Anda di halaman 1dari 10

Perbandingan Sanksi Pidana Pencurian dalam KUHP dan Hukum Pidana Islam

Al-Risalah p-ISSN: 1412-436X


Forum Kajian Hukum dan Sosial Kemasyarakatan e-ISSN: 2540-9522
Vol. 17, No. 2, Desember 2017 (hlm. 127-136)

PERBANDINGAN SANKSI PIDANA PENCURIAN DALAM KITAB


UNDANG UNDANG HUKUM PIDANA DAN HUKUM PIDANA
ISLAM

THE COMPARISON OF THEFT SANCTION BETWEEN


INDONESIAN AND ISLAMIC CRIMINAL LAW

Ishaq
Fakultas Syari’ah UIN STS Jambi
Jl. Jambi-Muaro Bulian KM 16. Simp. Sungai Duren Kab. Muaro Jambi 36363
e-mail:ishaqdama@gmail.com

Abstract: This article tries to explain the penalty of theft in both of the books. The method is the descriptive
analysis. The sources are secondary ones, namely the Shafi’ite Penal Laws, the Qur’anic exegesis, the Tradition,
and the Indonesian Penal Law books (KUHP). It is mentioned in this book that the period of punishments
are 3 month, 5, 7, 9, 12, 15, and 20 year, full of life, or death penalty. They depend on the laws transgressed.
Meanwhile, the sanction of theft in the Islamic penal laws is the cut-off hand for adult, and the quantity of
the stolen goods is a quater od Dinar, taken illegally from the surveyed place in which the suspect is of no right
at all on the stolen goods.

Keywords: Theft sanction, Indonesian criminal law, Islamic penal law.

Abstrak: Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan sanksi pidana pencurian dalam Kitab Undang-Undang
Hukum Pidana dan hukum pidana Islam. Metode yang dipergunakan adalah deskriptif analisis. Sumber
datanya adalah data sekunder berupa kitab fiqhi jinayah, tafsir alqur’an, hadits, Kitab Undang-undang
Hukum Pidana. Sanksi pidana pencurian dalam KUHP ada 3 bulan, 5 tahun, 7 tahun, 9 tahun, 12 tahun,
15 tahun, seumur hidup, 20 tahun, atau pidana mati. tergantung pasal-pasal pencurian yang dilanggar. Se-
dangkan sanksi pidana pencurian di dalam hukum pidana Islam adalah potong tangan, jika pelakunya telah
balig, berakal, dan jumlah barang yang dicuri seharga seperempat Dinar, diambil dari tempat yang terjaga
dan bukan miliknya.

Kata Kunci: Sanksi Pidana Pencurian, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, Hukum Pidana Islam.

Pendahuluan hukum pidana Islam. Pencurian merupakan


Pencurian merupakan suatu perbuatan yang perbuatan yang dilarang di dalam Agama Is-
dilarang, baik dalam Kitab Undang-Undang lam. Oleh karena itu,agama Islam mengajar-
Hukum Pidana (KUHP), maupun di dalam kan kepada manusia untuk berusaha sekuat
tenaga bekerjamencari harta. Syari’at Islam

Al-Risalah Vol. 17, No. 2, Desember 2017 127


Ishaq

memuat seperangkat aturan dalam hal mem- Undang-Undang Hukum Pidana dijelaskan
peroleh harta. bahwa pencurian merupakan kejahatan terh-
Agama Islam melindungi harta karena adap harta benda, dan bentuknya bervariasi,
harta merupakan bahan pokok untuk hidup.1 yakni pencurian biasa yang tercantum dalam
Oleh karena itu Islam tidak menghalalkan ses- Pasal 362 KUHP. Pencurian berkualifikasi
eorang merampas hak milik orang lain dengan tercantum dalam Pasal 363 KUHP. Pencu-
dalih apa pun. Islam hanya membolehkan um- rian ringan yang tercantum dalam Pasal 364
atnya untuk mengambil dan mengkonsumsi KUHP. Pencurian dengan kekerasan yang bia-
sesuatu yang halal dan baik dari rezeki yang sa disebut perampokan di atur dalam Pasal 365
diberikan Allah kepadanya. Hal ini dijelaskan KUHP, dan pencurian dalam keluarga yang
di dalam al-qur’an surat al-Maidah [5]: 88. tercantum dalam Pasal 367 KUHP merupakan
Dan makanlah makanan yang halal lagi baik tindak pidana aduan. Sanksi pencurian terse-
dari apa yang Allah telah rezekikan kepadamu, but dipadana penjara yang berbeda-berbeda.
dan bertakwalah kepada Allah Yang kamu beri- Berdasarkan hal-hal tersebut di atas,
man kepada-Nya (Q.S. al-Maidah (5):88).2
maka pembahasan artikel ini dimaksudkan un-
Ayat tersebut di atas dirangkaikannya tuk mendiskripsikan sanksi pidana pencurian
perintah makan dengan perintah bertakwa, dalam Kitab Undang Undang Hukum Pidana
menuntun dan menuntut agar manusia selalu dan Hukum Pidana Islam. Metode penulisan
memperhatikan sisi takwa yang intinya ada- makalah ini adalah deskriptif analisis, yaitu
lah berusaha menghindar dari segala yang menguraikan gambaran dari data yang diper-
mengakibatkan siksa dan terganggunya rasa oleh dan menghubungkannya satu sama lain
aman.3 Mencuri merupakan perbuatan yang untuk mendapatkan suatu kejelasan perbe-
mengganggu ketentraman dan dilarang oleh daan sanksi pidana pencurian di dalam Kitab
Allah dan hukumnya adalah haram. Haram- Undang Undang Hukum Pidana dan Hukum
nya hukum mencuri menurut Amir Syarifud- Pidana Islam yang disertai dengan dalil yang
din, karena perbuatan tersebut termasuk pe- memadai. Kemudian akan dilakukan suatu
langgaran terhadap harta yang dimiliki orang. analisis secara mendalam, sehingga diharap-
Pelanggaran terhadap harta itu termasuk pe- kan dapat ditemukan suatu jawaban yang
langgaran terhadap salah satu sendiri kehidu- komprehensif. Pengupulan data dilakukan
pan manusia. Oleh karena itu, hukumnya ada- secara library research, dengan mempelajari
lah haram,4 sehingga ancaman hukuman dunia dari kitab fiqhi jinayah, tafsir alqur’an, hadits,
bagi pencuri adalah berat. Kitab Undang-undang Hukum Pidana, dan
Senada hal tersebut, juga di dalam Kitab buku-buku serta tulisan ilmiah lainnya yang
berkaitan dengan pokok masalah.5
1 Mustofa Hasan, dan Beni Ahmad Saebani, Hu-
kum Pidana Islam Fiqh Jinayah, (Bandung: Pus-
taka Setia, 2013), hlm. 329. Bentuk Pencurian Dalam Kitab Undang-
2 Departemen Agama RI, Alqur’an dan Terjemah-
nya, (Jakarta: Magfirah Pustaka, 2006), hlm. 5 Ishaq, Kontribusi konsep jarimah zina dalam
122. pembaharuan hukum pidana Indonesia, dalam
3 M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an, (Jakar- Jurnal Ijtihad, Jurnal Wacana Hukum Islam dan
ta: Mizan, 1996), hlm.150. Kemanusiaan, Vol. 14, No. 1 Juni 2014, (Salati-
4 Amir Syarifuddin, Garis-Garis Besar Fiqh, (Ja- ga: Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN)
karta: Kencana, 2010), hlm. 298. Salatiga, 2014), hlm. 84.

