OLEH :
Muh. Rifaldi Haeruddin
J015221004
DOSEN PEMBIMBING :
Prof. Dr. drg. Asmawati Amin, M.Kes
Pendahuluan
Kesehatan gigi dan mulut merupakan investasi bagi kesehatan seumur hidup
seseorang, mengingat fungsi gigi dan mulut yang sangat berpengaruh dalam fungsi
pencernaan, psikis, dan sosial. Kesehatan gigi dan mulut sering kali menjadi prioritas
yang kesekian bagi sebagian orang, padahal gigi dan mulut merupakan pintu gerbang
masuknya kuman dan bakteri sehingga dapat mengganggu kesehatan organ tubuh
lainnya. Respon sistem imun seseorang yang mengalami gingivitis secara alamiah
akan aktif sebagai pertahanan tubuh. Sistem imun terdiri atas sistem imun spesifik
dan sistem imun non spesifik. Sistem imun non spesifik merupakan pertahanan
menyerang tubuh. Salah satu respon imun non imun spesifik yag ada di rongga
restorasi berupa gigitiruan lepasan maupun gigitiruan cekat. Gigi tiruan lepasan
dimaksud bisa berupa gigi tiruan sebagian lepasan untuk menanggulangi
kehilangan sebagian gigi dan gigit iruan lepasan penuh untuk menanggulangi
gigitiruan yang tidak memerhatikan kebersihan mulut termasuk gigi tiruannya sesuai
Hal ini terutama terjadi pada pasien lanjut usia.Seiring dengan meningkatnya
usia terjadi perubahan dan kemunduran fungsi kelenjar saliva, dimana kelenjar
parenkim hilang yang digantikan oleh jaringan lemak,lining sel duktus intermediate
mengalami atropi yang mengakibatkan pengurangan jumlah aliran saliva. Selain itu,
penyakit- penyakit sistemis yang diderita pada usia lanjut dan obat-obatan yang
Candida albicans adalah jamur dimorfik gram positif yang mampu hidup
sebagai organisme komensal normal pada rongga mulut orang sehat. Jamur ini lebih
sering terisolasi di rongga mulut. Berdasarkan faktor-faktor lokal dan sistemik yang
terkait dengan kondisi tubuh, dapat menjadi virulen dari penyakit mulut yang
dikenal sebagai kandidiasis oral. Telah dibuktikan bahwa gigi tiruan merupakan
Studi klinis menunjukkan bahwa C. albicans tidak hanya terdapat pada permukaan
mukosa, tetapi juga pada resin akrilik dari protesa gigi. Kedua akumulasi plak pada
gigi tiruan dan kebersihan mulut yang buruk memberikan kontribusi pada virulensi
Candida, gambaran klinis Candida yang berhubungan dengan gigi tiruan adalah
TINJAUAN PUSTAKA
manusia; mencegah infeksi yang disebabkan oleh jamur, bakteri, virus, dan
imunoglobulin) untuk memerangi serangan bakteri dan virus asing ke dalam tubuh.
Tugas sistem imun adalah mencari dan merusak invader (penyerbu) yang
Salah satu komponen utama sistem kekebalan tubuh adalah sel T, suatu
bentuk sel darah putih (limfosit) yang berfungsi mencari jenis penyakit pathogen lalu
merusaknya. Limfosit dihasilkan oleh kelenjar limfe yang penting bagi tubuh untuk
Penggunaan gigi tiruan sebagai salah satu cara mengatasi kehilangan gigi,
tiruan lepasan dan gigi tiruan cekat. Gigi tiruan cekat yaitu gigi tiruan yang
direkatkan pada gigi secara permanen dan tidak bisa dilepas pasang oleh pasien.
Gigi tiruan lepasan yaitu gigi tiruan yang dapat dilepas pasang sendiri oleh pasien
untuk mengganti beberapa kehilangan gigi atau seluruhnya dengan dukungan gigi,
mukosa ataupun kombinasi gigi dan mukosa. Gigi tiruan berfungsi merehabilitasi
A (S-IgA) adalah imunoglobulin yang paling umum ditemukan dalam saliva dan
selaput lendir) dan melewati perbatasan adhesi mikroba, menjadi bagian dari garis
Jumlah terbesar (90%) dari S-IgA diproduksi oleh kelenjar parotid dan
(IgA-dimer). Interaksi resin akrilik terjadi dalam rongga mulut dengan beberapa
residu monomer di rongga mulut. Monomer residual ini sering dikaitkan dengan
Reaksi hipersensitivitas adalah reaksi abnormal dari sistem imun yang terjadi
abnormal yang timbul karena adanya stimulus dari lingkungan di luar tubuh
(substansi eksogen).
