Anda di halaman 1dari 17

MEMUDAR-NYA NILAI TOLERANSI UMAT BERAGAMA

DISUSUN OLEH :
YUVENSIUS WODA
2214003

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS KATOLIK MUSI CHARITAS PALEMBANG
2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita, panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas berkat dan
rahmatnya. Penulis dapat menyelesaikan tugas laporan Karya Ilmiah Pendidikan
Kewarganegaraan dengan baik dan tepat waktu. Makalah ini disusun untuk memenuhi
Tugas Mata Kuliah Pendidikan kewarganegara. Selain itu, makala ini bertujuan menambah
wawasan pengetahuan berkaitan dengan materi Pendidikan Kewarganegaan yang berkaitan
dengan memudarnya nilai toleransi antar umat beragama bagi para pembaca sekaligus juga
bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bruder Sukirman selaku dosen mata
kuliah Pendidikan Kewarganegaraan yang sudah banyak membantu penulis dalam
memberikan ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang sudah
membantu menyelesaikan tugas laporan Karya Ilmiah Pendidikan Kewarganegaraan.
Penulis menyadari laporan Karya Ilmiah sederhana ini masih jauh dari kata sempurna.
Maka dari itu, penulis meminta kritik dan saran yang membangun dari pembaca guna
menyempurnakan karya Ilmiah ini.

2
DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN1
KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG 1
1.2. RUMUSAN MASALAH 1
1.3. TUJUAN 1
1.4. MANFAAT1
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Kondisi toleransi antar umat beragama di Indonesia 1
2.2. Penyebab konflik antar umat beragama di Indonesia 1
2.3. Solusi untuk mengatasi konflik antar umat beragama 1
2.4. Peran dialog dalam pemecahan konflik antar Agama 1
2.4.1. Kepentingan dialog 1
2.4.2. Batasan dialog 1
2.4.3. Sikap dalam dialog 1
2.4.4. Saran praktis untuk berdialog 1
BAB III KESIMPULAN
3.1. Kesimpulan 1
3.2. Saran 1
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Bangsa Indonesia terlahir dari sejarah bersama dan dengan mengusung cita-cita bersama.
Kesamaan inilah yang menyatukan Indonesia dengan segala pluralitasnya. Pluralitas ini
menyebabkan Indonesia menjadi suatu negara yang kaya akan nilai-nilai kebudayaan,suku,
agama, serta ras. Karena pluralitas ini pula Indonesia, mengusung nilainilai demokrasi yang
berdasarkan pada pancasila dengan menjunjung tinggi nilai-nilai luhur.
Salah satu nilai luhur yang dijunjung tinggi oleh masyarakat indonesia ialah toleransi
antar umat beragama. Karena agama yang ada diIndonesia tidak hanya satu melainkan
beragam, maka sudah seharusnyakita saling menghormati sesama pemeluk agama lain, dan
terus mencoba untuk membuka dialog antarumat beragama sehingga dapat memperkokoh
persatuan bangsa Indonesia. Seiring dengan perkembangan zaman, nilainilai luhur yang
ditanamkan semakin memudar pula. Sikap saling menghormati dan toleransi antar umat
beragama perlahan menghilang dari hati setiap bangsa Indonesia. Kebanyakan masyarakat
Indonesia semakin bersikap tertutup dan cenderung untuk bersikap egois. Sebagai akibatnya,
banyak terjadi perselisihan antar umat beragama, yang berujung pada konflik-konflik
bersenjata di berbagai daerah. Hal ini tentu saja berdampak buruk bagi negara kita tercinta,
Indonesia. Persatuan dan kesatuan yang dulu dibangun dengan susah payah oleh para
pendahulu kita perlahan mulaigoyah. Banyak generasi muda yang tidak terketuk hatinya
untuk mulai memperbaiki keadaan, malah sebaliknya justru semakin memperkeruhkonflik
yang ada.
Seharusnya perbedaan yang ada yang dijadikan sebagai kelebihan dari negara Indonesia
yang dapat ditunjukkan dengan bangga kepada bangsa lain perbedaan yang sering kita
temukan di Indonesia belum tentu dapat kita jumpai di tempat lain oleh karena itu sikap yang
seharusnya mulai ditanamkan pada diri setiap individu terutama generasi muda ialah Sikap
saling menghargai dan menghormati atas perbedaan yang ada seharusnya kita tidak melulu
mencari kekurangan yang ada dalam bangsa kita melainkan memperkuat kelebihan dari