128 Vol. 17, No. 2, Desember 2017 Al-Risalah


Perbandingan Sanksi Pidana Pencurian dalam KUHP dan Hukum Pidana Islam

Undang Hukum Pidana liki barang secara melawan hukum, yaitu per-
Hukum pidana Indonesia yang intinya tercan- buatan memiliki yang dikehendaki tanpa hak
tum di Dalam Kitab Undang-Undang Hukum sendiri dari pelaku.
Pidana (KUHP) berasal dari Belanda, karena Pencurian dalam bentuk berat diatur da-
Indonesia pernah dijajah oleh Belanda. Pen- lam Pasal 363 KUHP dengan unsur-unsurnya
curian di dalam KUHP diatur pada Bab XXII sebagai berikut :
pada Buku ke II mulai dari Pasal 362 sampai - Pencurian ternak,9
dengan Pasal 367 KUHP. - Pencurian pada waktu kebakaran, peletu-
Adapun bentuk bentuk pencurian dalam san, banjir, gempa bumi atau gempa laut,
Kitab undang-Undang Hukum Pidana adalah peletusan gunung api, kapal karam atau
sebagai berikut: terdampar, kecelakaan kereta api, huru
a. Pencurian dalam bentuk pokok; hara, pemberontakan atau bahaya perang;
b. Pencurian berat; - Pencurian waktu malam10 dalam suatu
c. Pencurian kekerasan; rumah atau pekarangan tertutup yang ada
d. Pencurian ringan, dan rumahnya, dilakukan oleh orang yang
e. Pencurian dalam keluarga.6 ada disitu tanpa sepengetahuan atau tanpa
Pencurian dalam bentuk pokok diatur dikehendaki oleh yang berhak;
dalam Pasal 362 KUHP dengan unsur-unsur - Pencurian dilakukan oleh 2 orang atau
obyektif,7 yakni mengambil barang yang se- lebih bersama-sama;
luruhnya atau sebagian kepunyaan orang - Pencurian yang dilakukan dengan jalan
lain, dan unsur subyektif8 yaitu dengan mak- membongkar, merusak atau memanjat
sud untuk memiliki secara melawan hukum. atau memakai anak kunci palsu, perintah
Mengambil disini berarti memindahkan ba- palsu atau pakaian jabatan palsu.
rang itu dari tempat semula ketempat yang Pencurian kekerasan yang diatur di dalam
lain. Dalam hal ini membawa barang dibawah Pasal 365 KUHP dengan unsur-unsur sebagai
kekuasaan yang nyata. berikut, yaitu:
Barang yang seluruhnya atau sebahagian - Pencurian dengan didahului, disertai,
kepunyaan orang lain, yakni maksud barang diikuti oleh kekerasan atau ancaman kek-
disini adalah barang yang memiliki nilai da- erasan terhadap seseorang;
lam kehidupan ekonomi dari seseorang. Ba- - Dengan maksud untuk mempersiapkan
rang itu harus seluruhnya atau sebahagian atau mempermudah pencurian itu, atau
kepunyaan orang lain. Dengan maksud untuk jika tertangkap tangan memberi kesempa-
memiliki, yakni terwujud suatu kehendak, ke- tan bagi diri sendiri atau peserta lain da-
inginan atau tujuan dari pelaku untuk memi- lam kejahatan untuk melarikan diri, mem-
pertahankan pemilikan atas barang yang
dicuri itu.
6 H.A.K.Moch. Anwar, Hukum Pidana Bagian
Khusus (KUHP Buku II), Jilid I, (Bandung: Pencurian ringan yang diatur dalam Pasal
Alumni, 1986), hlm. 17-29.
7 Obyektif, yakni unsur yang terdiri atas suatu per- 9 Ternak yang dimaksudkan disini berdasarkan
buatan ataupun suatu akibat, Ibid, hlm. 15. Pasal 101 KUHP, yakni hewan yang berkuku
8 Subyektif, yakni unsur yang terdiri atas suatu ke- satu, hewan yang memamah biak dan babi.
hendak atau tujuan, yang terdapat di dalam jiwa 10 Malam menurut Pasal 98 KUHP adalah waktu
pelaku. Ibid. diantara matahari terbenam dan matahari terbit.

