Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH ( HIPERTENSI )

Disusun Oleh

− Amanda.W. Thine − Jul Jufritson Lukuaka


− Aron Djawa Ndapa Kali − Kanjela Manu
− Asmawati Ansar − Irvanius Meta Yiwa
− Ana Carolina Pookey − Vesti Chandra Benu
− Anayah Lay Wadu − Yandes Pinis
− Carlos Roberto Makoni − Notiles Wanimbo
− Chandika Tamelab − Melkianus.J.Gara
− Debora Kaka − Matthew Marvin Todesolo
− Febryanti Teki − Qouthonie.A.Putri
− Emi Rambu Mora Lambi − Martinus Tari Kaka
− Sriwati Mau weni − Luis Da Cruz Araujo
− Zaqualino Ximenes Bello − Graziela Da Conceicao
− Novri Siki − Yulyanti Lero
− Martinus Tari Kaka

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NUSANTARA-KUPANG

PROGRAM S1 KEPERAWATAN

TA.2023/2024

1
Daftar isi

Daftar isi...................................................................................................................................................... 2

Kata Pengantar ............................................................................................................................................ 3

BAB1 ........................................................................................................................................................... 4

LAPORAN PENDAHULUAN........................................................................................................................... 4

A. LATAR BELAKANG ............................................................................................................................ 4

BAB 2 .......................................................................................................................................................... 6

PEMBAHASAN ............................................................................................................................................. 6

B. PENGERTIAN HIPERTENSI ................................................................................................................ 6

C. ETIOLOGI ......................................................................................................................................... 7

D. PATOFISIOLOGI ................................................................................................................................ 7

E. MANIFESTASI KLINIS ........................................................................................................................ 8

F. PENATALAKSANAAN MEDIS ............................................................................................................. 9

G. Komplikasi ..................................................................................................................................... 12

H. Pencegahan ................................................................................................................................... 14

BAB 3 ........................................................................................................................................................ 15

Kesimpulan ........................................................................................................................................... 15

Daftar Pustaka........................................................................................................................................... 16

2
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya kami
dapat menyelesaikan tugas Makalah kami yang berjudul "HIPERTENSI". Makalah ini disusun
untuk memenuhi Tugas KMB I. Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari bahwa masih
banyak kekurangan baik dalam teknik penulisan maupun materi, oleh sebab itu kami sangat
membutuhkan kritik dan saran dari Teman-teman demi penyempurnaan makalah ini. Kami
berharap semoga dibalik kekurangan yang kami miliki, teman teman dapat memahami maupun
mengerti akan materi materi yang kami paparkan. Dan semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi
teman teman semua.

Kupang,26-April-2023

Penulis

3
BAB1
LAPORAN PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Hipertensi merupakan salah satu tantangan besar di Indonesia. Hipertensi ialah kondisi
yang sering muncul pada pelayanan kesehatan primer dengan memiliki risiko morbiditas
serta mortalitas yang terus meningkat selaras dengan naiknya tingkatan tekanan sistolik dan
diastolik yang diakibatkan oleh gagal jantung, stroke dan gagal ginjal. Hipertensi sering
disebut dengan silent killer atau pembunuh diam-diam karena orang yang mempunyai
penyakit hipertensi sering tanpa gejala Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang
mengalami peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari sama dengan 140 mmHg dan
diastolik lebih dari sama dengan 90 mmHg setelah dua kali pengukuran terpisah (Rihiantoro
and Widodo 2020), penyakit Hipertensi dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu
hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya dan hipertensi sekunder yang dapat
disebabkan oleh penyakit lain yang diderita, seperti penyakit ginjal, endokrin, dan penyakit
jantung. Penyakit hipertensi dapat juga disebabkan oleh pola makan yang buruk dan
kurangnya aktivitas fisik (Rihiantoro and Widodo 2020). Bertambahnya usia dapat
meningkatkan risiko terjangkitnya penyakit hipertensi yang disebabkan oleh adanya
perubahan alami pada jantung, pembuluh darah, dan hormon (Suryarinilsih, Fadriyanti, and
Padang 2022).
World Health Organization (WHO 2022) memperkirakan bahwa prevalensi global
hipertensi saat ini sebesar 22% dari total populasi dunia. Prevalensi hipertensi tertinggi di
Afrika yaitu sebesar 27%. Asia Tenggara menempati urutan ke-3 tertinggi dengan prevalensi
sebesar 25% dari total populasi pengidap hipertensi berada di negara maju dan sisanya
berada di negara berkembang salah satunya Indonesia.
Menurut Riskesdas dalam (Kemenkes RI, 2021) prevalensi hipertensi di Indonesia
sebesar 34,1%, mengalami peningkatan dibandingkan prevalensi hipertensi pada Riskesdas
Tahun 2013 sebesar 25,8%. Prevalensi Hipertensi tahun 2020 diperoleh dari data Riskesdas
Tahun 2018 dimana angka prevalensi Provinsi Jawa Barat meningkat dari 34,5% menjadi
39,6% (Dinkes Jawa Barat, 2020).

