Anda di halaman 1dari 138

Ema Damayanti

UNtUNG BESAR
Budidaya
Anggrek
Tanaman
Peng antar

Bagi sebagian orang memelihara anggrek bukan uatu


hal yang mudah, ada juga yang menyebutkan bahwa anggrek
termasuk tanaman yang sulit dipelihara. Namun sebenarnya
ada banyak cara yang dapat Anda tempuh agar usaha budidaya
Anggrek Anda menjadi mudah dan menyenangkan. Untuk tahap
belajar atau uji coba misalnya, mulailah dengan menanam
Anggrek spesies yan� memiliki adaptasi yang.cukup luas di ber­
bagai wilayah di Indonesia.
Cukup banyak jenis anggrek yang murah dan mudah dipe­
lihara misalnya, Dendrobium crumenatum (anggrek merpati),
Phalaenopsis amabilis (anggrek bulan putih), Cymbidium finlay­
sonianum, Phalaenopsis bellina, Aerides odorata, Rhynconstylis
retusa dan masih banyak lainnya. Bahkan untuk menanamnya,
anggrek-anggrek tersebut tidak begitu membutuhkan peme­
liharaan khusus dan media tanamnya pun sederhana, cukup
dengan arang dan pakis. Tanaman cukup disiram bila media
kering, bahkan rata-rata cukup toleran dengan kekeringan. Jadi
tak perlu takut untuk memulai bertanam bunga aggrek yang
sering dijuluki dengan bunga puspa ini.
Selain pembibitan, penanaman, penyerbukan, dan penyiram­
an yang tentunya akan membuat bunga anggrek Anda mekar
dengan indah, Anda pun dapat mempelajari media dan suhu
yang beda-beda untuk setiap jenis anggrek Anda. Dengan
demikian, Anda akan mendapatkan bunga anggrek yang memu­
kau juga dan dapat diregenerasikan dengan kualitas yang tetap
terjaga.

;:5.,,;,,'"�
Anda juga dapat mempelajari tentang bagaimana mencip­
takan persilangan bunga anggrek yang nantinya dapat mengha­
silkan warna bunga yang cantik sehingga berdaya jual tinggi.
Apabila Anda cerdas mengolah hobi bertanam aggrek
Anda, maka hal itu bisa dijadikan peluang bisnis yang sangat
menguntungkan dan pastinya akan menambah pundi-pundi
uang Anda semakin tebal. Selamat Mencoba.

Penerbit

6
Daftar Isi

Pengantar -5-
Daftar Isi -7-
ANGGREK NAN INDAH -9-
KLASIFIKASI BUNGA ANGGREK -13-
CERDAS BUDIDAYA TANAMAN ANGGREK -17-
JENIS ANGGREK -19-

JENIS-JENIS BUNGA ANGGREK INDONESIA -20-


CIRI KHUSUS ANGGREK -22-
AGAR ANGGREK TUM BUH SEMPURNA -25-
TAHAP-TAHAP BUDIDAYA -28-

AGAR ANGGREK MEMPESONA SEMUA MATA -39-


PERSILANGAN TANAMAN ANGGREK -43-
HAMA ANGGREK -56-
PENYAKIT ANGGREK -72-
ROSPEK EMAS BUDIDAYA ANGGREK DI PEKARANGAN -91-
PERSILANGAN ANGGREK -93-
ANGGREK PERSILANGAN YANG MEMPUNYAI DAYA JUAL
TINGGI -101-
PANEN -110-
PASCAPANEN -115-
ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA TANAMAN ANGGREK -118-
STANDAR PRODUKSI -120-