Al-Risalah Vol. 17, No. 2, Desember 2017 129


Ishaq

364 KUHP dengan unsur-unsur sebagai beri- dalam garis samping sampai derajat kedua.
kut: Sedangkan terhadap peserta yang tidak ter-
- Perbuatan yang diatur dalam Pasal 362 masuk ke dalam golongan itu dapat dilakukan
KUHP, penuntutan tanpa pengaduan dari pihak yang
- Perbuatan yang diatur dalam Pasal 363 merasa dirugikan.
KUHP ayat 1 nomor 4, dan 5,
- Perbuatannya tidak dilakukan dalam suatu Bentuk Pencurian dalam Hukum Pidana
rumah atau pekarangan tertutup dimana Islam
berdiri sebuah rumah,
Pencurian merupakan suatu perbuatan
- Harga barang yang dicuri itu tidak me-
mengambil harta milik orang lain dengan cara
lebihi jumlah Rp. 25,-
sembunyi-sembunyi. Pencurian itu termasuk
Pencurian dalam keluarga yang diatur
salah satu perbuatan yang merusak hubungan
dalam Pasal 367 KUHP.
di tengah-tengah masyarakat. Jika dibiarkan
Perbuatan pencurian ini terdiri atas dua
saja, maka kerusakan yang ditimbulkannya
macam, yaitu:
akan berdampak keseluruh masyarakat. Oleh
1. Pasal 367 (1):- seorang suami (isteri)
karena itu, harus dilakukan penanggulangan-
yang tidak berpisah meja dan tempat tidur
nya dengan cara menetapkan hukuman yang
dari isterinya (suaminya) telah melaku-
sesuai untuk dijadikannya kapok.12 Seseorang
kan atau membantu melakukan pencurian
mengambil harta milik orang lain sifatnya
terhadap isterinya (suaminya). Penuntu-
bervariasi, pertama: ada yang mengambil den-
tan terhadap suami (isterinya) tidak dapat
gan cara terang-terangan, dan kedua: ada juga
dilakukan.
mengambilnya secara sembunyi-sembunyi
2. Pasal 367 (2):- Terhadap seorang suami
tanpa diketahui oleh pemillik. Dalam istilah
(isteri) yang berpisah meja dan tempat ti-
fiqh, yang pertama disebut dengan ghashab
dur;
(merampas) dan yang kedua disebut dengan
- Seorang anggota keluarga dalam garis
sirqah (mencuri).13
lurus maupun dalam garis samping
Dalam hukum pidana Islam perbuatan
sampai derajat ke 2;
pencurian itu terdapat kepada 2 (dua) bentuk,
- Hanya dapat dilakukan penuntutan
hal ini dijelaskan oleh H. Ahmad Wardi Mus-
hukum sepanjang mengenai mereka
lich, yaitu sebagai berikut: 1) Pencurian yang
itu;
hukumannya had; 2) Pencurian yang huku-
- Pengaduan-pengaduan terhadap
mannya ta’zir.Adapun pencurian yang huku-
pelaku dilakukan seorang isteri atau
mannya had terbagi kepada dua bagian, yaitu:
suami terhadap siapa kejahatan itu
1) Pencurian ringan; dan 2) Pencurian berat.14
dilakukan.11
Kejahatan tersebut termasuk tindak pi-
12 Syaikh Shalih bin Fauzan Al-Fauzan, Ringkasan
dana aduan yang relatif. Ketentuan podana ini Fikih Lengkap, Jilid 1 dan 2, Penerjemah Asmu-
hanya dapat diberlakukan terhadap golongan ni, (Jakrta: Darul Falah, 2005), hlm. 1071.
suami, isteri yang berpisah meja dan tempat 13 Kadar M. Yusuf, Tafsir Ayat Ahkam Tafsir Tema-
tidur, anggota keluaga dalam garis lurus atau tik Ayat-Ayat Hukum, (Jakarta: Amzah, 2011),
hlm. 333.
14 H. Ahmad Wardi Muslich, Hukum Pidana Islam,
11 Ibid, hlm. 30. (Jakarta:Sinar Grafika, 2005), hlm. 81.

