Anda di halaman 1dari 14

HANDBOOK OF EDUCATIONAL POLICY

INISIATIF STANDAR DAN REFORMASI PENDIDIKAN


AMERIKA
(Standards Initiatives and American Educational Reform)

Disusun untuk memenuhi salah satu Tugas Kelompok


Mata Kuliah Analisis Kebijakan Pendidikan

Dosen Pengampu :
Dr. Muhammad Ardiansyah, S.IP.,M.Pd

Disusun Oleh Kelompok III:

ARFAH PATAWARI : 220014301025


ASRINA : 220014301039
ERWIN BADATENG : 220014301044
IRFAN : 220014301034
NURMAHDIMIN : 220014301029

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN


KEKHUSUSAN PENDIDIKAN DASAR
PROGRAM PASCASARJANA
UVINERSITAS NEGERI MAKASSAR
2022
PENGANTAR

Inisiatif Standar dan Reformasi Pendidikan Amerika

Penulis : Edward D. Roeber

Edward D. Roeber dalam Handbook of Educational Policy menjelaskan tentang proses

reformasi pendidikan berbasis standar mulai dari perkembangan sistem pendidikan di negara-

negara bagian sampai Amerika secara keseluruhan dan termasuk di dalamnya mengenai

penilaian dan hal-hal yang memengaruhi kebijakan pendidikan di Amerika secara umum.

I. POKOK PERMASALAHAN

Pada bagian ini Edward D. Roeber dalam Handbook of Educational Policy menjelaskan

tentang proses reformasi pendidikan dari mulai perkembangan kebijakan pendidikan di negara-

negara bagian sampai Amerika secara keseluruhan dan termasuk di dalamnya mengenai

berbagai kebijakan pendidikan yang pernah dibuat oleh pemerintah Amerika dalam bidang

pendidikan.

Dalam chapter “Inisiatif Standar dan Reformasi Pendidikan” ini Edward D. Roeber

mengakatan bahwa reformasi berbasis standar mengacu pada reformasi pendidikan di sekolah,

distrik sekolah, atau tingkat negara bagian yang didasarkan pada standar siswa yang ditetapkan

pada tingkat ini. Reformasi berbasis standar menggunakan pengetahuan dan keterampilan

siswa di seluruh negara.

Asumsi dasar dari diskusi ini adalah bahwa siswa tidak cukup tertantang oleh instruksi yang

mereka terima, sehingga banyak siswa yang tingkat pencapaiannya rendah. Dengan

menetapkan standar yang lebih ketat untuk siswa, diharapkan bahwa tingkat prestasi belajar

siswa secara umum akan lebih baik, sehingga lebih mempersiapkan siswa untuk peluang

pendidikan menengah dan pekerjaan.


Premis dasar lain dari reformasi berbasis standar adalah bahwa jika lembaga pendidikan dapat

menentukan pengetahuan apa yang perlu diketahui siswa dan keterampilan yang harus mereka

dapat lakukan, sekolah akan menghadapi tantangan dan membantu siswa mencapai

pengetahuan dan tujuan keterampilan ini.

Pada prosesnya, reformasi berbasis setandar mengalami beberapa permasalahan diantaranya

tingginya ketidaksesuaian pendidikan, adanya ancaman kepada keterampilan dasar yang

dimiliki, selain itu sumber daya manusia, adanya diskriminasi pendidikan serta ketakutan akan

kegagalan reformasi.

Kemudian Penilaian siswa sering memainkan peran penting dalam upaya reformasi berbasis

standar, khususnya di tingkat negara bagian dan nasional. Seringkali penciptaan program

penilaian yang memicu pengembangan standar konten yang akan memandu tidak hanya

program penilaian tetapi upaya yang lebih luas pada reformasi kurikulum dan pengajaran.

Selain itu, program penilaian sering dianggap sebagai mekanisme tunggal terbaik untuk

mengkomunikasikan perubahan standar harapan siswa dan tingkat kinerja siswa. Dengan

demikian, peran penilaian siswa dalam reformasi berbasis standar adalah sangat penting. Sifat

dari apa yang diuji adalah penting dalam membangun kekakuan sistem, karena standar yang

tampak keras dapat dinilai dengan cara yang sederhana dan berfungsi untuk memperkuat status

quo yang biasa-biasa saja dalam sistem pendidikan.