4
keberagaman bangsa kita sehingga dapat digunakan sebagai senjata dalam menghadapi
bangsa lain.

1.2. RUMUSAN MASALAH


1. Bagaimana kondisi toleransi antar umat beragama di Indonesia
2. Apa penyebab konflik antar umat beragama di Indonesia
3. Bagaimana solusi yang tepat untuk mengatasi konflik antar umat beragama

1.3. TUJUAN
1. Mengetahui kondisi toleransi antar umat beragama di Indonesia
2. Apa penyebab konflik antar umat beragama di Indonesia
3. Bagaimana solusi yang tepat untuk mengatasi konflik antar umat beragama

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Kondisi toleransi antar umat beragama di Indonesia


Bangsa Indonesia sudah ditakdirkan untuk menjadi bangsa yang pluralistik bangsa
yang terdiri dari berbagai macam suku bahasa adat istiadat latar belakang dan golongan.
semua itu sudah disadari oleh pendiri bangsa Indonesia sehingga terbentuklah semboyan
Bhinneka Tunggal Ika yang artinya berbeda-beda tetapi tetap satu. Di tengah masyarakat
plural tentu saja terdapat banyak pendapat dan pemikiran yang sangat berbeda satu
dengan yang lain Seharusnya walaupun pendapat dan pemikiran mereka berbeda mereka
tetaplah sama. mereka merupakan masyarakat dengan derajat yang sama tidak ada yang
lebih berkuasa maupun yang tidak berkuasa. semua memiliki hak dan kewajiban masing-
masing tetapi justru perbedaan ini yang seringkali menimbulkan konflik antar masyarakat.
seperti yang kita ketahui sekarang merupakan berat bagi bangsa Indonesia. banyak
konflik-konflik yang terjadi sebagai tindakan nyata kekesalan masyarakat Indonesia
terhadap pemerintah yang ada. banyak pula konflik lain yang terjadi hanya untuk
memperkeruh suasana semata seperti konflik antar umat beragama maupun antar ras.
agama merupakan Suatu hal yang sangat asasi dalam diri seseorang dan dapat dengan
mudah menimbulkan Gejolak emosional. setiap agama sebenarnya mengajarkan
perdamaian hidup rukun dan tentram tidak ada satupun agama yang mengajarkan hidup
dengan cara kekerasan permusuhan dan hal-hal yang tidak baik lainnya Hal ini juga
menunjukkan bahwa sikap toleransi dalam diri bangsa Indonesia semakin memudar
kebanyakan dari kita semakin egois dan lebih mementingkan kepentingan golongan
daripada kepentingan bersama sebagai bangsa Indonesia.
Banyak sekali konflik yang terjadi di Indonesia yang berbau keagamaan seperti
kasus pembangunan gereja Yasmin, konflik di Poso, Maluku, dan konflik Sampang
Madura. aksi aksi kekerasan yang berbalut konflik agama tersebut tak terlepas dari
munculnya krisis politik dan krisis kepemimpinan baik dalam skala lokal maupun
nasional serta semakin lemahnya peran dari pemerintah ataupun aparat keamanan dengan
situasi yang demikian membuat keadaan larut dalam segala ketidakpastian dan pikiran

