Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

“ Kasus Perusahaan Olympus dan isi dari Sarbanes Oxley ”

DOSEN PENGAMPU

Sarlin P. Nawa Pau, SE.,M.Sc.,CfrA

DISUSUN OLEH

DODY FRYANDI IMANUEL ROHI MOLA

2210030216

S2D MANAJEMEN

PROGRAM STUDI AKUNTANSI LANJUTAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

2023
DAFTAR ISI

COVER...............................................................................................................................i

DAFTAR ISI ....................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................................3

1.1 Latar Belakang.................................................................................................3


1.2 Rumusan Masalah............................................................................................4
1.3 Tujuan..............................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................5

2.1 KasusPerusahaan Olympus..............................................................................5


2.2 Dampak kasus Perusahaan Olympus...............................................................6
2.3 Solusi dari kasus Perusahaan Olympus...........................................................7
2.4 Isi dari Sarbanes Oxley ...................................................................................7

BAB III PENUTUP ........................................................................................................9

3.1 Kesimpulan .....................................................................................................9


3.2 Saran................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada pertengahan bulan Oktober 2011, pasar saham Jepang dikejutkan dengan adanya
laporan dari Michael C. Woodford, mantan CEO Olympus Corporation yang mengatakan
bahwa ada transaksi mencurigakan pada laporan keuangan Olympus Corporation di
Jepang. Setelah dilakukan pemeriksaaan, ditemukan adanya penutupan kerugian akibat
investasi surat berharga sejak tahun 1990-an. Kerugian yang tidak dipublikasikan tersebut
direkayasa dengan penulisan biaya transaksi yang cukup besar pada akuisisi Gyrus dan
pembayaran pada tiga perusahaan lokal. Sejumlah manajemen dan audit internal
Olympus Corporation terlibat dalam rekayasa laporan keuangan.

Harga saham Olympus Corporation turun drastis akibat kasus ini. Pernyataan palsu


(Fraudulent Statement) dilakukan oleh manajemen Olympus Corporation dengan
melakukan window dressing yakni merekayasa laporan keuangan menjadi lebih baik agar
kerugian yang diderita akibat berinvestasi dalam surat berharga tidak terlihat sehingga
kerugian yang diderita tidak mempengaruhi harga saham dari
Olympus Corporation. Manajemen melakukan rekayasa laporan keuangan dikarenakan
adanya tekanan dari atasan Olympus Corporation yang tidak menginginkan kerugian tersebut
dilaporkan dalam laporan keuangan.

Sarbanes Oxley Act merupakan undang-undang pelaporan dan tata kelola perusahaan


berstandar Amerika Serikat. SOA mensyaratkan perusahaan-perusahaan yang tercatat di
bursa saham Amerika untuk mentaati sejumlah aturan yang ada guna menjamin adanya
kepastian lebih besar terhadap integrasi sebuah laporan keuangan.Dengan diterbitkannya
undang-undang ini, ditambah dengan beberapa aturan pelaksanaan dari Securities Exchange
Commision (SEC) dan beberapa self regulatory bodies lainnya, diharapkan akan
meningkatkan standar akuntabilitas korporasi, transparansi dalam pelaporan keuangan,
memperkecil kemungkinan bagi perusahaan atau organisasi untuk melakukan dan
menyembunyikan fraud, serta membuat perhatian pada tingkat sangat tinggi
terhadap corporate governance. Saat ini, corporate governance dan pengendalian internal
bukan lagi sesuatu yang mewah lagi; karena kedua hal ini telah disyaratkan oleh undang-
undang.
1.2 Rumusan Masalah

1. Jelaskan kasus Perusahaan Olympus !


2. Apa dampak Perusahaan Olympus ?
3. Bagaimana solusi dari kasus Perusahaan Olympus ?
4. Jelaskan isi dari Sarbanes Oxley !

1.3 Tujuan

1. Menganalisis kasus Perusahaan Olympus.


2. Menjelaskan dampak Perusahaan Olympus.
3. Menjelaskan solusi dari kasus Perusahaan Olympus.
4. Menjelaskan isi dari Sarbanes Oxley.

.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kasus Perusahaan Olympus

Olympus Corporation merupakan salah satu perusahaan produsen kamera ternama di


Jepang yang didirikan pada tanggal 12 Oktober 1919. Olympus Corporation mempunyai
banyak kegiatan usaha mulai dari pembuatan kamera, alat fotografi, alat percetakan,
peralatan audio, dan mikroskop yang banyak dibutuhkan dalam bidang kesehatan, riset,
dan industri. Banyaknya macam produk usaha yang dikuasai, membuat
Olympus Corporation menjadi pemimpin produk digital di dunia.

