Disusun Oleh
PROGRAM S1 KEPERAWATAN
TA.2023/2024
1
Daftar isi
Daftar isi...................................................................................................................................................... 2
BAB1 ........................................................................................................................................................... 4
LAPORAN PENDAHULUAN........................................................................................................................... 4
BAB 2 .......................................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ............................................................................................................................................. 6
C. ETIOLOGI ......................................................................................................................................... 7
D. PATOFISIOLOGI ................................................................................................................................ 7
G. Komplikasi ..................................................................................................................................... 12
H. Pencegahan ................................................................................................................................... 14
BAB 3 ........................................................................................................................................................ 15
Kesimpulan ........................................................................................................................................... 15
Daftar Pustaka........................................................................................................................................... 16
2
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya kami
dapat menyelesaikan tugas Makalah kami yang berjudul "HIPERTENSI". Makalah ini disusun
untuk memenuhi Tugas KMB I. Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari bahwa masih
banyak kekurangan baik dalam teknik penulisan maupun materi, oleh sebab itu kami sangat
membutuhkan kritik dan saran dari Teman-teman demi penyempurnaan makalah ini. Kami
berharap semoga dibalik kekurangan yang kami miliki, teman teman dapat memahami maupun
mengerti akan materi materi yang kami paparkan. Dan semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi
teman teman semua.
Kupang,26-April-2023
Penulis
3
BAB1
LAPORAN PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Hipertensi merupakan salah satu tantangan besar di Indonesia. Hipertensi ialah kondisi
yang sering muncul pada pelayanan kesehatan primer dengan memiliki risiko morbiditas
serta mortalitas yang terus meningkat selaras dengan naiknya tingkatan tekanan sistolik dan
diastolik yang diakibatkan oleh gagal jantung, stroke dan gagal ginjal. Hipertensi sering
disebut dengan silent killer atau pembunuh diam-diam karena orang yang mempunyai
penyakit hipertensi sering tanpa gejala Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang
mengalami peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari sama dengan 140 mmHg dan
diastolik lebih dari sama dengan 90 mmHg setelah dua kali pengukuran terpisah (Rihiantoro
and Widodo 2020), penyakit Hipertensi dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu
hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya dan hipertensi sekunder yang dapat
disebabkan oleh penyakit lain yang diderita, seperti penyakit ginjal, endokrin, dan penyakit
jantung. Penyakit hipertensi dapat juga disebabkan oleh pola makan yang buruk dan
kurangnya aktivitas fisik (Rihiantoro and Widodo 2020). Bertambahnya usia dapat
meningkatkan risiko terjangkitnya penyakit hipertensi yang disebabkan oleh adanya
perubahan alami pada jantung, pembuluh darah, dan hormon (Suryarinilsih, Fadriyanti, and
Padang 2022).
World Health Organization (WHO 2022) memperkirakan bahwa prevalensi global
hipertensi saat ini sebesar 22% dari total populasi dunia. Prevalensi hipertensi tertinggi di
Afrika yaitu sebesar 27%. Asia Tenggara menempati urutan ke-3 tertinggi dengan prevalensi
sebesar 25% dari total populasi pengidap hipertensi berada di negara maju dan sisanya
berada di negara berkembang salah satunya Indonesia.
Menurut Riskesdas dalam (Kemenkes RI, 2021) prevalensi hipertensi di Indonesia
sebesar 34,1%, mengalami peningkatan dibandingkan prevalensi hipertensi pada Riskesdas
Tahun 2013 sebesar 25,8%. Prevalensi Hipertensi tahun 2020 diperoleh dari data Riskesdas
Tahun 2018 dimana angka prevalensi Provinsi Jawa Barat meningkat dari 34,5% menjadi
39,6% (Dinkes Jawa Barat, 2020).
4
Penyakit hipertensi di Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT ) mencapai angka 7,2% atau
76.130 kasus. Mei 2022, Kota Kupang mengalami kenaikan sebesar 0,15%,. Dr. W. Z. (BPS
Kota Kupang, 2022).