6
masyarakat dinaungi dengan keresahan dan kewaspadaan. keadaan tersebut dapat
diibaratkan sebagai rumput-rumput kering di musim kemarau yang kapan saja dapat
mudah untuk terbakar dan tinggal menunggu penyulutnya saja. Biasanya pemicu konflik
konflik antar agama ini merupakan suatu hal yang sangat sepele dengan adanya
masyarakat yang sangat sensitif suatu konflik yang besar sangat mudah terjadi di
masyarakat dapat dengan mudah tersulut emosi dan menggalang banyak massa untuk
terlibat dalam konflik tersebut keadaan tersebut terjadi karena adanya kerentanan di
dalam masyarakat itu sendiri sehingga kemudian terjadi penerjemahan terhadap peristiwa
yang sepele tersebut bahwa sia sebagai korban adalah warga etnis A dan si B adalah
sebagai pelaku adalah warga etnis B. Dengan dengan penerjemahan tersebut kemudian
seakan goresan yang sepeda tersebut dianggap mewakili perseteruan antara Etnis A dan
etnis B. sehingga sekat-sekat perbedaan tersebut dapat dengan cepat ikut memprovokasi
atau memancing kemarahan warga dan mobilitas warga akhirnya dapat dengan cepat
membesar baik secara terorganisir maupun dengan sendirinya. dengan demikian konflik
kekerasan tersebut tak dapat dielakan lagi Apalagi ditambah dengan lemahnya tindakan
dan penanganan dari aparat keamanan seperti konflik di Poso peristiwa itu diawali dengan
pertikaian antar dua orang pemuda yang berbeda agama pada akhir 1998 yang berujung
pada pembacokan. peristiwa ini terjadi di dalam masjid pesantren pada bulan Ramadan.
Konflik ini awalnya dapat diatasi oleh pihak keamanan dan diikuti dengan komitmen
kedua belah pihak untuk tidak berseteru kembali. dan berujung pada kerusuhan tetapi
kenyataannya konflik tersebut masih terus berlanjut dengan membawa massa yang lebih
besar sehingga terlihat konflik antar agama. Konflik gereja Yasmin berawal dari niat
Umat gereja untuk membangun gereja di daerah tersebut yang ditentang oleh masyarakat
daerah tersebut Umat gereja sebenarnya telah minta izin sejak tahun 2002 untuk
membangun gereja, tetapi permintaan izin ini tidak dikabulkan dengan alasan mayoritas
masyarakat di daerah tersebut adalah muslim. perjuangan untuk mendapatkan izin
tersebut dilanjutkan tahun 2006 dan membuahkan hasil berupa IMB yang dikeluarkan
oleh PEMKOT Bogor. Umat gereja memulai membangun gereja pembangunan gereja
tidak berjalan dengan mulus dan lancar Banyak konflik yang terjadi karena masyarakat
tersebut tidak setuju dan merasa terganggu dengan pembangunan gereja konflik tersebut

7
terjadi pada ada akhirnya IMB untuk pembangunan gereja Yasmin dicabut. Dari
pemaparan masalah gereja Yasmin diatas dapat terlihat bahwa sikap toleransi umat
beragama masih sangat rendah sebagian masyarakat tidak dapat menerima perbedaan
kepercayaan umat lain dan hidup berdampingan. masyarakat seperti itu cenderung
memiliki pandangan bahwa agama merekalah yang paling benar dan agama lain
merupakan bahaya yang mengancam golongan mereka atau agama mereka.