A. Hipersensitifitas Tipe I
bersangkutan bersifat atopik. Dengan kata lain, tubuh manusia berkasi berlebihan
terhadap lingkungan atau bahan-bahan yang oleh tubuh dianggap asing dan
berbahaya, padahal sebenarnya tidak untuk orang-orang yang tidak bersifat atopik.
Terdapat 2 kemungkinan yang terjadi pada mekanisme reaksi alergi tipe I, yaitu :
Gambar 1: Alergen langsung melekat/terikat pada Ig E yang berada di permukaan
sel mast atau basofil, dimana sebelumnya penderita telah terpapar allergen
leukotrine.
Gambar 2 : Respons ini dapat terjadi jika tubuh belum pernah terpapar dengan
berikatan dengan sel B, sehingga menyebabkan sel B berubah menjadi sel plasma
akan mengikat allergen. Ikatan sel mast, Ig E dan allergen akan menyebabkan
pecahnya sel mast dan mengeluarkan mediator kimia. Efek mediator kimia ini
polos.
Oleh karena itu gejala klinis yang dapat ditemukan pada alergi tipe ini antara lain,
rinitis (bersin-bersin, pilek), sesak nafas (hipersekresi sekret), oedem dan kemerahan
(menyebabkan inflamasi), kejang (spasme otot polos yang ditemukan pada anafilaktic
shock).
B. Hipersensitifitas Tipe II
Reaksi alergi tipe II merupakan reaksi yang menyebabkan kerusakan pada sel
tubuh oleh karena antibodi melawan/menyerang secara langsung antigen yang berada
pada permukaan sel. Antibodi yang berperan biasanya Ig G. Berikut (gambar 3 dan 4)
Hipersensitifitas tipe III merupakan reaksi alegi yang dapat terjadi karena
deposit yang berasal dari kompleks antigen antibodi berada di jaringan. Gambar
Penyakit hipersensitifitas tipe III yaitu the protozoans that cause malaria, the
worms that cause schistosomiasis and filariasis, the virus that causes hepatitis B,
sesak nafas). Kasus lain dari reaksi alergi tipe III yang perlu diketahui menyebutkan
D. Hipersensitifitas Tipe IV
(“self”). Reaksi ini melibatkan sel-sel imunokompeten, seperti makrofag dan sel T.
Etiologi dibagi menjadi dua, yaitu ekstrinsik seperti nikel, bahan kimia.
diabetes), Multiple sclerosis (MS), Rheumatoid arthritis, TBC (Hikmah dan Dewanti,
Ceramic berasal dari istilah Yunani “keramos” yang mengacu pada kemampuan
seseorang untuk memanaskan tanah liat untuk membentuk tembikar. Sedanglan kata
porselen ditemukan oleh Marco Polo pada abad ke-13 dari bahasa Italia
“porcellana” atau cowrie shell. Marco Polo menggambarkan cowrie shell untuk
mendeskripsikan porselen Cina karena memiliki kekuatan dan kekerasan yang sama
kalsium, litium, magnesium, kalium, natrium, timah, titanium, zirkonium) dan unsur
non logam (silikon, fluor, boron, oksigen). Sedangkan porselen adalah keramik yang
terdiri dari dari fase matriks gelas dan satu atau lebih fase kristal, contohnya seperti
leucite. Semua porselen adalah ceramic, tetapi tidak semua ceramic merupakan
ceramic berkekuatan tinggi yang tidak memiliki matriks kaca, sehingga all-zirconia
1. Sifat kimia
Adhesi restorasi keramik dengan gigi asli juga memainkan peran penting
dalam daya tahan restorasi. Keberhasilan dari restorasi juga bergantung pada agen
luting dan teknik sementasi. Glass Ionomer cement dan resin cement merupakan
bahan yang paling umum digunakan sebagai luting agent dari keramik. Perubahan
untuk meningkatkan retensi mekanis dari perekat atau dengan mengubah afinitas
2. Sifat mekanis
menahan tekanan yang diberikan pada saat digunakan maupun dalam proses
pembuatannya. Adapun sifat mekanis dari ceramic adalah:
a. Strength
Strength adalah tekanan maksimum yang dapat diterima suatu benda pada
saat benda itu patah atau rusak total, hal ini juga dapat disebut sebagai Ultimate
strength. Bila benda tersebut mendapatkan tekanan sebelum putus oleh karena
ketahanan yang baik terhadap tekanan compressive, namun buruk terhadap tekanan
b. Shrinkage
kondensasi. Makin sedikit air yang tinggal sewaktu pembakaran dimulai, maka
semakin sedikit terjadi shrinkage. Selama proses pembakaran, ceramic gigi akan
mengalami penyusutan sebanyak 30%-40% dari volume awal. Oleh karena itu,
mahkota ceramic harus dibuat lebih besar dari ukuran sebelum pembakaran.
c. Hardness
Hardness atau kekerasan bahan ceramic dapat diartikan sebagai suatu karekteristik
penetrasi pada permukaan yang dapat menyebabkan retak atau fraktur serta abrasi
akibat aliran yang plastis. Kekerasan permukaan keramik sangat tinggi sehingga
bahan ini dapat mengikis gigi alami atau gigi buatan antagonis. Selain itu, pengerasan
permukaan yang berlebihan harus dihindari karena dapat menyebabkan keretakan
restorasi.