5
BAB 2
PEMBAHASAN
B. PENGERTIAN HIPERTENSI
Hipertensi adalah peningkatan abnormal pada tekanan sistolik 140 mm Hg atau lebih
dan tekanan diastolic 120 mmHg (Sharon, L.Rogen, ). Hipertensi adalah peningkatan
tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHG dan tekanan darah diastolic lebih dari 90
mmHG (Luckman Sorensen,). Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi
peningkatan tekanan darah sistolik 140 mmHg atau lebih dan tekanan darah diastolic 90
mmHg atau lebih. (Barbara Hearrison ). Dari ketiga definisi diatas dapat disimpulkan
bahwa hipertensi adalah peningkatan tekanan darah yang abnormal dengan sistolik lebih
dari 140 mmHg dan diastolic lebih dari 90 mmHg. Hal ini terjadi bila arteriole-arteriole
konstriksi. Kontriksi arteriole membuat darah sulit mengalir dan meningkatkan tekanan
melawan dinding arteri. Hipertensi menambah beban kerja jantung dan arteri yang bila
berlanjut dapat menimbulkan kerusakan jantung dan pembuluh darah.
Hipertensi juga didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan atau
tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg yang terjadi pada seseorang klien pada tiga kejadian
terpisah. Menurut WH0 batasan tekanan darah yang masih dianggap normal adalah
140/90 mmHg, sedangkan tekanan darah ≥ 160/95 mmHg dinyatakan selagbai hipertensi.
Tekanan darah diantara normotensi dan hipertensi disebut borderline hipertension (Garis
atas hipertensi) . Batasan WHO tersebut tidak memedakan usia dan jenis kelamin.
Kaplan memberikan diatasan hipertensi dengan memperhatikan usia dan jenis kelamin
Pria berusia < 45 tahun, dikatakan hipertensi bila tekanan darah pada waktu
berbaring ≥ 130/90 mmHg.
Pria berusia > 45 tahun, dikatakan hipertensi bila tekanan darahnya > 145/95mmHg
6
C. ETIOLOGI
7
E. MANIFESTASI KLINIS
8
kerusakan organ, misalnya; jantung, ginjal, otak, dan mata. Sedangkan hipertensi dengan
gejala yang sering terjadi yaitu; nyeri kepala, pusing/migrain, rasa berat ditengkuk, sulit
untu tidur, lemah, dan lelah.
F. PENATALAKSANAAN MEDIS
Tujuan penatalaksanaan pada klien dengan hipertensi adalah mencegah terjadinya
morbiditas dan mortilitas penyerta dengan mencapai dan mempertahankan tekanan darah
dibawah 140/90 mmHg. Efektivitas setiap program ditentukan oleh derajat hipertensi,
komplikasi, biaya perawatan, dan kualitas hidup sehubungan dengan terapi (Arif
Muttaqin,2009).
➢ Penatalaksanaan Nonfarmakologis
9
minimal 3 hari/ minggu. Olahraga dapat menurunkan tekanan darah. Pada
pasien yang tidak memiliki waktu untuk berolahraga secara khusus,
sebaiknya harus tetap dianjurkan untuk berjalan kaki, mengendarai sepeda
atau menaiki tangga dalam aktifitas rutin mereka di tempat kerjanya.
4. Mengurangi konsumsi alkohol
Meskipun mengkonsumsi alkohol belum menjadi pola hidup yang umum
di Indonesia, namun jumlah seseorang yang mengkonsumsi alkohol
mengalami peningkatan seiring dengan perkembangan pergaulan dan gaya
hidup, terutama di kota besar. Konsumsi alkohol lebih dari 2 gelas per hari
pada pria atau 1 gelas per hari pada wanita, dapat meningkatkan tekanan
darah. Dengan demikian menghindari konsumsi alkohol sangat membantu
dalam penurunan tekanan darah.
5. Berhenti merokok
Meskipun belum terbukti berefek langsung dapat menurunkan tekanan
darah, akan tetapi merokok merupakan salah satu faktor risiko utama
penyakit kardiovaskular, sehingga pasien yang mengalami hipertensi
sangat dianjurkan untuk berhenti merokok.
