Anda di halaman 1dari 16

TUGAS INDIVIDU

MANAJEMEN FARMASI KOMUNITAS

DISUSUN
OLEH :

NAMA : WA ODE VIVIN. H


NIM : O1B122158
DOSEN : PARAWANSAH, S.Farm., M.Kes., Apt.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2023
SOAL DAN JAWABAN

1. Seorang apoteker melakukan pembelian vitamin C 1 box (250 tab) dengan harga Rp. 300
(belum termasuk ppn). Vitamin C tersebut dijual dengan harga Rp. 99.000 per box. Hitung
margin yang diperoleh dari penjualan vitamin C tersebut?
a. 10%
b. 15%
c. 20%
d. 25%
e. 30%
Jawaban :
Dik : Pembelian vitamin C 1 box (250 tab) = 250 tab × Rp.300 = Rp.75.000 (belum termasuk
ppn)
HJA vitamin C 1 box = Rp. 99.000/box
Dit: Berapa margin yang diperoleh dari penjualan vitamin C ?
Penyelesaian :
 Karena harga pembelian vitamin C 1 box belum termasuk ppn, maka :
HNA = 75.000 + 10%
= 82.500
 Margin :
HJA = HNA + margin
99.000 = 82.500 + margin
Margin = 99.000 - 82.500 = 16.500
 Untuk mengetahui persentase margin dari penjualan vitamin C, yaitu :
16.500
×100 %=20 %
82.500
Jadi, margin yang diperoleh dari penjualan vitamin C sebesar 20%.

2. Sebuah apotek mendapatkan harga beli dari distributor untuk obat X adalah Rp. 5000/strip
exclude ppn. Kemudian obat tersebut akan dijual dengan margin sebesar 20%. Berapakah
harga jual yang ditetapkan untuk obat tersebut?
Jawab :
Diketahui : HNA obat X = 5000/strip
Profit = 20%
Ditanyakan : HJA =…..?
Penyelesaian : HJA = HNA + PPN + margin
= 5.000 + 10% + 20%
= 5.000 + (5.000 × 10/100) + 20%
= 5.000 + 500 + 20%
= 5.500 + 20%
= 5.500 + (5.500 × 20/100)
= 5.500 + 1.100
= Rp. 6.600/strip
Jadi, harga jual dari obat X adalah Rp. 6.600/strip.

3. Sebuah apotek menjual obat X seharga Rp. 10.000 sudah termasuk ppn. Margin yang
ditetapkan oleh apotek tersebut adalah 25%. Hitung berapa harga beli yang diperoleh apotek
tersebut dari distributor ?
Jawaban :
Dik : HJA apotek obat X = Rp. 10.000 (sudah termasuk ppn)
Margin apotek = 25%
Dit : HNA apotek dari distributor = ............ ?
Penyelesaian : HNA = HJA – PPN – margin
= 10.000 – 10% – 25%
= 10.000 – (10.000 × 10/100) – 25%
= 10.000 – 1.000 – 25%
= 9.000 – 25%
= 9.000 – (9.000 × 25/100)
= 9.000 – 2.250
= Rp 6.750
Jadi, harga beli yang diperoleh apotek dari distributor adalah Rp. 6.750.
4. Penjualan apotek X pada bulan Agustus 2020 Rp. 50 juta. Perhitungan stok akhir bulan
Agustus 2020 25 juta. Agar stok obat pada akhir bulan September 2020 10 juta, margin
apotek 20% dan perkiraan penjualan bulan September 2020 sama dengan Agustus 2020.
Berapa pembelian pada bulan September 2020?
a. 45 juta
b. 40 juta
c. 35 juta
d. 30 juta
e. 25 juta
Jawaban :
HJA bulan Agustus 2020 = HJA bulan september 2020 = 50 Juta
PPN = 10%
Margin = 20%
Sehingga :
HJA =HNA+ PPN + Margin
50.000 .000=HNA +10 %+ 20 %
50.000 .000=HNA +30 %
HNA=50.000 .000−30 %
HNA=35.000 .000 ≈ 35 juta