7
POTENSI GENffiK ANGGREK HITAM YANG MEMUKAU -123-

BISNIS ANGGREK MENJAJIKAN -126-


MERAUP UNTUNG DARI ANGGREK -129-
PELUANG USAHA BUDIDAYA ANGGREK -132-

TIPS MEMILIH ANGGREK -136-


TIPS MERAWAT ANGGREK -137-

DAFfAR PUSTAKA -139-

8
ANGGREK NAN If;J
Sejarah dan Asal Usul Anggrek
Anggrek termasuk dalam suku anggrek-anggrekan atau
famili "Orchidaceae" yang dalam bahasa yunani, kata "orchid"
berasal dari orchis yang berarti testicle atau buah zakar. Zaman
dahulu anggrek identik dengan pria, baik warna, bentuk bah­
kan strukturnya. Anggrek juga melambangkan kesuburan dan
kejantanan, dahulu muncul anggapan jika mengkonsumsi ang­
grek muda, maka seseorang bisa memiliki anak laki-laki, dan jika
mengkonsumsi anggrek tua akan melahirkan anak perempuan,
tetapi dalam mitos ini tidak disebutkan arti konsumsi ini dimakan
sebagai bahan makanan atau hanya dinikmati keindahan bunga­
nya saja.
Anggrek termasuk keluarga besar dari kelompok (subdivisi)
tanaman berbunga atau berbiji tertutup angiospermae), kelas
tanaman berbiji tunggal (monocotyledone), ordo orchidaceae
(anggrek anggrekan). Tanaman anggrek dapat tumbuh di
dataran rendah, gurun kering, hutan rimba yang panas sampai
dengan dataran tinggi, termasuk puncak gunung yang bersalju.
Paling banyak spesies anggrek berasal dari daerah tropis karena
disebabkan oleh agroklimat di daerah tropis itu sendiri sangat
cocok untuk pertumbuhan anggrek.
Anggrek termasuk dalam keluarga tanaman bunga-bunga­
an 'yang memiliki lebih banyak jenisnya daripada keluarga ta­
naman bunga-bungaan lainnya. Para ahli tumbuh-tumbuhan
berkeyakinan bahwa anggrek memiliki lebih dari 25.000 jenis
yang tersebar di seluruh dunia. Tetapi karena kerusakan hutan,
kita banyak kehilangan spesies yang belum dikenali dan tidak
tahu dengan pasti berapa jumlahnya.

9
Indonesia terkenal di seluruh dunia dengan kekayaan ang­
greknya yang memiliki lebih dari 4.000 jenis anggrek yang ter­
sebar hampir di semua pulau. Kalimantan, Papua, Sumatera,
Jawa termasuk pulau-pulau yang terkenal di dunia karena
kekayaan anggreknya. Anggrek yang paling terkenal dari Indo­
nesia adalah "anggrek bulan" (Phalaenopsis amabilis) yang
diangkat sebagai "Sunga Nasional" dan dijuluki "Puspa Pesona",
dan "Anggrek Kantung" (Paphiopedilum javanicum).
Karakteristik Bunga Anggrek
► Memiliki tiga sepal (daun kelopak bunga).
Salah satunya yang terletak pada bagian belakang (pung­
gung) yang menghadap keatas dinamakan sepal dorsal.
► Memiliki tiga petal (daun mahkota bunga) yang letaknya
selang-seling dengan daun kelopak bunga.
Salah satu dari petal yang terletak di bawah berbentuk
seperti lidah yang disebut labellum (bibir bunga), membuat
bunga simetfis antara kiri dan kanan.
► Putik dan benang sari (bagian jantan dan betina) yang
bergabung bersama pada bagian yang disebut column.
► Tepung sari yang biasanya berkumpul bersama pada bagian
yang disebut pollinia. Buahnya memiliki biji yang sangat
kecil dan banyak.
► Tangkai bunga dapat berkelak-kelok saat pertumbuhannya,
tergantung pada arah sumber cahaya.
Anggrek bulan (Phalaenopsis) secara resmi dinobatkan
sebagai bunga nasional "Puspa Pesona" sejak tanggal 5 Juni
1990. Putih bersih warnanya, berlidah kuning, terdiri atas 46-
60 spesies, 22 jenis diantaranya tumbuh alami di Indonesia.
Sangat menarik sekali jika anggrek bulan ini dibudidayakan baik

10
secara sederhana maupun modern seperti dengan teknik kultur
jaringan.
Anggrek alam dilestarikan sebagai sumber plasma nutfah
bagi terciptanya hibrida-hibrida anggrek baru. Taiwan dan Singa­
pura sudah merintis agribisnis anggrek bulan. Taiwan yang
berpusat di Sei Ha Farm Enterprise (terbesar di dunia), dengan
luas areal 3,3 hektar, per tahun bisa memproduksi 1,5 juta bibit
untuk di ekspor ke Jepang, Malaysia, Amerika Serikat dan sejum­
lah negara Eropa.
Di Indonesia, plasma nutfah anggrek bulan ini tumbuh alami
di Maluku, Sulawesi, Ambon, Kalimantan, Sumatera dan Jawa.
Tanaman anggrek bulan ini tergolong jenis "epifit" yakni me­
nempel pada pohon (di alam). Ditandai dengan beberapa ciri:
► Karakter pertumbuhannya yang akarnya melekat pada kulit
pohon.
► Seluruh bagian tumbuhan (akar, batang, daun) mengapung
di udara.
► Akarnya terdiri dari dua macam, yakni akar lekat dan akar
udara.
► Batang anggrek bulan kadang tak terlihat dikarenakan
tertutup oleh pelepah daun.
► Bentuk daunnya lanset atau bundar panjang, berukuran
antara 20-30 cm dengan lebar antara 3-12 cm.
► Memiliki jumlah bunga per tangkai sangat variatif, 3-25
kuntum bahkan lebih, tergantung spesiesnya juga.
Anggrek bulan ini memiliki beberapa ciri khas yang menarik
sekali, yaitu:
► memiliki tiga sepal daun bunga (calyx),
► 3 petal daun mahkota bunga (corolla), dan
► gymnostenium (putik dan benang sari menyatu).

