Anda di halaman 1dari 16

RENCA NA PELAKSANAAN LAYANAN (RPL)

BIMBINGA N KLASIKAL (LURING)


SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2020/2021

A Komponen Layanan Dasar

B Bidang Layanan Pribadi

C Topik / Tema Layanan Kesehatan Mental

D Fungsi Layanan Pemahaman dan Pencegahan

E Tujuan Umum Peserta didik dapat memahami dan memiliki kesehatan


mental yang baik dalam kehidupan sehari-hari.

F Tujuan Khusus Pertemuan I:

a. Peserta didik dapat mengkategorikan ciri dari individu yang


sehat secara mental
b. Peserta didik dapat mengidentifikasi penyebab gangguan
kesehatan mental
c. Peserta didik dapat mendeteksi keadaan kesehatan mental
yang dimilikinya
Pertemuan II:

a. Peserta didik dapat mengarahkan dirinya untuk tidak self


diagnosis
b. Peserta didik dapat mencegah dirinya dari gangguan
kesehatan mental
c. Peserta didik dapat menanggulangi masalah kesehatan mental
yang dialaminya
G Sasaran Layanan Kelas 10 BDP 2 dan OTKP 1

H Materi Layanan Pertemuan I:


1. Pengertian kesehatan mental
2. Ciri-ciri mental yang sehat & tidak sehat
3. Penyebab Mental yang tidak sehat
4. Tanda-tanda kesehatan mental terganggu
5. Macam-Macam gangguan kesehatan mental

Pertemuan II:
1. Bahaya Self Diagnosis pada gangguan kesehatan mental
2. Kiat-Kiat menjaga kesehatan mental pada saat pandemic
3. Hal yang dilakukan ketika kesehatan mental sedang
terganggu
I Waktu 2 Kali Pertemuan x 45 Menit

J Sumber Materi 1. Salsabila, N. A. (2021). Menjaga Kesehatan Mental di


Masa Pandemi. https://doi.org/10.31234/osf.io/rd4zf
2. Kemkes.(2018). Kesehatan Mental.
https://promkes.kemkes.go.id/pengertian-kesehatan-
mental Diakses pada tanggal 3 Februari 2021.
3. Alwisol.(2009). Psikologi Kepribadian. Malang: UMM
Press
4. Kartika Sari Dewi. (2012). Kesehatan Mental. Semarang:
UPT UNDIP Press

K Metode/Teknik Ceramah,tanya jawab, Contextual Learning

L Media / Alat LCD, PPT/Video

M Pelaksanaan

Tahap Uraian Kegiatan

1. Membuka dengan salam dan berdoa


2. Membina hubungan baik dengan peserta didik (menanyakan
kabar, pelajaran sebelumnya, ice breaking)
3. Menyampaikan tujuan layanan sehubungan dengan kesehatan
mental
1. Tahap Awal / 4. Menanyakan kesiapan kepada peserta didik dalam mengikuti
kegiatan layanan klasikal.
Pedahuluan 5. Memberikan langkah-langkah kegiatan, tugas dan tanggung
jawab peserta didik.
6. Gur u BK memberikan penejelasan tentang topik yang akan
dibicarakan
7. Gur u bimbingan dan konseling menginstruksikan kepada
peserta didik untuk memperhatikan materi dengan seksama.