5. Seorang Apoteker bekerja di Apotek harus memahami kebijakan yang di terapkan dalam
penjualan obat yang disalurkannya agar usahanya dapat berjalan dengan menguntungkan.
Obat/barang yang dijual di apotek tersebut harus berusaha mencari sumber barang/obat
dengan harga yang murah atau kita kenal dengan persentase Harga Pokok Penjualan/HPP/
COGS yang rendah. Pertanyaan: Bila persentase HPP nya 80 % maka Laba bersihnya berapa
person?
a. 15%
b. 20%
c. 25 %
d. 30 %
e. 35 %
Jawaban :

Laba Bersih = laba kotor - %HPP

= 100% - 80%

= 20 %

6. Klinik Kecantikan melakukan pembukuan sebagai berikut Penjualan 1.500.000.000;


Persediaan Awal 90.000.000; Pembelian 700.000.000; Faktur Pembelian 10.000.000;
Persediaan Akhir 80.000.000; Biaya Operasional 300.000.000. Hitung Harga Pokok
Penjualan?
a. 100.000.000
b. 300.000.000
c. 500.000.000
d. 700.000.000
e. 900.000.000
Jawaban :
Dik : Penjualan = 1.500.000.000
Persedian awal = 90.000.000
Pembelian = 700.000.000
Faktur pembelian = 10.000.000
Persediaan akhir = 80.000.000
Biaya operasional = 300.000.000
Dit : HPP = ?
Penyelesaian :
HPP = (stok awal+pembelian) – stok akhir
HPP = (90.000.000+700.000.000) – 80.000.000
HPP = 790.000.000 – 80.000.000
HPP = 710.000.000

7. Total penjualan sebuah apotek adalah Rp200.000.000 dengan faktor perkalian penjualan 1,2.
Berapa HPP?
a. 0,67 x 200.000.000
b. 0,91 x 200.000.000
c. 0,80 x 200.000.000
d. 1,14 x 200.000.000
e. 1,22 x 200.000.000
Jawaban :
Rumus HPP= 1-[ (Faktor perkalian-1)/ faktor perkalian] x total penjualan
1-[(1,2-1)/1,2] X 200.000.000
1-(0,2/1,2) X 200.000.000
1-0,166 X 200.000.000
0,833 X 200.000.000
8. Diketahui apotek memiliki persediaan awal tahun 2021 sebesar 100 juta. Pembelian selama
tahun 2021 adalah 1,2 M. dan penjualan selama tahun 2021 adalah 90 juta. Jika diketahui
laba yang diambil oleh apotek adalah 20%. Maka berapa persedian pada akhir tahun 2021?
a. 1.220.000.000
b. 1.225.000.000
c. 1.300.000.000
d. 1.234.000.000
e. 1.540.000.000

Jawaban:

Dik: persediaan awal = Rp. 100.000.000

Pembelian bersih = Rp.1,2 M

Penjualan selama 2021 = Rp. 90.000.000

Laba = 20%. Dari penjualan laba yang di ambil apotik adalah 20% x Rp. 90.000.000 =
Rp.18.000.000

Dit: Persediaan akhir?

Penyelesaian:

HPP = Pesediaan Awal + Pembelian Bersih – Persediaan Akhir

Rp. 0 = Rp. 100.000.000 + = Rp. 1.200.000.000 – Persediaan Akhir

Rp. 0 = Rp. 1.300.000.000 - Persediaan Akhir


Persediaan Akhir = Rp. 1.300.000.000 - Rp. 0

Persediaan Akhir = Rp. 1.300.000.000

Jadi, Persediaan Akhir untuk tahun 2021 adalah Rp. 1.300.000.000

9. Seorang apoteker di apotek sedang membuat laporan laba rugi apotek untuk perhitungan
pajak penghasilan apotek th 2016. Apotek tersebut memiliki omzet penjualan sebesar Rp.
1.000.000.000,- dengan rata rata margin laba sebesar 25%. Berapakah harga pokok Penjualan
(HPP) dari seluruh perbekalan farmasi yang terjual di apotek tersebut selama tahun 2016?
a. Rp. 750.000.000,-
b. Rp. 700.000.000,-
c. Rp. 800.000.000,-
d. Rp. 850.000.000,-
e. Rp. 900.000.000,-
Jawaban :
Dik : omzet penjualan 2016 = Rp. 1.000.000.000,-
margin laba sebesar 25%
Dit : Berapakah harga pokok Penjualan (HPP) tahun 2016?
Penyelesaian :
Omset penjualan = HPP/ (100%-margin)
Rp. 1.000.000.000 = HPP / (100%-25%)
HPP = Rp. 1.000.000.0000 / 75%
HPP = Rp. 750.000.0000,-
Jadi, harga pokok Penjualan (HPP) dari seluruh perbekalan farmasi yang terjual di
apotek tersebut selama tahun 2016 adalah sebesar Rp. 750.000.0000,- (A)
10. Seorang apoteker di suatu industri farmasi sedang membuat perencanaan biaya untuk
produksi infus NaCl 0,9% yang dituangkan dalam studi kelayakan usaha. Dalam bulan
pertama, apoteker menghitung biaya tetap yang harus dikeluarkan, yaitu sebesar Rp.
50.500.000,- dan biaya variabel sebesar Rp. 115.000.000,-. Sementara itu, total investasi
yang disiapkan adalah sebesar Rp. 150.000.000,- Berapakah omset yang ditetapkan sebagai
Break Event Point (BEP) dari penjualan infus NaCl 0,9% tersebut tiap bulannya?
a. Rp. 189.500.000
b. Rp. 205.640.000
c. Rp. 210.540.000
d. Rp. 216.460.000
e. Rp. 234.640.000

Jawaban :
Diketahui : Biaya tetap : Rp. 50.500.000,-
Biaya Variabel : Rp. 115.000.000,-
Total Investasi : Rp. 150.000.000,-
Ditanyakan : Berapa omset yang ditetapkan sebagai BEP ?
Penyelesaian :
BEP = Biaya tetap : (1-Biaya variabel/total investasi)
BEP = Rp. 50.500.000,- : (1- Rp. 115.000.000,-/Rp. 150.000.000,-)
BEP = Rp. 50.500.000,- : 0,2333
BEP = Rp.216.459.494
Jawaban d. Rp. 216.460.000
11. Sebuah industri yang memproduksi obat-obat kemoterapi, memiliki data biaya operasional
sebagai berikut:
- Kapasitas produksi : 5000 unit
- Harga jual persatuan diperkirakan : Rp 1.000.000 unit
- Biaya tetap : Rp 1.500.000.000
- Biaya variable : Rp 2.500.000.000
Berapa omset yang ditargetkan agar industri tersebut mencapai BEP!
a. Rp 1.000.000.000
b. Rp 1.500.000.000
c. Rp 3.000.000.000
d. Rp 4.500.000.000
e. Rp 5.000.000.000
Jawaban:
Rumus Break Even Point dalam rupiah:
FC
BEP=
VC
1−
S
Keterangan: BEP : Break Even Point
FC: Biaya tetap/Fixed Cost
VC : Variabel Cost/biaya variabel
S: Sales volume
1.500 .000 .000 1.500 .000 .000 1.500.000 .000 1.500.000 .000
BEP= = = = =3.000 .000 .000
2.500 .000 .000 2.500 .000.000 1−0.5 0.5
1− 1−
(5000unit ×1.000 .000/unit ) 5.000.000 .000

12. Seorang apoteker melakukan investasi pada pabrik dalam pembuatan obat antihipertensi
dimana dia menginvestasikan masing-masing proyek sebesar 10.000 dollar, pendapatan
pertahunnya adalah sebagai berikut:
Tahun Captopril 25 mg Amlodipin 5 mg

1 1.500 3.000

2 2.500 7.000

3 3.000 10.000

4 4.000 12.000

5 5.000 15.000

Berapa lama Payback Periode pada proyek Captopril 25 mg?


a. 3 tahun 9 bulan
b. 3 tahun 8 bulan
c. 3 tahun 7 bulan
d. 3 tahun 6 bulan
e. 3 tahun 4 bulan
Jawab:
Arus Kas Pendapatan Proyek Captopril 25 mg:
Tahun Arus Kas Arus Kas Kumulatif
1 1.500 1.500
2 2.500 4.000
3 3.000 7.000
4 4.000 11.000
5 5.000 16.000

