Anda di halaman 1dari 4

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Salah satu amanat dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia tahun 1945 (UUD 1945) yaitu bahwa Pemerintah Negara
Indonesia harus dapat mencerdaskan kehidupan bangsa. Upaya untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa adalah dengan cara meningkatkan mutu
pendidikan serta pemerataanya pada setiap wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI).
Hasil survei dan penelitian menunjukkan bahwa, berbagai indicator
keberhasilan pendidikan di Indonesia terutama kualitas hasil belajar siswa
belum menampakkan hasil yang menggembirakan. Berbagai pengukuran
menunjukkan tidak terjadi peningkatan kualitas pembelajaran yang
signifikan. Dari hasil tes PISA selama kurun waktu tahun 2000 sampai
dengan tahun 2018, peserta didik Indonesia menunjukkan adanya stagnan dan
bahkan penurunan prestasi. Untuk bidang matematika, misalnya, Indonesia
berperingkat 72 dari 78 negara yang berpartisipasi dalam PISA. Hasil yang
kurang lebih sama ditunjukkan untuk tes sains dan membaca. Nilai tes PISA
Indonesia juga memperlihatkan tren stagnan. Contohnya, selisih nilai 2
matematika peserta didik Indonesia dengan negara-negara OECD sebesar 139
poin pada tahun 2000. Selisih nilai itu berkurang menjadi 115 poin pada tahun
2018. Harus diakui masih banyak yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
peringkat dan nilai Indonesia.
Berdasarkan hasil survei non akademik, seperti pendidikan sikap dan
perilaku, data yang dimiliki Kemendikbudristek juga menunjukkan perlunya
perbaikan. Dalam hal perundungan (bullying) dan kerangka pikir kemajuan
(growth mindset), peserta didik Indonesia memiliki kerangka piker kemajuan
rendah, karena mereka tidak melihat perlunya memajukan diri mereka dalam
segi akademis.
Untuk mencapai standar pendidikan yang berkualitas, pemerintah
Indonesia secara konsisten berkomitmen untuk melakukan reformasi
pendidikan, termasuk dalam penyusunan kurikulum. Sejarah reformasi
kurikulum di Indonesia mencatat perubahan signifikan dengan diterapkannya
Kurikulum 2013. Namun, sejalan dengan perkembangan zaman, dinamika
kebutuhan masyarakat, serta semangat pemberdayaan lokal, pemerintah
memperkenalkan konsep baru yang dikenal sebagai Kurikulum Merdeka.
Kurikulum Merdeka lahir sebagai respons terhadap dinamika kebutuhan
pendidikan di Indonesia, serta sebagai upaya pemerintah untuk memperkuat
otonomi sekolah dalam menentukan arah pembelajaran. Dalam beberapa
tahun terakhir, implementasi Kurikulum 2013 menimbulkan berbagai
perdebatan dan tantangan dalam pelaksanaannya. Meskipun mengusung
semangat reformasi, Kurikulum 2013 terkadang dianggap kurang fleksibel
dan kurang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik lokal.
Dikutip dari situs kemedikbud, kurikulum Merdeka adalah kurikulum
dengan pembelajaran intrakulikuler yang beragam di mana konten akan lebih
optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep
dan menguatkan kompetensi. Guru memiliki keleluasaan untuk memilih
berbagai perangkat ajar sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan
kebutuhan belajar dan minat peserta didik
Prinsip-prinsip Kurikulum Merdeka menekankan pada pemberdayaan
sekolah sebagai pusat pembelajaran, guru sebagai fasilitator, dan peserta didik
sebagai agen pembelajaran yang aktif. Dengan demikian, Kurikulum Merdeka
bukan sekadar sebuah dokumen yang harus diikuti, tetapi sebuah konsep yang
mendorong inovasi, kolaborasi, dan kreativitas dalam proses pendidikan.
Oleh karena itu, pemahaman yang mendalam terhadap konsep ini sangatlah
penting dalam mengimplementasikannya di lapangan.
Kurikulum Merdeka menjadi perwujudan semangat kemandirian dan
pemberdayaan dalam pendidikan. Konsep ini memberikan keleluasaan kepada
sekolah untuk merancang kurikulum sesuai dengan konteks lokal,
karakteristik siswa, dan potensi lingkungan pendidikan setempat. Dengan
demikian, setiap sekolah diharapkan mampu menjadi pusat pembelajaran
yang responsif dan adaptif terhadap kebutuhan dan tantangan zaman. Namun,
selayaknya proses perubahan, implementasi Kurikulum Merdeka tidaklah
tanpa hambatan.
Salah satu tantangan utama yang dihadapi dalam implementasi Kurikulum
Merdeka adalah kesiapan para pendidik dan peserta didik dalam mengadopsi
pendekatan baru serta memahami konsep yang mendasarinya. Para pendidik
harus mampu memahami secara menyeluruh prinsip-prinsip Kurikulum
Merdeka dan mengintegrasikannya ke dalam praktik pembelajaran sehari-
hari. Selain itu, peserta didik juga dituntut untuk memiliki kesiapan mental,
kemandirian, dan keterampilan adaptasi yang tinggi dalam mengikuti proses
pembelajaran yang baru.
Lebih jauh lagi, peran aktif dan partisipatif peserta didik menjadi kunci
kesuksesan implementasi Kurikulum Merdeka. Mereka tidak hanya
diharapkan sebagai penerima informasi, tetapi juga sebagai agen
pembelajaran yang aktif dalam proses pendidikan. Peserta didik harus mampu
mengambil inisiatif, berkolaborasi dengan sesama, serta memanfaatkan
berbagai sumber daya yang tersedia untuk mendukung pencapaian tujuan
pembelajaran.
Untuk memahami secara mendalam dampak dan efektivitas Kurikulum
Merdeka, penelitian ini akan dilakukan di SMAN 1 Adonara Timur. SMAN 1
Adonara Timur dipilih sebagai lokasi penelitian karena merupakan
representasi dari lingkungan pendidikan di daerah tertentu. Adonara Timur
memiliki karakteristik sosial, ekonomi, budaya, dan geografis yang unik,
yang kemungkinan besar akan memengaruhi respons dan adaptasi peserta
didik terhadap kurikulum baru ini.
Dengan memperdalam pemahaman terhadap tantangan-tantangan tersebut,
penelitian ini bertujuan untuk tidak hanya mengidentifikasi pengaruh
Kurikulum Merdeka terhadap peserta didik kelas X di SMAN 1 Adonara
Timur, tetapi juga untuk merumuskan rekomendasi konkret bagi pihak-pihak
terkait, baik di tingkat sekolah maupun kebijakan, dalam upaya meningkatkan
efektivitas dan kesesuaian kurikulum dengan kebutuhan dan realitas lapangan
Penelitian ini juga diharapkan mampu memberikan sumbangan ilmiah yang
berharga bagi perkembangan teori dan praktek pendidikan di Indonesia,
khususnya dalam konteks implementasi kurikulum berbasis sekolah. Dengan
demikian, diharapkan penelitian ini dapat menjadi titik tolak penting dalam
upaya mencapai tujuan pendidikan yang berkualitas, inklusif, dan relevan
bagi masyarakat Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan identifikasi masalah di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut.
1.2.1 Bagaimana pengaruh penerapan kurikulum Merdeka terhadap hasil
belajar dan prestasi akademik peserta didik kelas X SMAN 1 ADONARA
TIMUR?
1.2.2 Bagaimana motivasi belajar peserta didik kelas X di SMA NEGERI 1
ADONARA TIMUR dipengaruhi oleh kurikulum Merdeka?