Pertemuan I
Peserta Didik:
 Modeling: peserta didik mengamati tampilan media
yang diberikan oleh guru BK tentang kesehatan
mental (Pengertian, Ciri-ciri, Penyebab, Tanda-
tanda, Macam-Macam gangguan kesehatan mental)
 Quetioning: peserta didik mampu memberikan
2. Tahap Inti
feedback tentang materi kesehatan mental, ketika
guru BK memberikan pertanyaan, peserta didik
mampu mamahami secara umum tentang kesehatan
mental
 Learning Community: peserta didik berpartisipasi
dalam berdiskusi terkait dengan kesehatan mental
 Inkuiri: peserta didik mampu mengidentifikasi
macam-macam gangguan kesehatan mental
 Constructiv ism: peserta didik memahami dan
mengerti tanda-tanda kesehatan mental yang
terganggu
 Reflection: peserta didik merefleksi hasil kegiatan
dengan memberikan pendapat tentang layanan yang
diberikan
Guru BK:
 Modeling: menyampaikan materi tentang apa itu
kesehatan mental (Pengertian, Ciri-ciri, Penyebab,
Tanda-tanda, Macam-Macam gangguan kesehatan
mental)
 Quetioning: memberikan pertanyaan, tentang
kesehatan mental (Pengertian, Ciri-ciri, Penyebab,
Tanda-tanda, Macam-Macam gangguan kesehatan
mental) mengarahkan peserta didik tentang
kesehatan mental yang dialami,
menggeneralisasikan pemahaman peserta didik
tentang kesehatan mental
 Learning community: mengajak peserta didik untuk
berpartisipasi untuk berdiskusi terkait dengan
kesehatan mental
 Inkuiri: mengarahkan peserta didik menemukan dan
mengidentifikasi macam-macam gangguan
kesehatan mental
 Constructiv ism: membantu peserta didik memahami
kesehatan mental yang terganggu
 Reflection: meminta peserta didik untuk merefleksi
hasil kegiatan layanan.

Pertemuan II
Peserta Didik:
 Modeling: peserta didik mengamati tampilan media
yang diberikan oleh guru BK tentang kesehatan
mental (Bahaya self diagnosis, Kiat-kiat menjaga
kesehatan mental, Hal yang harus dilakukan ketika
kesehatan mental sedang terganggu)
 Quetioning: peserta didik mampu memberikan
feedback tentang materi kesehatan mental (Bahaya
self diagnosis, Kiat-kiat menjaga kesehatan mental,
Hal yang harus dilakukan ketika kesehatan mental
sedang terganggu), ketika guru BK memberikan
pertanyaan, peserta didik mampu mamahami secara
umum tentang bahaya diagnosis pada kesehatan
mental
 Learning Community: peserta didik berpartisipasi
dalam berdiskusi terkait dengan bahaya diagnosis
dan kiat-kiat menjaga kesehatan mental
 Inkuiri: peserta didik mampu mengidentifikasi kiat-
kiat menjaga kesehatan mental
 Constructiv ism: peserta didik memahami dan
mengerti bahaya diagnosis dan kiat-kiat menjaga
kesehatan mental
 Reflection: peserta didik merefleksi hasil kegiatan
dengan memberikan pendapat tentang layanan yang
diberikan
Guru BK:
 Modeling: menyampaikan materi tentang apa itu
kesehatan mental (Bahaya self diagnosis, Kiat-kiat
menjaga kesehatan mental, Hal yang harus
dilakukan ketika kesehatan mental sedang
terganggu)
 Quetioning: memberikan pertanyaan, tentang
kesehatan mental (Bahaya self diagnosis, Kiat-kiat
menjaga kesehatan mental, Hal yang harus
dilakukan ketika kesehatan mental sedang
terganggu) mengarahkan peserta didik tentang
kesehatan mental Bahaya self diagnosis, Kiat-kiat
menjaga kesehatan mental, Hal yang harus
dilakukan ketika kesehatan mental sedang
terganggu) yang dialami, menggeneralisasikan
pemahaman peserta didik tentang Bahaya self
diagnosis
 Learning community: mengajak peserta didik untuk
berpartisipasi untuk berdiskusi terkait dengan
kesehatan mental Bahaya self diagnosis, Kiat-kiat
menjaga kesehatan mental, Hal yang harus
dilakukan ketika kesehatan mental sedang
terganggu)
 Inkuiri: mengarahkan peserta didik menemukan dan
mengidentifikasi kiat-kiat menjaga kesehatan mental
 Constructiv ism: membantu peserta didik memahami
bahaya diagnosis dan kiat-kiat menjaga kesehatan
mental
 Reflection: meminta peserta didik untuk merefleksi
hasil kegiatan layanan.