Dik : n = 3
a = 10.000
b = 7.000
c = 11.000
Dit : PP = ….?
Penyelesaian:
PP = n + (a-b) / (c-b) x 1 tahun.
= 3 + (10.000 – 7.000) / (11.000 – 7.000) x 1 tahun
= 3 + 3.000 / 4.000 x 1 tahun
= 3 + 0,75 x 1 tahun
= 3,75 tahun
= 3 tahun 9 bulan
13. Apoteker Steffi membuat laporan keungan dari apotek tempat ia bekerja. Diketahui modal
apotek sebesar Rp. 120.000.000, nilai obligasi sebesar Rp. 30.000.000 serta hasil penjualan
apotek tersebut sebesar Rp 350.000.000. Berdasarkan laporan diatas, berapa nilai ROI dari
apotek tersebut?
a. 1,05
b. 1,33
c. 1,67
d. 1,78
e. 1,56
Jawab :
Dik : Investasi = Rp. 120.000.000
Obligasi (utang) = Rp. 30.000.000
Hasil penjualan = Rp 350.000.000
Dit : Berapa nilai ROI dari apotek tersebut ?
Penyelesaian :
( Total Penjualan−Investasi )
ROI= × 100 %
Investasi
ROI=¿ ¿
Rp .350.000 .000−150.000 .000
ROI= × 100 %
Rp . 150.000.000
Rp .200.000 .000
ROI= × 100 %
Rp .150.000 .000
ROI =1,33
14. Hasil analisis keuangan menunjukkan laba kotor sebelum pajak sebesar 80 juta. Pajak yang
harus dibayar sebesar 7,2 juta. Modal yang ditanam sebesar 150 juta. Berapakah ROE?
a. 0,25
b. 0,40
c. 0,50
d. 0,48
e. 1,5
Jawab :
Dik : Laba kotor = Rp. 80 jt
Pajak = Rp. 7,2 juta
Modal = Rp. 150 juta
Dit : ROE ?
Penyelesaian :
Laba bersih setelah bunga dan pajak
ROE=
total modal
( Rp . 80.000 .000−Rp .7.200 .000 )
¿
Rp . 150.000.000
Rp . 72.800.000
¿
Rp . 150.000.000
¿ 0,48
15. Sebuah apotek memiliki hasil penjualan sebanyak Rp. 3.600.000.000 pada tahun 2019, biaya
yang dikeluarkan untuk pembelian obat dan operasional sebesar Rp. 2.350.000.000. Berapa
nilai Ratio of Investment dari apotek tersebut?
a. 0,52
b. 0,53
c. 0,54
d. 0,55
e. 0,58
Jawab:
Dik : Total Penjualan = Rp. 3.600.000.000
Investasi = Rp. 2.350.000.000
Dit : Ratio of Investment (ROI) = …?
Penyelesaian :
( Total Penjualan−Investasi )
ROI= × 100 %
Investasi
( Rp. 3.600 .000 .000−Rp .2.350 .000 .000 )
ROI = × 100 %
Rp . 2.350 .000.000
Rp .1.250 .000 .000
ROI= ×100 %
Rp .2.350 .000 .000
RO I =0,53

16. Vitamin C 1 box (100 tab) memiliki HNA Rp. 50.000 (belum ppn). Harga jual Rp.660.
Berapa mark up dari masing-masing tablet vitamin C ?
Jawaban:
Dik : HNA = Rp 50.000/box (belum ppn)
HJA = Rp.660/tab, untuk 1 box vitamin C (100 tab) = 660 × 100 tab = Rp. 66.000/box.
Dit : Berapa Mark Up dari masing-masing tablet vitamin C = ...........?
Penyelesaian :
 Karena harga pemebelian vitamin C 1 box belum termasuk PPN (PPN 10%), maka :
HNA = 50.000 + 10%
= Rp. 55.000/box.
 Mark up :
HJA = HNA + mark up
66.000 = 55.000 + mark up
Mark up = 66.000 - 55.000 = Rp.11.000/box
 Untuk mengetahui persentase mark up dari masing-masing tablet vitamin C, yaitu :
Mark up =
11.000
×100 %=20 % /box
55.000
= 0,2%/tablet vitamin C
Jadi, mark up yang diperoleh dari masing-masing tablet vitamin C sebesar 0,2%.

