Anda di halaman 1dari 5

Tugas Review Materi

“FEODALISME”

Dosen Pengampu : Zulkarnain, M.A.

Disusun Oleh :

Ilmiatun Hadiati (L1A021051)

UNIVERSITAS MATARAM

PRODI HUBUNGAN INTERNASIONAL

2021
FEODALISME

Di masa kini, setiap orang bisa menjadi siapa saja, tanpa hambatan atau kendala
feodal yang menghalangi dalam meningkatkan status sosial. Munculnya feodalisme adalah
karena hak-hak istimewa (privileges) yang diperoleh dari keturunan atau hak-hak istimewa
yang berkaitan atau memiliki koneksi dengan sumber kekuasaan.Terlebih sejak terjadinya
revolusi-revolusi yang mengguncang dunia,seperti revolusi Prancis.

Revolusi ini terjadi karena adanya pemerasan dalam bentuk pengambilan pajak yang
tidak masuk akal untuk menebus kerugian perang. Pada saat itu, pemerintah feodal Prancis
membagi masyarakat menjadi tiga tingkatan: raja dan bangsawan (kelompok pertama), tuan
tanah dan pemimpin agama (kelompok kedua), dan warga sipil (kelompok ketiga).
Klasifikasi ini mempengaruhi kebijakan pajak yang diterbitkan. Kelompok pertama dan
kedua tidak dikenakan pajak, sedangkan kelompok ketiga diwajibkan. Selain membayar
pajak kepada negara, warga kelas tiga ini terkadang juga membayar pajak kepada tuan tanah.
Hal ini menyebabkan ketimpangan sosial dan ketidakpuasan masyarakat, yang sebagian besar
termasuk dalam kategori ketiga.

Apa tepatnya pengertian dari Feodalisme? Dengan mengacu pada definisi dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia, feodalisme dapat dijelaskan sebagai tiga hal; 1 sistem sosial
atau politik yang memberi kekuatan besar kepada kelas bangsawan; 2 sistem sosial dengan
status atau hierarki yang mengagung-agungkan jabatan atau pangkat tetapi bukan berdasarkan
prestasi kerja ; 3 Sistem sosial di Eropa Abad Pertengahan yang ditandai dengan kekuatan
atau kekuasaan besar berada di tangan tuan tanah.Pada sumber lain dikatakan bahwa
Feodalisme adalah struktur sosial yang ada sebelum kapitalisme, dan ciri utamanya adalah
eksploitasi massa tani oleh aristokrasi feodal. Feodalisme menang di Abad Pertengahan dan
mengalami berbagai bentuk perkembangan di berbagai negara. Tahap terakhirnya, terutama
di Eropa Timur, adalah karena perkembangan lebih lanjut dari pertukaran komoditas, yaitu
perbudakan.Eksploitasi petani pada waktu itu kejam dan tidak jauh berbeda dengan
perbudakan. Dasar hubungan produksi dalam sistem feodal adalah bahwa tuan-tuan feodal
memiliki alat-alat produksi, tetapi tidak memiliki semua alat-alat produksi, yaitu para pelayan
yang tidak dapat dibunuh oleh tuan-tuan feodal, tetapi dapat dibeli dan dijual.
Hidup berdampingan dengan feodalisme dan meramalkan bahwa feodalisme akan
digantikan oleh cara produksi kapitalis di masa depan, dengan muculnya elemen dan
kekuatan-kekuatan sosial seperti serikat pertukangan, munculnya kota, kemajuan
perdagangan, pendirian bank, kelahiran borjuasi, pendirian pabrik-pabrik dan bengke-bengkel
pertukangan.

Istilah feodalisme telah digunakan dalam beberapa abad terakhir untuk


menggambarkan bentuk sosial dan ekonomi yang ada di Eropa abad pertengahan. Masyarakat
serupa di Asia dan di tempat lain berlanjut hingga abad ke-20 dan masih ada di beberapa
negara saat ini (walaupun bercampur dengan kapitalisme). Ada dua kelas sosial utama dalam
sistem feodal, kelas budak atau petani dan kelas bangsawan atau tuan tanah. Pemilik tanah
memiliki tanah di mana budak atau petani bekerja di petak individu, biasanya atas dasar
keluarga. Sebagian dari hasil pertanian yang dihasilkan petani otomatis “milik” pemilik
tanah. (Pemilik tidak membelinya dari petani, mereka hanya mengambilnya).Selain itu, di
sebagian besar masyarakat feodal, tuan tanah memiliki hak untuk mempekerjakan petani
"miliknya" selama beberapa hari dalam setahun. Inilah yang disebut kerja corvée. Petani juga
direkrut menjadi tentara, dan tentara dikendalikan oleh kelas penguasa tuan tanah. Secara
tradisional, budak atau petani diikat ke tanah dan tidak dapat dipindahkan ke tempat lain
tanpa izin pemiliknya (yang jarang diberikan). Pendeknya, tuan-tuan feodal adalah kelas
penguasa, dan kaum tani adalah kaum tertindas dan tereksploitasi.Mereka biasanya memiliki
sedikit uang untuk bertahan hidup. Feodalisme sebenarnya hanyalah perbudakan yang
dimodifikasi. (Tentu saja, hal yang sama berlaku untuk kapitalisme, yang sering dengan tepat
disebut sistem budak upahan).
Feodalisme adalah kombinasi dari hukum, ekonomi, militer, dan kebiasaan budaya
yang berkembang di Eropa abad pertengahan dari abad ke-9 hingga ke-15. Secara kasar
didefinisikan, ini adalah cara membangun masyarakat di sekitar hubungan yang muncul dari
kepemilikan tanah dengan imbalan jasa atau tenaga kerja. Meskipun berasal dari kata Latin
feodum atau feudum (tanah) digunakan pada Abad Pertengahan, istilah feodalisme dan sistem
yang digambarkannya tidak dipahami oleh orang-orang pada masa itu (Abad Pertengahan)
sebagai sistem politik formal.

