Volume….Nomor…..,Tahun
Tersedia Online: https://ojs.uniska-bjm.ac.id/index.php/AN-NUR
p-ISSN. 2460-9722e-ISSN. 2622-8297
Drs. Sultani, M.M.Pd., Dra. Nurul Auliah, M.M.Pd.., & Ahmad Paisal
ABSTRAK
Umumnya generasi muda penerus bangsa kurang peduli terhadap persoalan dilingkungan sosialnya, berfikir
instan dan sempit, ingin berhasil tanpa bekerja keras tidak perduli terhadap masa depan, dan hanya berfikir
untuk saat ini saja. Dalam sekolah kerap kali dijumpai berbagai permasalahan. Masalah-masalah tersebut
merupakan hambatan dalam usaha mencapai suatu tujuan pendidikan. Mengenai masalah belajar yang terjadi
pada siswa biasanya kurang memiliki kebiasaan yang baik misalnya seperti, tidak menyelesaikan tugas sehingga
menyontek, malas belajar, dan lain-lain. Menyontekberasal dari kata sontek yang memiliki arti tiru. Bentuk-
bentuk menyontek individualistic-opportunisti, individulistic-planed, sosial-active, sosial-passiv. Penyebab
perilaku menyontek ada internal dan eksternal. Upya guru bimbingan dan konseling atau konselor memiliki
tugas pekerjaan yang sama pentingnya dengan guru mata pelajaran, keduanya saling melengkapi dan terkait.
Dalam Permendiknas No. 27 tahun dan permendikbud No. 111 Tahun 2014
ABSTRACT
In general, the future generation of young people do not care about problems in their social environment, think
instantaneously and are narrow, want to succeed without working hard, do not care about the future, and only
think for the present. In school, we often encounter various problems. These problems are obstacles in the effort
to achieve an educational goal. Regarding learning problems that occur in students, they usually do not have
good habits, for example, not completing assignments so they cheat, lazy to study, and so on. Cheating comes
from the word cheating which means imitation. Copying forms individualistic-opportunistic, individuulistic-
planed, social-active, social-passive. The causes of cheating are internal and external. Upya guidance and
counseling teachers or counselors have job duties that are as important as subject teachers, both
complementary and interrelated. In Permendiknas No. 27 years and Permendikbud No. 111 of 2014
DipublikasikanOleh :
UPT PublikasidanPengelolaanJurnal
Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari Banjarmasin 1
NamaPenulis
JurnalMahasiswa BK An-Nur :Berbeda, Bermakna, Mulia
Volume….Nomor…..,Tahun
Tersedia Online: https://ojs.uniska-bjm.ac.id/index.php/AN-NUR
p-ISSN. 2460-9722e-ISSN. 2622-8297
prilaku, dan juga tentang fungsi organisasi, gerakan Sedangkan individulistic-planed, dapat di identifikasi
sosial atau hubungan timbal balik (Salim dan sebagai menggunakan catatan ketika tes atau ujian
Syahrum, 2016). Sedangkan menurut Moleong, berlangsung. Selanjutnya sosial-active adalah perilaku
penelitian kualtitatif adalah penelitian yang menyontek dimana peserta didik mengopi atau melihat
bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa dan meminta jawaban dari orang lain. Sementara
yang dialami oleh subjek penelitian secara holistik, sosial-passive adalah mengizinkan
dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan seseorang melihat atau menyalin jawabannya.
bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah
dengan memanfaatkan berbagai metode Upaya Guru BK Menangani Perilaku Mencontek
ilmiah (Moleong, 2012). siswa kelas VII SMP Negeri 1 Kapuas Timur
Dari wawancara yang didapat dari dua guru
PEMBAHASAN DAN HASIL BK bahwa upaya guru bimbingan dan konseling dalam
Penyebab Perilaku Menyontek siswa kelas VII menangani perilaku siswa yang menyontek adalah
SMP Negeri 1 Kapuas Timur dengan memanggil siswa secara pribadi dan
Berdasarkan hasil penelitian di SMP Negeri 1 menanyakan ada kendala apa jadi sampai mencontek,
Kapuas dan dari hasil wawanacara dengan guru bk dan dalam kasus ini siswa selalu memberikan pernyataan
guru mata pelajaran ,ditemukan beberapa faktor yang yang jujur walau kadang tetap mereka ulangi lagi
menyebabkan perilaku siswa mencontek kelas VII tetapi tetap diberiakan arahan-arahan serta perhatian
SMP Negeri 1 Kapuas Timur. Faktor yang ditemukan (motivasi) kepada siswa tersebut dan juga
dari penyebab Perilaku siswa mencontek adalah memberikan layanan informasi dalam bimbingan