➢ Penatalaksanaan Farmakologis
1. Diuretik
Hidroklorotiazid adalah diuretik yang paling sering diresepkan untuk
mengobati hipertensi ringan. Hidroklorotiazid dapat diberikan sendiri pada
pasien dengan hipertensi ringan atau pasien yang baru. Banyak obat
antihipertensi yang dapat menyebabkan retensi cairan; karena itu,
seringkali diuretic diberikan bersama dengan antihipertensi.
2. Simpatolitik
Penghambat (adrenergic bekerja di sentral simpatolitik), penghambat
10
adrenergic alfa, dan penghambat neuron adrenergic diklasifikasikan
sebagai penekan simpatetik, atau simpatolitik. Penghambat adrenergic
beta, dibahas sebelumnya juga dianggap sebagai simpatolitik menghambat
reseptor beta.
3. Penghambat Adrenergik-Alfa
Golongan obat ini memblock reseptor adrenergic alfa 1, menyebabkan
vasodilatasidan penurunan tekanan darah. Penghambat beta juga
menurunkan lipoprotein berdensitas sangat rendah (very low-density
lipoprotein-VLDL) dan lipoprotein berdesitas rendah (low-density
lipoprotein-LDL) yang bertanggungjawab dalam penimbunan lemak
diarteri (arteriosklerosis).
4. Penghambat Neuron Adrenergik (Simpatolitik yang bekerja perifer)
Penghambat neuron adrenergik merupakan obat antihipertensi yang kuat
yang menghambat norepinephrine dari ujung saraf simpatis, sehingga
pelepasan norepinephrine menjadi berkurang dan ini menyebabkan baik
curah jantung maupun tahanan vaskular perifer menurun. Reserpine dan
guanetidin (dua obat yang paling kuat) dipakai untuk mengendalikan
hipertensi berat. Hipertensi ortostatik merupakan efek samping yang
sering terjadi,pasien harus ajarkan untuk bangkit perlahan-lahan dari
posisi berbaring atau dari posisi duduk. Obat-obat dalam kelompok ini
dapat menyebabkan retensi natrium dan air.
5. Vasodilator Arteriol yang Bekerja Langsung
Vasodilator yang bekerja langsung adalah obat tahap 3 yang bekerja
dengan merelaksasikan otot-otot polos pembuuh darah, terutama arteri,
sehingga menyebabkan vasodilatasi. Dengan terjadinya vasodilatasi,
tekanan darah akan turun dan natrium serta air tertahan sehingga terjadi
edema perifer. Diuretik dapat diberikan bersama-sama dengan vasodilator
yang bekerja langsung untuk mengurangi edema. Reflek takikardia
disebabkan oleh vasodilatasi dan menurunnya tekanan darah.
11
6. Antagonis Angiotensin (ACE Inhibitor)
Obat dalam golongan ini menghambat enzim mengubah angiotensin
(ACE), yang nantinya akan menghambat pembentukan angiotensin II
(vasokonstriktor) dan menghambat pelepasan aldosterone. Aldosterone
meningkatkan retensi natrium natrium dan ekskresi kalium. Jika
aldosterone dihambat, natrium diekskresikan bersama-sama dengan air.
Kaptropil, enalapril, dan lisonopril adalah ketiga antagonis angiotensin.
Obat-obatan ini dipakai pada pasien dengan kadar renin serum yang
tinggi.
G. Komplikasi
Menurut (Triyanto,2014) komplikasi hipertensi dapat menyebabkan
sebaga berikut :
➢ Stroke dapat timbul akibat perdarahan tekananan tinggi diotak, atau akibat
embolus yang terlepas dari pembuluh non otak yang terpajan tekanan
tinggi. Stroke dapat terjadi pada hipertensi kronik apabila arteri-arteri yang
memperdarahi otak mengalami hipertropi dan menebal, sehingga aliran
darah ke daerah-daerah yang diperdarahinya berkurang. Arteri-arteri otak
mengalami arterosklerosis dapat menjadi lemah, sehingga meningkatkan
kemungkinan terbentukya aneurisma. Gejala tekena struke adalah sakit
kepala secara tiba-tiba, seperti orang binggung atau bertingkah laku
seperti orang mabuk, salah satu bagian tubuh terasa lemah atau sulit
digerakan (misalnya wajah, mulut, atau lengan terasa kaku, tidak dapat
berbicara secara jelas) serta tidak sadarkan diri secara mendadak.