II. PEMBAHASAN

Perhatian negara Amerika terhadap pendidikan mulai terjadi setelah perang dunia ke 2, pada

tahun 1950-an Amerika mulai bersaind dengan uni soviet dalam hal ilmu pengetahuan.

Kemudian pada tahun 1965 dibentuklah Undang-Undang Pendidikan Dasar dan Menengah

(ESEA). Pada tahun 1960 dibentuk the National Assessment of Educational Progress (NAEP)

yang melakukan penilaian tentang proses pendidikan di negara bagian. Hasilnya meskipun

beberapa siswa berprestasi cukup baik, yang lain berprestasi buruk dalam penilaian seperti ini.

Ketika NAEP menetapkan standar untuk kinerja siswa selama 1980-an, kinerja banyak siswa

yang relatif buruk menjadi lebih nyata.

Pada tahun 1970-1980an negara bagian melakukan tes-tes formal Tes Prestasi Stanford, Tes

Keterampilan Dasar Iowa, Tes Prestasi California untuk menguji siswa pada tingkatan tertentu.

Sebuah publikasi A Nation at Risk: The Imperative for EducationalReform (Komisi Nasional

Keunggulan dalam Pendidikan, 1983, menuturkan bahwa pentingnya pembelajaran siswa bagi

perekonomian negara serta kualitas lulusan dari sekolah untuk melanjutkan ke jenjang

berikutnya atau berkarir.

1. REFORMASI BERBASIS STANDAR

Standar pengetahuan dan keterampilan siswa sebagai dasar pengorganisasian kegiatan

pengajaran para pendidik dan lainnya untuk membantu siswa mencapai standar tersebut.

Reformasi berdasarkan standar-standar ini berarti mengubah tindakan para pendidik untuk

meningkatkan pencapaian standar konten oleh siswa. Reformasi berbasis standar juga

membantu mengalihkan perhatian para pembuat kebijakan dan publik dari keprihatinan tentang

input, atau sumber daya yang disediakan untuk sistem pendidikan, kekekhawatiran tentang

hasil, atau apa sistem pendidikan dan siswa yang dilayaninya telah tercapai.
Ulrich Boser, Perpetual Baffour, and Steph Vela dalam “A Look at the Education Crisis: Tests,

Standards, and the Future of American Education” yang di publikasikan melalui

www.americanprogress.org mengatakan bahawa reformasi berbasis standar ini membuat

standar tinggi, konten yang melimpah harapan pendidikan untuk siswa dan pengukuran

mengenai siswa dan sekolah dalam mencapai ekspektasi tersebut. dibawah reformasi berbasis

standar instruksi menajdi lebih komulatif dan siswa memegang standar yang sama.

2. REFORMASI BERBASIS STANDAR TERBARU DI NEGARA DAN

TINGKAT NASIONAL

Pada awal 1990-an istilah standar konten dan standar kinerja pertama kali digunakan di tingkat

nasional. Meskipun istilah-istilah ini pertama kali diterapkan pada tahun-tahun terakhir, konsep

penetapan standar atau tujuan untuk sekolah sama sekali tidak baru di tingkat negara bagian

atau lokal. Status reformasi berbasis standar di tingkat nasional dan negara dijelaskan dalam

bagian berikut :

Reformasi Berbasis Standar di Tingkat Nasional

Meskipun reformasi berdasarkan standar dan penilaian bukanlah hal baru di banyak negara,

upaya reformasi semacam itu telah dimulai di beberapa negara dengan sungguh-sungguh hanya

sejak akhir 1980-an. Pada tahun 1989 Presiden Bush dan para gubernur negara itu bertemu di

Charlottesville, Virginia, dalam pertemuan tingkat pendidikan pertama yang melibatkan semua

lima puluh negara bagian dalam sejarah negara tersebut. KTT pendidikan ini menghasilkan

enam tujuan pendidikan nasional (Panel Tujuan Pendidikan Nasional, 1991) yang harus

diselesaikan pada tahun 2000 dan mengarah pada pembentukan Tujuan Pendidikan. Dua dari

tujuan difokuskan pada prestasi siswa dalam bidang studi seperti Bahasa Inggris, matematika,

sains, geografi, dan sejarah. Bantuan mata pelajaran kemudian diperluas untuk mencakup seni,

kewarganegaraan dan pemerintahan, ekonomi, dan bahasa asing. Salah satu kegiatan utama
yang mengikuti KTT pendidikan adalah komitmen untuk mengembangkan standar konten di

tingkat nasional untuk setiap bidang studi, mirip dengan yang telah ditetapkan Dewan Nasional

Guru Matematika (1989) untuk bidang matematika.

