PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan membahas mengenai kesenjangan antara teori dan kasus
A. Pengkajian
Pada tahap pengkajian sesuai teori data yang perlu dikaji adalah yang menunjang tiga
masalah kesehatan keluarga yaitu ancaman, keadaan sakit dan krisis. Selain tiga
masalah kesehatan dalam pengkajian, juga perlu dikaji tentang data yang
Menurut teori pada pasien yang mengalami TB Paru akan mengalami tanda dan
gejala seperti batuk berdahak sampai batuk darah, demam meriang. Sedangkan pada
kasus yang penulis temukan pada Tn.J hanya mengeluh terkadang masih sering sesak
saat menarik napas dan nafsu makan masih menurun. Hal tersebut dikarenakan Tn. J
sudah mendapat pengobatan TB Paru selama satu bulan sehingga gejala yang
71
72
Pada kasus terdapat kesenjangan untuk data tentang tahap perkembangan keluarga,
dimana pada tahap perkembangan anak usia remaja salah satunya adalah
mengembangkan komunikasi terbuka antara anak dan orang tua, tetapi pada kasus
komunikasi terbuka kurang karena suami Ny. I sudah meninggal sehingga anak
perasaannya.
Pada kasus terdapat kesenjangan untuk data yang didapatkan yang berhubungan
dengan lima tugas keluarga yaitu tugas pertama mengenal masalah pada kasus
kemampuan keluarga untuk mengenal masalah masih sangat kurang, tugas kedua
mengambil keputusan keluarga masih belum mengetahui akibat dari TB Paru dan
tugas ketiga keluarga belum dapat merawat keluarga dengan TB Paru dengan cara
yang tepat serta tugas ke empat memodifikasi lingkungan yang sehat dan bersih
karena Tn. J bersikap malu saat menjawab pertanyaan tetapi keluarga sangat
kooperatif dan mau bekerja sama dengan baik, sehingga pada saat dilakukan
pengkajian dapat berlangsung dengan baik dan data yang diperoleh akurat sesuai
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan secara teori terdiri dari komponen problem (P), etiologi (E),
dan symptom (S), sedangkan pada kasus penulis merumuskan diagnosa keperawatan
tunggal tanpa etiologi (E), Diagnosa keperawatan secara teori berdasarkan tipologi
73
potensial (wellness), Pada kasus dari hasil pengkajian pada keluarga Ny. I terdapat
dua tipologi diagnosa keperawatan yaitu aktual dan risiko. Pada saat pengkajian yang
kesehatan pada Tn. J dan risiko yaitu risiko hambatan pemeliharaan rumah.
Sedangkan penulis tidak menemukan diagnosa potensial karena keluarga Ny. I belum
dapat mengatasi masalah dengan baik dikarenakan keluarga belum dapat mandiri
Tn. J, diagnosa ini diangkat karena pada saat penulis mengkaji keluarga Ny. I
perawatan dan pemeliharan kesehatan khususnya Tn. J. Diagnosa kedua yaitu risiko
hambatan pemeliharaan rumah diagnosa tersebut diangkat karena pada saat penulis
mengkaji keluarga Ny. I keadaan lingkungan rumah kotor berdebu dan pencahayaan
kurang sehingga sinar matahari tidak dapat masuk kedalam rumah, serta keluarga
kurang menyadari pentingnya melakukan pemeliharaan rumah yang sehat dan bersih.
sedangkan faktor pendukungnya adalah kerja sama yang sangat baik dengan keluarga
Ny. I
C. Penapisan Masalah
yaitu sifat masalah, kemungkinan masalah dapat diubah, potensi masalah dapat
74
kriteria sifat masalah : Aktual (3), Resiko (2), dan Potensial (1) dengan bobot 1.
Kemungkinan masalah dapat diubah: Mudah (2), sebagian (1), dan tidak dapat
diubah (0) degan bobot 2. Potensial masalah untuk dicegah: Tinggi (3), Cukup (2),
dan Rendah (1) dengan bobot 1. Menonjolnya masalah: Masalah dirasakan dan harus
segera ditangani (2), Ada masalah tetapi tidak perlu ditangani (1), dan Masalah tidak
dirasakan (0) dengan bobot 1. Sedangkan pada kasus sesuai dengan teori yang di
kutip oleh Bakri (2017), namun skor disesuaikan dengan kondisi keluarga Ny. I.
