi pengguna stasiun.
DAFTAR PUSTAKA
Kurangnya ruang terbuka hijau di stasiun Tanah Abang tidak hanya memberikan dampak negatif bagi
pChoirul, D. (2023). Stasiun Tanah Abang Jadi Stasiun Tujuan Terbanyak Pengguna KRL saat Weekend Artikel
ini telah diterbitkan di halaman SINDOnews.com pada Minggu, 02 April 2023 - 18:54 WIB oleh Dimas Choirul
dengan judul "Stasiun Tanah Abang Jadi Stasiun Tujuan Terbanyak Pe. Sindonews.com. Retrieved 4 6, 2023,
from https://metro.sindonews.com/read/1062627/170/stasiun-tanah-abang-jadi-stasiun-tujuan-terbanyak-
pengguna-krl-saat-weekend-1680433480
Rahayu, I. R. S. (2023, March 16). Stasiun Tanah Abang Diperbesar, Bakal Layani Penumpang KRL Lebih
Banyak. Kompas.com. Retrieved April 6, 2023, from
https://money.kompas.com/read/2023/03/16/112000426/stasiun-tanah-abang-diperbesar-bakal-layani-
penumpang-krl-lebih-banyak
Azzahra, T. A. (2022, December 26). Stasiun Tanah Abang Bakal Direvitalisasi, Tambah Rel Kereta-Bangun TOD.
detikNews. Retrieved April 6, 2023, from https://news.detik.com/berita/d-6482535/stasiun-tanah-abang-
bakal-direvitalisasi-tambah-rel-kereta-bangun-tod
https://www.pinhome.id/kamus-istilah-properti/arsitektur-hijau/
https://arsitekturdanlingkungan.wg.ugm.ac.id/2015/08/27/arsitektur-hijau/
http://perkimtaru.pemkomedan.go.id/artikel-699-pengertian-klasifikasi-dan-fungsi-ruang-terbuka-hijau-.html
https://dlh.semarangkota.go.id/mengenal-5-manfaat-ruang-terbuka-hijau-bagi-kehidupan/
https://www.academia.edu/34659283/BERBAGAI_DAMPAK_BURUK_AKIBAT_KURANGNYA_RUANG_TERBUKA_
HIJAU
https://amp.tirto.id/polusi-udara-penyebab-dampak-dan-bagaimana-penanganannya-gbtL

Anda mungkin juga menyukai