Pada awalnya, perusahaan-perusahaan di Jepang termasuk Olympus terkenal sebagai


perusahaan yang menjunjung kejujuran. Skandal keuangan yang terjadi pada
Olympus Corporation ini terungkap setelah adanya laporan dari mantan CEO
Olympus Corporation yang bekerja di kantor bagian Jepang, Michael C. Woodford. Hal
ini berawal dari dipecatnya Michael C. Woodford pada tanggal 14 Oktober 2011 lalu.
Michael C. Woodford dipecat karena menanyakan sejumlah transaksi yang dianggapnya
tidak jelas, diantaranya biaya penasihat sebesar US$ 687 juta dalam proses akuisisi
perusahaan produsen alat kesehatan asal Inggris Gyrus Group di tahun 2008 sebesar US$
2,2 M. Biasanya biaya penasihat hanya berkisar antara 1-5% dari jumlah transaksi
sehingga biaya penasihat pada akuisisi ini merupakan biaya transaksi yang paling besar.

Woodford yang merasa tidak terima atas pemecatannya kemudian melaporkan dugaan
transaksi gelap dan meminta perusahaan untuk menjelaskan kebenaran dari dugaan
Woodford tersebut. Sementara mantan Presiden Olympus Corporation saat Woodford
bekerja, Tsuyoshi Kikukawa mengatakan bahwa Woodford dipecat karena menentang
perintah-perintah yang diberikan oleh dirinya. Tsuyoshi Kikukawa sendiri telah
mengundurkan diri pada 26 Oktober 2011 bersamaan dengan maraknya pemberitaan
mengenai Olympus Corporation .
Untuk menyanggah laporan dari Woodford, Presiden baru dari Olympus Corporation,
Takayama Shuichi segera menunjuk tim investigasi independen untuk menyelidiki agar
masalah ini bisa terselesaikan. Namun, dari hasil investigasi ternyata malah menemukan
adanya permasalahan yang lebih dalam pada laporan keuangan
Olympus Corporation. Olympus Corporation diduga melakukan penutupan kerugian saat
berinvestasi dalam surat berharga sejak tahun 1990-an yang nilainya mencapai US$ 1 M.
Kerugian tersebut tidak pernah dipublikasikan sehubungan dengan adanya Undang-
undang yang mewajibkan perusahaan untuk melaporkan kerugiannya. Kerugian itu
ditutupi dengan dilaporkannya biaya penasihat yang besar pada akuisisi Gyrus Group di
tahun 2008 sebesar US$ 687 juta dan juga adanya pembayaran ke tiga perusahaan lokal
di Jepang sebesar US$ 773.
Dalam  beberapa bulan kemudian, pembayaran itu dihapuskan dari buku. Sedangkan
biaya penasihat yang besar, sebagian digunakan untuk membayar perusahaan-perusahaan
penasihat diantaranya Global Co dan Axes America LLC yang ikut memfasilitasi
terjadinya penyelewangan yang dilakukan Olympus Corporation. Dana yang
diselewengkan oleh Olympus Corporation lebih berbentuk free cash flow . Hal ini
diperkuat dengan pernyataan Woodford yang mengatakan bahwa terdapat transaksi
pemindahan dana di Kepulauan Cayman pada orang tidak dikenal yang diduga pada 
Axes America LLC. Pembayaran yang dilakukan di Kepulauan Cayman dilakukan
melalui kantor cabang Olympus yang berada di Inggris. Selain itu,
Broker financial Olympus Corporation juga terkait dengan kelompok mafia terorganisir
Jepang (Yakuza) yang ikut menutupi kasus ini.
Olympus Corporation telah mengakui adanya penyelewengan tersebut. Dalam kasus
ini, seluruh anggota dewan dan manajemen Olympus Corporation selama 20 tahun lalu 
ikut bertanggungjawab menutupi penyelewengan ini termasuk mantan wakil presiden
Olympus Corporation, Hisashi Mori yang telah dipecat dan auditor internal
Olympus Corporation, Hideo Yamada yang ikut merekayasa laporan keuangan juga telah
mengundurkan diri. Sementara mantan presiden Olympus Corporation, Tsuyoshi
Kikukawa dan presiden sebelumnya, Masatoshi Kishimoto yang juga terlibat,
menyatakan kesiapannya bertanggungjawab atas perbuatannya
Dari kasus yang terjadi pada Olympus Corporation yang berkantor pusat di
Jepang, bisa disimpulkan bahwa pihak-pihak yang terlibat dalam penutupan kerugian
investasi surat berharga sejak tahun 1990-an adalah manajemen, auditor internal, dan
presiden direktur dari Olympus Corporation.