Pada perhitungan skor yang disesuaikan dengan kondisi keluarga didapat diagnosa
Kesehatan skor : 4 2/3. Sedangkan menjadi prioritas kedua yaitu Risiko hambatan
sedangkan faktor pendukung adalah adanya kerja sama yang baik antara penulis
D. Perencanaan
Pada tahap penyusunan rencana tindakan keperawatan keluarga secara teori adalah
menyusun tujuan umum, tujuan khusus, kriteria hasil dan standar perencanaan
keperawatan. Pada tujuan khusus dalam penyusunannya harus berdasarkan lima tugas
Pada kasus perencanaan dibuat mengacu pada teori tetapi tidak semua dapat
pada klien. Tujuan jangka panjang yaitu tujuan umum yang merupakan tujuan umum
yang merupakan hasil akhir yang diharapkan dapat dicapai oleh keluaga melalui
semua usaha ditentukan oleh penulis bersama dengan keluarga berhubungan dengan
spesifik tentang hasil tindakan keperawatan yang bersifat spesifik, dapat diukur,
dapat dicapai, realistic serta ada batasan waktu. Pada kasus tidak berbeda dengan
teori melibatkan peran serta keluarga dalam memberikan perawatan pada anggota
dihargai karena masih dapat berbuat sesuatu untuk berusaha memecahkan masalah
rencana tindakan keperawatan keluarga secara teori adalah berdasarkan sifat masalah
keluarga dan sumber-sumber yang ada baik pada keluarga, perawat maupun sumber
Menurut teori ada tiga tingkatan fungsi intervensi keperawatan yaitu kognitif, afektif
dan perilaku. Pada kasus perencanaan mengacu pada teori, tetapi tidak direncanakan
sesuai teori. Untuk intervensi sesuai dengan tindakan fungsi perawat hanya dapat
kepada keluarga terkait masalah yang dihadapi keluarga yaitu TB Paru dan fungsi
perilaku dengan memberikan demonstrasi batuk efektif dan etika batuk serta cuci
tangan enam langkah. Sedangkan untuk afektif tidak direncanakan, karena dalam
waktu enam hari asuhan, kemampuan tersebut tidak dapat dicapai karena
perkembangan, tetapi tidak bisa direncanakan sesuai teori. Perawat hanya bisa
keluarga agar bisa melakukan perawatan secara mandiri. Sedangkan untuk fasilitasi
tidak direncanakan karena, pada fasilitas perawat hanya memotivasi keluarga untuk
kunjungan yang tidak direncanakan untuk melihat upaya keluarga dalam melakukan
hambatan karena apa yang direncanakan disesuaikan dengan kondisi keluarga dan
kemampuan keluarga.
D. Pelaksanaan
Dalam tahap pelaksanaan penulis bekerja sama dengan keluarga dalam mencapai
tujuan yang diharapkan. Untuk mencapai tujuan tersebut upaya yang dilakukan
Dalam pelaksanaan tindakan disesuaikan dengan sumber daya yang ada pada
keluarga agar tidak mengalami kesulitan untuk mencapai tujuan yang ditemukan
keperawatan untuk mengatasi masalah TB Paru dan Lingkungan yang kurang sehat
efektif dan etika batuk yang dilakukan oleh keluarga Ny. I khusunya Tn. J dan
maupun dari pemberi asuhan itu sendiri sehingga menunjang dalam pelaksanaan
E. Evaluasi
menentukan sejauh mana tujuan keperawatan telah tercapai. Pada umumnya evaluasi
yaitu evaluasi kuantitatif dan kualitatif. Evaluasi kuantitatif adalah kuantitas atau
jumlah kegiatan yang telah dilakukan, sedangkan evaluasi kualitatif adalah evaluasi
78
yang difokuskan pada tiga dimensi struktur atau sumber, evaluasi proses, dan evalusi
hasil. Terkait dengan evaluasi struktur atau sumber difokuskan kepada tenaga
manusia atau bahan yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan. Evaluasi proses
terkait dengan kegiatann yang dilakukan untuk mencapai tujuan, sedangkan evaluasi
tugas keluarga. Dari ketiga dimensi ini untuk melihat keberhasilan tindakan yang
dilakukan dapat dilihat dari bagian yang terakhir yaitu dimensi hasil.
Pada tahap akhir proses keperawatan yaitu penulis melakukan evaluasi terhadap
tindakan yang sudah dilakukan pada keluarga. Pada kasus evaluasi yang digunakan
adalah evaluasi proses dan hasil, untuk mengukur tingkat kemampuan keluarga
mengetahui tingkat pengetahuan keluarga tentang masalah yang dihadapi dan latihan
dihadapi.
TUK 1 dan 2 tercapai, Sedangkan TUK 4 tercapai sebagian dalam dua kali
kunjungan.
kooperatif karena Tn. J memiliki motivasi untuk mengatasi masalah yang dialami
79
olehnya dan didukung anggota keluarga Ny. I lainnya. Tidak ada faktor penghambat