Salah satu amanat dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 (UUD 1945) yaitu bahwa Pemerintah Negara Indonesia harus dapat mencerdaskan kehidupan bangsa. Upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa adalah dengan cara meningkatkan mutu pendidikan serta pemerataanya pada setiap wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Hasil survei dan penelitian menunjukkan bahwa, berbagai indicator keberhasilan pendidikan di Indonesia terutama kualitas hasil belajar siswa belum menampakkan hasil yang menggembirakan. Berbagai pengukuran menunjukkan tidak terjadi peningkatan kualitas pembelajaran yang signifikan. Dari hasil tes PISA selama kurun waktu tahun 2000 sampai dengan tahun 2018, peserta didik Indonesia menunjukkan adanya stagnan dan bahkan penurunan prestasi. Untuk bidang matematika, misalnya, Indonesia berperingkat 72 dari 78 negara yang berpartisipasi dalam PISA. Hasil yang kurang lebih sama ditunjukkan untuk tes sains dan membaca. Nilai tes PISA Indonesia juga memperlihatkan tren stagnan. Contohnya, selisih nilai 2 matematika peserta didik Indonesia dengan negara-negara OECD sebesar 139 poin pada tahun 2000. Selisih nilai itu berkurang menjadi 115 poin pada tahun 2018. Harus diakui masih banyak yang dapat dilakukan untuk meningkatkan peringkat dan nilai Indonesia. Berdasarkan hasil survei non akademik, seperti pendidikan sikap dan perilaku, data yang dimiliki Kemendikbudristek juga menunjukkan perlunya perbaikan. Dalam hal perundungan (bullying) dan kerangka pikir kemajuan (growth mindset), peserta didik Indonesia memiliki kerangka piker kemajuan rendah, karena mereka tidak melihat perlunya memajukan diri mereka dalam segi akademis. Untuk mencapai standar pendidikan yang berkualitas, pemerintah Indonesia secara konsisten berkomitmen untuk melakukan reformasi pendidikan, termasuk dalam penyusunan kurikulum. Sejarah reformasi kurikulum di Indonesia mencatat perubahan signifikan dengan diterapkannya Kurikulum 2013. Namun, sejalan dengan perkembangan zaman, dinamika kebutuhan masyarakat, serta semangat pemberdayaan lokal, pemerintah memperkenalkan konsep baru yang dikenal sebagai Kurikulum Merdeka. Kurikulum Merdeka lahir sebagai respons terhadap dinamika kebutuhan pendidikan di Indonesia, serta sebagai upaya pemerintah untuk memperkuat otonomi sekolah dalam menentukan arah pembelajaran. Dalam beberapa tahun terakhir, implementasi Kurikulum 2013 menimbulkan berbagai perdebatan dan tantangan dalam pelaksanaannya. Meskipun mengusung semangat reformasi, Kurikulum 2013 terkadang dianggap kurang fleksibel dan kurang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik lokal. Dikutip dari situs kemedikbud, kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakulikuler yang beragam di mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. Guru memiliki keleluasaan untuk memilih berbagai perangkat ajar sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik Prinsip-prinsip Kurikulum Merdeka menekankan pada pemberdayaan sekolah sebagai pusat pembelajaran, guru sebagai fasilitator, dan peserta didik sebagai agen pembelajaran yang aktif. Dengan demikian, Kurikulum Merdeka bukan sekadar sebuah dokumen yang harus diikuti, tetapi sebuah konsep yang mendorong inovasi, kolaborasi, dan kreativitas dalam proses pendidikan. Oleh karena itu, pemahaman yang mendalam terhadap konsep ini sangatlah penting dalam mengimplementasikannya di lapangan. Kurikulum Merdeka menjadi perwujudan semangat kemandirian dan pemberdayaan dalam pendidikan. Konsep ini memberikan keleluasaan kepada sekolah untuk merancang kurikulum sesuai dengan konteks lokal, karakteristik siswa, dan potensi lingkungan pendidikan setempat. Dengan demikian, setiap sekolah diharapkan mampu menjadi pusat pembelajaran yang responsif dan adaptif terhadap kebutuhan dan tantangan zaman. Namun, selayaknya proses perubahan, implementasi Kurikulum Merdeka tidaklah tanpa hambatan. Salah satu tantangan utama yang dihadapi dalam implementasi Kurikulum Merdeka adalah kesiapan para pendidik dan peserta didik dalam mengadopsi pendekatan baru serta memahami konsep yang mendasarinya. Para pendidik harus mampu memahami secara menyeluruh prinsip-prinsip Kurikulum Merdeka dan mengintegrasikannya ke dalam praktik pembelajaran sehari- hari. Selain itu, peserta didik juga dituntut untuk memiliki kesiapan mental, kemandirian, dan keterampilan adaptasi yang tinggi dalam mengikuti proses