2.2. Penyebab konflik antar umat beragama di Indonesia


Konflik antar umat beragama di Indonesia disebabkan oleh beberapa hal misalnya
meningkatnya konservatisme dan fundamentalisme agama, keyakinan bahwa hanya ada
satu intepretasi dan kebenaran yang absolut, Ketidak dewasaan umat beragama,
kurangnya dialog antar agama. kurangnya ruang publik di mana orang-orang berbeda
agama dapat bertemu, kehausan akan kekuasaan, ketidak pasti and antara agama dan
negara, kekerasan agama tidak diadili, kemiskinan dan ketidakadilan, hukum agama
lebih diutamakan ketimbang akhlak orang beragama.
Konservatisme dan fundamentalisme agama ditandai dengan munculnya agama
umat beragama dengan pikiran radikal orang-orang seperti inilah yang bisa munculnya
konflik beragama di tanah air mereka menganggap bahwa orang lain yang berbeda
dengan mereka adalah musuh yang harus disingkirkan contohnya orang-orang yang
termasuk kategori ini adalah Imam Samudra Ammar zoni dan lain-lain yang membunuh
banyak orang atas nama agama.
Keyakinan bahwa hanya ada satu interpretasi dan kebenaran yang absolut ini
menyebabkan kebanyakan umat beragama menjadi berpikiran dangkal dan sempit mereka
beranggapan bahwa ajaran yang mereka anut adalah yang paling benar Sedangkan ajaran
lain adalah salah penyebab konflik ini biasanya diiringi oleh tindakan radikal yang
merupakan poin pertama penyebab konflik.
Ketidak dewasaan umat beragama sangat mempengaruhi konflik tidak adanya
kedewasaan kedewasaan dalam menganut suatu agama menyebabkan seseorang sangat
mudah terbawa emosi. emosi yang tidak dikendalikan dengan baik menyebabkan
seseorang tidak dapat berpikir dengan jernih sehingga seringkali memicu terjadinya

8
konflik. contoh seperti kasus kerusuhan Poso seperti yang telah dijelaskan sebelumnya di
mana konflik antar agama yang terjadi sebenarnya bermula pada konflik individu yang
berbeda agama saja.
Kurangnya dialog antar agama ini juga menyebabkan minimnya pemahaman antar
satu agama dengan agama lainnya minimnya pemahaman antar agama ini sering dibayar
mahal dengan terjadinya konflik antar agama misalnya tragedi Ambon dan lain-lain
adalah contoh kurangnya dialog antar agama.
Kurangnya ruang publik yang berbeda agama dapat bertemu ini berhubungan erat
dengan poin sebelumnya yaitu kurangnya dialog antar agama hal ini bisa jadi disebabkan
oleh kurangnya kedua belah pihak untuk duduk bersama di ruang publik ruang publik
yang bisa dimanfaatkan untuk berdialog antar agama misalnya seminar-seminar Dialog
antar agama.
Kehausan akan kekuasaan ini juga sebagian besar menyebabkan orang akan
berusaha untuk saling menjatuhkan satu dengan yang lain dalam kekuasaan ini kolusi
seringkali terjadi salah satu bentuk kolusi adalah sering kali pihak yang berkuasa
menerapkan peraturan yang berpihak pada agama tertentu saja hal ini dapat menimbulkan
perlakuan semena-mena dari pihak berkuasa dan dapat menimbulkan kecemburuan sosial
pihak yang tidak memiliki kekuasaan sehingga dapat memicu timbulnya konflik
contohnya dalam perusahaan swasta mereka meminta bagi yang kristen itu tidak boleh
menggunakan kerudung atau jilbab.
Ketidakpisahan antar agama dan negara pemerintah yang menjalani negara memiliki
kekuasaan terbesar di Indonesia pemerintah Indonesia cenderung berpihak dan
dipengaruhi oleh agama Islam yang Sekaligus merupakan agama mayoritas Hal ini dapat
dilihat dari aturan-aturan di negara Indonesia yang didominasi doktrin Islam sehingga
dapat menimbulkan kesenjangan yang dapat memunculkan konflik. Ketiadaan kebebasan
beragama merupakan hal yang selama ini kerap memicu konflik meskipun hal ini
sebenarnya telah diatur dalam undang-undang misalnya pendirian rumah ibadat yang
sedikit dipersulit atau bahkan harus izin warga setempat dengan kepercayaan terbesar
arrum telah memperoleh izin dari pemerintah yang berwenang contoh konkritnya adalah
kasus pendirian gereja Yamin di Bogor yang telah dijelaskan sebelumnya hal lain yang