11
Sosok anggrek bulan ini bisa dibilang sangat mempesona
sekali karena selain memifiki calyx, corolla dan bibir bunga
dengan bentuk bermacam-macam, juga kaya akan warna dari
putih bersih, putih kekuning- kuningan, merah, ungu, sampai
kombinasi warna-warna lain, tergantung jenisnya.

12
KLASIFIKASI"
BUNGA ANGGRE
Kita bisa mengklasifikasikan anggrek berdasar beberapa
kriteria berbeda sebagai berikut.
❖ Berdasar tempat" tumbuh
0 Anggrek Epifit, hidup menumpang pada batang / cabang
tanaman lain. contoh : Phalaenopsis sp (anggrek bulan),
Dendrobium sp dan Cattleya sp
0 Anggrek Terestial atau anggrek tanah - tumbuh di ta­
nah, contoh : Renanthera,Aerides,Rynchostylis, Vanda
sp dan Arachnis Sp (Anggrek Kalajengking / Ketonggeng
atau anggrek laba laba)
0. Anggrek Litofit- tumbuh di batu2an, contoh : Cytopdium,
Paphiopedilum
0 Anggrek Saprofit - tumbuh di humus atau kompos,
contoh : Calanthe, Goodyera sp.
❖ Bila dilihat dari tempat keluarnya bunga
0 Anggrek krante - tangkai bunga muncul dari ujung
batang, contoh : Arundia, Epidendrum
0 Anggrek pleurante - tangkai bunga muncul dari samping
. batang, contoh : Arachnis, Vanda, Dendrobium
❖ Berdasar pertumbuhan batang
0 Monopodial - batang tumbuh terus ke atas dan tidak
terbatas, contoh ; Arachnis,Renanthera, Vanda, Rynchos­
tylis, Aerides
0 Simpodial - pertubuhan ujung batang terbatas pada
ukuran tertentu, contoh : Cattleya, Oncidium, Cymbidium,
Dendrobium

13
❖ Berdasar ketinggian tempat dpl untuk tumbuh se­
cara optimal.
0 Anggrek yg tumbuh optimal di dataran rendah (0 - 500
m dpl), contoh endrobium, Vanda, Arachnis
0 Anggrek yg menyukai ketinggian 500 - 700m dpl ,
contoh : Phalaenopsis, Oncidium, Dendrobium
0 Anggrek yg hidup optimal di ketinggian > 700m Dpl,
contoh : Paphiopedilum, Cymbidium, Cattleya, Phaleo­
nopsis.
❖ Anggrek Vanda terbagi lagi berdasar jenis daunnya
menjadi 3 jenis, yaitu:
0 berdaun pensil,
0 daun 1/2 pensil, dan
0 berdaun sabuk.
❖ Anggrek Dendrobium bisa dibedakan lagi berdasar
bentuk bunga dan tipe pertumbuhan.
❖ Anggrek Phalaenopsis {anggrek bulan} dibedakan
berdasar bentuk bunga
0 tipe stauroglotis (bunga tipe bintang) dan
0 tipe amabilis (bunga bulat)
❖ Anggrek Paphiopedilum terbagi 2 berdasar warna
daun
0 berdaun hijau (contoh Paphiopedilum glacophyllum, Pa­
phiopedilum fairianum)
0 berdaun burik/ loreng (contoh: Paphiopedilum barbadum
dan Paphiopedilum tonsum)

Tips Menanam dan Merawat Tanaman Anggrek


► Bila Anda seorang pemula, sebaiknya pilih anggrek dewasa
yg· sudah atau siap berbunga, agar mengurangi resiko ga­
gal
► Pilih jenis anggrek yg hidupnya optimal sesuai daerah
tempat tinggal anda (lihat klasifikasi no.4). Iniagar pertum-