3. Tahap Penutup 1. Peserta didik menyimpulkan hasil kegiatan


2. Peserta didik merefleksi kegiatan dengan mengungkapkan
kemanfaatan dan kebermaknaan kegiatan secara lisan
3. Guru BK memberi penguatan dan rencana tindak lanjut
4. Gur u BK menutup kegiatan layanan dengan mengajak peserta
didik bersyukur/berdoa dan mengakhiri dengan salam
M Evaluasi

1. Evaluasi Proses Gur u BK atau konselor melakukan evaluasi dengan


memperhatikan proses yang terjadi :

1. Sasaran materi yang disampaikan


2. Keterlibatan aktif peserta didik
3. Ketertarikan peserta didik pada media yang digunakan
4. Kebermanfaatan layanan untuk peserta didik
5. Alokasi waktu layanan

2. Evaluasi Hasil Evaluasi setelah mengikuti kegiatan klasikal, antara lain :

Evaluasi dengan instrumen yang sudah disiapkan melalui google


form , hasil yang dievaluasi antara lain :

1. Pemahaman tujuan oleh peserta didik setelah pemberian


layanan
2. Wawasan yang diterima oleh peserta didik setelah pemberian
layanan
3. Sikap peserta didik setelah pemberian layanan
4. Keyakinan peserta didik setelah pemberian layanan
5. Perubahan perilaku peserta didik setelah pemberian layanan
LAMPIRAN-LAMPIRA N
1. Uraian materi
2. Lampiran evaluasi proses
3. Lampiran evaluasi hasil

Jakarta, 29 Maret 2021


Mengetahui
Dosen Pembimbing Magang Guru BK

Dra. Asni,M.Pd.,Kons Desita Arief,S.Pd


NIDN 0012036201 NIP 196712141991032004
*) LAMPIRAN 1 MATERI

MATERI PERTEMUAN 1

KESEHATAN MENTAL DAN MACAM-MACAM GANGGUAN KESEHATAN MENTAL

A. PENGERTIAN KESEHATAN MENTAL

Menurut Kementrian Kesehatan (2018), kesehatan mental adalah adalah kondisi


ketika batin kita berada dalam keadaan tentram dan tenang, sehingga memungkinkan
kita untuk menikmati kehidupan sehari-hari dan menghargai orang lain di sekitar.
Seseorang yang bermental sehat dapat menggunakan kemampuan atau potensi dirinya
secara maksimal dalam menghadapi tantangan hidup, serta menjalin hubungan positif
dengan orang lain.Sebaliknya, orang yang kesehatan mentalnya terganggu akan
mengalami gangguan suasana hati, kemampuan berpikir, serta kendali emosi yang pada
akhirnya bisa mengarah pada perilaku buruk.

Menurut teori psikologi humanistic Maslow (Alwisol, 2009) indiv idu yang memiliki
kondisi yang sehat secara psikologis yaitu apabila indiv idu mampu mengaktualisasikan
dirinya sebagai puncak dari pemenuhan hirarki kebutuhan (kebutuhan fisiologis, rasa
aman, dicintai, penghargaan diri, aktualisasi diri).

Kesehatan mental menurut seorang ahli kesehatan Merriam Webster (Dewi, 2012),
merupakan suatu keadaan emosional dan psikologis yang baik, dimana indiv idu dapat
memanfaatkan kemampuan kognisi dan emosi berfungsi dalam komunitasnya, dan
memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.

Dapat disimpulkan bahwa kesehatan mental adalah kondisi dimana keadaan jiwa
indiv idu dalam keadaan tenang , sehingga ia mampu secara maksimal melakukan
kegiatan sehari-hari dengan potensi yang dimilikinya.

B. CIRI-CIRI MENTAL YANG SEHAT


D. S. Wright dan A. Taylor (Dewi, 2012) mengemukakan tanda-tanda orang sehat
mentalnya adalah sebagai berikut:
1. bahagia (happiness) dan terhindar dari ketidakbahagiaan
2. efisien dalam menerapkan dorongannya untuk kepuasaan kebutuhannya
3. kurang dari kecemasan
4. kurang dari rasa berdosa ( rasa berdosa merupan reflex dari kebutuhan self -
punshment.
5. matang, sejalan dengan perkembangan yang sewajarnya
6. mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungannya
7. memiliki otonomi dan harga diri
8. mampu membangun hubungan emosional dengan orang lain, dan
9. dapat melakukan kontak dengan realita.

Orang yang sehat mentalnya orang-orang yang mampu merasakan kebahagian dalam
hidup, karena orang-orang inilah yang dapat merasa bahwa dirinya berguna, berharga
dan mampu menggunakan segala potensi dan bakat semaksimal mungkin, yang
membawa kebahagian bagi dirinya sendiri dan orang lain. Di samping itu, ia mampu
menyesuaikan diri dalam arti yang luas (dengan dirinya, orang lain, dan suasana sekitar).

