Anda di halaman 1dari 12

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

STIMULASI PERSEPSI PADA PASIEN RESIKO PERILAKU KEKERASAN


(RPK) DAN TERAPI BERMAIN MENGGAMBAR DAN MEWARNAI
DI RUANG HUDOWO RUMAH SAKIT JIWA AMINO GONDOHUTOMO
SEMARANG

Disusun Oleh :
1. Galih Kuncoro Aji 202231005
2. Diah Wahyu Setyaningsih 202231003
3. Nyta Yasinta Dewi 202231065
4. Regina Septi 202231069
5. Maria Rosaria Amaral S 202231067

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES ST. ELISABETH SEMARANG
2022/2023
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Topik
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Terapi Aktivitas Kelompok
Stimulasi Persepsi Pada Pasien Resiko Perilaku Kekerasan (RPK) dan Terapi
Bermain Menggambar dan Mewarnai di Ruang Hudowo Rumah Sakit Jiwa
Amino Gondohutomo Semarang

B. Tujuan
1. Tujuan Umum :
Untuk meningkatkan Stimulasi Persepsi Pada Pasien Resiko Perilaku Kekerasan
(RPK) di Ruang Hudowo Rumah Sakit Jiwa Amino Gondohutomo Semarang

2. Tujuan Khusus :
a. Pasien dapat menyebutkan stimulasi penyebab kemarahannya
b. Pasien dapat menyebutkan respon yang dirasakan saat marah (tanda
dan gejala marah)
c. Pasien dapat menyebutkan reaksi yang dilakukan saat marah (perilaku
kekerasan)
d. Pasien dapat menyebutkan akibat perilaku kekerasan
e. Pasien dapat menyebutkan kegiatan fisik yang biasa dilakukan pasien
f. Pasien dapat menyebutkan kegiatan fisik yang dapat mencegah
perilaku kekerasan
g. Pasien dapat mendemonstrasikan dua kegiatan fisik yang dapat
mencegah perilaku kekerasan
h. Pasien dapat mengungkapkan keinginan dan permintaan tanpa
memaksa
i. Pasien dapat mengungkapkan penolakan dan rasa sakit tanpa
kemarahan
C. Latar Belakang
Gangguan jiwa merupakan kondisi kesehatan dimana individu tersebut
mengalami perubahan dalam pola pikir, emosi atau perilaku maupun gabungan
dari ketiga perubahan tersebut. Perilaku kekerasan adalah suatu bentuk tindakan
yang bertujuan untuk melukai dirinya dan seseorang secara fisik maupun
psikologis. Perilaku kekerasan ini dapat dilakukan secara verbal, untuk
mencederai diri sendiri, orang lain, dan lingkungannya, disertai dengan amuk dan
gaduh gelisah yang tidak terkontrol. Perilaku kekerasan terjadi karena adanya
hasil akumulasi frustasi yang berulang dan dikarenakan keinginan individu yang
tidak tercapai atau bahkan gagal, sehingga individu berperilaku agresif.1
Perilaku kekerasan dalam bentuk verbal sebagai suatu aksi yang agresif
dari seseorang yang diungkapkan dalam bentuk kata-kata yang kotor, umpatan,
serta ejekan dan berbicara dengan nada keras, serta ancaman melalui kata-kata
yang menyakiti perasaan lawan bicara.4 Selain itu, perilaku kekerasan juga dapat
berupa aksi fisik yang ditunjukkan dengan tindakan memukul, mengancam orang
lain dengan senjata, menendang, dan menyerang orang lain. Kondisi ini tidak
dapat dibiarkan dan harus ditangani dengan segera, karena perilaku tersebut
mengakibatkan cedera baik untuk diri pasien sendiri maupun orang lain, bahkan
dapat berujung pada kematian. Respon penyebab marah yang dapat menyebabkan
terjadinya perilaku kekerasan dapat ditekan dan dikontrol dengan tiga cara yaitu
dengan mengungkapkan secara verbal, menekan pasien dan menantang pasien.
Dari ketiga cara tersebut cara pertama merupakan cara konstruktif dan cara kedua
dan ketiga adalah cara destruktif. Cara konstruktif merupakan pilihan yang tepat
untuk pasien dengan perilaku kekerasan. Agar dapat melakukan cara konstruktif
tersebut dibutuhkan keahlian perawat dalam melakukan komunikasi yang bersifat
terapeutik dalam perawatan pasien dengan berisiko perilaku kekerasan.2
Salah satu fenomena yang terjadi pada pasien gangguan jiwa salah
satunya yaitu RPK di Rumah Sakit Amino Gondohutomo Semarang adalah
pasien belum bisa mengontrol emosinya sehingga kadang suka bertengkar dengan
sesama pasien lain. Pasien juga masih berbicara dengan nada yang keras dan juga
dengan emosi. Pasien juga kadang belum bisa mengontrol emosinya dengan
petugas kesehatan saat berbicara. Akhirnya terapi yang bisa diberikan selain
pemberian obat-obatan untuk pasien RPK juga bisa diberikan terapi stimulasi
persepsi seperti terapi aktivitas kelompok. Terapi aktifitas kelompok adalah salah
satu terapi modalitas yang dilakukan oleh seorang perawat pada sekelompok
klien dengan masalah keperawatn yang sama (Keliat & Pawirowiyono,2014).
Aktivitas yang digunakan sebagai terapi, dan kelompok digunakan sebagai target
asuhan. Di dalam kelompok terjadi dinamika interaksi yang saling bergantung,
saling membutuhkan dan menjadi laboratorium tempat klien berlatih perilaku
baru yang adaptif untuk memperbaiki perilaku lama yang maladaptive.2,3