Dibuku lain menurut Christopher T. Cross dalam “the progress of Education Reform”

mengatakan bahwa tujuan 2000 dibuat unutk meningkatkan standar dan menghasilakn kualitas

lulusan yang baik. Namun dalam tujuan 2000 in terdapat kontroversi ketika presiden clinton

menginginkan semua murid bisa membaca menyelsaiakna soal membaca di kelas 3 dan tes

matematika di kelas 8 hal ini menimbulkan kontroversi dan kritikan.

Reformasi Berbasis Standar di Tingkat Negara

Selama beberapa dekade, beberapa negara telah memiliki Tujuan siswa, tujuan akademik, hasil

siswa, atau definisi keterampilan lainnya yang perlu diketahui dan dapat dilakukan oleh siswa.

Namun dalam tingkat negara bagian definisi harapan siswa menajdihal yang sangat baru. Ini

tidak berarti bahwa definisi harapan siswa negara bagian (atau lokal) harus ketat atau seragam

di seluruh negara bagian. Di beberapa negara, ini merupakan fenomena yang relatif baru,

dimulai sejak dorongan nasional untuk mengembangkan standar konten dimulai pada

pertengahan 1990-an. Baik dalam hal format dan konten, standar yang telah ditetapkan negara

bervariasi dalam kedalaman dan kualitas. Secara historis, perbedaan-perbedaan ini sebagian

disebabkan oleh tujuan atau alasan kerja negara bagian dalam menentukan harapan siswa.

Mengukur Kemajuan dalam Reformasi Negara bagian

Ada beberapa upaya untuk mengukur status dan kemajuan upaya reformasi standar negara.

Salah satunya adalah serangkaian studi yang dilakukan oleh para peneliti di Konsorsium untuk

Penelitian Kebijakan dalam Pendidikan (CPRE). Di sembilan negara bagian yang dipelajari

oleh CPRE, 1994-1995 ditandai oleh perpisahan antara retorika politik yang berorientasi
perubahan dan kemajuan yang mantap, yang mengimplementasikan berbagai jenis kebijakan

panduan pengajaran berbasis standar yang telah berkembang selama lima hingga sepuluh tahun

terakhir. Retorika kebijakan menyerukan pilihan pasar bebas yang lebih besar dalam

pendidikan, pemerintahan yang lebih kecil, deregulasi dan penghapusan program-program

kategorikal yang mencirikan tingkat negara bagian dan federal.

Seri studi lain yang jauh lebih dikenal tentang upaya negara untuk menetapkan standar adalah

kritik tahunan standar negara dan penilaian yang dilakukan oleh Federasi Guru Amerika (AFT).

Laporan AFT 1997 berisi beberapa temuan utama. Di antara mereka adalah sebagai berikut:

 Komitmen terhadap reformasi berbasis standar tetap sangat kuat di negara bagian

 Sepanjang tahun sejak Federasi Para Guru Amerika 1996 melaporkan standar dan

penilaian negara bagian, kualitas standar negara telah meningkat

 Sebagian besar negara masih perlu meningkatkan beberapa standar mereka untuk

menyediakan dasar bagi inti pembelajaran bersama

 Negara terus memiliki lebih banyak kesulitan dalam menetapkan standar yang kuat

dalam studi bahasa Inggris dan sosial daripada dalam matematika atau sains.

 Beberapa standar negara adalah contoh dan harus dianggap sebagai model untuk ditiru

negara lain.

 Lebih banyak negara mengakui perlunya standar kompetitif internasional tetapi tidak

memiliki sumber daya untuk menentukan apakah standar mereka berkelas dunia

Tampaknya dari penelitian ini bahwa beberapa negara telah berhasil mengatasi masalah

pengembangan standar konten yang ketat, sedangkan upaya negara lain dapat dikategorikan

sebagai pekerjaan yang sedang berjalan. Sangat mungkin bahwa upaya negara akan terus

berlanjut di masa mendatang, dan bahwa upaya pengembangan tersebut akan meningkatkan

ketelitian dan kegunaan standar konten.