17. Apotek sehat farma memiliki persediaan awal Rp. 200.000.000, persediaan akhir Rp.
220.000.000, dan total penjualan Rp. 850.000.000. Berapa nilai perputaran dari persediaan
apotek tersebut?
Jawab :
Diketahui : Persediaan awal : Rp. 200.000.000
Persediaan akhir Rp. 220.000.000,
Total penjualan Rp. 850.000.000
Ditanyakan : Berapa nilai perputaran dari persediaan/rasio perputaran persediaan apotek
tersebut?
Penyelesaian :
Rasio perputaran persediaan = Penjualam : (Persediaan awal/Persediaan akhir/2)
Rasio perputaran persediaan = Rp. 850.000.000 : ((Rp. 200.000.000 + Rp. 220.000.000)/2)
Rasio perputaran persediaan = Rp. 850.000.000 : Rp. 210.000.000
Rasio perputaran persediaan = 4,047 kali

18. Sebuah apotek membeli 1 box obat yang berisi 30 tablet. Harga distributor Rp. 505.000 dan
diberikan diskon 30% belum pajak. Jika apotek menginginkan keuntungan 15%. Berapa
harga jual untuk masing-masing tablet?
Jawab :
Dik : 1 box obat = 30 tablet
harga distributor = Rp. 505.000
diskon 30% belum pajak
apotek menginginkan keuntungan 15%
Dit : Berapa harga jual untuk masing-masing tablet?
Penyelesaian :
a. Harga obat dengan diskon 30%
Harga distributor – harga diskon 30%
= Rp. 505.000 - Rp. 151.500
= Rp. 353.500
b. Perhitungan HNA obat
HNA obat = (Harga Satuan + PPN 10%) / isi kemasan
= (Rp. 353.500 + 10%)/ 30 tablet
= (Rp. 353.500+ Rp.35.350)/30
= Rp. 388.850/30
= Rp. 12.961/tab
c. Perhitungan HJA obat
HJA obat = HNA + 15%
= Rp. 12.961 + 15%
= Rp. 12.961 + Rp. 1.944
= Rp. 14.905/ tab
Jadi, harga jual untuk masing-masing tablet adalah sebesar Rp. 14.905/ tab

19. Suatu Rumah Sakit mendapat penjualan sebanyak Rp. 95.000.000 per bulan dan pembelian
sebanyak Rp. 75.000.000. Saldo awal dan akhir dijaga tetap Rp.8.000.000. Berapa % laba
kotor jika dihitung dari penjualan ?
Jawaban :
Dik: penjualan = Rp. 95.000.000 per bulan
Pembelian = Rp. 75.000.000.
Saldo awal dan akhir = Rp.8.000.000.
Dit: % laba kotor dihitung dari penjualan?
Penyelesaian: laba kotor = pendapatan + HPP
HPP = persediaan awal + pembelian bersih – persediaan akhir
= Rp. 8.000.000 + Rp. 75.000.000 – Rp. 8.000.000
= Rp. 20.000.000
Jadi, untuk % laba kotor adalah
labakotor
% laba kotor = x 100%
penjualan bersih
Rp. 20.000 .000
= X 100%
Rp . 95.000 .000
= 21,1 %
20. Persediaan di Rumah Sakit X adalah 100 juta, penjualan Rp. 400.000.000, dan setelah stok
opname sisa sebanyak Rp. 75.000.000. Hitung berapa Inventory Turn Over Ratio ?
Jawaban :
Inventory Turn Over Ratio = Harga Penjualan/persediaan awal-persediaan akhir/2
= 400.000.000/100.000.000-75.000.000/2
=400.000.000/25.000.000/2
=400.000.000/12.500.000
=32
21. Harga obat Rp. 250.000 (belum termasuk pajak) untuk 10 tube. Margin 25%, berapa HJA per
tube obat tersebut?
Jawab :
Diketahui : Harga obat = 250.000/10 tube
= 25.000/tube
Markup = 25%
PPN = 10%
Ditanya : HJA = ?
Penyelesaian :
HJA = HNA + PPN + Markup
HJA = 25.000 + 10% + 25%
HJA = 25.000 + (25.000 x 10%) + 25%
HJA = 25.000 + 2.500 + 25%
HJA = 27.500 + 25%
HJA = 27.500 + (27.500 x 25%)
HJA = 27.500 + 6.875
HJA = Rp. 34.375/tube

Anda mungkin juga menyukai