4
Penyakit hipertensi di Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT ) mencapai angka 7,2% atau
76.130 kasus. Mei 2022, Kota Kupang mengalami kenaikan sebesar 0,15%,. Dr. W. Z. (BPS
Kota Kupang, 2022).

5
BAB 2
PEMBAHASAN
B. PENGERTIAN HIPERTENSI

Hipertensi adalah peningkatan abnormal pada tekanan sistolik 140 mm Hg atau lebih
dan tekanan diastolic 120 mmHg (Sharon, L.Rogen, ). Hipertensi adalah peningkatan
tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHG dan tekanan darah diastolic lebih dari 90
mmHG (Luckman Sorensen,). Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi
peningkatan tekanan darah sistolik 140 mmHg atau lebih dan tekanan darah diastolic 90
mmHg atau lebih. (Barbara Hearrison ). Dari ketiga definisi diatas dapat disimpulkan
bahwa hipertensi adalah peningkatan tekanan darah yang abnormal dengan sistolik lebih
dari 140 mmHg dan diastolic lebih dari 90 mmHg. Hal ini terjadi bila arteriole-arteriole
konstriksi. Kontriksi arteriole membuat darah sulit mengalir dan meningkatkan tekanan
melawan dinding arteri. Hipertensi menambah beban kerja jantung dan arteri yang bila
berlanjut dapat menimbulkan kerusakan jantung dan pembuluh darah.

Hipertensi juga didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan atau
tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg yang terjadi pada seseorang klien pada tiga kejadian
terpisah. Menurut WH0 batasan tekanan darah yang masih dianggap normal adalah
140/90 mmHg, sedangkan tekanan darah ≥ 160/95 mmHg dinyatakan selagbai hipertensi.
Tekanan darah diantara normotensi dan hipertensi disebut borderline hipertension (Garis
atas hipertensi) . Batasan WHO tersebut tidak memedakan usia dan jenis kelamin.

Kaplan memberikan diatasan hipertensi dengan memperhatikan usia dan jenis kelamin

Pria berusia < 45 tahun, dikatakan hipertensi bila tekanan darah pada waktu
berbaring ≥ 130/90 mmHg.

Pria berusia > 45 tahun, dikatakan hipertensi bila tekanan darahnya > 145/95mmHg

Wanita, hipertensi bila tekanan darahnya ≥ 160/95 mmHg.

6
C. ETIOLOGI

Pada umunya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik. Hipertensi


terjadi sebagai respon peningkatan cardiac output atau peningkatan tekanan perifer.
Namun ada Beberapa factor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi:
1. Genetik: Respon nerologi terhadap stress atau kelainan eksresi atau transport Na.
2. Obesitas: terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkan
tekanandarah meningkat.
3. Stress Lingkungan
4. Hilangnya Elastisitas jaringan and arterisklerosis pada orang tua serta
pelabaranpembuluh darah.
Berdasarkan etiologinya Hipertensi dibagi menjadi 2 golongan yaitu:

• Hipertensi Esensial (Primer) penyebab tidak diketahui namun banyak factor


yang mempengaruhi seperti genetika, lingkungan, hiperaktivitas, susunan saraf
simpatik, system rennin angiotensin, efek dari eksresi Na, obesitas, merokok dan
stress.
• Hipertensi Sekunder dapat diakibatkan karena penyakit parenkim renal/vakuler
renal. Penggunaan kontrasepsi oral yaitu pil. Gangguan endokrin dll.
D. PATOFISIOLOGI
Menurunnya tonus vaskuler meransang saraf simpatis yang diterukan ke sel
jugularis. Dari sel juga laris ini bias meningkatkan tekanan darah. Dan apabila
diteruskan pada ginjal, maka akan mempengaruhi eksresi pada rennin yang berkaitan
dengan Angiotensinogen. Dengan adanya perubahan pada angiotensinogen II berakibat
pada terjadinya vasokontriksi pada pembuluh darah, sehingga terjadi kenaikan tekanan
darah. Selain itu juga dapat meningkatkan hormone aldosteron yang menyebabkan
retensi natrium. Hal tersebut akan berakibat pada peningkatan tekanan darah. Dengan
Peningkatan tekanan darah maka akan menimbulkan kerusakan pada organ organ seperti
jantung.

7
E. MANIFESTASI KLINIS

Manifestasi klinis pada klien dengan hipertensi adalah meningkatkan tekanan


darah>140/90 mmHg, sakit kepala, epistaksis, pusing/migrain, rasa berat ditengkuk, sukar
tidur, mata berkunang kunang, lemah dan lelah, muka pucat suhu tubuh rendah. Penderita
hipertensi menunjukkan adanya sejumlah tanda dan gejala, namun ada juga yang
tanpa gejala. Hal ini menyebabkan hipertensi dapat terjadi secara berkelanjutan dan
mengakibatkan sejumlah komplikasi. Hipertensi ada gejala deskripsinya yaitu hipertensi
biasanya tidak menmbulkan gejala. Namun, akan menimbulkan gejala setelah terjadinya

8
kerusakan organ, misalnya; jantung, ginjal, otak, dan mata. Sedangkan hipertensi dengan
gejala yang sering terjadi yaitu; nyeri kepala, pusing/migrain, rasa berat ditengkuk, sulit
untu tidur, lemah, dan lelah.

F. PENATALAKSANAAN MEDIS
Tujuan penatalaksanaan pada klien dengan hipertensi adalah mencegah terjadinya
morbiditas dan mortilitas penyerta dengan mencapai dan mempertahankan tekanan darah
dibawah 140/90 mmHg. Efektivitas setiap program ditentukan oleh derajat hipertensi,
komplikasi, biaya perawatan, dan kualitas hidup sehubungan dengan terapi (Arif
Muttaqin,2009).

➢ Penatalaksanaan Nonfarmakologis

Menurut Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (2015),


menjalani pola hidup yang sehat dapat menurunkan tekanan darah,dan sangat
bermanfaat dalam menurunkan risiko permasalahan kardiovaskular lainnya. Pada
pasien hipertensi derajat satu, tanpa faktor risiko kardiovaskular lain, maka
strategi mengubah pola hidup sehat merupakan penatalaksanaan tahap awal dan
harusdilakukan kurang lebih selama 4 sampai 6 bulan.

Adapun pola hidup sehat yang dianjurkan oleh guidelines adalah :

1. Penurunan berat badan.


Mengganti makanan tidak sehat dengan cara memperbanyak konsumsi
sayuran dan buah-buahan yang dapat memberikan manfaat lebih selain
penurunantekanan darah, seperti menghindari diabetes dan dislipidemia.
2. Mengurangi asupan garam.
Diet rendah garam bermanfaat untuk mengurangi dosis obat antihipertensi
pada pasien hipertensi derajat ≥ 2. Dianjurkan untuk asupan garam tidak
melebihi 2 gr/ hari.
3. Olahraga
Olahraga dapat dilakukan secara teratur sebanyak 30 – 60 menit/ hari,