1. Sifat fisik
Sifat fisik ceramic merupakan sifat yang berhubungan dengan sifat- sifat
material yang ada dalam ceramic tersebut. Berikut ini merupakan sifat fisis dari
keramik, yaitu :
a. Ekspansi Termal
memuai bila dipanaskan atau menyusut bila bila didinginkan. Keramik merupakan
isolator termal yang baik dan koefisien ekspansi termalnya hampir mendekati gigi
asli.
b. Warna
yang opak memiliki translusensi yang sangat rendah sehingga dapat menutupi
koping logam. Ukuran translusensi bagian dentin dari ceramic gigi berkisar antara
18%-38%. Bagian email dari ceramic gigi memiliki ukuran translusensi paling
2. Sifat biologis
reaksi penolakan terhadap jaringan tubuh. Ceramic dapat beradaptasi dengan baik
terhadap perubahan temperatur mulut, tidak larut dalam saliva, dan tidak
3 yaitu dental ceramic yang dominan dari kaca, dental ceramic yang terdapat bahan
Dental Ceramic yang dominan kaca terbuat dari bahan yang mengandung
silikon dioksida atau dikenal sebagai silika atau kuarsa yang mengandung berbagai
berbagai cara untuk membuat kaca yang digunakan dalam kedokteran gigi. Bentuk
sintetik dari kaca aluminasilikatif yang dibuat untuk dental cereamic yang sebagian
glass) memiliki sifat yang dapat menghasilkan warna yang lebih menyerupai
enamel dan dentin alami. Secara umum, semakin banyak partikel pengisi yang
kristal memberikan bahan keramik ini sifat mekanik yang tinggi, tetapi umumnya
kurang estetik. Polikristalin yang mengandung non glass ceramic terdiri dari
aluminium oksida atau matriks dan filler zirkonium oksida yang merupakan elemen
Penutup
Kesehatan gigi dan mulut sering kali menjadi prioritas yang kesekian bagi
sebagian orang, padahal gigi dan mulut merupakan pintu gerbang masuknya kuman
dan bakteri sehingga dapat mengganggu kesehatan organ tubuh lainnya. Respon
sistem imun seseorang yang mengalami gingivitis secara alamiah akan aktif sebagai
pertahanan tubuh. Sistem imun terdiri atas sistem imun spesifik dan sistem imun non
menghadapi berbagai serangan mikroba dan dapat memberikan respon lansung tanpa
Penggunaan gigi tiruan berbahan ceramik salah satu pemilihan bahan gigi
tiruan yang tingkat ketahan bahan yang baik. Perkembangan dari bahan ceramik
Respon imun pada manusia terutama pada pengguna gigi tiruan berbahan
merupakan proses gangguan yang terjadi pada mukosa yang menyebabkan penyakit
dalam rongga mulut. Penggunaan gigi tiruan berbahan ceramik juga harus
1. Kesehatan gigi dan mulut merupakan investasi bagi kesehatan seumur hidup
seseorang, mengingat fungsi gigi dan mulut yang sangat berpengaruh dalam
2. Kesehatan gigi dan mulut sering kali menjadi prioritas yang kesekian bagi
sebagian orang, padahal gigi dan mulut merupakan pintu gerbang masuknya
kuman dan bakteri sehingga dapat mengganggu kesehatan organ tubuh lainnya.
3. Respon sistem imun seseorang yang mengalami gingivitis secara alamiah akan
4. Sistem imun terdiri atas sistem imun spesifik dan sistem imun non spesifik.
satu respon imun non imun spesifik yag ada di rongga mulut adalah PMN
neutrofil.
6. Salah satu komponen utama sistem kekebalan tubuh adalah sel T, suatu bentuk
sel darah putih (limfosit) yang berfungsi mencari jenis penyakit pathogen lalu
merusaknya. Limfosit dihasilkan oleh kelenjar limfe yang penting bagi tubuh
luar tubuh.
8. Ceramic adalah senyawa yang terbentuk dari unsur logam (aluminium, kalsium,
litium, magnesium, kalium, natrium, timah, titanium, zirkonium) dan unsur non
9. Porselen adalah keramik yang terdiri dari dari fase matriks gelas dan satu atau
lebih fase kristal, contohnya seperti leucite. Semua porselen adalah ceramic,