Anda di halaman 1dari 4

SINTAK MODEL PEMBELAJARAN PADA KURIKULUM 2013 REVISI

Descovery Learning , Inquiry Terbimbing, Problem Based Learning,


Problem Solving Learning jenis Trouble Shooting,
Project Based Learning , Production Based Trainning

Model Pembelajaran Descovery Learning


1)    Stimulation (Stimulasi/Pemberian Rangsangan)
2)    Problem Statement (Pernyataan/ Identifikasi Masalah)
3)    Data Collection (Pengumpulan Data)
4)    Verification (Pengolahan Data dan Pembuktian)
Generalization (Menarik Kesimpulan/Generalisasi)

Model Pembelajaran Inquiry Terbimbing


1)      Orientasi masalah;
2)      Pengumpulan data dan verifikasi
3)      Pengumpulan data melalui eksperimen;
4)      Pengorganisasian dan formulasi eksplanasi,
5)      Analisis proses inkuiri.

Model Pembelajaran Problem Based Learning


(Bransford &Stein, dalam Jamie Kirkley /2003 : 3 )
1)    Mengidentifikasi masalah;
2)    Menetapkan masalah melalui berfikir tentang masalah dan menseleksi informasi-
informasi yang relevan;
3)    Mengembangkan solusi melalui pengidentifikasian alternatif-alternatif, tukar-pikiran
dan mengecek perbedaan pandang.
4)    Melakukan tindakan strategis
5)    Melihat ulang dan mengevaluasi pengaruh-pengaruh dari solusi yang dilakukan.

Model Pembelajaran Problem Solving Learning jenis Trouble Shooting


(David H. Jonassen (2011:93)
1)      merumuskan uraian masalah;
2)      mengembangkan kemungkinan penyebab;
3)      mengetes penyebab atau proses diagnosa;
4)      mengevaluasi “

Model Pembelajaran Project Based Learning


1)      Penentuan Pertanyaan Mendasar (Start With the Essential Question).
2)      Mendesain Perencanaan Proyek
3)      Menyusun Jadwal (Create a Schedule)
4)      Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek (Monitor the Students and the
Progress of the Project)
5)      Menguji Hasil (Assess the Outcome)
6)      Mengevaluasi Pengalaman (Evaluate the Experience)
Sintak Production Based Trainning
1)    Perencanaan Produk
2)    Proses produksi
3)    Mengevaluasi Produk (melakukan kendali mutu)
4)    Mengembangkan rencana pemasaran
(G. Y. Jenkins, Hospitality 2005)

Langkah-Langkah dalam Model Pembelajaran


INKUIRI
Selama melaksanakan pembelajaran berbasis inkuiri, guru dapat menerapkan langkah-langkah
berikut sebagai bentuk model pembelajaran yang disebut model pembelajaran inkuiri.

Langkah 1. Orientasi terhadap Masalah

Beragam cara dan variasi dapat dilakukan guru agar dapat mengorientasikan siswa
kepada suatu permasalahan. Seringkali siswa tidak menyadari pada suatu keadaan atau fenomena
sesungguhnya terdapat suatu permasalahan, atau sesuatu yang dapat dijadikan pertanyaan untuk
dipelajari secara lebih mendalam. Untuk mengorientasikan siswa terhadap masalah ini, guru
harus memiliki kreativitas sehingga stimulus atau rangsangan yang diberikan benar-benar
menarik bagi siswa. Rasa ingin tahu akan suatu hal akan membimbing siswa terhadap suatu
permasalahan untuk dipelajari bersama-sama di kelas atau kelompoknya.

Langkah 2. Merumuskan Masalah

Ketika rangsangan atau stimulus yang diberikan oleh guru bekerja dengan baik, maka
dalam pemikiran siswa akan muncul pertanyaan-pertanyaan dan permasalahan-permasalahan
yang akan menjadi basis dan tujuan pembelajaran tersebut. Jika pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan oleh siswa belum memenuhi harapan guru, maka gurupun dapat memberikan
pertanyaan-pertanyaan yang akan mengarahkan siswa pada "pertanyaan besar dan penting" yang
seharusnya menjadi tujuan pembelajaran itu. Memang tidaklah mudah bagi siswa untuk
merumuskan permasalahan secara baik jika mereka belum terbiasa dan terlatih. Tetapi, memang
seharusnyalah guru berusaha membuat mereka untuk memiliki kemampuan ini. Kemampuan
merumuskan masalah dalam pembelajaran inkuiri sangat penting sebagai titik awal pembelajaran
siswa. Pertanyaan dan permasalahan yang baik akan membuat siswa benar-benar belajar,
sehingga mereka akan memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang apa yang sedang
dipelajari.