Definisi klasik, oleh François-Louis Ganshof (1944), menggambarkan satu set kewajiban
hukum dan militer timbal balik yang ada di antara bangsawan prajurit dan berputar di sekitar
tiga konsep kunci tuan, pengikut dan wilayah.
Definisi yang lebih luas dari feodalisme, seperti yang dijelaskan oleh Marc Bloch
(1939), tidak hanya mencakup kewajiban bangsawan prajurit tetapi juga kewajiban dari
ketiga wilayah kerajaan: bangsawan, pendeta, dan petani, yang semuanya terikat dengan
sistem manorialisme; ini kadang-kadang disebut sebagai "masyarakat feodal". Sejak
penerbitan Elizabeth AR Brown "The Tyranny of a Construct" (1974) dan Susan Reynolds's
Fiefs and Vassals (1994), telah terjadi diskusi yang tidak meyakinkan di antara sejarawan
abad pertengahan mengenai apakah feodalisme adalah konstruksi yang berguna untuk
memahami masyarakat abad pertengahan. Feodalisme adalah struktur pendelegasian
kekuasaan sosiopolitik yang dijalankan di kalangan bangsawan atau monarki untuk
mengendalikan berbagai wilayah yang diklaimnya melalui kerja sama dengan pemimpin-
pemimpin lokal sebagai mitra. Dalam pengertian yang asli, struktur ini disematkan oleh
sejarawan pada sistem politik di Eropa pada Abad Pertengahan, yang menempatkan kalangan
kesatria dan kelas bangsawan lainnya (vassal) sebagai penguasa kawasan atau hak tertentu
(disebut fief atau, dalam bahasa Latin, feodum) yang ditunjuk oleh monarki (biasanya raja
atau lord).

Sebagai sebuah sistem sosial, feodalisme diduga akan sepenuhnya lenyap mengikuti
keruntuhan monarki. Sementara demokrasi disangka sebuah sistem yang sempurna akan
melenyapkannya. Sayangnya, meski menawarkan sebuah tata negara yang paripurna berhasil
tidaknya tercipta sebuah tatanan masih bergantung kepada siapa yang menjalankan sebuah
Negara.Sesungguhnya dalam ruang sadar manusia Indonesia, feodalisme masih persoalan
yang biasa. Feodalisme bagi sebagian kita, dianggap sebagai prosesi sejarah yang layak
dikenang. Bagi sebagian lagi, dianggap kekayaan budaya yang wajib lestari secara utuh.
Maka dibenarkanlah kemudian seluruh turunan nilai kefeodalan, dikukuhkanlah ia dalam
selubung etika.

Memang benar etika penting. Sayangnya standar ganda akan selalu berlaku mengikuti
status penuturnya. Tentunya bila dasar pemahaman kita, etika merupakan warisan sistem
feodal. Dalam tetralogi pulau buru karangan Pramoedya Ananta Toer, digambarkan tokoh
Minke sebagai kaum terdidik yang geram kepada aturan penghambaan feodalisme Jawa kala
itu. Dimana pada setiap adegan membungkuk hingga menyentuh tanah kepada ayahandanya,
Minke dipastikan mengutuk dalam hati perihal aturan yang dicipta leluhurnya.Sebagai
warisan dan bagian sistem monarki, feodalisme dianggap racun bagi sistem demokrasi.
Wajah lain feodalisme di era demokrasi bukan lagi kepatuhan pada raja, tapi kepada senjata.

REFERENSI

https://persmahasiswa.id/wajah-feodalisme-laten-di-ruang-akademik/

https://youtu.be/4nZbbh62Lyg

https://www.ruangguru.com/blog/revolusi-perancis

https://www.kompas.com/sains/read/2021/07/30/130100423/open-science-dan-runtuhnya-
feodalisme?page=all

Anda mungkin juga menyukai