14
buhannya optimal, walaupun anda bisa juga mencoba ang­
grek jenis yg lain.
► Perhatikan intensitas cahaya yang disukai oleh masing2
jenis anggrek sebagai berikut.
• Phalaenopsis : 10- 30 %
• Cattleya : 20- 30 %
• Oncidium : 55- 65 %
• Dendrobium : 55- 65 %
• Arachnis : 100 %
• Vanda teret : 100 %
► Perhatikan suhu malam dan suhu siang yang disukai ma­
sing2 anggrek sebagai berikut.
■ Cattleya 13-16°C (suhu malam) dan 20-24°C (suhu
siang)
• Dendrobium 15-16° C dan 26-27° C (suhu siang)
■ Oncidium 15-18°C (suhu malam) dan 27 °C (suhu
siang)
• Paphiopedilum 16-19° C (suhu malam) dan 27 °C (suhu
siang)
• Phalaenopsis 19 °C (suhu malam) dan 27 °C (suhu
siang)
• Vanda 21°C (suhu malam) dan 28°C (suhu siang)
► Media tanam.
Gunakan salah satu atau gabungan media tanam ini
kulit pohon pinus, pakis, moss, sabut kelapa, arang kayu,
pecahan batu bata atau genteng, potongan steroform,
kompos / humus. Sesuaikan dengan jenis anggrek.
> Penyiraman.
Frekwensi penyiraman tergantung umur tanaman. Ang­
grek muda disiram 2x perhari yaitu yaitu pagi hari ( 06.00
- 08.00 ) dansore hari ( 16.00 - 18.00 ). Anggrek dewasa
cukup sekali sehari, sebaiknya pada pagi hari. Lihat dan
amati medianya kalo masih basah / lembab gak perlu

15
disiram, krn kalo kebanyakan air akan menyebabkan busuk
akar. Penyiraman terbaik dengan. cara spray, ditujukan ke
media, batang dan daun. Hindari menyiram bunga karena
akan menyebabkan cepat rontok. Gunakan air pam, kalo air
hujan harus diendapkan dulu semalam. Saya juga biasanya
menyiram dengan air bekas cucian beras dan bekas cucian
ikan maupun daging.
Apabila daun terlihat layu atau kuning, kemungkinan
karena terlalu banyak disiram.
► Pemupukan. Diberikan sesuai umur tanaman, hindari pupuk
kena langsung ke akar krn bisa mematikan akar muda.
Sebaiknya dilakukan pagi hari. Bila menggunakan pupuk
berbentuk cair, semprotkan ke daun, batang lalu ke akar.
■ Jenis pupuk untuk anggrek muda, pilih yang banyak
mengandung unsur N untuk merangsang pertumbuhan
vegetatif. Contohnya : Dekastar 22- 8 -4 , Vitabloom
30-10-10 atau Gandasil D 20-15-15.
■ Jenis pupuk untuk anggrek dewasa, untuk merangsang
pembungaan, contohnya : Hyponex (biru) : 10 -40 - 15,
Gandasil B 6 - 20 - 30 atau Growmore (orange) 6 - 30
- 30
► Perbanyakan/ pengembangbiakan anggrek bisa dengan
cara konvensional/ klasik, boleh juga dengan cara in vitro/
kultur jaringan. Cara In-Vitro/ kultur jaringan perlu biaya
dan pengetahuan khusus. Cara konvensional dapat dipilih
beberapa cara sesuai jenis anggrek sebagai berikut.
■ Stek tangkai bunga ( Arachnis sp)
■ stek anakan batang ( Dendrobium sp
■ stek umbi (Bulbophyllum)
■ stek mata tunas (Phalaenopsis)
■ stek batang monopodial (Ascocenda sp)
■ stek batang sympodial (cattleya sp)
■ stek tunas akar (Deritis sp)