➢ Infrak miokard dapat terjadi apabila arteri koroner yang arterosklerosis
tidak dapat menyuplai cukup oksigen ke miokardium atau apabila
terbentuk trombus yang menghambat aliran darah melalui pembuluh darah
tersebut. Hipertensi kronik dan hipertensi ventrikel, maka kebutuhan
oksigen miokardium mungkin tidak dapat terpenuhi dan dapat terjadi
iskemia jantung yang menyebabkan infrak. Demikian juga hipertropi
12
ventrikel dapat menimbulkan perubahan-perubahan waktu hantaran listrik
melintasi ventrikel sehingga terjadi distritmia, hipoksia jantung, dan
peningkatan resiko pembentukan bekuan.
➢ gagal ginjal dapat terjadi karena kerusakan progresif akibat tekanan tinggi
pada kapiler-kapiler ginjal. Glomerolus. Dengan rusaknya glomerolus,
darah akan mengalir keunit-unit fungsional ginjal, nefron akan terganggu
dan dapat berlanjut menjadi hipoksia dan kematian. Dengan rusaknya
membran glomerolus, protein akan keluar melalui urin sehingga tekanan
osmotik koloid plasma berkurang, menyebabkan edema yang sering di
jumpai pada hipertensi kronik.
➢ Ketidak mampuan jantung dalam memompa darah yang kembalinya
kejantung dengan cepat dengan mengakibatkan caitan terkumpul diparu,
kaki dan jaringan lain sering disebut edema. Cairan didalam paru-paru
menyebabkan sesak napas, timbunan cairan ditungkai menyebabkan kaki
bengkak atau sering dikatakan edema. Ensefolopati dapat terjadi terutama
pada hipertensi maligna (hipertensi yang cepat). Tekanan yang tinggi pada
kelainan ini menyebabkan peningkatan tekanan kapiler dan mendorong
cairan kedalam ruangan intertisium diseluruh susunan saraf pusat. Neuron-
neuron disekitarnya kolap dan terjadi koma.
13
H. Pencegahan
➢ Melakukan aktivitas fisik teratur (seperti jalan kaki 3 km/ olahraga 30 menit per
hari minimal 5x/minggu)
14
BAB 3
Kesimpulan
Hipertensi merupakan salah satu tantangan besar di Indonesia. Hipertensi ialah kondisi
yang sering muncul pada pelayanan kesehatan primer dengan memiliki risiko morbiditas serta
mortalitas yang terus meningkat selaras dengan naiknya tingkatan tekanan sistolik dan
diastolik yang diakibatkan oleh gagal jantung, stroke dan gagal ginjal.
Hipertensi ada gejala deskripsinya yaitu hipertensi biasanya tidak menmbulkan gejala.
Namun, akan menimbulkan gejala setelah terjadinya kerusakan organ, misalnya; jantung,
ginjal, otak, dan mata. Sedangkan hipertensi dengan gejala yang sering terjadi yaitu; nyeri
kepala, pusing/migrain, rasa berat ditengkuk, sulit untu tidur, lemah, dan lelah.
15
Daftar Pustaka
Paskah Rina Situmorang.2015,” Faktor –Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Hipertensi
Pada Penderita Rawat Inapdi Rumah Sakit Umum Sari Mutiara Medantahun
2014”,https://jurnal.uimedan.ac.id/index.php/JURNALKEPERAWATAN/article/view/2
26/229,diakses pada 25 Maret pukul 10:55.
Nur Izza Afi Idhati dan Mutiara Handasari.2016,”Asuhan Keperawatan Hipertensi”, (DOC)
ASKEP HIPERTENSI.docx | Nila Prameswari - Academia.edu,diakses pada 24 Maret
2022 pukul 10:4
http://scholar.unand.ac.id/15488/2/BAB%201%20PENDAHULUAN.pdf,diakses pada 24
Maretpukul 10:13
pukul 17:28.
Rizki Tamin.2020,”Hipertensi”,https://www.alodokter.com/hipertensi,
16