Kelompok 5
9-2 Akuntansi Alih Program
SELAYANG PANDANG
1985 90’s
Olympus menyembunyikan
2008
Akuisisi Olympus
2011
Olympus mulai Whistleblowing oleh
mengenal investasi kerugian investasi dengan cara: atas produsen Michael Woodford-
spekulatif (zaiteku), • mendirikan anak peralatan medis mantan CEO Olympus.
sebagai salah satu perusahaan, menjual saham- asal Inggris, Gyrus Terkuak kasus manipulasi
strategi bisnis saham yang rugi ke anak yang nilainya terlalu laporan keuangan yang
utamanya. perusahaan. besar (senilai US$ dilakukan oleh para direksi
• melakukan akuisisi dengan 2,2 miliar ). dan akuntan Olympus
Olympus, mengalami nilai yang sangat tinggi, nilai
kerugian yang sangat tersebut dicatat
besar yaitu 100 miliar sebagai goodwill yang
yen atau setara kemudian di write-off.
dengan US $730 juta.
PENYEBAB KASUS
Ketika standar akuntansi diubah pada tahun 1997, beberapa bentuk investasi harus di marked
to market. Berdasarkan aturan tersebut Olympus harus mengungkapkan investasi-investasi
gagal yang dilakukan serta kerugian yang dialami. Tidak mau kerugiannya terungkap,
Olympus menyembunyikannya dengan cara:
Mendirikan anak perusahaan, menjual saham-saham yang rugi ke anak perusahaan.
Selanjutnya ‘menjual’ kepemilikan anak perusahaan ke pihak publik dengan begitu Olympus
tidak perlu mengkonsolidasi laporan keuangan anak dengan induk.
Melakukan akuisisi dengan nilai yang sangat tinggi, nilai tersebut dicatat
sebagai goodwill yang kemudian di write-off. Salah satunya akuisisi Olympus atas produsen
peralatan medis asal Inggris, Gyrus, pada tahun 2008. Transaksi senilai US$ 2,2 miliar ini juga
melibatkan biaya-biaya lain, yakni ongkos penasihat yang mencapai US$ 687 juta dan
pembayaran kepada tiga perusahaan investasi lokal senilai US$ 773 juta, adapun belakangan
diketahui bahwa biaya lain-lain tersebut hanya akal-akalan.
WHISTLEBLOWER
Assets Missappropriation
• Olympus tidak menyampaikan aset investasi dengan nilai yang sebenarnya. Olympus menutupi
kerugian atas investasinya dengan cara mengalihkan kerugian kepada anak perusahaan serta
melakukan berbagai akuisisi dengan nilai yang sangat tinggi.
Fraudulent Statement
• Melakukan akuisisi dengan nilai yang sangat tinggi, nilai tersebut dicatat sebagai goodwill yang
kemudian di write-off.
Corruption
• Baik dari manajemen level atas sampai level bawah telah bekerjasama dengan sangat baik selama
hampir 20 tahun untuk menutupi kerugian tersebut. Kepemimpinan keuangan seluruh perusahaan
berkolusi dengan satu sama lain, memungkinkan bahwa semua transaksi mencurigakan bisa luput di
bawah pengawasan auditor internal Olympus.
FRAUD TRIANGLE
Financial Pressure Rationalization
Pada tahun 1985-an Olympus Dengan skema Tobashi, Olympus telah
mengalami kerugian yang sangat melakukan penipuan atas laporan
besar akibat investasi spekulatif yang keuangan perusahaan selama 20 tahun.
dilakukannya Skema Tobashi sebenarnya dilegalkan di
Jepang sampai akhir 1990-an, tapi
Muncul desakan untuk dalam praktik manajemen hal ini
menyembunyikan kerugian investasi seharusnya tidak pantas dilakukan oleh
tersebut dengan menggunakan skema
manajemen sekalipun tidak melanggar
tobashi.
hukum
Opportunity
Struktur tata kelola perusahaan Olympus menempatkan Komite
Audit pada level yang sama dengan Dewan Direksi, dimana Dewan
Direksi juga memiliki wewenang untuk mengamati kinerja Komite
Audit, padahal seharusnya Komite Audit dan Dewan Direksi
merupakan bagian yang terpisah, dan Komite Audit bekerja secara
independen untuk mengamati dan mengawasi kinerja Dewan Direksi
beserta manajemen, bukan malah sebaliknya diawasi oleh Dewan
Direksi.
DAMPAK & MITIGASI
DAMPAK
Berdasarkan skandal Olympus, tindakan apa yang harus diambil perusahaan untuk
memastikan perilaku etis tidak hanya oleh karyawan tetapi juga kepemimpinan di
tingkat tertinggi perusahaan?
Planning and Evaluation
Reporting Process
Policies and Training
Background Checks and Due Diligence
PLANNING AND EVALUATION
Seluruh karyawan harus terlibat dalam proses pelaporan perilaku yang tidak etis.
Manajemen tingkat atas harus mendorong karyawan untuk berani menjadi
whistleblower ketika terdapat perilaku yang tidak etis.
Prosedur dan proses pengaduan bagi whistleblower harus ditinjau secara berkala
oleh pihak luar
POLICIES AND TRAINING
Karyawan harus mendapatkan pelatihan berkala agar sejalan dengan kode etik
perusahaan.
Kode etik Perusahaan harus diberlakukan terhadap seluruh karyawan
Manajemen tingkat atas tidak boleh hanya mempromosikan perilaku etis tetapi
juga harus mematuhinya.
Penasihat Umum dan atau Unit Kepatuhan harus memastikan ada kebijakan dan
prosedur tertulis terperinci mengenai kode etik.
BACKGROUND CHECKS AND DUE DILIGENCE
Background Checks dan Due Diligence dilakukan terhadap seluruh karyawan baru
Background Checks dan Due Diligence dilakukan terhadap Direksi yang saat ini
menjabat ataupun direksi baru untuk memastikan independensi, kecukupan
finansial dan ketajaman bisnis.
Perusahaan dan para eksekutifnya harus memperlakukan seluruh stakeholder
secara etis.