Anda di halaman 1dari 2

1. Sebelum menjawab siapa siapa yang bertanggung jawab dengan kondisi SD yang seperti itu.

Kita bisa melihat terlenih dahulu 2 buah peraturan yang berkaitan dengan Gedung, sarana
dan prasarana di SD.

Yang 1 kita bisa melihat PP No 28/1990 tentang Pendidikan Dasar

Pada Pasal 9 Bab VI ayat 2 menyatakan

Pengadaan, pemeliharaan, dan perbaikan Gedung, serta penyediaan tanah untuk Sekolah Dasar
yang diselenggarakan oleh pemerintah adalah tanggung jawab pemerintah daerah

Dari bunyi peraturan tersebut dapat diketahui bahwa pengadaan, pemeliharaan, dan perbaikan
Gedung adalah tanggung jawab pemerintah daerah

Kemudian yang ke 2 kita bisa melihat Rancangan Peraturan Pemerintah(RPP) Pendidikan dasar dan
menengah pasa 26 ayat 1 yang berbunyi

penyediaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana Pendidikan pada SD, MI, atau bentuk lain yang
sederajat menjadi tanggung jawab satuan Pendidikan yang bersangkutan dan dapat memperoleh
bantuan dari pemerintah, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, dan/ atau masyarakat.

Apabila merujuk pada peraturan tersebut dapat disimpulkan penyediaan dan pemeliharaan fasilitas
sarana dan prasarana merupakan tanggung jawab SD

sehingga dari 2 pertauran tersebut apabila kita kaitkan dengan persoalan pada soal maka yang
seharusnya bertanggung jawab dengan kondisi SD yang seperti itu adalah SD itu sendiri and
Pemerintah daerah. Namun disini SD yang menjadi peran utama untuk penyediaan dan
pemeliharaan sarana dan prasarana termasuk Gedung karena SD yang mengetahui kondisi betul
kondisi nyata Gedung sarana dan prasarana.

2. Didalam UU No. 20/2003 pasal 56 ayat 3 berbunyi

“Komite sekolah/madrasah, sebagai Lembaga mandiri, dibentuk dan berperan dalam peningkatan
mutu pelayanan dengan memberikan pertimbangan, arahan dan dukungan tenaga, sarana dan
prasarana, serta pengawasan Pendidikan pada tingkat satuan Pendidikan”

Apabila melihat peran komite disekolah saya. Dari beberapa tugas dan peran komite yang ada dalam
peraturan tersebut sudah dijalankan dengan baik misalnya

1) Sebagai pemberi pertimbangan


Komite sekolah memberikan pertimbangan dalam penentuan dan pelaksanaan kebijakan
pendidikan di sekolah. Misalnya terkait KBM pada saat kovid kemarin apakah ingin diadakan
Daring/ Luring/ Kombinasi
2) Sebagai pendukung
Dalam hal ini, komite sekolah memberikan dukungan, baik yang secara finansial, pemikiran
maupun tenaga yang diberikan dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Misalny ketika
akan diadakan sebuah acara wisuda / pelepasan siswa maka komite turut memberikan
dukungan baik finansial, pemikiran ataupun tenaga
3) Pengawasan
Komite sekolah juga ikut mengawasi dalam rangka transparansi dan akuntabilitas
penyelenggaraan dan keluaran pendidikan di sekolah. Dibuktikan pada saat rapat wali murid
siswa

Kesimpulannya peran komite pada sekolah saya secara keseluruhan sudah berjalan dengan baik dan
sesuai dengan tupoksinya. Namun begitu masih harus ditingkatkan supaya kedepannya lebih baik lagi

3. Tindakan yang harus dilakukan adalah memeriksa isi buku dari sisi kesesuaiannya dengan
tuntutan kurikulum serta aspek Bahasa dan penyajian untuk melihat kesesuaiannya dengan
tingkat perkembangan anak SD.

Apakah Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isinya sudah sesuai dengan yang ditetapkan
atau belum. Selain itu kedalaman, keluasan, dan pengorganisasian materi, termasuk cara penyajianya
haruslah sesuai dengan kemampuan perkembangan peserta didik

4. Jadi sebelumnya kami tidak berhasil mendapatkan murid, guru atau orang tua siswa yang
memilih homeschooling untuk diwawancarai. Sehingga kami mencoba mencari sumber
informasi dari internet. Dan didapatkan dari jurnal Research and Development Journal of
Education. Judul jurnal Homeschooling Sebagai Sekolah Alternatif Ramah Anak.

Kekuatan homeschooling antara lain :


1) Lebih mengedepankan kemandirian dan kreativitas individual bukan pembelajaran secara
klasikal.
2) Memberikan peluang untuk mencapai kompetensi individual semaksimal mungkin sehingga
tidak selalu harus terbatasi untuk membandingkan dengan kemampuan tertinggi, rata-rata,
atau bahkan terendah.
3) Terlindungi dari tawuran, kenakalan, pergaulan menyimpang, dan konsumerisme.
Kelemahan homeschooling antara lain :
1) Anak-anak yang belajar di homeschooling kurang berinteraksi dengan teman sebaya dari
berbagai status sosial yang dapat memberikan pengalaman berharga untuk belajar hidup di
masyarakat.
2) Sekolah merupakan tempat belajar yang khas yang dapat melatih anak untuk bersaing dan
mencapai keberhasilan yang setinggi-tingginya.
3) Homeschooling dapat mengisolasi peserta didik dari kenyataan-kenyataan yang kurang
menyenangkan, sehingga dapat berpengaruh pada perkembangan individu
4) Apabila anak hanya belajar di homeschooling kemungkinan ia akan terisolasi dari lingkungan
sosial yang kurang menyenangkan, sehingga ia kurang siap untuk menghadapi berbagai
kesalahan atau ketidakpastian

Heryani, R. D. (2017). Homeschooling Sebagai Sekolah Alternatif Ramah Anak. Research and


Development Journal of Education, 3(2).

Anda mungkin juga menyukai