130 Vol. 17, No. 2, Desember 2017 Al-Risalah


Perbandingan Sanksi Pidana Pencurian dalam KUHP dan Hukum Pidana Islam

Pencurian ringan dan pencurian berat te- diam-diam untuk dimiliki.19


lah dijelaskan oleh Abd. Al-Qadir Audah se- Jika diperhatikan definisi pencurian di
bagai berikut: atas, maka unsur-unsur pencurian itu dapat di-
rinci sebagai berikut :
ْ ِّ ‫ َﻓ َﺎ ﻣ‬1. Mengambil barang secara diam-diam;
‫َّﺎاﻟﴪ َﻗ ُﺔ اﻟﺼُّ ْﻐ َﺮى َﻓ ِﻬـ َﻲ َاﺣْ ُﺬ ﻣ َِﺎل ْاﻟ َﻐ ْ ِﲑ ُﺧ ْﻔ ًﻴﺔ َا ْي ﻋ ََﲆ ﺳَ ِﺒ ْﻴ ِﻞ‬
‫ ْا ِﻻ ْﺳـ ِﺘ ْﺨ َﻔﺎ ِء‬2. Yang diambil itu berupa harta/barang
Pencurian ringan adalah mengambil harta mi- yang kongkret;
lik orang lain dengan cara diam-diam, yaitu 3. Yang diambil itu berupa barang yang ber-
dengan jalan sembunyi-sembunyi.15 harga;
Lebih lanjut Abd. Al-Qadir Audah men- 4. Yang diambil itu harta milik orang lain;
jelaskan bahwa pencurian berat, yaitu sebagai 5. Dengan sengaja untuk memiliki barang
berikut: tersebut.
Apabila semua unsur-unsur tersebut di
َ‫ﴪ َﻗ ُﺔ ْا ُﻟﻜ ْﱪَى َﻓ ِﻬـ َﻲ َا ْﺧ ُﺬ ﻣَﺎ ِل ْاﻟ َﻐ ْ ِﲑ ﻋ ََﲆ ﺳَ ِﺒ ْﻴ ِﻞ ْا ُﳌ َﻐﺎ ﻟَ َﺒﺔ‬ ّ
ْ ِ ِ‫ ا ﻣَّﺎ اﻟ‬atas dijelaskan, maka dapat dilihat di bawah
ini, yaitu:
Adapun pengertian pencurian berat adalah
mengambil Harta milik orang lain dengan cara
kekerasan.16 Mengambil Barang Secara Diam-Diam
Kemudian Imam Taqiyuddin Abuba- Mengambil barang secara diam-diam, yakni
kar Bin Muhammad Alhusaini lebih lanjut mengambil barang itu tidak diketahui oleh
menjelaskan, bahwa mencuri (sariqah), ialah pemiliknya dan tanpa kerelaannya, seperti
mengambil harta orang lain dengan jalan di- mengambil barang dari rumah orang lain ke-
am-diam dan mengeluarkan dari tempat pe- tika penghuni rumah itu sedang tidur. Tidak
nyimpanannya (yang layak untuk menyimpan termasuk jarimah pencurian jika dilakukan
harta itu).17 Senada hal tersebut, juga Wahbah dengan sepengetahuan pemiliknya.
Az-Zuhaili menjelaskan bahwa, pencurian Pengambilan secara diam-diam, menurut
adalah mengambil harta orang lain dari pe- Wahbah Az-Zuhaili, bahwa unsur diam disini
nyimpanannya yang semestinya secara diam- yang diperhitungkan adalah berdasarkan ang-
diam dan sembunyi-sembunyi.18 Dengan kata gapan dan dugaan sipencuri bahwa sipemi-
lain pencuri adalah orang yang mengambil lik rumah tidak mengetahui kedatangan dan
benda dan/atau barang milik orang lain secara keberadaannya.20 Bila dilakukan dihadapan
pemiliknya, apalagi dengan menggunakan
kekerasan, tidak termasuk dalam lingkup
15 Abd. Al-Qadir Audah, At-Tasyri’ Al-Jinaiy Al-
pengertian ini dan untuk itu hukuman yang
Islamy, Juz II, (Beirut: Dar Al-Kitab Al-‘Arabi,
t.t.), hlm. 514. berlaku bukan potong tangan.
16 Ibid.
17 Imam Taqiyuddin Abubakar Bin Muhammad Al- Yang Diambil Itu Berupa Harta/Barang
husaini, Kifayatul Akhyar Bagian Kedua, Pener-
Yang Kongkret
jemah K.H. Syarifuddin Anwar dan K.H. Mish-
bah Musthafa, (Surabaya: Bina Iman, t.t), hlm. Barang yang kongkret, maksudnya barang itu
390.
18 Wahbah Az-Zuhaili, Fiqih Islam Wa Adillatuhu, 19 H. Zainuddin Ali, Hukum Pidana Islam, (Jakarta:
Jilid 7, Penerjemah Abdul Hayyie al-Kattani, Sinar Grafika, 2007), hlm. 62.
dkk, (Jakarta: Gema Insani, 2011), hlm. 369. 20 Wahbah Az-Zuhaili, Loc.Cit.

Al-Risalah Vol. 17, No. 2, Desember 2017 131


Ishaq

dapat bergerak, dipindah tangankan, tersim- 50.000, (lima puluh ribu rupiah), akan tetapi
pan oleh pemiliknya pada penyimpanan yang diambilnya adalah Rp. 100,000, (seratus ribu
layak dan dianggap sebagai sesuatu yang ber- rupiah). Jadi yang Rp. 50.000 (lima puluh ribu
harga. Menurut H. Ahmad Wardi Muslich, rupiah) itu bukan miliknya, oleh karenanya te-
bahwa harta yang berupa benda bergerak apa- lah mengambil harta orang lain.
bila benda tersebut bisa dipindahkan dari satu Seandainya barang yang diambil itu sep-
tempat ke tempat yang lain.21 Jadi seseorang enuhnya adalah miliknya sendiri yang be-
yang mencuri aliran listrik atau pulsa telepon rada di tangan orang lain, atau sebagian dari
dianggap sebagai pencuri karena benda-ben- barang yang diambilnya itu adalah miliknya,
da tersebut walaupun tidak kasat mata, tetapi maka tidak termasuk pada pencurian yang di-
bernilai nominal dan dapat didentifikasi har- ancam dengan potong tangan, seperti mencuri
ganya. harta serikat yang sahamnya sendiri melebihi
Sedangkan barang yang berharga mak- nilai yang dicurinya.25 Dengan demikian jika
sudnya adalah barang tersebut berharga bagi harta yang diambil itu milik pelaku, sekalipun
pemiliknya, bukan dalam pandangan pen- dilakukan dengan sembunyi-sembunyi tetap
curinya.22 Dalam pengertian ini sesuatu yang tidak melakukan pencurian. Demikian pula
tidak dapat diperjual belikan seperti daging jika harta tersebut menjadi milik bersama
babi dan khamar tidak termasuk kepada ba- antara pelaku dan korban, juga tidak termasuk
rang curian. pencurian.26

