Anda di halaman 1dari 2

Hari Buruh : Mengapa Buruh Harus di Persenjatai Dengan Intelektualitas dan

1 Mei 2023 diperingati sebagai Hari Buruh Internasional, Buruh yang jika diartikan oleh
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah orang yang bekerja untuk orang lain dengan
mendapat upah. Artinya terminologi buruh tidak hanya diperuntukan untuk buruh pabrik atau
buruh tani melainkan untuk seluruh umat manusia yang bukan pengusaha atau penguasa.
Sehingga tidak perduli setinggi apapun jabatannya atau pendidikannya dan bahkan gajinya ia
tetap seorang buruh secara definisi, sepanjang ia masih mendapatkan penghidupan dari
gajinya maka ia adalah seorang buruh.
Sahabat sAndi, dalam tulisan kali ini penulis akan menceritakan mengapa Sahabat sAndi
harus memiliki Awareness terhadap perjuangan kaum buruh dan memaknai gerakan tersebut.
Karena perjuangan kaum buruh dapat dinikmati hasilnya oleh Sahabat sAndi sekalian. Dalam
karyanya yang berjudul teori perjuangan kelas (Struggle of classes). Karl Marx mencetuskan
bahwasanya perjalanan umat manusia sepanjang sejarah adalah mengenai perjuangan kelas –
kelas sosial. Teori Marx ini berangkat dari masa feodalisme di Eropa pada abad pertengahan.
Dimana struktur sosial pada masa itu ada 3 yakni Kelas Bangsawan (Noble Class), dan Kelas
Petani (Peasant). Bangsawan pada masa itu sangat jauh berbeda dengan bangsawan pada
masa ini, pada masa itu seorang bangsawan memiliki gelar yang mana gelar itu
merepresentasikan kepemilikannya terhadap sebuah tanah dan penduduk yang hidup diatas
tanah itu. Iya Sahabat sAndi tidak salah membaca, seorang bangsawan mempunyai
kepemilikan terhadap orang – orang yang hidup diatas tanahnya yakni Peasant. Para Peasant
inipun harus tunduk dan patuh terhadap kaum bangsawan terhadap apapun yang
diperintahkan, Termasuk pergi berperang.
Pada abad pertengahan Eropa sangat jauh berbeda dengan Eropa hari ini yang dikenal
sangat toleran dan penuh dengan keberadaban. Para Bangsawan senantiasa pergi berperang
untuk memperebutkan tanah – tanah yang lebih luas lagi atau hanya untuk sekedar gagah –
gagahan. Pada masa itu kemiliteran belum ada sehingga tentara adalah rakyat biasa yang
dipersenjatai. Jadi hampir semua laki – laki di masa itu bisa mengayunkan pedang atau
memanah karena harus siap diperintah oleh para kaum bangsawan kapanpun ia mau
berperang.
Penderitaan yang dialami oleh kaum tani sepanjang abad pertengahan ini berubah ketika
Eropa mengalami yang namanya Renaissance yang secara harafiah jika diterjamahkan
artinya kelahiran kembali. Dari Renaissance lah ilmu pengetahuan dan teknologi Eropa
semakin berkembang dan puncaknya adalah Revolusi Perancis dimana rakyat berhasil
menggulingkan Kaum Bangsawan dan mendirikan sebuah pemerintahan yang kita kenal
sebagai Republik. Harapan bagi rakyat biasa di seluruh Eropa pun muncul. Harapan terhadap
kebebasan atas dirinya dan harapan untuk kehidupan yang jauh lebih baik lagi.
Dengan dihapuskannya konsep feodalisme dari masyarakat Eropa, muncul begitu banyak
inovasi dan teknologi di bidang pertanian dan industri. Puncaknya adalah ketika James Watt
menemukan mesin uap pada 1776. Mesin uap ini lah yang menjadi penanda bermulanya
Zaman Revolusi Industri. Marx yang hidup pada masa revolusi Industri mengamati
bahwasanya tercipta kelas – kelas sosial baru yakni kaum borjuis (bourgeoisie) dan kaum
proletar (Proletariat). Kaum proletar adalah kaum yang penghidupannya dari menjadi
karyawan bagi seseorang (Buruh) sementara borjuis adalah orang yang penghidupannya dari
kepemilikan faktor – faktor produksi (Mesin, uang, sumberdaya alam, Pabrik, dll).
Dua kelas yang muncul ini ternyata menimbulkan begitu banyak perbedaan yang
melahirkan kesenjangan sosial. Kesenjangan sosial ini dapat dilihat dari betapa miskinnya
kaum proletary dan kayanya kaum borjuis. Ketimpangan ini dikarenakan seorang buruh
pabrik hanya mendapatkan upah yang begitu kecil sementara itu si pemilik pabrik
mendapatkan untung yang begitu besar. Terlebih lagi pada masa itu belum diatur yang
namanya UU Ketenagakerjaan sehingga pemilik modal (Borjuis) bisa berlaku semena –
mena terhadap para karyawannya. Jika sAhabat sAndi pernah menonton My Stupid Boss
kurang lebih gambarannya seperti itu, namun Bossman yang diperankan oleh Reza Rahardian
dalam film My Stupid Boss lebih kejam lagi dikarenakan tidak adanya aturan yang melarang
ia untuk berbuat semena – mena.
Namun ini semua berubah ketika ….
Baca Chapter 2 di https://bit.ly/41WOCZo

Anda mungkin juga menyukai