9
menegaskan belum adanya kebebasan beragama adalah masih adanya ancaman teror yang
diterima kaum minoritas di Indonesia sehingga pada perayaan hari besar agama masih
harus diawasi oleh aparat keamanan.
Kekerasan agama tidak diadili menyebabkan terus saja menebar teror. kasus
perusakan rumah ibadat oleh kelompok-kelompok yang terkenal seklek dan radikal sering
melenggang melenggang tanpa hukuman setelah melakukan aksi brutal mereka. dengan
mengatasnamakan agama tertentu mereka membenarkan aksi mereka tidak adanya hukum
yang setimpal bagi mereka ini menyebabkan kasus tersebut berulang dan memicu konflik
di mana-mana. Lebih diutamakan ketimbang akhlak orang beragama banyak orang
beragama yang menganggap hukum agama lebih penting dibanding moral dan akhlak
mereka. akibatnya Kebanyakan orang terjebak hanya pada permasalahan-permasalahan
teknis dalam menjalankan ajaran agama yang justru dapat menimbulkan konflik padahal
jika secara moral jelas sekali bahwa sebagai umat beragama seharusnya dapat
menghindari terjadinya konflik.

2.3. Solusi untuk mengatasi konflik antar umat beragama


Konflik itu harus di management menuju rekonsiliasi konflik Memang sesuatu yang
diharapkan oleh setiap orang yang hidup di dunia ini. apalagi konflik bernuansa karena
perbedaan agama yang dianut dan perbedaan etnis. suatu konflik yang sangat serius
untuk merendam wajah bahaya dari konflik itu, konflik itu harus di manajemen agar ia
berproses ke arah yang positif, Oleh karena itu Masyarakat terutama pemuka agama dan
etnis haruslah dibekali Ilmu manajemen konflik setidak-tidaknya untuk tingkat dasar.
Merobohkan sistem pemahaman agama konflik yang bernuansa agama bukanlah karena
agama yang dianutnya itu mengajarkan untuk konflik Namun karena cara umat
memahami ajaran agama yang menyebabkan mereka menjadi termotivasi untuk
melakukan konflik.
keluhuran ajaran agama masing-masing tidak di retorika kan secara berlebihan retorika
yang berlebihan dalam mengajar agama kepada umat masing-masing menyebabkan umat
akan merasa dirinya lebih Superior Superior dari pemeluk lainnya pembinaan kehidupan
beragama untuk menampilkan nilai-nilai Universal dari ajaran agama yang dianut.

10
Misalnya semua agama mengajarkan umatnya untuk hidup sabar menghadapi proses
kehidupan ini. menjadi lebih tabah menghadapi berbagai ancaman gangguan hambatan
dan tantangan dalam menghadapi hidup.
Rela berkorban demi kepentingan yang lebih mulia atau kepentingan bersama, tidak
muda putus asa memperjuangkan sesuatu yang benar dan adil, tidak mudah mabuk atau
lupa diri kalau mencapai kesuksesan. orang yang sukses seperti menjadi kaya pintar
menjadi pengusaha Cantik cakep memiliki sesuatu power merasa diri bangsawan.
semuanya itu hanya menyebabkan orang menjadi mabuk kalau kurang waspada
membawa diri hal-hal seperti inilah yang sesungguhnya lebih dipentingkan oleh
masyarakat bangsa kita pada dewasa ini.
Mengurangi penampilan berhura-hura dalam kehidupan beragama kegiatan
perayaan hari raya agama umat senangnya mengurangi bentuk perayaan dengan
penampilan yang huru-hara seperti menunjukkan eksistensi diri secara berlebihan
misalnya saya adalah umat yang hebat dan besar banyak pengikut saya berkompeten saya
saya multitalent hal ini sangat mudah juga memancing konflik menganggap bahwa
dirinya itu paling penting paling perfect dari semua anggota atau umat beragama lainnya.
atau teman sebaya yang sering melakukan pelayanan juga merasa terpancing untuk
menunjukkan eksistensi dirinya bahwa ia juga menganut agama yang sangat hebat dan
luhur. Jangan menyalahgunakan jabatan demi agama kena banyak oknum pejabat
menjadikan jabatan yaitu sebagai kesempatan untuk berbuat tidak adil demi membantu
pengembangan agama yang dianut oleh pejabat bersangkutan dan menjadikan pejabatnya
itu sebagai media melakukan hal-hal yang hanya menguntungkan umat agama yang
dianutnya.
Redam nafsu distinksi untuk menghindari konflik etnis Setiap manusia memiliki
nafsu atau dorongan hidup dari dalam dirinya salah satu itu adalah yang disebut nafsu
distinksi. mendorong mendorong seseorang menjadi yang Halo nafsu ini dikelola dengan
baik justru akan membawa manusia menjadi siap hidup bersaing. tidak ada kemajuan
tanpa persaingan namun persaingan itu persaingan yang sehat persaingan yang sehat Itu
adalah persaingan yang berdasar pada norma-norma agama norma hukum dan norma
kemanusiaan lainnya suatu etnis bahwa mereka adalah milik berbagai kelebihan dari etnis