3. MASALAH DAN KESULITAN REFORMASI BERBASIS STANDAR

Beberapa masalah utama yang diangkat dengan standar di tingkat nasional dirangkum dalam

laporan Akademi Pendidikan Nasional (McLaughlin & Shepard, 1995) tentang standar dan

penilaian. Kekhawatiran ini meliputi:

 Mengalihkan perhatian dari kebutuhan pendidikan yang lebih mendasar

 Merusak tanggung jawab profesional dan lokal untuk pembelajaran siswa

 Meningkatkan ketidaksetaraan pendidikan

 Instruksi keterampilan dasar yang mengancam

Studi lain dari gerakan reformasi berbasis standar (National Association of State Boards of

Education, 1996) juga mendaftar serangkaian kritik yang telah diajukan tentang gerakan

standar:

 Sumber Daya

 Diskriminasi Pendidikan

 Standar sebagai upaya baru untuk reformasi gagal sebelumnya

 Konten

 Volume material

4. KEBUTUHAN KERJA PADA STANDAR KONTEN

Laporan AFT yang dikutip sebelumnya (American Federation of Teachers, 1997)

mencantumkan beberapa rekomendasi umum bagi negara ketika mereka terus

mengembangkan dan memperbaiki standar konten mereka.

1. Negara perlu didorong untuk merevisi dan meningkatkan standar akademik mereka.

2. Negara membutuhkan bantuan untuk memastikan standar mereka ketat dan berdaya

saing internasional.
3. Negara harus mengacu pada karya terbaik negara lain.

4. Negara harus melengkapi standar mereka dengan pedoman kurikulum atau kerangka

kerja yang memberikan panduan yang lebih jelas untuk distrik dan sekolah tanpa

mengorbankan kontrol lokal.

5. Negara perlu memastikan penilaian mereka didasarkan pada standar yang kuat.

6. Negara perlu bantuan menentukan apakah standar dan penilaian mereka selaras.

7. Negara harus menetapkan rencana bertahap dalam insentif atau konsekuensi, jika tidak

siswa tidak akan menganggap standar dengan serius.

8. Negara harus memberikan bantuan tambahan kepada siswa yang tidak memenuhi

standar.

Jelas, standar konten yang dikembangkan oleh negara adalah penting. Salah satu cara di mana

pentingnya ini ditunjukkan dan ditekankan adalah penggunaan standar konten sebagai dasar

untuk penilaian siswa yang digunakan di tingkat nasional, negara bagian, dan lokal

5. PERAN PENILAIAN DALAM REFORMASI BERBASIS STANDAR

Penilaian siswa sering memainkan peran penting dalam upaya reformasi berbasis standar,

khususnya di tingkat negara bagian dan nasional. Seringkali penciptaan program penilaian

yang memicu pengembangan standar konten yang akan memandu tidak hanya program

penilaian tetapi upaya yang lebih luas pada reformasi kurikulum dan pengajaran. Selain itu,

program penilaian sering dianggap sebagai mekanisme tunggal terbaik untuk

mengkomunikasikan perubahan standar harapan siswa dan tingkat kinerja siswa. Dengan

demikian, peran penilaian siswa dalam reformasi berbasis standar adalah sangat penting. Sifat

dari apa yang diuji adalah penting dalam membangun kekakuan sistem, karena standar yang

tampak keras dapat dinilai dengan cara yang sederhana dan berfungsi untuk memperkuat status

quo yang biasa-biasa saja dalam sistem pendidikan.


Dalam pandangan pengembang ini, validitas utama dari ukuran adalah apakah itu mengarah

pada konsekuensi positif bagi sistem pendidikan dan siswa. Contoh konsekuensi positif

semacam itu mungkin termasuk perubahan dalam cara pengajaran berlangsung (misalnya,

pergeseran dari latihan dan praktik ke lebih banyak pembelajaran langsung yang dibangun)

atau perubahan dalam kinerja siswa (misalnya, peningkatan dalam pembelajaran siswa yang

ditunjukkan pada penilaian yang dipertanyakan atau pada penilaian lain). Pengkritik konsepsi

validitas ini dengan tepat menunjukkan banyak faktor penengah yang menentukan apakah hasil

tes digunakan sama sekali, apalagi yang berhasil digunakan.