D. Seleksi Pasien
1. Pasien bisa berbicara dengan jelas
2. Pasien bisa menggunakan motorik tangan
3. Pasien tidak memiliki gangguan penglihatan

E. Jadwal Kegiatan
Hari/tanggal :
Waktu : 09.00 WIB – 10.000 WIB
Tempat pelaksanaan : Di Ruang Hudowo Rumah Sakit Jiwa Amino
Gondohutomo Semarang

F. Metode Pelaksanaan
No. Waktu Kegiatan Terapis Kegiatan Peserta Pengorganisasian
1. Pembukaan Pembukaan: a. Menjawab Leader
5 menit a. Mengucapkan salam salam
b. Memperkenalkan diri b. Mendengarkan
c. Menanyakan nama Pasien c. Memperhatikan
d. Melakukan apersepsi
e. Menjelaskan tujuan terapi
aktivitas kelompok
f. Kontrak waktu dengan
Pasien
2. Inti Permainan pertama : a. Mengikuti Leader
50 menit memperagaan SP 1,2,3 kegiatan Co leader
RPK Fasilitator
1. Seluruh Pasien b. Menjawab
berbentuk lingkaran pertanyaan
2. Hidupkan music dan c. Mensimulasikan
edarkan Aqua kosong
berlawanan dengan arah
jarum jam
3. Pada saat musik mati,
pasien harus memberi
salam, menyebutkan
nama lengkap dan nama
panggilannya secara
bergantian
4. Setelah berkenalan diri,
pasien menembak
warna dan mengambil
gulungan kertas di
mangkuk yang berisi
SP. Kemudian
diharuskan
memperagakan SP yang
didapat. Namun
sebelum itu terapis akan
memperagakan
bagaimana SP 1, 2 dan
3 terlebih dahulu
5. Ulangi musik kembali,
dan klien kembali
edarkan aqua, ketika
musik berhenti, pasien
yang memegang aqua
kembali dan
memperagakan point 4.
Permainan kedua :
menggambar dan
mewarnai
1. Seluruh Pasien
berbentuk lingkaran
dan dibagi menjadi 3
kelompok
2. Pada pasien diberikan
sebuah gambar dan ajak
pasien menggambar
sesuai dengan gambar
yang ada.
3. Kemudian anjurkan
pasien untuk mewarnai
gambar tersebut, siapa
yang paling cepat
kelompok yang
mengambar dan
mewarnai dia yang
akan menang. dan yang
menang akan mendapat
hadiah berupa makanan
ringan
3. Penutup Terminasi a. Memperhatikan Leader
5 menit a. Menanyakan perasaan b. Mendengarkan
lansia setelah melakukan c. Menjawab
TAK salam
b. Memberikan pujian atas
keberhasilan TAK
c. Menyimpulkan hasil dan
melakukan RTL
d. Mengucapkan terima
kasih kepada PM
e. Mengucapkan salam
penutup

G. Media Dan Alat


Media : Musik
Alat : Bantal, buku catatan, kertas lipat, bolpen, HVS, pensil warna
H. Pengorganisasian
1. Leader
Tugas Leader
a. Mengkoordinasi seluruh kegiatan
b. Memimpin jalannya terapi kelompok
c. Memimpin diskusi
d. Kontrak waktu
e. Menyimpulkan hasil kegiatan
f. Menutup acara.
2. Co- Leader
Tugas Co-leader
a. Apabila terapi aktivitas pasif, maka diambil alih oleh co leader
b. Menggerakkan anggota kelompok
3. Fasilitator
Tugas Fasilitator
a. Menyiapkan alat atau kebutuhan yang akan digunakan dalam terapi
aktivitas kelompok.
4. Observer
a. Mengingatkan mengenai waktu selama kegiatan
b. Mengamati respon pasien selama mengikuti kegiatan
c. Observer melakukan tugas berdasarkan form sesuai dengan SP pasien

I. Setting Tempat

D C

A A

D C

Keterangan:
A : Leader (Nyta)
B : Co Leader (Diah)
C : Fasilitator (Maria )
D : Observer (Galih, Regina)
: Pasien

J. ANTISIPASI KEGIATAN
1. HAMBATAN TEKNIK
a) Ketika batu baterai speaker habis saat lagu sedang berlangsung
b) Ketika hp lowbet saat lagu sedang berlangsun
K. Langkah Kegiatan TAK4,5,6

