Anda di halaman 1dari 2

Apakah Kita Tak Pernah Sombong?

Publikasi 16/09/2002 08:59 WIB

eramuslim - Dahulu kala diceritakan pernah ada seorang suami dan istri yang ketika sedang duduk di
depan rumahnya, melintas sepasang laki-laki dan wanita di depan mereka. Sang wanita tinggi ramping
dan mengenakan baju indah, sementara yang laki-laki berpostur pendek dan sederhana. Tiba-tiba si istri
yang melihat berkata, "Huh, wanita itu sungguh sombong. Dia berdandan agar dirinya tampak lebih
tanpa memperhatikan orang lain."

Seketika itu suaminya berkata, "Kejar wanita itu dan minta maaf padanya."

Setelah mereka bertemu dan istri itu minta maaf, wanita itu menjelaskan bahwa dia berdandan dengan
indah untuk membahagiakan suaminya agar suaminya bisa 'bangga' dengan dirinya. Dan suami wanita
itu adalah lelaki pendek yang sedang berjalan bersamanya.

Cerita ini adalah salah satu dari sekian banyak peristiwa yang kita jalani yang menunjukkan betapa
mudahnya kita menilai manusia dari apa yang tampak diluarnya. Kita begitu mudah menjatuhkan
hukuman predikat sombong kepada orang yang tampak tidak simpatik bagi kita. Kita dengan mudah
mengatakan arogan kepada mereka yang sikapnya menurut kita tidak menyenangkan.

Kemudian kita membenci mereka dengan berlindungkan hadist "Tidak akan masuk surga orang yang
dalam lubuk hatinya terdapat perasaan sombong (arogan) walaupun cuma sebesar atom." (HR Bukhari
Muslim) atau bahkan dengan ayat Allah "Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
sombong lagi membanggakan diri" (Luqman:18) tanpa kita pernah tahu kenapa mereka bersikap seperti
itu.

Jangan-jangan kita pernah mengatakan teman kita sombong karena tidak mau menerima uluran tangan
kita, padahal bisa jadi dia begitu ingin hanya bergantung pada Allah dengan tidak merepotkan kita.
Jangan-jangan kita pernah mengatakan orang lain sombong karena ia tidak pernah mau berkumpul
dengan kita padahal ia ingin menjaga diri dari kesia-siaan waktu atau bahkan karena harus mengerjakan
pekerjaan lain yang tidak bisa menunggu. Jangan-jangan kita pernah mengatakan kawan kita sombong
hanya karena ia tidak pernah mau menegur sapa kita terlebih dahulu padahal pada dasarnya ia memang
pemalu. Jangan-jangan kita pernah membenci orang karena penampilannya, padahal memang Allah
yang menciptakan tubuhnya seperti itu.

Jika seperti ini yang sudah kita kerjakan, Saudaraku, maka kita harus waspada bahwa jangan-jangan kita
yang sesungguhnya sombong. Kita bisa jadi telah berdosa kepada Allah karena kita sesungguhnya telah
mengambil alih kekuasaan-Nya dalam menilai hati manusia. Ingatkah kita bahwa hanya Allah yang bisa
melihat apa yang tersembunyi di balik hati manusia?

Kepada kawan itu pun kita juga berdosa karena telah berburuk sangka. Rasulullah Saw sendiri pernah
berkata, "Berhati-hatilah kalian dari prasangka-prasangka (yang buruk). Karena sesungguhnya prasangka
itu adalah sedusta-dustanya perkataan." (Muttafaqun 'alaih). Juga ketahuilah bahwa dengan mencapnya
sombong kita sebenarnya telah menghina mereka yang justru bisa jadi sedang berusaha menjadi hamba
Allah. Takutlah kita jika buruk sangka itu kemudian kita sebar-sebarkan, sementara kawan yang kita
sakiti menangis di tengah malam mengadukan kita kepada Allah. Takutlah akan balasan perbuatan kita,
Saudaraku.

Bagi saudara-saudaraku yang terzhalimi dengan diperlakukan sebagai orang sombong, tidak usah kalian
berkecil hati. Apa yang kalian lakukan biarlah dinilai Allah, karena hanya Ia yang bisa memuliakan dan
menghinakan kita. Luruskanlah niat dan sempurnakan amal. Serta maafkan dan doakan kami agar Allah
mengampuni dosa-dosa kami yang memang suka mendewakan perasaan sendiri dan menilai segala
sesuatu dari yang kasat mata ini.

Hadi Susanto (susanto@math.utwente.nl)

Anda mungkin juga menyukai