2.2 Dampak kasus Perusahaan Olympus

Kasus manipulasi seperti yang dilakukan perusahaan Olympus tentu menimbulkan


masalah baru. Salah satunya, saham Olympus akan turun drastis, bahkan pada November
2011 mereka telah kehilangan 70% nilai pasar yang setara dengan 5,1 triliun, hal ini akan
sangat berpengaruh terhadap perekonomian negaranya. Olympus mendapat ancaman
akan dihapuskan dari STE, jika tidak segera memberikan penjelasan tertulis atas kondisi
perusahaan.
Dengan terjadinya kasus ini membuat para investor kehilangan kepercayaan
terhadap perusahaan yang ada di Jepang. Bahkan investor asing menggeneralisir
bahwa masyarakat Jepang tidak tunduk pada aturan yang ada khususnya pada
perusahaan Olympus sendiri.

2.3 Solusi dari kasus Perusahaan Olympus

1) Perusahaan termasuk Olympus perlu menanamkan budaya anti penyuapan yang


spesifik untuk kepentingan dan kebijakan yang tegas. Semua dewan direksi harusnya
diberikan pelatihan kepatuhan tiap tahunnya mengakui kode etik tambahan khusus
selain kode etik biasa, yang mengatur direksi untuk memiliki standar yang lebih
tinggi.
2) Peraturan pemerintah harus dibuat lebih ketat, apabila individu atau kelompok
melakukan kecurangan pada sebuah organisasi yang merugikan banyak kalangan
maka pemerintah harus memperketat peraturan mengenai hukumannya. Contohnya
diturunkan dari jabatan, penyitaan semua hartabenda dan dipenjara selama-lamanya.
Hal tersebut agar pelaku merasakan efek jera.

2.4 Isi Sarbanes Oxley

Sarbanes Oxley atau kadang disingkat SOX adalah hukum federal Amerika
Serikat yang ditetapkan pada 30 Juli 2002 sebagai tanggapan terhadap sejumlah skandal
akuntansi perusahaan besar yang termasuk Enron, Tyco International, Adelphia,
Peregrine Systems dan Worldcom.
Tujuan SOX adalah mengembalikan keyakinan dan kepercayaan publik terhadap
laporan keuangan perusahaan. Untuk itu, SOX menekankan pentingnya pengendalian
internal yang efektif. Pengendalian internal yaitu prosedur-prosedur serta proses yang
digunakan perusahaan untuk melindungi aset perusahaan, mengolah informasi secara
akurat, serta memastikan kepatuhan pada hukum dan peraturan yang berlaku.
Pengendalian internal yang efektif juga dapat membantu perusahaan mengarahkan
kegiatan operasi mereka dan mencegah pencurian serta tindakan penyalahgunaan lainnya.
Dalam Sarbanes Oxley diatur akuntansi, pengungkapan dan pembaharuan
governence, yang mensyaratkan adanya pengungkapan yang lebih banyak mengenai
informasi keuangan, keterangan tentang hasil-hasil yang dicapai manajemen, kode etik
bagi pejabat dibidang keuangan, pembatasan kompensasi eksekutif dan pembentukan
komite audit yang independen. Selain itu diatur pula mengenai hal-hal berikut :
 Menetapkan beberapa tanggung jawab baru kepada dewan komisaris, komite audit,
dan pihak manajemen.
 Mendirikan the Public Company Accounting Oversight Board, sebuah dewan yang
independen dan bekerja full-time bagi pelaku pasar modal.
 Penambahan tanggung jawab dan anggaran SEC secara signifikan.
 Mendefinisikan jasa “non-audit” yang tidak boleh diberikan oleh KAP kepada klien.
 Memperbesar hukuman bagi terjadinya corporate fraud.
 Mensyaratkan adanya aturan mengenai cara menghadapi conflicts of interest.
 Menetapkan beberapa persyaratan pelaporan yang baru.