Dari sinilah kita dapat mengetahui betapa pentingnya kesehatan mental dalam
psikologi Islam sebab kalau seseorang itu terganggu kesehatan mentalnya tentu akan
muncul tanda-tanda yang ditimbulkan dari gejala mentalnya yang tidak sehat. Adapun
tanda-tanda mental tidak sehat antara lain:

1. timbulnya rasa cemas dan kegelisahan


2. selalu iri hati setiap ada orang lain yang sukses
3. sedih dalam menghadapi problem kehidupannya
4. merasa rendah hati apabila setiap banyak orang
5. pemarah dalam menyelesaikan persoalan, dan
6. bimbang dan ragu dalam menentukan sikap.
C. PENYEBAB MENTAL YANG TIDAK SEHAT
Adapun faktor-faktor penyebab dari gangguan kesehatan mental:

1. Peristiwa traumatik, seperti kekerasan dan pelecehan seksual.


2. Kehilangan orang tua atau disia-siakan di masa kecil.
3. Kurang mampu bergaul dengan orang lain.
4. Perceraian atau ditinggal mati oleh pasangan.
5. Perasaan rendah diri, tidak mampu, marah, atau kesepian.

D. Tanda-Tanda Kesehatan Mental Terganggu

Tanda kesehatan mental yang terganggu memang tampak abu-abu tak seperti
kesehatan fisik, yang bisa kita ketahui secara gamblang. Namun, bukan hal yang sulit
untuk mengantisipasi adanya gangguan pada kesehatan mental diri sendiri dan orang-
orang sekitar kita. Hal yang perlu kita lakukan hanyalah lebih peka terhadap kondisi dir i
dan lingkungan kita. Berikut berbagai gejala yang bisa terjadi saat kondisi kesehatan
mental terganggu:

1. makan atau tidur terlalu banyak atau terlalu sedikit

2. menarik diri dari orang-orang dan aktivitas sehari-hari

3. tingkat energi rendah atau tidak ada sama sekali

4. mati rasa atau seperti tidak ada masalah

5. mengalami rasa sakit dan nyeri yang tidak dapat dijelaskan

6. merasa tidak berdaya atau putus asa

7. merokok, minum alkohol, atau menggunakan narkoba lebih dari biasanya

8. merasa sangat bingung, pelupa, gelisah, marah, kesal, khawatir, atau takut

9. berteriak atau berkelahi dengan keluarga dan teman

10. mengalami perubahan suasana hati yang parah hingga menyebabkan masalah
dalam hubungan

11. memiliki ingatan akan peristiwa tertentu yang tidak bisa dilepaskan dari kepala

12. mendengar suara atau mempercayai hal-hal yang tidak benar

13. berpikir untuk menyakiti diri sendiri atau orang lain

14. ketidakmampuan untuk melakukan tugas sehari-hari.

E. MACAM-MACAM GANGGUAN KESEHATAN MENTAL

Dari sekian banyak jenis gangguan mental, beberapa yang paling sering terjadi adalah:

1. Depresi

Depresi merupakan gangguan suasana hati yang menyebabkan penderitanya terus -


menerus merasa sedih. Berbeda dengan kesedihan biasa yang berlangsung selama
beberapa hari, perasaan sedih pada depresi bisa berlangsung hingga berminggu -minggu
atau berbulan-bulan.
2. Skizofrenia

Skizofrenia adalah gangguan mental yang menimbulkan keluhan halusinasi, delusi, serta
kekacauan berpikir dan berperilaku. Skizofrenia membuat penderitanya tidak bisa
membedakan antara kenyataan dengan pikirannya sendiri.

3. Gangguan kecemasan

Gangguan kecemasan merupakan gangguan mental yang membuat penderitanya


merasa cemas dan takut secara berlebihan dan terus menerus dalam menjalani aktiv itas
sehari-hari. Penderita gangguan kecemasan dapat mengalami serangan panik yang
berlangsung lama dan sulit dikendalikan.

4. Gangguan bipolar

Gangguan bipolar adalah jenis gangguan mental yang ditandai dengan perubahan
suasana hati. Penderita gangguan bipolar dapat merasa sangat sedih dan putus asa
dalam periode tertentu, kemudian menjadi sangat senang dalam periode yang lain.