No Tindakan
A. Fase Pra Interaksi
1. Verifikasi data
2. Persiapan alat
- Bantal, buku catatan, kertas lipat, bolpen, HVS, pensil warna,
music
B. Fase Orientasi
1. Mengucapkan salam
2. Memperkenalkan diri
3. Mengidentifikasi pasien
4. Menjelaskan tujuan tindakan
5. Menjelaskan langkah prosedur dan aturan permainan
6. Menanyakan kesiapan pasien
C. Fase Kerja
Permainan pertama : memperagaan SP 1,2,3 RPK
1. Seluruh Pasien berbentuk lingkaran
2. Hidupkan music dan edarkan Aqua kosong berlawanan dengan
arah jarum jam
3. Pada saat musik mati, pasien harus memberi salam, menyebutkan
nama lengkap dan nama panggilannya secara bergantian
4. Setelah berkenalan diri, pasien menembak warna dan mengambil
gulungan kertas di mangkuk yang berisi SP. Kemudian diharuskan
memperagakan SP yang didapat. Namun sebelum itu terapis akan
memperagakan bagaimana SP 1, 2 dan 3 terlebih dahulu
5. Ulangi musik kembali, dan klien kembali edarkan aqua, ketika
musik berhenti, pasien yang memegang aqua kembali dan
memperagakan point 4.
Permainan kedua : menggambar dan mewarnai
1. Seluruh Pasien berbentuk lingkaran dan dibagi menjadi 3
kelompok
2. Pada pasien diberikan sebuah gambar dan ajak pasien menggambar
sesuai dengan gambar yang ada.
3. Kemudian anjurkan pasien untuk mewarnai gambar tersebut, siapa
yang paling cepat kelompok yang mengambar dan mewarnai dia
yang akan menang. dan yang menang akan mendapat hadiah
berupa makanan ringan
D. Fase Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Menyampaikan rencana tindak lanjut
3. Berpamitan
4. Merapikan alat
5. Dokumentasikan prosedur yang telah dilakukan

L. Evaluasi : Proses dan Hasil


1. Evaluasi Proses
a. Menyiapkan Peralatan atau media yang digunakan terapi tersedia sesuai
rencana.
b. Membagi Peran dan tugas terapis sesuai rencana TAK
c. Membuat SAP dan konsul preplanning dengan pembimbing
d. Melakukan kontrak 1 hari sebelum terapi aktivitas kelompok
e. Melakukan kontrak waktu dengan pembimbing sebelum terapi aktivitas
kelompok
f. Menyiapkan tempat sebelum terapi aktivitas kelompok
g. Jumlah pasien diharapkan 100%
h. Peran dan tugas terapi menyesuaikan tugas masing-masing
i. Mahasiswa sejumlah 5 orang diharapkan hadir semua
2. Evaluasi Hasil
a. Pasien mampu sesuai dengan tujun TAK
b. Pasien TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan SP 1 mampu
mengetahui penyebab perilaku, mengenal tanda dan gejala. perilaku
kekerasan yang dilakukan dan akibat perilaku kekerasan
c. Pasien TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan SP 2 diharapkan 2
kemampuan mencegah perilaku kekerasan secara fisik
d. Pasien TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan SP 3 mampu
mencegah oerilaku kekerasan secara sosial (cara verbal)

Formulir Evaluasi
a. SP 1
NO Nama klien Penyebab PK Memberi tanggapan tentang
Tanda dan Perilaku Akibat
gejala PK kekerasan PK
1
2
3

b. SP 2
No Nama Klien Mempraktikan cara Mempraktikan fisik
fisik yang pertama yang kedua
1
2
3

c. SP 3
No Nama Klien Memperagakan Memperagakan Memperagakan
cara meminta cara menolak cara
yang baik mengungkapkan
marah yang baik
1
2
3
DAFTAR PUSTAKA

1. Amimi, Riska. 2020. Analisis Tanda Dan Gejala Resiko Perilaku Kekerasan Pada Pasien
Skizofrenia. Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa Volume 3 No 1, Hal 65-74, Februari 2020.
2. Jatmika, I Dewa. 2020. Hubungan Komunikasi Terapeutik dan Resiko Perilaku
Kekerasan pada Pasien gangguan jiwa di RSJ Provinsi Bali. Jurnal Keperawatan
Reflesia, Volume 2 Nomor 1, Mei 2020.
3. Suerni, Titik. 2019. Respon Pasien Perilaku Kekerasan. Jurnal Penelitian Perawat
Profesional Volume 1 Nomor 1, November 2019 p-ISSN 2714-9757
4. Hilyati, Lena.Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi Pada Pasien Resiko
Perilaku Kekerasan DI Yayasan Pemenang Jiwa Sumatra.
5. Subhannur. 2019. Penggunaan Ular Tangga Pintar Sebagai Media Memperbaiki Tanda
dan Gejala Resiko Perilaku Kekerasan Pada ODGJ Dirumah Sakit Jiwa Grhasia Daerah
Istimewa Yogyakarta. Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan.
Yogyakarta. Vol 10(2)
6. Prof Dr. Budi.2015. Keperawatan Jiwa Terapi Aktivitas Kelompok. Buku Kedokteran
EGC.Jakarta

Anda mungkin juga menyukai