Anda di halaman 1dari 1

Pembiayaan Melalui Utang dalam APBN

Dalam melaksanakan pembangunan untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi yang telah
ditetapkan,pemerintah dihadapkan pada berbagai pilihan sumber pembiayaan. Pembiayaan dalam
negeri merupakanpilihan utama pemerintah untuk pembiayaan pembangunan. Akan tetapi, sumber
penerimaan dalam negeriyang berasal dari penerimaan pajak, penerimaan migas, serta penerimaan
dalam negeri lainnya belum cukupuntuk membiayai pembangunan sesuai dengan target pertumbuhan
yang diinginkan. Saat ini pemerintahIndonesia tidak lagi dapat mengandalkan penerimaan dari migas
secara penuh sehingga harus mengupayakanpeningkatan penerimaan pajak. Akan tetapi, penerimaan
pajak juga tidak terlepas dari kondisi perekonomian.Dengan demikian, pemerintah dapat mencari
sumber penerimaan lain, yaitu utang.Utang pemerintah digunakan untuk pembiayaan secara umum dan
membiayai kegiatan atau proyektertentu. Untuk pembiayaan umum, utang digunakan untuk membiayai
belanja produktif dan penyertaanmodal negara (PMN). Pemberian PMN memberi ruang gerak yang
lebih besar bagi BUMN jika dibandingkandengan belanja negara. Pemanfaatan utang negara yang
produktif serta sumber pembiayaan yang efisien danberisiko rendah akan meringankan beban generasi
mendatang. Utang diperlukan karena adanya kebutuhanbelanja yang tidak dapat ditunda, misalnya
penyediaan fasilitas kesehatan dan ketahanan pangan. Penundaanpembiayaan justru akan
mengakibatkan biaya/kerugian yang lebih besar pada masa depan.Kesempatan pembiayaan
pembangunan saat ini dioptimalkan untuk menutup selisih atau jarak penyediaaninfrastruktur dan
meningkatkan indeks pembangunan manusia (IPM) Indonesia yang masih relatif tertinggaldibanding
negara lain. Peningkatan IPM dapat dipenuhi antara lain melalui peningkatan sektor
pendidikan,kesehatan, dan perlindungan sosial. Kebijakan belanja yang ekspansif dilakukan dengan
memprioritaskanbelanja produktif pada sektor infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan. Besarnya
belanja pemerintah ini untukmemberikan stimulus bagi perekonomian, dan masih belum dapat
terpenuhi seluruhnya dari penerimaannegara. Konsekuensi dari selisih kurang antara pendapatan dan
belanja negara adalah defisit APBN.Pendapatan negara terdiri atas perpajakan, bea cukai, penerimaan
negara bukan pajak (PNBP), dan hibah.Belanja negara terdiri atas belanja pemerintah pusat serta
transfer ke daerah dan dana desa. Wujud fiskalekspansif di antaranya melalui percepatan proyek
infrastruktur melalui peningkatan belanja kementerian/lembaga ( K/L), peningkatan dana transfer ke
daerah dan dana desa, serta investasi pemerintah. Utang negaraterdiri atas pinjaman dan surat
berharga negara (SBN). Utang pemerintah digunakan untuk pembiayaan secaraumum (general
financing) dan untuk membiayai kegiatan/proyek tertentu. Untuk pembiayaan umum, utangdigunakan
antara lain untuk membiayai belanja produktif dan penyertaan modal negara (PMN). PemberianPMN
memberi ruang gerak yang lebih besar bagi BUMN untuk melakukan leverage jika dibandingkan
denganbelanja negara. Pemanfaatan utang negara yang produktif serta sumber pembiayaan yang efisien
dan berisikorendah akan meringankan beban generasi mendatang.

Menampilkan QR PENDAMPR21_EKO_XIB_01_Pembiayaan Melalui Utang dalam APBN.pdf.

Anda mungkin juga menyukai