9
minimal 3 hari/ minggu. Olahraga dapat menurunkan tekanan darah. Pada
pasien yang tidak memiliki waktu untuk berolahraga secara khusus,
sebaiknya harus tetap dianjurkan untuk berjalan kaki, mengendarai sepeda
atau menaiki tangga dalam aktifitas rutin mereka di tempat kerjanya.
4. Mengurangi konsumsi alkohol
Meskipun mengkonsumsi alkohol belum menjadi pola hidup yang umum
di Indonesia, namun jumlah seseorang yang mengkonsumsi alkohol
mengalami peningkatan seiring dengan perkembangan pergaulan dan gaya
hidup, terutama di kota besar. Konsumsi alkohol lebih dari 2 gelas per hari
pada pria atau 1 gelas per hari pada wanita, dapat meningkatkan tekanan
darah. Dengan demikian menghindari konsumsi alkohol sangat membantu
dalam penurunan tekanan darah.
5. Berhenti merokok
Meskipun belum terbukti berefek langsung dapat menurunkan tekanan
darah, akan tetapi merokok merupakan salah satu faktor risiko utama
penyakit kardiovaskular, sehingga pasien yang mengalami hipertensi
sangat dianjurkan untuk berhenti merokok.

➢ Penatalaksanaan Farmakologis

Menurut Arif Muttaqin (2009), obat-obatan antihipertensi dapat dipakai sebagai


obat tunggal atau dicampur dengan obat lain. Obat-obatan ini diklasifikasikan
menjadi lima kategori yaitu :

1. Diuretik
Hidroklorotiazid adalah diuretik yang paling sering diresepkan untuk
mengobati hipertensi ringan. Hidroklorotiazid dapat diberikan sendiri pada
pasien dengan hipertensi ringan atau pasien yang baru. Banyak obat
antihipertensi yang dapat menyebabkan retensi cairan; karena itu,
seringkali diuretic diberikan bersama dengan antihipertensi.
2. Simpatolitik
Penghambat (adrenergic bekerja di sentral simpatolitik), penghambat

10
adrenergic alfa, dan penghambat neuron adrenergic diklasifikasikan
sebagai penekan simpatetik, atau simpatolitik. Penghambat adrenergic
beta, dibahas sebelumnya juga dianggap sebagai simpatolitik menghambat
reseptor beta.
3. Penghambat Adrenergik-Alfa
Golongan obat ini memblock reseptor adrenergic alfa 1, menyebabkan
vasodilatasidan penurunan tekanan darah. Penghambat beta juga
menurunkan lipoprotein berdensitas sangat rendah (very low-density
lipoprotein-VLDL) dan lipoprotein berdesitas rendah (low-density
lipoprotein-LDL) yang bertanggungjawab dalam penimbunan lemak
diarteri (arteriosklerosis).
4. Penghambat Neuron Adrenergik (Simpatolitik yang bekerja perifer)
Penghambat neuron adrenergik merupakan obat antihipertensi yang kuat
yang menghambat norepinephrine dari ujung saraf simpatis, sehingga
pelepasan norepinephrine menjadi berkurang dan ini menyebabkan baik
curah jantung maupun tahanan vaskular perifer menurun. Reserpine dan
guanetidin (dua obat yang paling kuat) dipakai untuk mengendalikan
hipertensi berat. Hipertensi ortostatik merupakan efek samping yang
sering terjadi,pasien harus ajarkan untuk bangkit perlahan-lahan dari
posisi berbaring atau dari posisi duduk. Obat-obat dalam kelompok ini
dapat menyebabkan retensi natrium dan air.
5. Vasodilator Arteriol yang Bekerja Langsung
Vasodilator yang bekerja langsung adalah obat tahap 3 yang bekerja
dengan merelaksasikan otot-otot polos pembuuh darah, terutama arteri,
sehingga menyebabkan vasodilatasi. Dengan terjadinya vasodilatasi,
tekanan darah akan turun dan natrium serta air tertahan sehingga terjadi
edema perifer. Diuretik dapat diberikan bersama-sama dengan vasodilator
yang bekerja langsung untuk mengurangi edema. Reflek takikardia
disebabkan oleh vasodilatasi dan menurunnya tekanan darah.

