Anda di halaman 1dari 2

Bismillah Walhamdulillah Was Salaatu Was Salaam 'ala Rasulillah

Number: isnet/1448; Att: is-mod, is-lam, mus-lim

Nomor: tarbiyah/08jul94/229
Bismillaahirrahmaanirrahiim

Assalamu'alaikum wr.wb.

IKHLAS

" Sesungguhnya Allah tidak akan melihat bentuk badan


atau rupamu tapi langsung memperhatikan niat dan
keikhlasanmu " (H.R Muslim).

" Rasulullah ditanya tentang orang yang jihad karena


keberanian dan karena kebangsaan atau karena kedu-
dukan, yang manakah diantara semua itu yang dapat
disebut fisabillillah ? Jawab Nabi: Siapa yang
berjihad semata-mata untuk menegakkan kalimatullah,
maka itulah fisabillillah" (H.R Buchari, Muslim)

Rasulullah menatap satu persatu para sahabat yang sedang


berkumpul dalam majelis, hening dan tawadlu. "Ya Rasulullah",
ujar salah seorang hadirin memecahkan keheningan. " Bila per-
tanyaanku ini tidak menimbulkan kemarahan bagi Allah, sudi-
lah engkau menjawabnya". "Apa yang hendak engkau tanyakan
itu", tanya Rasulullah dengan nada suara yang begitu lembut.
Dengan sikap yang agak tegang si sahabat itupun langsung
bertanya: "Siapakah diantara kami yang akan menjadi akhli
surga?" Tiba-tiba, bagai petir menyambar, jiwa-jiwa yang
tadinya tawadlu, nyaris menjadi luka karena murka. Pertanya-
an yang sungguh keterlaluan, setengah sahabat menilainya
mengandung ujub (bangga atas diri sendiri) atau riya'. Ada-
lah Ummar bin Khattab yang sudah terlebih dahulu bereaksi,
bangkit untuk menghadrik si penanya. Untunglah Rasulullah
menoleh ke arahnya sambil memberi isyarat untuk menahan diri.

Rasulullah menatap ramah, beliau dengan tenangnya menjawab:


"engkau lihatlah ke pintu, sebentar lagi orangnya akan mun-
cul". Lalu setiap pasang matapun menoleh ke ambang pintu,
dan setiap hati bertanya-tanya, siapa gerangan orang hebat
yang disebut Rasulullah akhli surga itu. Sesaat berlalu dan
orang yang mereka tunggupun muncul. Namun manakala orang itu
mengucapkan salam kemudian menggabungkan diri ke dalam majelis,
keheranan mereka semakin bertambah. Jawaban Rasulullah
rasanya tidak sesuai dengan logika mereka. Sosok tubuh itu
tidak lebih dari seorang pemuda sederhana yang tidak pernah
tampil di permukaan. Ia adalah sepenggal wajah yang tidak
pernah mengangkat kepala bila tidak ditanya dan tidak pernah
membuka suara bila tidak diminta. Ia bukan pula termasuk dalam
daftar sahabat dekat Rasulullah. Apa kehebatan pemuda ini?
Setiap hati menunggu penjelasan Rasulullah.

Menghadapi kebisuan ini, Rasulullah bersabda:


"Setiap gerak-gerik dan langkah perbuatannya hanya ia
ikhlaskan semata-mata mengharapkan ridla Allah. Itulah yang
membuat Allah menyukainya".
Bagai sembilu, menusuk tajam dada mereka, serentak setiap
hati bermuhasabah. Ikhlas, alangkah indahnya ma'na yang terkandung
di dalamnya. Ikhlas bersih dari segala maksud-maksud pribadi,
bersih dari segala pamrih dan riya', bersih dari harap dan
kecewa, bebas dari segala simbol-simbol pribadi atau kelompok,
bebas dari pada perhitungan untung rugi material. Ikhlas, bersih
dari segala hal yang tidak disukai Allah. Ikhlas dalam menjadikan
Allah sebagai Pencipta, Pemilik, Pemelihara, dan Penguasa alam
raya, ikhlas dalam menjadikan Allah satu-satunya Dzat yang diharap-
kan, ditakuti, dicintai, diikuti. satu-satunya Dzat yang diabdi,
disembah. Ikhlas menerima Muhammad SAW sebagai teladan, penjelas,
penyampai risalah Islam yang sempurna, dan ikhlas menerima
al Qur'an sebagai pedoman hidup.

Semua hati kembali tawadlu, membisu berefleksi, sebagian


berkaca-kaca, air mata mengembang, menelusuri niat dalam hati,
mencari was-wasil khannas yang mungkin diam mengendap di dasar
kalbu, menutupi ikhlas.

Ikhlas adalah salah satu tiang akhlaq islami, tanpanya maka


amal akan lenyap bak buih membentur karang, tak ada manfaat.
Inilah kualitas paripurna kemurnian hati, hanya karena Allah
dan untuk Allah. Wallahu a'lam bisshowab.

wassalam,
abu zahra

------------
tarbiyah@isnet.org

Anda mungkin juga menyukai