pembelajaran yang baru. Lebih jauh lagi, peran aktif dan partisipatif peserta didik menjadi kunci kesuksesan implementasi Kurikulum Merdeka. Mereka tidak hanya diharapkan sebagai penerima informasi, tetapi juga sebagai agen pembelajaran yang aktif dalam proses pendidikan. Peserta didik harus mampu mengambil inisiatif, berkolaborasi dengan sesama, serta memanfaatkan berbagai sumber daya yang tersedia untuk mendukung pencapaian tujuan pembelajaran. Untuk memahami secara mendalam dampak dan efektivitas Kurikulum Merdeka, penelitian ini akan dilakukan di SMAN 1 Adonara Timur. SMAN 1 Adonara Timur dipilih sebagai lokasi penelitian karena merupakan representasi dari lingkungan pendidikan di daerah tertentu. Adonara Timur memiliki karakteristik sosial, ekonomi, budaya, dan geografis yang unik, yang kemungkinan besar akan memengaruhi respons dan adaptasi peserta didik terhadap kurikulum baru ini. Dengan memperdalam pemahaman terhadap tantangan-tantangan tersebut, penelitian ini bertujuan untuk tidak hanya mengidentifikasi pengaruh Kurikulum Merdeka terhadap peserta didik kelas X di SMAN 1 Adonara Timur, tetapi juga untuk merumuskan rekomendasi konkret bagi pihak-pihak terkait, baik di tingkat sekolah maupun kebijakan, dalam upaya meningkatkan efektivitas dan kesesuaian kurikulum dengan kebutuhan dan realitas lapangan Penelitian ini juga diharapkan mampu memberikan sumbangan ilmiah yang berharga bagi perkembangan teori dan praktek pendidikan di Indonesia, khususnya dalam konteks implementasi kurikulum berbasis sekolah. Dengan demikian, diharapkan penelitian ini dapat menjadi titik tolak penting dalam upaya mencapai tujuan pendidikan yang berkualitas, inklusif, dan relevan bagi masyarakat Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut. 1.2.1 Bagaimana pengaruh penerapan kurikulum Merdeka terhadap hasil belajar dan prestasi akademik peserta didik kelas X SMAN 1 ADONARA TIMUR? 1.2.2 Bagaimana motivasi belajar peserta didik kelas X di SMA NEGERI 1 ADONARA TIMUR dipengaruhi oleh kurikulum Merdeka?
1.3 Tujuan Penulisan
Sesuai dengan rumusan masalah diatas, tujuan penulisajn ini sebagai berikut 1.3.1 Untuk mengetahui pengaruh penerapan kurikulum Merdeka terhadap hasil belajar dan prestasi akademik peserta didik kels X SMAN 1 ADONARA TIMUR 1.3.2 Untuk mengetahui bagaimana kurikulum Merdeka mempengaruhi motivasi belajar peserta didik kelas X SMAN 1 ADONARA TIMUR
1.4 Manfaat Penulisan
Setelah penelitian ini dilaksanakan, diharapkan hasilnya dapat bermanfaat bagi beberapa pihak. Manfaat dari penelitian ini meliputi manfaat teoritis dan manfaat praktis.
1.4.1 Manfaat Teoritis
Memberikan kontribusi penting bagi pengembangan teori pendidikan, terutama dalam pemahaman tentang pengaruh kurikulum terhadap proses pembelajaran dan hasil belajar peserta didik. Hal ini dapat membantu memperkaya literatur ilmiah dalam bidang pendidikan. 1.4.2 Manfaat Praktis 1.4.2.1 Bagi Siswa Memberikan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana Kurikulum Merdeka dapat memengaruhi pengalaman belajar mereka di SMAN 1 Adonara Timur. Dengan pemahaman ini, siswa dapat lebih siap secara mental dan emosional untuk menghadapi perubahan dalam pendekatan pembelajaran, serta dapat menggunakan informasi yang ditemukan dalam penelitian ini untuk meningkatkan kinerja akademik mereka. Selain itu, pemahaman yang lebih baik tentang proses pembelajaran mereka juga dapat membantu siswa dalam mengembangkan keterampilan mandiri, kreatif, dan inovatif sesuai dengan tujuan Kurikulum Merdeka.
1.4.2.2 Bagi Guru
Memberikan pemahaman yang mendalam tentang pengaruh Kurikulum Merdeka terhadap proses pembelajaran siswa, yang dapat digunakan sebagai dasar untuk pengembangan strategi pengajaran yang lebih efektif dan penyesuaian kurikulum yang lebih sesuai dengan kebutuhan siswa di SMAN 1 Adonara Timur.
1.4.2.3 Bagi Sekolah
Memberikan pemahaman yang lebih baik tentang implementasi Kurikulum Merdeka di SMAN 1 Adonara Timur. Informasi ini dapat digunakan sebagai dasar untuk evaluasi keberhasilan implementasi, penyusunan kebijakan sekolah yang lebih efektif, serta referensi bagi sekolah lain dalam mengadopsi atau menyesuaikan Kurikulum Merdeka.
1.4.2.4 Bagi Penulis
Pengembangan keterampilan akademik yang berharga, termasuk penelitian, analisis, dan penulisan, yang akan membantu persiapan untuk studi lanjutan di perguruan tinggi serta memberikan pengakuan dan apresiasi atas pencapaian dalam bidang akademik.