16
CERDAS BUDIDA:�A
TANAMAN ANGGR¢:�.
Anggrek merupakan tanaman bunga hias berupa benalu
yang bunganya indah. Anggrek sudah dikenal sejak 200 tahun
lalu dan sejak 50 tahun terakhir mulai dibudidayakan secara luas
di Indonesia.
Bunga anggrek sudah lama terkenal sebagai tanaman yang
dipelihara dan dirawat untuk dinikmati keindahannya. Bahkan
dari zaman dulu hingga saat ini, bunga anggrek sering dijadikan
sebagai simbol dari perasaan cinta, ketulusan hati, dan
kebahagiaan yang sejati.
Di Indonesia sendiri anggrek juga dipilih sebagai bunga
kebanggaan nasional. Bahkan di beberapa daerah, pemerintah
setempat menjadikan bunga anggrek menjadi maskot lokal.
daerah tersebut. Karena di negeri ini memang banyak sekali
jenis jenis bunga anggrek yang bisa tumbuh subur. Dan uniknya,
masing-masing daerah juga punya tanaman bunga anggrek yang
hanya bisa tumbuh di tempat tersebut.
Bagi sebagian orang memelihara anggrek bukanlah suatu
hal yang mudah, ada juga yang menyebutkan bahwa anggrek
termasuk tanaman yang sulit dipelihara. Untuk tahap belajar
atau uji coba misalnya, mulailah dengan menanam anggrek
spesies yang memiliki adaptasi yang cukup luas di berbagai
wilayah di Indonesia.
' Cukup banyak jenis anggrek yang murah dan mudah dipe­
lihara misalnya, Dendrobium crumenatum (anggrek merpati),
Phalaenopsis amabilis (anggrek bulan putih), Cymbidium finlay­
sonianum, Phalaenopsis bellina, Aerides odorata, Rhynconstylis
retusa dan masih banyak lainnya. Bahkan untuk menanamnya,
anggrek-anggrek tersebut tidak begitu membutuhkan pemeliha-

17
raan khusus dan media tanamnya pun sederhana, cukup dengan
arang dan pakis. Tanaman cukup disiram bila media kering,
bahkan rata-rata cukup toleran dengan kekeringan. Jadi tak
perlu takut untuk memulai bertanam bunga aggrek yang sering
dijuluki dengan bunga puspa ini.
Apabila Anda cerdas maka mengolah hobi bertanam
aggrek maka hal itu bisa dijadikan peluang bisnis yang sangat
menguntungkan dan akan menambah pundi-pundi uang Anda
semakin tebal.
Secara alami anggrek (Famili Orchidaceae) hidup epifit pada
pohon dan ranting-ranting tanaman lain, tapi ada juga yang
tumbuh di atas tanah . Pertumbuhan tanaman anggrek dipenga­
ruhi oleh beberapa faktor, diantaranya faktor lingkungan,seperti
sinar matahari, kelembaban dan temperature/suhu. Selain
itu kualitas pertumbuhan anggrek juga terkait erat dengan
metode pemeliharaan seperti : pemupukan, penyiraman serta
pengendalian hama dan penyakit tanaman.
Umumnya anggrek yang dibudidayakan membutuhkan
temperatur 28 + 2 ° C dengan temperatur minimum 15 ° C.
Anggrek tanah pada umumnya lebih tahan panas dari pada
anggrek pot. Tetapi temperatur yang tinggi dapat menyebabkan
dehidrasi yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman.
Kelembaban nisbi (RH) yang diperlukan untuk anggrek berkisar
antara 60-85%.
Fungsi kelembaban yang tinggi bagi tanaman adalah
untuk menghindari penguapan yang terlalu tinggi. Pada malam
hari ·kelembaban dijaga agar tidak terlalu tinggi, karena dapat
mengakibatkan busuk akar pada tunas-tunas muda. Untuk
itu diusahakan agar media dalam pot jangan terlalu basah.
Sedangkan kelembaban yang sangat rendah pada siang hari
dapat diatasi dengan cara pemberian semprotan kabut (mist) di
sekitar tempat pertanaman dengan bantuan sprayer.

18
Jenis anggrek yang terdapat di Indon is
yang indah antara lain: Vanda tricolor terdapat di Jawa Barat dan
di Kaliurang, Vanda hookeriana, berwarna ungu berbintik-bintik
berasal dari Sumatera, anggrek larat/Dendrobium phalaenopis,
anggrek bulan/Phalaenopsis amabilis, anggrek Apple Blossom,
anggrek Paphiopedilun praestans yang berasal dari Irian Jaya
serta anggrek Paphiopedilun glaucophyllum yang berasal dari
Jawa Tengah. Tanan1j.ln anggrek dapat dibedakan berdasarkan
sifat hidupnya, yaitu:
• Anggrek Ephytis adalah jenis anggrek yang menupang pada
batang/pohon lain tetapi tidak merusak/merugikan yang
ditumpangi. Alat yang dipakai untuk menempel adalah
akarnya, sedangkan akar yang fungsinya untuk mencari
makanan adalah akar udara.
• Anggrek semi Ephytis adalah jenis anggrek yang menempel
pada pohon/tanaman lain yang tidak merusak yang
ditumpangi, hanya akar lekatnya juga berfungsi seperti akar
udara yaitu untuk mencari makanan untuk berkembang.
• - Anggrek tanah/anggrek Terrestris adalah jenis anggrek
yang hidup di atas tanah.