Sarbanes Oxley juga meningkatkan program perlindungan bagi pegawai yang


menjadi pengadu atau pemberi informasi, yang mendapatkan perlakuan buruk dari
perusahaannya setelah membeberkan adanya fraud dan membantu investigasi seperti
dipecat, didemosikan, diskors, diancam, dilecehkan dan berbagai perlakuan diskriminatif
lainnya. Pegawai tersebut dapat mencari perlindungan melalui Departemen Tenaga Kerja
dan pengadilan distrik setempat.

Adapun perusahaan atau organisasi yang diatur oleh Sarbanes Oxley yaitu
perusahaan-perusahaan yang sahamnya telah diregistrasi berdasarkan section 12 of the
exchange act of 1934, perusahaan-perusahaan yang wajib membuat laporan diregistrasi
berdasarkan section 15 (d) of the exchange act, perusahaan yang sedang dalam proses
registrasi, dan Kantor Akuntan Publik yang menerbitkan laporan audit. Persyaratan bagi
indepedensi auditor yang diatur dalam Sarbanes Oxley diantaranya menghindari beberapa
aktivitas yang dilarang, semua jasa audit harus telah disetujui oleh komite audit, adanya
rotasi dari partner yang melakukan audit, menghindari konflik kepentingan dan
penelaahan oleh Controller General terhadap dampak potensial dari rotasi yang telah
diwajibkan.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Olympus Corporation adalah perusahaan Jepang yang bergerak di bidang optik


dan gambar atau perusahaan industri elektronik. Sistem informasi akuntansi manajemen
Olympus adalah salah satu yang terburuk dalam sejarah korporasi Asia. Dalam kasus
Olympus, ketidakterbukaan atas informasi akuntansi manajemen pada Olympus
dilakukan agar kerugian perusahaan tidak terungkap. Untuk menutupi kerugian tersebut
Olympus melakukan investasi tambahan beresiko dan mendirikan anak perusahaan untuk
menjual saham-saham yang rugi, mereka juga banyak mengakuisisi perusahaan salah
satunya Gyrus Group.
Dampak yang terjadi atas tindakan Olympus sangat berpengaruh besar pada
negara mereka sendiri dan merugikan perusahaan mereka. Para investor pun kehilangan
kepercayaan terhadap perusahaan yang ada di Jepang dan mereka berpikir bahwa
masyarakat Jepang tidak patuh terhadap peraturan yang ada.
Dari kasus Olympus tersebut, menurut saya solusi yang tepat agar tidak terjadi lagi kasus
seperti itu yaitu dengan cara : perusahaan harus menanamkan budaya anti penyuapan
yang spesifik, memperketat peraturan pemerintah mengenai sanksi yang akan diberikan
untuk pelaku.
Sarbanes Oxley adalah hukum federal Amerika Serikat yang ditetapkan pada
tahun 2002. Tujuan SOX adalah mengembalikan keyakinan publik terhadap laporan
keuangan perusahaan. Dalam Sarbanes Oxley diatur akuntansi, pengungkapan dan
pembaharuan governence, yang mensyaratkan adanya pengungkapan yang lebih banyak
mengenai informasi keuangan, ketergantungan tentang hasil-hasil yang dicapai
manajemen, kode etik bagi penjabat dibidang keuangan, pembatasan kompensasi
eksekutif dan pembentukan komite audit yang independen.

3.2 Saran

Tentunya terhadap penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan makalah di


atas masih banyak ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna. Adapun nantinya penulis
akan segera melakukan perbaikan susunan makalah itu dengan menggunakan pedoman
dari beberapa sumber dan kritik yang bisa membangun dari para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Undang-Undang_Sarbanes-Oxley

https://akuntansiterapan.com/2010/06/15/sarbanes-oxely-act/

Anonymous, 2011.Skandal Penipuan Korporasi Terbesar Jepang oleh Olympus.

https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-1763010/skandal-penipuan-korporasi-
terbesar-jepang-oleh-olympus, diakses pada Selasa 20 Maret 2018.

https://ekonomi.kompas.com/read/2011/10/31/14473526/olympus.scandal.not.good.for.
Japan.image, diakses pada Selasa 20 Maret 2018.

Kantor Olympus Jepang digeledah. (2011) Retrieved at 19 Maret 2018, From:

Pelanggaran Kode Etis Olympus. (n.d.) Retrieved at 19 Maret 2018, from:


https://dokumen.tips/documents/pelanggaran-kode-etis-olympus.html

Anda mungkin juga menyukai