Munculnya penilaian menulis

Pada tahun 1970-an, bagaimanapun, penilaian terbatas pada matematika dan membaca, namun,

menambahkan penilaian dari sumber mata pelajaran tambahan. bidang-bidang yang termasuk

sains, studi sosial, kewarganegaraan, musik, seni visual, pengembangan karier dan pekerjaan,

sastra, penilaian penulisan termasuk dalam peralatan konvensional seperti multiplikasi pilihan

perusahaan dan lebih sedikit pendekatan seperti yang dibangun dan dikelola masing-masing.

tangan atau ukuran kinerja.

Perluasan program penilaian siswa

Selama 1980-an, negara-negara tambahan mengadopsi program penilaian skala besar sebagai

alat untuk reformasi dan peningkatan sekolah. Setiap tahun, satu atau dua negara akan

menambahkan beberapa penilaian skala ge. Selain itu, negara mulai mengembangkan penilaian

di bidang studi lain, seperti sains, studi sosial (atau satu komponen lagi), sejarah kesehatan,

pendidikan, pendidikan jasmani, seni, dan pendidikan kejuruan.

Pendidik di banyak negara juga mulai menunjukkan minat untuk berbagi item penilaian atau

tugas di antara negara-negara, karena begitu banyak negara baru sekarang dilibatkan dalam
penilaian skala besar. Upaya dilakukan untuk membuat item bank di antara negara-negara

bagian, tetapi ini umumnya terbukti menjadi gagal karena negara cenderung berpegang teguh

pada harapan siswa mereka sendiri, membuat berbagi item yang sesuai menjadi tantangan

terbaik

Penilaian Kinerja

Bagian akhir tahun 1980-an juga membawa lebih banyak perhatian pada bentuk penilaian. Tes

pilihan ganda adalah (dan masih) format penilaian utama yang digunakan oleh sebagian besar

negara bagian, dengan pengecualian negara yang menilai penulisan menggunakan sampul

tulisan. Pada akhir 1980-an, beberapa tren dimulai Pertama.

Pengembangan Profesional dalam Penilaian

Perhatian pada bentuk-bentuk penilaian, serta pemikiran tentang sistem penilaian yang

digunakan di tingkat negara bagian dan lokal, telah mendorong tren lain di negara bagian

tersebut. Ll Karena para pembuat kebijakan dan pendidik tingkat negara bagian telah

memperdebatkan masalah ini. penilaian yang tepat untuk digunakan oleh negara, setelah

perhatian diberikan pada pelatihan guru ruang guru untuk mengumpulkan dan menggunakan

informasi yang mungkin dikumpulkan dari pendekatan inovatif hingga penilaian yang

digunakan di dalam ruang kelas mereka.

Tes yang Direferensikan Norma

Ketika kelompok ASAP mulai bertemu pada pertengahan 1T, penilaian yang paling umum

digunakan tersedia secara umum. tes referensi-normal. Terlepas dari perhatian yang telah

tertuju pada pengukuran orms lainnya seperti penilaian yang direferensikan dengan kriteria,

selama dua dekade terakhir, tes yang direferensikan norma masih merupakan fitur signifikan

dari penilaian skala besar di Amerika Serikat. Kecenderungan n beberapa tahun terakhir,
bagaimanapun, telah sedikit menurun dalam jumlah negara yang menuntut penggunaan tes

referensi-rujukan pada bijih atau tingkat kadar yang lebih banyak, Pada tahun 1993, 31 negara

menggunakan tes referensi-rujukan, 30 dilakukan pada 1994.