1.3 Tujuan Penulisan


Sesuai dengan rumusan masalah diatas, tujuan penulisajn ini sebagai berikut
1.3.1 Untuk mengetahui pengaruh penerapan kurikulum Merdeka terhadap hasil
belajar dan prestasi akademik peserta didik kels X SMAN 1 ADONARA
TIMUR
1.3.2 Untuk mengetahui bagaimana kurikulum Merdeka mempengaruhi
motivasi belajar peserta didik kelas X SMAN 1 ADONARA TIMUR

1.4 Manfaat Penulisan


Setelah penelitian ini dilaksanakan, diharapkan hasilnya dapat bermanfaat
bagi beberapa pihak. Manfaat dari penelitian ini meliputi manfaat teoritis dan
manfaat praktis.

1.4.1 Manfaat Teoritis


Memberikan kontribusi penting bagi pengembangan teori pendidikan,
terutama dalam pemahaman tentang pengaruh kurikulum terhadap proses
pembelajaran dan hasil belajar peserta didik. Hal ini dapat membantu
memperkaya literatur ilmiah dalam bidang pendidikan.
1.4.2 Manfaat Praktis
1.4.2.1 Bagi Siswa
Memberikan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana
Kurikulum Merdeka dapat memengaruhi pengalaman belajar mereka di SMAN 1
Adonara Timur. Dengan pemahaman ini, siswa dapat lebih siap secara mental dan
emosional untuk menghadapi perubahan dalam pendekatan pembelajaran, serta
dapat menggunakan informasi yang ditemukan dalam penelitian ini untuk
meningkatkan kinerja akademik mereka. Selain itu, pemahaman yang lebih baik
tentang proses pembelajaran mereka juga dapat membantu siswa dalam
mengembangkan keterampilan mandiri, kreatif, dan inovatif sesuai dengan tujuan
Kurikulum Merdeka.

1.4.2.2 Bagi Guru


Memberikan pemahaman yang mendalam tentang pengaruh Kurikulum
Merdeka terhadap proses pembelajaran siswa, yang dapat digunakan sebagai dasar
untuk pengembangan strategi pengajaran yang lebih efektif dan penyesuaian
kurikulum yang lebih sesuai dengan kebutuhan siswa di SMAN 1 Adonara Timur.

1.4.2.3 Bagi Sekolah


Memberikan pemahaman yang lebih baik tentang implementasi
Kurikulum Merdeka di SMAN 1 Adonara Timur. Informasi ini dapat digunakan
sebagai dasar untuk evaluasi keberhasilan implementasi, penyusunan kebijakan
sekolah yang lebih efektif, serta referensi bagi sekolah lain dalam mengadopsi
atau menyesuaikan Kurikulum Merdeka.

1.4.2.4 Bagi Penulis


Pengembangan keterampilan akademik yang berharga, termasuk
penelitian, analisis, dan penulisan, yang akan membantu persiapan untuk studi
lanjutan di perguruan tinggi serta memberikan pengakuan dan apresiasi atas
pencapaian dalam bidang akademik.

Anda mungkin juga menyukai