11
6. Antagonis Angiotensin (ACE Inhibitor)
Obat dalam golongan ini menghambat enzim mengubah angiotensin
(ACE), yang nantinya akan menghambat pembentukan angiotensin II
(vasokonstriktor) dan menghambat pelepasan aldosterone. Aldosterone
meningkatkan retensi natrium natrium dan ekskresi kalium. Jika
aldosterone dihambat, natrium diekskresikan bersama-sama dengan air.
Kaptropil, enalapril, dan lisonopril adalah ketiga antagonis angiotensin.
Obat-obatan ini dipakai pada pasien dengan kadar renin serum yang
tinggi.

G. Komplikasi
Menurut (Triyanto,2014) komplikasi hipertensi dapat menyebabkan
sebaga berikut :

➢ Stroke dapat timbul akibat perdarahan tekananan tinggi diotak, atau akibat
embolus yang terlepas dari pembuluh non otak yang terpajan tekanan
tinggi. Stroke dapat terjadi pada hipertensi kronik apabila arteri-arteri yang
memperdarahi otak mengalami hipertropi dan menebal, sehingga aliran
darah ke daerah-daerah yang diperdarahinya berkurang. Arteri-arteri otak
mengalami arterosklerosis dapat menjadi lemah, sehingga meningkatkan
kemungkinan terbentukya aneurisma. Gejala tekena struke adalah sakit
kepala secara tiba-tiba, seperti orang binggung atau bertingkah laku
seperti orang mabuk, salah satu bagian tubuh terasa lemah atau sulit
digerakan (misalnya wajah, mulut, atau lengan terasa kaku, tidak dapat
berbicara secara jelas) serta tidak sadarkan diri secara mendadak.
➢ Infrak miokard dapat terjadi apabila arteri koroner yang arterosklerosis
tidak dapat menyuplai cukup oksigen ke miokardium atau apabila
terbentuk trombus yang menghambat aliran darah melalui pembuluh darah
tersebut. Hipertensi kronik dan hipertensi ventrikel, maka kebutuhan
oksigen miokardium mungkin tidak dapat terpenuhi dan dapat terjadi
iskemia jantung yang menyebabkan infrak. Demikian juga hipertropi

12
ventrikel dapat menimbulkan perubahan-perubahan waktu hantaran listrik
melintasi ventrikel sehingga terjadi distritmia, hipoksia jantung, dan
peningkatan resiko pembentukan bekuan.
➢ gagal ginjal dapat terjadi karena kerusakan progresif akibat tekanan tinggi
pada kapiler-kapiler ginjal. Glomerolus. Dengan rusaknya glomerolus,
darah akan mengalir keunit-unit fungsional ginjal, nefron akan terganggu
dan dapat berlanjut menjadi hipoksia dan kematian. Dengan rusaknya
membran glomerolus, protein akan keluar melalui urin sehingga tekanan
osmotik koloid plasma berkurang, menyebabkan edema yang sering di
jumpai pada hipertensi kronik.
➢ Ketidak mampuan jantung dalam memompa darah yang kembalinya
kejantung dengan cepat dengan mengakibatkan caitan terkumpul diparu,
kaki dan jaringan lain sering disebut edema. Cairan didalam paru-paru
menyebabkan sesak napas, timbunan cairan ditungkai menyebabkan kaki
bengkak atau sering dikatakan edema. Ensefolopati dapat terjadi terutama
pada hipertensi maligna (hipertensi yang cepat). Tekanan yang tinggi pada
kelainan ini menyebabkan peningkatan tekanan kapiler dan mendorong
cairan kedalam ruangan intertisium diseluruh susunan saraf pusat. Neuron-
neuron disekitarnya kolap dan terjadi koma.