kebanyakan mereka (siswa) dari keluarga kelompok maupun layanan konseling terhadap para
yang kurang di perhatiakn orang tuanya, ada yang jauh siswa dalam mengatasi permasalahan seperti budaya
dari orang tuanya dan kebanyakan yang kurang mencontek yang dapat mengganggu proses belajar dan
paham, malas, tidak percaya diri dalam suatu pelajaran menjadikan siswa malas untuk berusaha dan lebih
sehingga menyebabkan melakukan cara untuk memilih cara instan dalam menerima ilmu yang
memperoleh hasil yang baik dengan mencontek ini disampaikan oleh guru. Layanan informasi yang
sama dengan teori dari hartanto yang mana Hartanto dimaksud adalah memberikan penjelasan atau
(dalam Reyaan & Hari 2015:19) penyebab perilaku pengertian tentang bagaimana menjadikan pribadi
mencontek dapat dikelompokan menjadi dua bagian lebih baik dan tentang dampak negatif dari perilaku
yaitu faktor internal dan sfaktor eksternal. Dan dalam mencontek, sedangkan layanan konseling adalah guna
kasus penyebab perilaku siswa mencontek kelas VII memberikan pemahaman yang lebih khusus agar siswa
SMP Negri 1 Kapuas Timur masuk dalam Faktor tersebut dapat keluar dari masalah yang mereka hadapi
eksternal dan internal kerena datang dari luar dirinya serta guru BK juga berperan dalam
dan dari dalam dirinya. pembiasaan dan pembentukan perilaku. Dengan
adanya perilaku-perilaku yang telah dibiasakan siswa
Bentuk Perilaku menyontek siswa kelas VII SMP dapat memilih mana perilaku yang baik dan mana
Negeri 1 Kapuas Timur perilaku yang tidak sepantasnya untuk dilakukan hal
Jika dilihat dari hasil wawancara dengan guru ini sama dengan yang ada dalam permendikbud No.
bk dan guru mata pelajaran tentang bagaimana bentuk 111 Tahun 2014 program bimbingan dan konseling
siswa melakukan aksi contek-menyontek yaitu berupa pemberian layanan di sekolah-sekolah seperti
perilaku siswa mencontek bukan Cuma melihat bimbingan klasikal (layanan dasar) dan penanganan
teman kekanan atau kiri atau muka dan belakang, dia terhadap siswa bermasalah (layanan responsif).
(siswa) membuat catatan kecil dikertas, Saat Kesimpulan
mencontek siswa terkesan selengean, tingkah laku Berdasarkan hasil penelitian yang telah
aneh sehingga memancing kecurigaan dilakukan sesuai dengan rumusan masalah yang telah
mereka mencontek, perilaku mereka seperti dibuat sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa
meminta informasi atau jawaban dari bentuk perilaku mencontek siswa seperti melihat
temannya yang lain untuk menyelin hasil jawaban jawaban dari temannya, membawa catatan saat ujian
pekerjaannya dan sering bertanya kepada temanya, dan adapun Penyebab perilaku siswa mencontek
peneliti yang saya lakukan di sekolah SMP Negri 1 merupakan factor lebih dominannya dari pihak luar
Kapuas Timur kelas VII memiliki kesamaan dengan yaitu orang tua yang menyebabkan muncul factor dari
teori Hetherington, & Feldman (dalam Andiwatir, & dalam seperti malas belajar sedang untuk upaya
Khakim, 2019:89) Hetherington, & Feldman menangani siswa mencontek guru bk memberikan
mengemukakan bentuk siswa mencontek terdiri layanan informasi dalam bimbingan kelompok serta
dari individualistic-opportunistic yang dimaknai pendekatan dalam konseling individu guna untuk
sebagi perilaku di mana peserta didik mengganti suatu
jawaban ketika ujian.
DipublikasikanOleh :
UPT PublikasidanPengelolaanJurnal
Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari Banjarmasin 3
NamaPenulis
JurnalMahasiswa BK An-Nur :Berbeda, Bermakna, Mulia
Volume….Nomor…..,Tahun
Tersedia Online: https://ojs.uniska-bjm.ac.id/index.php/AN-NUR
p-ISSN. 2460-9722e-ISSN. 2622-8297
REFERENSI
Masada, C., & Dachmiati, S. (2016). Faktor
Pemengaruh Perilaku Siswa dan Mahasiswa
Menyontek. Jurnal Sosio-E-Kons. 8 (3). 230
Reyaan Novita Maria & Hari Prapancha TA (2015).
Hubungan Antara Kepercayaan Diri
Denganperilaku Menyontek Pada Mahasiswa
Ust. Jurnal SPIRITS, Vol.6, No.1,
Lexy J. Moleong. 2012. Metodologi Penelitian
Kualitatif. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya).
Hal 6
Ajizah, E., & Widiatmoko, M. (2017). Bimbingan
Akademik untuk Mereduksi Perilaku
Menyontek Siswa Madrasah
Tsanawiyah. Jurnal Konselor. 6 (4). 158
DipublikasikanOleh :
UPT PublikasidanPengelolaanJurnal
Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari Banjarmasin 4