Yang Diambil Berupa Barang yang Ber- Dengan Sengaja Untuk Memiliki Barang
harga. Tersebut
Barang yang berharga, yakni barang itu mem- Pengambilan barang tersebut terdapat unsur
punyai nilai. Karena dianggap berharga, maka kesengajaan terhadap pelakunya, maka ter-
pemilik barang menyimpannya di tempat ter- masuk pencurian. Jika barang itu itu terbawa
tentu, yang dianggap aman. Menurut H. M. dengan tidak ada unsur kesengajaan, walau-
Nurul Irfan, dan Masyrofah, bahwa benda itu pun dalam jumlah besar dan mencapai nisab,
berharga dan mencapai nisab,23 dan barang tidak termasuk sebagai jarimah pencurian,
yang berharga itu bernilai seperempat dinar tetapi dianggap sebagai kelalaian dan huku-
emas atau tiga dirham perak.24 mannya pun hanya sekedar peringatan untuk
berhati-hati.
Yang Diambil Harta Milik Orang Lain
Harta milik orang lain adalah harta yang bukan Sanksi Pidana Pencurian Dalam Kitab
hak yang sudah ditetapkan untuknya. Seperti Undang Undang Hukum Pidana
uang yang seharusnya diterimanya adalah Rp Sanksi pidana tindak pidana pencurian ber-
variasi tergantung pasal-pasal pencurian yang
21 H. Ahmad Wardi Muslich, Op.Cit, hlm. 84. dilanggar. Jika pelaku pencurian itu melang-
22 H.A. Djazuli, Fiqh Jinayah, (Jakarta: Raja gar Pasal 362 KUHP, yakni pencurian dalam
Grafindo Persada, 1997), hlm. 75.
23 H. M. Nurul Irfan, Masyrofah, Fiqh Jinayah, (Ja- 25 Ibid, hlm. 301.
karta: Amzah, 2013), hlm. 115. 26 H. M. Nurul Irfan, Masyrofah, Op.Cit, hlm.
24 Amir Syarifuddin, Op.Cit, , hlm. 300. 116.

132 Vol. 17, No. 2, Desember 2017 Al-Risalah


Perbandingan Sanksi Pidana Pencurian dalam KUHP dan Hukum Pidana Islam

bentuk pokok, maka sanksi pidananya dihu- Adapun penerapan sanksi pidana bagi pelaku
kum penjara selama-lamanya 5 (lima) tahun. pencurian jika terbukti, maka terdapat dua
Jika pelaku pencurian itu melanggar Pasal 363 macam alternatif sanksi pidana dijatuhkan,
ayat (1) KUHP, yakni pencurian pemberatan, yaitu: (1) penggantian kerugian (Dhaman),
maka diancam pidana penjara selama-laman- (2) Hukuman potong tangan.28
ya 7 (tujuh) tahun, dan apabila pelakunya me- Oleh karena itu sanksi pidananya
langgar pada Pasal 363 ayat (2) KUHP, maka yang secara tegas dilarang di dalam al-
sanksinya diancam pidana penjara selama- Qur’andalamsurat al-Maidah [5] ayat 38:
lamanya 9 (sembilan) tahun. Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang
Selanjutnya jika pelaku pencurian itu mencuri, potonglah tangan keduanya (sebagai)
melanggar pasal 364 KUHP, yakni pencu- pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan
dan sebagai siksaan dari Allah. dan Allah Maha
rian ringan, maka sanksi pidananya hanya
Perkasa lagi Maha Bijaksana (Q.S. al-Maidah
dipidana 3 (tiga) bulan atau denda sebanyak- (5): 38).29
banyaknya Rp.900,- Pelanggaran Pasal 365
Ayat tersebut di atas dimulai dengan
KUHP, yakni pencurian dengan kekerasan
kata as-sariq (‫ )ﺍَﻟﺴﱠ ﺎ ِﺭﻕ‬laki-laki yang mencuri,
yang biasa disebut perampokan, pidananya
tidak dimulai dengan kata as-sariqah (‫ﻗﺔﺍ‬ َ ‫)ﻟﺴﱠ ﺎ ﺭ‬
bisa sampai pidana mati, apabila ada orang ِ
perempuan yang mencuri, kebalikan dari ayat
yang mati serta dipenuhi unsur pada waktu
tentang zina, didahulukan kata az-zaniyah (
malam dan memakai kunci palsu atau per-
‫)ﺍﻟﺰﺍﻧﻴﺔ‬perempuan yang berzina dari pada kata
intah palsu atau pakaian palsu. Pelanggaran
az-zani ()‫ ﻟﺰﺍﻧﻲ ﺍ‬laki-laki yang berina. Hal
Pasal 367 KUHP, yaitu pencurian dalam kelu-
ini secara implisit menggambarkan bahwa
arga, maka sanksi pidananya dapat diterapkan
pencurian itu lebih banyak dilakukan oleh
jika pihak yang dirugikan ada yang mengadu.
laki-laki.۳۰
Pasal 367 KUHP merupakan tindak pidana
Hukuman potong tangan merupakan hak
aduan, yakni baru ada proses penuntutan jika
Allah yang tidak bisa digugurkan baik oleh
ada pihak yang merasa dirugikan melakukan
korban maupun oleh ulil amri, apabila pelaku
pengaduan.
pencurian itu telah dipenuhi tiga syarat, yaitu:
(1) taklif (berakal dan balig), (2) tidak dipak-
Sanksi Pidana Pencurian dalam Hukum
sa, dan (3) tidak ada syubhat pada harta yang
Pidana Islam
dicuri.31
Pencurian termasuk salah satu dari tujuh jenis Kemudian A. Rahman I.Doi juga mem-
jarimah hudud. Jarimah hudud merupakan berikan penjelasan, bahwa hukuman hadd po-
tindak pidana yang sanksi pidananya telah tong tangan diterapkan setelah syarat-syarat
ditetapkan secara mutlak oleh Allah SWT. berikut terpenuhi, yaitu:
Dengan demikian manusia tidak berhak me-
netapkan sanksi pidana kecuali sanksi pidana nesia, (Yogyakarta: Teras, 2009), hlm. 132.
yang telah ditetapkan oleh Allah SWT di da- 28 H. Ahmad Wardi Muslich, Op.Cit, hlm. 90.
29 Departemen Agama RI, Op.Cit, hlm. 114.
lam al-Qur’an. Hal ini disebabkan karena ke-
30 Kadar M. Yusuf, Loc.Cit.
jahatan hudud termasuk kejahatan yang paling 31 Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah, Jilid 4, Penerjemah,
serius dan berat dalam hukum pidana Islam.27 M. Ali Nursyidi Hunainah M. Thahir Makmun,
(Jakarta: Pena Pundi Aksara, 2013), hlm. 247-
27 Makhrus Munajat, Hukum Pidana Islam di Indo- 248.