5. Gangguan tidur

Gangguan tidur merupakan perubahan pada pola tidur yang sampai mengganggu
kesehatan dan kualitas hidup penderitanya. Beberapa contoh gangguan tidur adalah sulit
tidur (insomnia), mimpi buruk (parasomnia), atau sangat mudah tertidur (narkolepsi).
MATERI PERTEMUAN 2

BAHAYA SELF DIAGNOSE PADA GANGGUAN KESEHATAN MENTAL DAN KIAT-


KIAT MENJAGA KESEHATAN MENTAL PADA MASA PANDEMI

A. BAHAYA SELF DIAGNOSE

Self-diagnosis adalah pengakuan diri sendiri terhadap gangguan mental tanpa


berkonsultasi dengan profesional. Kondisi ini bisa menyebabkan salah penanganan.
Padahal, diagnosis diri hanya boleh ditetapkan oleh tenaga medis profesional. Proses
menuju diagnosis yang tepat sangatlah sulit, bahkan ketika Anda berkonsultasi dengan
dua dokter yang berbeda, hasilnya belum tentu sama.Diagnosis harus ditentukan
berdasarkan gejala, keluhan, riwayat kesehatan, serta faktor lain yang Anda alami. Saat
mendiagnosis diri,seringnya Anda menyimpulkan suatu masalah kesehatan fisik maupun
psikologis dengan berbekal informasi yang Anda miliki.
Bahaya self-diagnosis terhadap gangguan mental yang belum tentu dialami
Setidaknya, terdapat dua kerugian dan bahaya self-diagnosis terhadap gangguan
mental, yang belum tentu Anda alami. Kedua bahaya self-diagnosis ini, membuat Anda
berisiko mengalami salah diagnosis (misdiagnosis), serta salah penanganan.

1. Risiko misdiagnosis
Bahaya self-diagnosis pertama adalah risiko misdiagnosis, yang akan berdampak
negatif pada diri sendiri.
Misalnya, ada seseorang yang melakukan self-diagnosis bahwa ia
menderita gangguan kecemasan. Padahal, jika ia mau mencari pertolongan dokter,
ada kemungkinan lain berupa gejala fisik yang ia alami. Bisa saja, yang dialaminya
bukanlah gangguan mental, melainkan penyakit fisik yang harus diobati,
seperti kondisi aritmia.

Karena tidak segera mencari bantuan profesional, dan melakukan self-


diagnosis bahwa ia mengidap gangguan kecemasan, individu tersebut berisiko untuk
melewatkan penanganan untuk kondisi aritmia atau gangguan irama jantung.Ada
banyak kriteria yang harus terpenuhi oleh seseorang, agar bisa didiagnosis oleh ahli
jiwa, bahwa ia mengidap gangguan mental tertentu. Gejala gangguan mental yang
satu, dengan gangguan jiwa lain, juga kerap memiliki kesamaan.
Bagaimanapun, self-diagnosis , adalah cara yang salah untuk dilakukan.

2. Risiko kesalahan dalam penanganan


Bahaya self-diagnosis kedua, adalah risiko terjadinya kesalahan cara Anda
menangani gangguan, yang belum tentu benar-benar dialami. Misalnya, Anda
berisiko mengonsumsi obat ilegal. Obat-obatan tersebut, selain ilegal, juga
barangkali menimbulkan efek samping, interaksi obat, kesalahan dalam cara
konsumsi, hingga kesalahan dosis.Anda juga tidak boleh mengonsumsi obat orang
lain, yang tidak bisa dikonsumsi oleh semua orang. Satu jenis obat mungkin aman
dikonsumi rekan Anda, namun belum tentu hal tersebut berlaku juga bagi diri Anda.
Jangan konsumsi obat, tanpa adanya instruksi dari dokter.Tak hanya itu,
bahaya self-diagnosis lainnya adalah membuat Anda menunda berkonsultasi dengan
ahli kejiwaan, dan mendapatkan penanganan yang paling tepat.Menurut ahli,
melakukan self-diagnosis dan meyakini diri sendiri menderita gangguan mental
tertentu, tidak membantu Anda untuk pulih. Malah sebaliknya, tindakan tersebut
berisiko memperburuk kondisi kejiwaan Anda.
B. KIAT-KIAT MENJAGA KESEHATAN MENTAL

