Bukti kesalahan dari sikap manusia yang tidak konsisten itu dapat direkam
dari watak orang-orang yang beriman kepada Allah, yang meyakini bahwa
kelapangan dan kesempitan rizki berasal dari Allah semata. Manusia tidak dapat
mengatur dan menentukan kapasitas rizki yang akan mereka dapatkan, baik
manusianya termasuk orang yang taat atau orang-orang yang selalu maksiat, tidak
ada pengaruhnya terhadap kekuasaan Allah untuk menentukan kadar rizki masing-
masing manusia. Allah maha kuasa untuk melapangkan rizki orang-orang yang
tidak berusaha atau tidak mempunyai kemampuan sekalipun untuk mencari rizki.
Demikian juga Allah mempunyai otoritas mutlak untuk melapangkan rizki orang-
orang yang maksiat kepadanya.
Watak manusia yang mempunyai sikap tidak konsisten yang melekat pada
diri manusia. Ini terbukti ketika mereka terdesak atau dalam ditimpa kesulitan,
mereka mengadu kepada Allah, tetapi apabila nikmat telah diperolehnya, mereka
seakan lupa dari yang memberi nikmat, dzat yang maha kuasa atas pengaturan
segala sesuatu. Watak-watak semacam ini adalah karakter umat-umat terdahulu,
yang tidak mempercayai kemaha esaan dan kekuasaan Allah.
Jadi, pentingnya watak bagi diri manusia itu adalah suatu sifat batiniah
manusia yang mempengaruhi segenap perilaku, budi pekerti, dan tabiat manusia
kepada kebaikan atau keburukan.
SUMBER :
- http://googleweblight.com/?lite_url=http://tenditrinjani.blogspot.com/
2013/06/arti-penting-watak-bagi-manusia.html?m
%3D1&ei=T2t7BPbU&lc=id-
ID&s=1&m=213&host=www.google.co.id&ts=1509377956&sig=ANTY_L2
GouqMvDnkPqwBPuIJgxgdrrKRFA