Al-Risalah Vol. 17, No. 2, Desember 2017 133


Ishaq

1. Orang yang telah melakukan pencurian Jadi apabila terdapat unsur keraguan
itu harus sehat pikiran; (syubhat) dalam pencurian, maka pelaku tidak
2. Dia telah dewasa; dikenai hukuman had, karena hukuman had
3. Tidak dipaksa melakukan pencurian; merupakan suatu hukuman yang sempurna
4. Tidak dalam keadaan lapar saat melaku- dan utuh sehingga mengharuskan tindak pi-
kan pencurian itu.32 dana tersebut juga harus sempurna, sementara
Berdasarkan penjelasan tersebut di atas, keberadaan unsur syubhat pada tindak pidana
maka dapat diketahui, bahwa apabila pelaku- tersebut menjadikannya tidak bisa dikatakan
nya anak kecil, gila dan dalam keadaan ter- sempurna.
paksa, serta dalam keadaan lapar, yakni ter- Di samping syarat-syarat pelakunya sep-
desak oleh kebutuhan hidup, maka tidak erti di sebutkan di atas, juga barang yang dicuri
dapat dijatuhi hukuman hadd potong tangan, itu harus memenuhi syarat berikut sebelum
berdasarkan haditsRasulullah SAW yang diri- hukuman potong tangan dijalankan, yaitu:
wayatkan oleh Aisyah r.a, yaitu: 1. Harus mencapai nisab;
ُ ‫ﷲ َﻋ ْ َﳯﺎ َانَّ اﻟﻨ ََّّﱯ ﺻَ َّﲆ‬ ُ ‫َﴈ‬ 2. Bernilai;
:‫ﷲ ﻋ ََﻠ ْﻴ ِﻪ وَﺳَ َّ َﲅ َﻗ َﺎل‬ ِ َ ِ ‫ﺸﺔ ر‬ َ ِ‫ﻋَﻦْ ﻋَﺎ ﺋ‬
3. Tersimpan rapi;
‫ َﻋ ِﻦ اﻟﻨَّﺎ ِ ِﰂ ﺣَ َّﱴ ﻳَﺴْ َﺘ ْﻴ ِﻘ َﻆ َو َﻋ ِﻦ ْا ُﳌ ْﺒ َﺘ َﲆ ﺣَ َّﱴ‬:‫رُ ِﻓ َﻊ ْاﻟ َﻘ َ ُﲅ ﻋَﻦْ ﺛَ َﻼﺛَ ٍﺔ‬ 4. Dimiliki oleh seseorang.35
‫ﻳ ْ ََﱪ َٔا َو َﻋ ِﻦ اﻟﺼَّ ِ ِّﱯ ﺣَ َّﱴ ﻳَ ْﻜ َﱪُ) َروَا ُﻩ َا ْ َﲪﺪ َو َٔاﺑ ُْﻮ َداوُد وَاﻟ ِّﻨﺴَ ِﺎئ وَا ْﺑ ُﻦ‬ Hukuman potong tangan diterapkan ter-
(‫ﻣَﺠَ ﻪ و َْا َﳊ ِ ُﺎﰼ‬ hadap pencurian yang pertama, dengan cara
memotong tangan kakanan pencuri dari perge-
Artinya: Dari ‘Aisyah r.a sesungguhnya Nabi
SAW bersabda: ‘Dihapuskan ketentuan hukum langan tangannya. Jika melakukan pencurian
dari tiga orang, yaitu (1) dari orang yang tidur yang kedua kalinya, maka dikenai hukuman
hingga dia bangun, (2) dari orang gila hingga potong kaki kirinya. Jika melakukan pencuri-
dia sembuh, (3) dari anak di bawah umur hingga
an yang ketiga kalinya, maka para ulama ber-
dia dewasa (H.R. Ahmad, Abu Dawud,Nasa’i,
Ibn Majah, dan Al-Hakim).33
beda pendapat, hal ini dapat dilihat di bawah
ini:
Begitu juga dalam keadaan syubhat, maka Menurut Imam Abu Hanifah, pencuri
terhindar dari hukuman. Hal ini disebutkan di tersebut dikenai hukuman ta’zir dan dipenja-
dalam hadits yang dirwayatkan oleh Baihaqi, rakan. Kemudian menurut Imam Malik, Imam
yaitu: Syafi’i, dan Imam Ahmad, pencuri tersebut
‫ﷲ ﺻَ َّﲆ ﷲ َﻋﻠ ْﻴ ِﻪ وَﺳَ َّ َﲅ‬
ِ ‫ﷲ َﻋ ْﻨ ُﻪ َ ِﲰﻌ ُْﺖ رَﺳُ ْﻮ َل‬ ُ ‫َﴈ‬ َ ِ ‫ﻋَﻦْ ﻋ َِﲆ ر‬ dikenai hukuman potong tangan kirinya. Apa-
(‫) َروَا ُﻩ ْاﻟ َﺒ ْ َﳱ ِّﻘﻰ‬.‫ﺎت‬ ُ
ِ ‫ﻳ َُﻘ ْﻮ ُل ِا ْد َر ُءو ْااﳊ ُﺪ ْو َد ِابﻟ ُّﺸـ ْ َﳢ‬ bila melakukan pencurian yang keempat kal-
inya, maka dipotong kaki kanannya. Apabila
Artinya: Dari Ali ra, aku mendengar Ra- melakukan pencurian yang kelima kalinya,
sulullah saw. bersabda: Tolaklah hudud maka dikenakan hukuman ta’zir dan dipen-
karena ada syubhat (H.R. Baihaqi).34
jara seumur hidup (sampai mati) atau sampai
32 A. Rahman I. Doi, Penjelasan Lengkap Hukum- ia bertobat.36
Hukum Allah (Syari’ah), (Jakarta: RajaGrafindo Pendapat Imam Malik, Imam Syafi’i, dan
Persada, 2002), hlm. 337.
33 Jalal Ad-Din As-Sayuthi, Al-Jami’ Ash-Shagir, t.th.), hlm. 238.
Juz I, ( Beirut: Dar Al-Fikr, t.th) hlm. 24. 35 A. Rahman I. Doi, Ibid.
34 Abu Bakar Ahmad bin Husain bin Ali al-Baihaqi, 36 Abd. Al-Qadir Audah, At-Tasyri’ Al-Jinaiy Al-
al-Sunan al-Kubra, Jilid 8, (Beirut: Dar al-Fikr, Islamy, Juz II, hlm. 623.