Salah satu hal yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan mental di masa
pandemi yaitu dengan melakukan penyesuaian diri dengan apa yang terjadi di
lingkungan sekarang. Penyesuaian diri perlu dilakukan untuk mendapatkan
keharmonisan dan keselarasan antara tuntutan lingkungan dengan tuntutan di dalam
diri. Yang mana bahwa seseorang harus menerima hal-hal ketika ia tidak mempunyai
kontrol akan keadaan. Penyesuaian diri yang baik diukur dari seberapa baik
seseorang mengatasi setiap perubahan yang terjadi dalam hidupnya. Penyesuaian
diri adalah aspek mental penting dan sangat berkaitan dengan keyakinan seseorang
terhadap kemampuan diri dalam mengendalikan berbagai rintangan dan
menggunakan potensi diri. Dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan, masalah,
maupun hal-hal baru diperlukan sebuah proses serta usaha dan apabila kita gagal
dalam menyesuaikan diri tentu saja dapat menimbulkan kesehatan mental yang
terganggu dan berujung pada stres.

Menjaga kesehatan mental dengan cara melakukan penyesuaian diri bisa diawali
oleh menumbuhkan mindset dan motivasi. Menjalani hobi sebagai escape dari
kesibukan dan pemikiran sehari-hari yang menumpuk. Melakukan hobi membantu
meningkatkan mood dan positivitas serta melepaskan tekanan stres. Sekali lagi
kembali ditekankan bahwa menjaga mental health adalah hal yang sangat
penting.Kesehatan mental mempengaruhi kesehatan fisik. Kesehatan mental
berpengaruh terhadap keputusan yang akan kita ambil, pastinya setiap keputusan
berdampak apa yang akan terjadi kedepannya. Selain itu, kesehatan mental seorang
indiv idu juga memengaruhi suasana lingkungan sekitarnya.Kesehatan mental
membantu kita untuk menggali potensi-potensi dan menjadi faktor produktiv itas kita
dalam menjalani sebuah pekerjaan.

Tips Menjaga Kesehatan Mental Selama Pandemi Virus Corona Berikut ini adalah
beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk menjaga kesehatan mental selama
pandemi virus Corona:

1. Melakukan aktivitas fisik Berbagai olahraga ringan, seperti lari kecil atau lompat di
tempat, dapat Anda lakukan selama menjalani karantina di rumah. Dengan
melakukan aktiv itas fisik, tubuh Anda akan memproduksi hormon endorfin yang
dapat meredakan stres, mengurangi rasa khawatir, dan memperbaiki mood Anda.
Latihan peregangan dan pernapasan juga dapat membantu Anda untuk
menenangkan diri. Jangan lupa untuk berjemur di bawah sinar matahari pagi untuk
meningkatkan sistem imun.

2. Mengonsumsi makanan bergizi Konsumsilah makanan yang mengandung protein,


lemak sehat, karbohidrat, vitamin, mineral, dan serat. Beragam nutrisi tersebut dapat
Anda peroleh dari nasi dan cereal, buah-buahan, sayuran, makanan laut, daging,
kacang-kacangan, serta susu. Bukan hanya untuk menjaga kesehatan tubuh Anda,
asupan nutrisi yang cukup juga dapat menjaga kesehatan mental Anda, baik secara
langsung maupun tidak langsung.

3. Menghentikan kebiasaan buruk Bila Anda seorang perokok, cobalah hentikan


kebiasaan buruk tersebut mulai dari sekarang. Merokok akan meningkatkan risiko
Anda terinfeksi kuman penyakit, termasuk virus Corona. Selain itu, batasi juga
konsumsi minuman beralkohol. Kebiasaan merokok dan mengonsumsi minuman
beralkohol dapat mengganggu kesehatan fisik maupun mental Anda. Kebiasaan
buruk yang juga perlu dihentikan adalah kurang beristirahat atau sering begadang.
Jika kurang istirahat, Anda akan lebih mudah mengalami kecemasan dan mood Anda
pun akan lebih tidak stabil.
4. Membuat rutinitas sendiri Selama menjalani karantina di rumah, Anda bisa
melakukan hobi atau aktiv itas yang Anda sukai, misalnya memasak, membaca buku,
atau menonton film. Selain meningkatkan produktiv itas, kegiatan tersebut juga dapat
menghilangkan rasa jenuh.