11
yang lainnya inilah yang sering membuat orang buta akan berbagai kekurangannya Hal
inilah yang banyak orang menjadi sikap sombong dan eksklusif karena merasa memiliki
kelebihan pada etnisnya sendiri. untuk membangun kebersamaan yang setara bersaudara
dan Merdeka mengembangkan fungsi profesi dan posisi maka dalam hubungan dengan
sesama dalam suatu masyarakat ada baiknya kita sampaikan pandangan bahwa agar
hubungan sesama manusia menjadi harmonis Seriuslah melihat kelebihan pihak lain dan
remehkanlah kekurangannya Seriuslah melihat kekurangan diri sendiri dan meremehkan
kelebihan diri. dengan demikian semua akan mendapatkan Manfaat dari hubungan sosial
tersebut disamping mendapatkan sahabat yang semakin erat juga mendapatkan tambahan
pengalaman yang positif dari sesama dalam pergaulan sosial dengan melihat kelebihan
sesama maka akan semakin timbul rasa persahabatan yang semakin kekal abadi kalau kita
lihat kekurangannya maka kita akan terus merasa jauh dengan sesama dalam hubungan
sosial. Disini di uraikan peran dialog sebagai salah satu alternatif pemecahan dan
pencegahan konflik antar kelompok agama yang ada di Indonesia.

2.4. Peran dialog dalam pemecahan konflik antar Agama


2.4.1. Kepentingan dialog
Dialog menjadi suatu kebutuhan dan keharusan dalam kehidupan warga di dunia
ini disebabkan oleh berbagai faktor yang dapat ditemukan baik dalam perkembangan
dunia sendiri maupun dalam perkembangan dan perubahan-perubahan yang terjadi di
dalam pandangan agama-agama sendiri Ada berbagai faktor kepentingan dari dialog
antara lain pertama kenyataan dunia ini semakin menjadi majemuk dalam kawasan
keagamaan dewasa ini. Serentak dengan itu dalam diri agama-agama dunia sendiri telah
tumbuh dan berkembang pemahamannya tentang dunia ini sebagai keseluruhan
bersamaan dengan itu telah timbul semangat Misioner Dari masing-masing agama dunia
ke-2 dalam konteks Indonesia agama Islam dan Agama Kristen menghadapi tantangan
yang sama saat ini yaitu materialisme sekularisme sehingga wajar jika saling memperkuat
satu sama lain dan mengadakan pendekatan suka damai dan suka membangun ke-4
kenyataan konflik yang terjadi di Indonesia antara Islam Kristen banyak disebabkan

12
diantaranya adalah karena salah pengertian dan miskomunikasi perasaan curiga dan
cemburu antar kelompok dalam masyarakat