6. UPAYA PENGEMBANGAN NASIONAL BERSAMA

Tren lain yang perlu diperhatikan. Hingga tahun 1990, sebagian besar penilai: pekerja

dikembangkan oleh masing-masing negara bagian yang bekerja sendiri atau dengan bantuan

kontraktor penguji. Sejak itu, dua inovasi dalam kolaborasi antar negara telah terjadi. Proyek

Standar Baru yang pertama, yang dikodekan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan

Pembelajaran Universitas Fittsburgh dan Pusat Nasional untuk Pendidikan dan Ekonomi, yang

telah bekerja dengan sejumlah negara bagian dan distrik setempat untuk merancang dan

mengembangkan sistem penilaian inovatif di berbagai bidang. seperti ma: hematics, seni

bahasa, dan ilmu pengetahuan Yang kedua adalah Dewan Pejabat Sekolah Negeri Chie State

Colative orative on Assessment dan Studert Standards (SCASS). yang saat ini terlibat dalam

sembilan proyek di mana negara bagian bekerja bersama untuk mengembangkan desain

penilaian inovatif atau komponen program penilaian siswa yang inovatif

Mengakomodasi Siswa dengan Disabilitas

Masalah utama yang kini dihadapi adalah bagaimana menyediakan akomodasi pada banyak

komponen penilaian di seluruh negara bagian untuk siswa dengan disabilitas. Banyak

pekerjaan yang dilakukan untuk mendorong distrik sekolah setempat menggunakan berbagai

akomodasi untuk meningkatkan partisipasi para ahli ini, untuk beberapa alasan.

Menilai siswa yang belajar bahasa Inggris

Sebanyak pekerjaan yang tampaknya terjadi dalam menyediakan akomodasi bagi siswa

penyandang cacat, secara substansial lebih sedikit pekerjaan yang terjadi dalam menilai siswa
dengan kemampuan bahasa Inggris terbatas. Survei CCSSO menemukan bahwa lebih banyak

negara bagian mengizinkan pengecualian autcmatic siswa dari persyaratan penilaian skala

besar dan lebih sedikit akomodasi yang disediakan untuk siswa ini

Masalah di Masa Depan dan Dampaknya pada Penilaian

Negara Pemeriksaan terhadap perubahan dalam program penilaian skala-arge selama 20 tahun

terakhir menunjukkan perubahan substansial dalam jumlah negara dengan program-program

seperti itu, bidang studi yang dinilai dan jenis-jenis ukuran penilaian yang digunakan, serta

jenis-jenis ukuran penilaian yang sedang dikembangkan dan cara di mana perkembangan ini

sedang berlangsung. Perlombaan perubahan ini telah meningkat secara substansial dalam

beberapa tahun terakhir karena perhatian publik terhadap kualitas sekolah telah meningkat.

7. PROGNOSIS UNTUK REFORMASI BERBASIS STANDAR UNTUK

PENINGKATAN SEKOLAH YANG EFEKTIF

Ada beberapa strategi yang dapat digunakan oleh negara bagian dan sekolah setempat untuk

secara efektif mengimplementasikan upaya berbasis standar untuk mereformasi kurikulum dan

instruksi di tingkat negara bagian dan lokal. Tantangannya bukan hanya untuk menciptakan

seperangkat standar untuk memandu sistem yang dapat bertahan secara politik, tetapi juga

untuk mengimplementasikan reformasi berskala luas berdasarkan standar-standar ini untuk

semua siswa. Strategi-strategi ini dijelaskan dalam publikasi terbaru oleh Komisi Pendidikan

Amerika (ECS) tentang sistem penilaian berbasis standar. Rekomendasi ECS untuk mobil

pembuat kebijakan diringkas sebagai pengikut :

1. membangun konsensus negara bagian dan lokal

2. memberikan standar yang kuat

3. menyelaraskan standar dengan penilaian dan instruksi

4. menjamin tindakan yang akurat


5. mendefinisikan kemajuan

6. atur taruhannya

7. termasuk semua siswa

8. membangun kapasitas lokal

9. membedakan penilaian

Jelas bahwa visi untuk reformasi berbasis standar di sekolah-sekolah Amerika mencakup

pengembangan standar konten yang dipikirkan dengan cermat, pengembangan dan

implementasi penilaian yang menantang yang dipadukan dengan standar konten, dan

menetapkan tingkat tantangan per Kinerja yang diharapkan dari para siswa dan sekolah, dengan

konsekuensi untuk keduanya. Yang sama jelasnya adalah bahwa relatif sedikit negara bagian

dan distrik-distrik mobil mengatakan bahwa mereka telah berhasil menyumbangkan semua ini.

Anda mungkin juga menyukai