5. Lebih bijak memilah informasi Batasi waktu Anda untuk menonton, membaca,
atau mendengar berita mengenai pandemi, baik dari televisi, media cetak, maupun
media sosial untuk mengurangi rasa cemas. Meski begitu, jangan menutup dir i
sepenuhnya dari informasi yang penting. Pilah informasi yang Anda terima secara
kritis dan bijak. Dapatkan informasi mengenai pandemi virus Corona hanya dari
sumber yang terpercaya.

6. Menjaga komunikasi dengan keluarga dan sahabat Luangkan waktu untuk


berkomunikasi dengan keluarga, sahabat, teman, dan rekan kerja Anda, baik melalu i
pesan singkat, telepon, atau video call. Anda bisa menceritakan kekhawatiran dan
kecemasan yang Anda rasakan. Dengan cara ini, tekanan yang Anda rasakan dapat
berkurang sehingga Anda bisa lebih tenang. Bila Anda memang memiliki gangguan
mental, konsumsilah obat-obatan yang telah diresepkan dokter secara rutin. Bila
perlu, periksakan diri Anda ke dokter secara berkala agar dokter dapat memantau
perkembangan kondisi Anda.

C. Pertolongan Pertama Yang Harus Dilakukan Ketika Mental Sedang Tidak


Sehat

Jika merasa diri sendiri mengalami gangguan kondisi mental, kita juga harus
melakukan pertolongan utama. Hal utama yang bisa kita lakukan ketika merasa
kondisi mental tak stabil adalah dengan mengubah gaya hidup seperti berikut:
1. mengurangi kebiasaan tak sehat seperti menghindari konsumsi alkohol, istirahat
yang cukup, dan menerapkan pola makan sehat
2. memberi jeda istirahat dari pekerjaan atau masalah yang sedang terjadi
3. melakukan relaksasi seperti meditasi, praktik mindfulness, atau latihan
pernapasan
4. menulis jurnal untuk meluapkan semua perasaan atau emosi kita
5. mencari dukungan dengan meminta bantuan teman, keluarga, atau mengunjungi
profesional kesehatan mental.
*) LAMPIRAN 2 EVALUASI PROSES

Lembar Evaluasi Kegiatan Proses Bimbingan Klasikal

Petunjuk:

Bacalah pernyataan dibawah ini dan berilah tanda centang (√) pada kolom skor sesuai dengan
apa yang terjadi dalam kegiatan bimbingan klasikal yang dilakukan!

SKOR
No PERNYATAAN
1 2 3 4
1 Materi yang disampaikan dalam bimbingan klasikal
dibutuhkan peserta didik
2 Peserta didik terlibat aktif dalam kegiatan
layanan
3 Peserta didik tertarik dengan media yang digunakan

4 Peserta didik senang mengikuti kegiatan bimbingan


klasikal yang dilakukan
5 Kegiatan bimbingan klasikal memberikan
manfaat bagi peserta didik

6 Alokasi waktu dalam pelaksanaan bimbingan


klasikal mencukupi.
CATATAN
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.............................

Keterangan :
4= SangatBaik
3=Baik
2 = Cukup
1=Kurang
*) LAMPIRAN 3 EVALUASI HASIL

LEMBAR EVALUASI HASIL LAYANAN BIMBINGA N KLASIKAL

SKOR
No PERNYATAAN 1 2 3 4
1 Saya memahami dengan baik tujuan yang

Diharapkan dari materi yang disampaikan

2 Saya memperoleh banyak pengetahuan dan

Informasi dari materi yang disampaikan

3 Saya menyadari pentingnya bersikap sesuai

dengan materi yang disampaikan.


4 Saya meyakini diri akan lebih baik,apabila

bersikap sesuai dengan materi yang disampaikan.


5 Saya dapat mengembangkan perilaku yang lebih

Positif setelah mendapatkan materi


6 Saya dapat mengubah perilaku sehingga
kehidupan saya menjadi lebih baik dan teratur

Total Skor =…

Keterangan:

4= Sangat Setuju

3= Setuju

2= Cukup Setuju

1= Kurang Setuju

Anda mungkin juga menyukai