Langkah 3. Mengajukan Hipotesis

Selanjutnya, setelah siswa merumuskan masalah yang ingin dipelajari, mereka kemudian
diajak untuk bersama-sama merumuskan hipotesis. Perumusan hipotesis didasarkan pada
informasi-informasi yang selama ini telah mereka miliki. Hipotesis ini nantinya harus diuji
kebenarannya. Untuk melanjutkan sampai tahap ini, tentunya terlebih dahulu siswa harus
mengumpulkan data atau informasi-informasi yang dibutuhkan dan relevan.

Langkah 4. Mengumpulkan Informasi (Data)

Langkah ke-4 ini juga merupakan tahapan yang sangat penting. Pada tahap keempat
model pembelajaran inkuiri ini, siswa bersama kelompoknya harus mengumpulkan sebanyak dan
selengkap mungkin data dan informasi yang dibutuhkan. Siswa dan kelompoknya juga harus
memilah-milah informasi dan data mana yang relevan dengan tujuan atau pemecahan masalah
mereka.  Informasi dan data dikumpulkan dengan beragam metode dan sumber data yang
mungkin. Guru bukanlah sumber informasi utama, tetapi lebih berperan sebagai fasilitator
sehingga semua kebutuhan siswa dan kelompoknya untuk mengumpulkan data dan informasi
yang lengkap dapat berjalan dengan baik. Siswa akan lebih banyak membaca secara mandiri,
mengumpulkan bahan-bahan yang dibutuhkan dari internet, melakukan eksperimen-eksperimen
kecil dan sebagainya.

Langkah 5. Menguji Hipotesis

Setelah berkutat dengan beragam sumber belajar (sumber informasi) yang tersedia dan
sumber data yang ada, siswa kemudian akan diajak untuk memproses data dan informasi yang
diperoleh. Mereka dapat belajar mengorganisasikan data ke dalam tabel-tabel, daftar-daftar, atau
ringkasan yang akan mempermudah mereka dalam menguji kebenaran hipotesis yang telah
mereka susun dilangkah sebelumnya. Di sini mungkin saja terjadi semacam perbedaan antara
informasi yang baru mereka peroleh dengan informasi yang telah mereka miliki sebelumnya.
Proses berpikir kreatif, kritis, dan analitis akan dibutuhkan di tahap ini, sehingga mereka dapat
menguji hipotesis.

Langkah 6. Menyimpulkan

Pada akhir langkah model pembelajaran inkuiri, siswa kemudian akan dapat membuat
kesimpulan mereka masing-masing tentang hasil pengujian hipotesis yang telah dilakukan. Bisa
saja dari pembelajaran yang baru mereka lakukan mereka ternyata mendapati bahwa informasi
lama yang telah mereka sebenarnya informasi yang keliru, atau dapat pula sebaliknya, di mana
informasi baru yang mereka peroleh semakin memperkuat informasi yang telah mereka miliki
itu. Atau dengan kata lain, mereka dapat lebih dalam memahami hal tersebut dibanding
sebelumnya.
Proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri ini
memungkinkan siswa mempunyai kedalaman pemahaman akan suatu hal yang mereka pelajari,
dan ini terjadi secara kontruktif di mana mereka membangun sendiri pengetahuan baru di atas
fondasi pengetahuan yang sebelumnya telah mereka punyai.

DISCOVERY LEARNING
1. Stimulation (Stimulus)
Menyajikan bahan kajian di awal, contoh berupa potensi daerah setempat yang
berkaitan dengan konsep geografi.
2. Problem Statement (Identifikasi Masalah)
Mengidentifikasi potensi daerah satu per satu.
3. Data Collecting (Mengumpulkan data)
Mencari dan mengumpulkan data tentang potensi daerah setempat dari sumber lain
(internet, observasi atau majalah dll).
4. Data Processing (Mengolah data)
Upaya mengolah potensi daerah setempat melalui berbagai sumber
referensi/waawncara pakar ahli.
5. Verification (Memverivikasi)
Membandingkan hasil diskusi antar kelompok untuk mendapatkan informasi dan solusi
terbaik dalam memajukan potensi daerah
6. Generalization (Menyimpulkan)
Menyimpulkan hasil diskusi dari kajian potensi daerah setempat.

Anda mungkin juga menyukai