2.4.2. Batasan dialog


Dialog adalah Suatu percakapan yang bertolak pada upaya untuk mengerti Mitra
percakapan dengan baik saling mendengar pendapat masing-masing karena itu dialog
Merupakan pertukaran pikiran yang dalamnya peserta ungkapkan pendapat atau
keyakinannya mempertimbangkan dan berusaha memahami pendapat orang lain Dialog
dapat dibedakan dalam dua kategori: Pertama: dialog formal, yaitu satu dialog yang
membahas suatu tema tertentu dalam suatu pertemuan, yang pembahasannya bertolak dari
puisi teologis masing-masing Kedua: dialog informal, yaitu suatu dialog yang terjadi
dalam bentuk-bentuk pergaulan, kerjasama, dan hubungan sosial antar umat yang berbeda
agama melalui kesempatan itu, mereka saling mengenal satu sama lain

2.4.3. Sikap dalam dialog


Dalam menentukan hubungan antar agama adalah sikap dasar manusia di hadapan
Tuhan karena sikap mendasar dalam dialog Adalah sikap rendah hati dihadapan Tuhan
dan keterbukaan hati orang Kristen mengambil bagian di dalam dialog dengan orang
Islam dengan sikap: pertama, kita ambil bagian dalam dialog dengan Islam dalam
keyakinan kita semua memiliki sifat umum ( common Nature ) Sebagai yang diciptakan
oleh Allah yang satu, yang adalah bapa bagi semuanya. Kita semua hidup dari
anugrahnya dan kita semua bertanggung jawab kepadanya kedua kita berdialog dengan
keyakinan bahwa kita anggota tubuh Kristus yang diutus Allah Bapa untuk melanjutkan
misi Kristus. dialog merupakan panggilan misi Kristiani karena Allah datang ke dalam
dunia melalui Kristus yang menjadi manusia dan berdialog dengan bahasa manusia ketiga
kita ambil bagian dalam dialog dengan Islam dalam keyakinan dan pengharapan bahwa
Roh Kudus dapat dan akan menggunakan dialog ini untuk melakukan karyanya.

13
2.4.4. Saran praktis untuk berdialog
Ada hal-hal praktis yang perlu diperhatikan dalam dialog antara lain 1 kita
memerlukan pendalaman tentang isi kepercayaan atau agama kita sendiri kita mesti
mampu menjelaskan dengan jujur pokok-pokok iman kita tradisi gereja dan lain-lain yang
berkaitan dengan gereja kita sendiri kedua kita memerlukan pemahaman tentang agama
mereka agama mayoritas misalnya muslim atau Islam Ketika kita harus bersikap saling
menghormati tanpa memandang latar belakang mayoritas atau minoritas dan lain-lain ke 4
dialog tidak berhenti merelatifkan Kebenaran Injil atau menuju isme dialog bukanlah
pengganti atau identik dari misi namun melihat dialog kesaksian Kristiani bisa
diungkapkan. Dalam dialog informal selain kaidah-kaidah agama secara umum maka
nilai-nilai budaya sikap etnis dan penampilan kita akan sangat berperan dalam membantu
proses dialog. seperti yang kita ketahui sekarang ini merupakan masa yang berat bagi
bangsa Indonesia banyak konflik-konflik yang terjadi sebagai tindakan nyata kekesalan
masyarakat Indonesia terhadap pemerintah yang ada banyak pulau konflik lain yang
terjadi hanya untuk memperkeruh suasana semata seperti konflik antar umat beragama
maupun antar suku ras etnis dan lain sebagainya Hal ini menunjukkan bahwa sikap
toleransi dalam diri bangsa semakin memudar. kebanyakan dari kita semakin egois dan
lebih mementingkan kepentingan golongan kelompok daripada kepentingan bersama
sebagai bangsa Indonesia. penyebabnya bisa dikarenakan minimnya sosialisasi maupun
dialog antar masyarakat yang mengakibatkan persatuan bangsa ini mulai goyah dan dapat
dimanfaatkan oleh sejumlah pihak yang tidak bertanggungjawab untuk menyerang bangsa
Indonesia. Oleh karena itu sikap yang perlu dilakukan saat ini adalah berpikir jernih
berpikir kritis dengan menyelesaikan masalah-masalah keberagaman yang ada dengan
Sikap saling toleransi saling menghargai bukannya dengan kekerasan yang berujung pada
jatuhnya korban korban yang tidak bersalah pemerintah juga harus mengambil alih
keadilan yang besar agar dapat menyelesaikan masalah keberagaman budaya agama
maupun ras dengan lebih menunjukkan sisi positif yang dapat dikembangkan ketimbang
dengan sisi negatif yang dapat semakin melemah bangsa kita.