Sedangkan menurut Menurut (Ahmad,2011) Hipertensi dapat diketahui dengan


mengukur tekanan darah secara teratur. Penderita hipeertensi, apabila tidak ditangani
dengan baik, akan mempunyai resiko besar untuk meninggal karena komplikasi
kardovaskular seperti stoke, serangan jantung, gagal jantung, dan gagal ginjal, target
kerusakan akibat hipertensi antara lain :

➢ Otak : Menyebabkan stroke


➢ Mata : Menyebabkan retinopati hipertensi dan dapat menimbulkan
kebutaan
➢ Jantung : Menyebabkan penyakit jantung koroner (termasuk infark
jantung)
➢ Ginjal : Menyebabkan penyakit ginjal kronik, gagal ginjal terminal

13
H. Pencegahan

Risiko untuk mengidap hipertensi dapat dikurangi dengan :

➢ Mengurangi konsumsi garam (jangan melebihi 1 sendok teh per hari)

➢ Melakukan aktivitas fisik teratur (seperti jalan kaki 3 km/ olahraga 30 menit per
hari minimal 5x/minggu)

➢ Tidak merokok dan menghindari asap rokok

➢ Diet dengan Gizi Seimbang

➢ Mempertahankan berat badan ideal

➢ Menghindari minum alkohol

14
BAB 3

Kesimpulan

Hipertensi merupakan salah satu tantangan besar di Indonesia. Hipertensi ialah kondisi
yang sering muncul pada pelayanan kesehatan primer dengan memiliki risiko morbiditas serta
mortalitas yang terus meningkat selaras dengan naiknya tingkatan tekanan sistolik dan
diastolik yang diakibatkan oleh gagal jantung, stroke dan gagal ginjal.
Hipertensi ada gejala deskripsinya yaitu hipertensi biasanya tidak menmbulkan gejala.
Namun, akan menimbulkan gejala setelah terjadinya kerusakan organ, misalnya; jantung,
ginjal, otak, dan mata. Sedangkan hipertensi dengan gejala yang sering terjadi yaitu; nyeri
kepala, pusing/migrain, rasa berat ditengkuk, sulit untu tidur, lemah, dan lelah.

15
Daftar Pustaka

Paskah Rina Situmorang.2015,” Faktor –Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Hipertensi
Pada Penderita Rawat Inapdi Rumah Sakit Umum Sari Mutiara Medantahun
2014”,https://jurnal.uimedan.ac.id/index.php/JURNALKEPERAWATAN/article/view/2
26/229,diakses pada 25 Maret pukul 10:55.

P2PTM Kemenkes RI.2018,” Pencegahan dan pengendalian Hipertensi, mengurangi risiko


Hipertensi”,http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic/pencegahan-dan-pengendalian-
hipertensi-mengurangi-risiko-hipertensi,diakses pada 25 Maret pukul 08:12.

Riza Aprilawati.2012,”Asuhan Keperawatan Pada Tn. H Dengan Hipertensi Di Bangsal


Multazam Rumah Sakit Pku Muhammadiyah Surakarta”,
http://eprints.ums.ac.id/21288/23/NASKAH_PUBLIKASI.pdf, diakses pada 25
Maretpukul 14:23.

Budi Santoso.2014,” Asuhan Keperawatan Pasien dengan Hipertensi”,


https://pjnhk.go.id/storage/uploads/informasi/materi-national-symposium-
hypertension-what-nurse-should-
do/7LBI1C5KQ9A7QkVXs3PrfVuVzJncpaIpVHDcsBwc.pdf, diakses pada 24 Maret 2022
pukul 10:24.

Nur Izza Afi Idhati dan Mutiara Handasari.2016,”Asuhan Keperawatan Hipertensi”, (DOC)
ASKEP HIPERTENSI.docx | Nila Prameswari - Academia.edu,diakses pada 24 Maret
2022 pukul 10:4

http://scholar.unand.ac.id/15488/2/BAB%201%20PENDAHULUAN.pdf,diakses pada 24
Maretpukul 10:13

EdySusilo2016,“tingkat pengetahuan, motivasi untuk memeriksakan diri,


hipertensi”,http://eprints.ums.ac.id/30945/3/BAB_I.pdf,diakses pada 25 Maret 2022

pukul 17:28.
Rizki Tamin.2020,”Hipertensi”,https://www.alodokter.com/hipertensi,
16

Anda mungkin juga menyukai