134 Vol. 17, No. 2, Desember 2017 Al-Risalah


Perbandingan Sanksi Pidana Pencurian dalam KUHP dan Hukum Pidana Islam

Imam Ahmad tersebut didasarkan pada suatu ulang-ulang mencuri.39


hadits yang dirwayatkan oleh Ad-Daruquthni Sementara pencuri yang telah megemba-
dari Abu Hurairah, Nabi bersabda yang ber- likan barang sebelum kasusnya ke tangan ha-
bunyi: kim, hanya berlaku hukum ta’zir. Selanjutnya
Fazlur Rahman mengatakan, bahwa dalam ka-
‫ ِانْ َﴎ ََق َﻓﺎ ْ َﻗﻄﻌ ُْﻮا ﻳ ََﺪ ُﻩ ُ َّﰒ ِانْ َﴎ ََق َﻓﺎ ْ َﻗﻄﻌ ُْﻮا ِرﺟْ َ ُهل ُ َّﰒ ِانْ َﴎ ََق‬sus pencurian perlu diterapkan teori gradasi.
‫ َﻓﺎ ْﻗ َﻄﻌ ُْﻮا ﻳ ََﺪ ُﻩ ُ َّﰒ ِانْ َﴎ ََق َﻓﺎ ْﻗ َﻄﻌ ُْﻮا ِرﺟْ َ ُهل‬Yakni, pencuri yang baru pertama kali men-
Jika ia mencuri potonglah tangannya (yang curi tidak harus dipotong tangan, melainkan
kanan), jika ia mencuri lagi potonglah kakinya hukum ta’zir.
40

(yang kiri), jika ia mencuri lagi potonglah tan-


gannya (yang kiri), kemudian apabila ia men-
Penutup
curi lagi potonglah kakinya (yang kanan).37
Berdasarkan pemaparan tersebut di atas, maka
Hukuman potong tangan ini menunjuk-
dapat disimpulkan bahwa, sanksi pencurian di
kan bahwa al-Qur’an sangat menghargai hak
dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pdana,
milik atau harta seseorang, itulah sebabnya al-
bervariasi tergantung pasal-pasal pencurian
Qur’an menentukan hukuman yang amat be-
yang dilanggar. Seperti pelanggaran Pasal 362
rat kepada orang yang mengganggu hak milik
KUHP, maka diancam pidana penjara selama-
tersebut. Akan tetapi jika para pelaku tindak
lamanya 5 (lima) tahun, pelanggaran Pasal
pidana pencurian itu telah bertaubat kepada
363 KUHP, maka diancam pidana penjara se-
Allah, maka Dia akan diampuninya. Hal ini
lama-lamanya 7 (tujuh) tahun, sampai 9 (sem-
dijelaskan didalam al-Qur’an yang berbunyi:
bilan) tahun, pelanggaran pasal 364 KUHP,
Maka Barangsiapa bertaubat (di antara pen-
maka sanksi pidananya 3 (tiga) bulan atau
curi-pencuri itu) sesudah melakukan kejahatan
itu dan memperbaiki diri, Maka Sesungguhnya denda sebanyak-banyaknya Rp. 900,. Pelang-
Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Al- garan Pasal 365 KUHP, dipidana 9 (sembilan)
lah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang tahun, 12 (dua belas) tahun, 15 tahun, bahkan
(Q.S. Al-Maidah (5):39).38
sampai pidana mati. Pelanggaran Pasal 367
Ayat tersebut menggambarkan bahwa KUHP, yaitu pencurian dalam keluarga, maka
adanya ampunan Allah kepada para pencuri sanksi pidananya dapat diterapkan jika pihak
dengan cara bertaubat. Namun demikian kasus yang dirugikan ada yang mengadu.
pencurian tetap diproses selagi sudah sampai Sedangkan dalam hukum pidana Islam,
ditangan hakim sesuai ketentuan hukum yang bahwa pencurian sanksinya adalah potong
berlaku. Sedadangkan hukum potong tangan tangan. Hukuman potong tangan merupakan
hanya diberlakukan kepada pencuri yang su- hak Allah yang tidak bisa digugurkan baik
dah profesional. Hasbi Ash-Shieddiqy ber- oleh korban maupun oleh ulil amri, apabila
pendapat, bahwa lafaz as-sariq, menunjukkan dipenuhi tiga syarat, yaitu: (1) pencuri itu te-
ma’rifah, artinya orang yang jelas sebagai lah baligh; (2) berakal; (3) jumlah barang yang
pencuri, profesi yang kerjanya memang ber- dicuri senilai harga seperempat Dinar, diambil
39 Hasbi As-Shiddieqqy, Fakta Keagungan Syari’at
37 Muhammad Ibn Isma’il Al-Kahlani, Subul As- Islam, (Jakarta: Tinta Mas, 1972), hlm. 13-14.
Salam, Juz IV, (Mesir: Mushathafa Al-Baby Al- 40 Fazlur Rahman, Metode dan Alternatif Neomod-
Halaby, 1960), hlm. 27. ernisme dalam Islam, (Bandung: Mizan, 1986),
38 Departemen Agama RI, Loc.Cit. hlm. 60.