14
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Pada dasarnya bangsa Indonesia memiliki pemahaman atau pengetahuan terlebih dahulu
sebelum berkata atau pun bertindak. Rasa empati pun harus dibangun. Dengan memiliki
pemahaman atau pengetahuan dan juga rasa empati, seseorang akan dapat menilai setiap
perkataanya dari sudut pandang orang lain sehingga rasa toleransi atau tenggang rasa dapat
dibangun. perbedaan suatu hal yang biasa dan bisa berjalan harmonis bila adanya rasa
toleransi sosial. Perbedaan memang tidak dapat dihindari, terlebih kita yang hidup di
Indonesia dengan berbagai suku, ras dan agama. Membangun dan meningkatkan rasa
toleransi sudah menjadi hal yang harus dibiasakan. Supaya kita sebagai generasi penerus
bangsa ini bisa memberikan kontribusi positif buat Bangsa Indonesia dan mendukung.
Perbedaan suatu hal yang biasa dan bisa berjalan harmonis bila adanya rasa toleransi sosial.
Rasa memahami seseorang atau kelompok mayoritas dan minoritas untuk saling
menghormati dan menghargai. Ini langkah yang bisa kamu lakukan untuk menumbuhkan rasa
toleransi dalam kehidupan sehari-hari.

3.2. Saran
Penulis membahas tentang Memudarnya Nilai Toleransi Umat Beragama yang ada di
Indonesia. Berikut ini adalah saran-saran yang dapat digunakan pembaca dalam membangun
sikap toleransi antar umat beragama diantaranya:
3.2.1. Bagi Keluarga
a. Tetap menjaga sikap toleransi baik di lingkungan keluarga maupun lingkungan
masyarakat contoh konkrit mau mendengarkan pendapat anggota keluarga
b. Dapat memupuk kerukunan, persatuan, dan persaudaraan dengan memberikan pendidikan
sikap toleransi yang lebih baik.
3.2.2. Bagi Masyarakat
a. Selalu berusaha memberikan pemahaman kepada masyarakat terkait toleransi.
b. Selalu mencontohkan perilaku yang positif berkenaan dengan toleransi.

15
c. Pihak desa hendaknya memberikan dan menjaga fasilitas mengenai toleransi
antar umat beragama, seperti fasilitas ibadah dan pendidikan.

Demikian makalah yang penulis buat dimana membahas tentang Pudarnya Nilai
Toleransi Umat Beragama. Penulis juga merasa bahwa penulisan ini sangat jauh dari kata
kesempurnaan. Maka dari itu, penulis sengat mengharapkan kritik dan saran dari berbagai
pihak sehingga bisa menjadikan karya ini menjadi lebih baik. Di balik kekurangsempurnaan
dari tulisan ini, penulis juga berharap dapat bermanfaat bagi pembaca terutama dalam dunia
pendidikan. Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak secara langsung
maupun tidak langsung yang telah memberi bantuan moral maupun spiritual sehingga
makalah ini dapat terselesaikan.

16
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/doc/136246564/Pudarnya-Toleransi-Beragama
https://bdkjakarta.kemenag.go.id/berita/toleransi-di-kalangan-generasi-milenial
https://ksm.ui.ac.id/memudarnya-toleransi-di-indonesia-sebuah-tanda-tanya/
https://ejournal.balitbangham.go.id/index.php/ham/article/download/1210/pdf

17

Anda mungkin juga menyukai