Al-Risalah Vol. 17, No. 2, Desember 2017 135


Ishaq

dari tempat yang terjaga, bukan miliknya, dan Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Ter-
tidak ada syubhat dalam barang tersebut. jemahnya, Jakarta: Magfirah Pustaka,
2006.
Daftar Pustaka Djazuli, H.A., Fiqh Jinayah, Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 1997.
Al-Bugha, Musthafa Dib, Fikih Islam Leng-
Doi, A.Rahman I, Penjelasan Lengkap Hu-
kap Penjelasan Hukum-hukum Islam
kum-Hukum Allah (Syari’ah), Jakarta:
Madzhab Syafi’i, Penerjemah, D.A. Paki-
RajaGrafindo Persada, 2002.
hsati, Solo: Media Zikir, 2009.
Hasan, Mustofa, dan Beni Ahmad Saebani,
Al-Fauzan, Syaikh Shalih bin Fauzan, Ring-
Hukum Pidana Islam Fiqh Jinayah,
kasan Fikih Lengkap, Jilid 1 dan 2, Pen-
Bandung: Puataka Setia, 2013
erjemah Asmuni, Jakrta: Darul Falah,
Irfan, H. M. Nurul, Masyrofah, Fiqh Jinayah,
2005.
Jakarta: Amzah, 2013.
Alhusaini, Imam Taqiyuddin Abubakar Bin
Ishaq, Kontribusi konsep jarimah zina dalam
Muhammad, Kifayatul Akhyar Bagian
pembaharuan hukum pidana Indonesia,
Kedua, Penerjemah K.H. Syarifuddin
dalam Jurnal Ijtihad, Jurnal Wacana Hu-
Anwar dan K.H. Mishbah Musthafa,
kum Islam dan Kemanusiaan, Vol. 14,
Surabaya: Bina Iman, t.t.
No. 1 Juni 2014, Salatiga: Sekolah Ting-
Ali, H. Zainuddin, Hukum Pidana Islam, Ja-
gi Agama Islam Negeri (STAIN Salatiga,
karta: Sinar Grafika, 2007.
2014
Al-Kahlani, Muhammad Ibn Isma’il, Subul
Munjat, Makhrus, Hukum Pidana Islam di In-
As-Salam, Juz IV, Mesir: Mushathafa Al-
donesia, Yogyakarta: Teras, 2009.
Baby Al- Halaby, 1960
Muslich, H. Ahmad Wardi, Hukum Pidana Is-
Anwar, H.A.K.Moch., Hukum Pidana Bagian
lam, Jakarta:Sinar Grafika, 2005.
Khusus (KUHP Buku II), Jilid I, Band-
Rahman,Fazlur, Metode dan Alternatif Neo-
ung: Alumni, 1986
modernisme dalam Islam, Bandung: Mi-
As-Shiddieqqy, Hasbi, Fakta Keagungan
zan, 1986
Syari’at Islam, Jakarta: Tinta Mas, 1972.
Shihab, M. Quraish, Wawasan Al-Qur’an, Ja-
Audah, Abd. Al-Qadir, At-Tasyri’ Al-Jinaiy
karta: Mizan, 1996.
Al-Islamy, Juz II, Beirut: Dar Al-Kitab
Syarifuddin, Amir , Garis-Garis Besar Fiqh,
Al-‘Arabi, t.t.
Jakarta: Kencana, 2010
Az-Zuhaili, Wahbah, Fiqih Islam Wa Adil-
Sabiq, Sayyid, Fiqih Sunnah, Jilid 4,
latuhu, Jilid 7, Penerjemah Abdul Hayyie
Penerjemah,M. Ali Nursyidi Hunainah
al-Kattani, dkk, Jakarta: Gema Insani,
M. Thahir Makmun, Jakarta: Pena Pundi
2011.
Aksara, 2013
As-Sayuti, Jalal Ad-Din, Al-Jami’ Ash-Sha-
Yusuf. Kadar M., Tafsir Ayat Ahkam Tafsir
gir, Juz I, Beirut :Dar Al-Fikr t.th
Tematik Ayat-Ayat Hukum, Jakarta:
Bin Ali Al-Baihaqi, Abu Bakar Ahmad bin
Amzah, 2011
Husain, al-Sunan al-Kubra, Jilid 8, Bei-
rut: Dar al-Fikr, t.th

136 Vol. 17, No. 2, Desember 2017 Al-Risalah

Anda mungkin juga menyukai