19
JENIS-JENIS BUNGA
INDONESIA G

Jenis-jenis Bunga Anggrek di Indonesia


❖ Berdasarkan tempat berkembang biak dan tumbuh­
nya.
Ada bunga anggrek yang hidupnya hanya menumpang di
batang dari pohon lain, ada pula yang tumbuh secara lang­
sung di tanah seperti tanaman biasa. Selain itu ada anggrek
yang hanya bisa tumbuh di daerah bebatuan atau di daerah
yang mengandung banyak kompos dan humus.
❖ Berdasarkan tempat munculnya bunga
Jenis jenis bunga anggrek ini antara lain yang tangkai
bunganya keluar dari batang bagian ujung, lalu ada bunga
yang juga muncul dari batang namun di bagian samping.
❖ Berdasarkan proses tumbuhnya batang
Yaitu batang yang tumbuh lurus ke atas tanpa mengenal
batas dan batang yang pertumbuhannya akan berhenti se­
telah mencapai ukuran panjang tertentu.
❖ Berdasarkan lokasi pertumbuhan yang cocok
Para pakar anggrek membagi jenis jenis bunga anggrek
untuk kriteria ini menjadi tiga golongan yaitu bunga anggrek
yang bisa tumbuh dengan bagus di dataran yang rendah
(kurang dari 500 meter dpl), dataran sedang (500 sampai
700 meter dpl) dan dataran tinggi (lebih dari 700 meter
dpl).

Memilih Bibit Anggrek


Bila kita ingin membeli bunga anggrek untuk di tanam di
taman rumah, selain harus tahu jenis jenis bunga anggrek, juga
perlu mengetahui cara memilih bibit yang bagus, yaitu

20
• Bunga anggrek yang sehat selalu memiliki daun yang war­
nanya mengkilat, polos dan tidak ada bercaknya.
• Pilihlah pohon bunga anggrek yang batangnya gemuk dan
kuat. Bila ada batang yang punya kerutan dan terlihat
kurus, itu pertanda tidak punya cadangan air yang cukup.
Tentu saja ini tidak bagus.
■ Perhatikan bunga anggrek yang mau dipilih, utamakan me­
milih yang punya anakan dengan jumlah yang banyak. Ini
untuk berjaga-jaga, bila bibit utama yang sudah dewasa
mati maka kita masih bisa mendapat gantinya.
• Lihat dan teliti tangkainya. Bila di situ banyak terdapat
bekas potongan itu petanda bila anggrek tersebut rajin
mengeluarkan bunga. Jadi bagus untuk dipilih.
• Cek juga apakah batangnya tertanam pada pot atau media
tanam dengan kuat. Bila hanya dipegang saja batang bisa
bergoyang, itu pertanda akar dari bunga anggrek tersebut
tidak bagus.
• Bila anggrek yang mau dipilih ada bunganya, teliti dengan
seksama, apakah benar itu bungga sungguhan atau hanya
sekedar tempelan saja. Banyak penjual tanaman anggrek
yang tidak jujur dan tega melakukan hal tersebut.

Manfaat Anggrek
Manfaat utama anggrek adalah sebagai tanaman hias
karena. bunga anggrek mempunyai keindahan, baunya yang
khas. Selain itu anggrek bermanfaat sebagai campuran ramuan
obat-obatan, bahan minyak wangi/minyak rambut.

Sentra Budidaya
Sentra tanaman anggrek di Eropa adalah Inggris, sedangkan
di Asia adalah Muangthai. Di Indonesia, anggrek banyak terdapat
di Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatra ataupun di Irian Jaya.
CIRI KHUSUS AN6G
Seperti tanaman lainnya, tanaman anggrek rer iri
atas akar, batang, daun, bunga dan buah. Perbedaan tanaman
anggrek dengan tanaman lainnya terdapat pada bentuk bu­
nganya. Berikut ini beberapa ciri khas tanaman anggrek.
❖ Akar
Akar anggrek berfungsi sebagai tempat menempelkan
tubuh tanaman pada media tanamnya. Akar anggrek epifit
memiliki lapisan velamen yang berongga, dimana lapisan
ini berfungsi untuk memudahkan akar dalam menyerap air
hujan yang jatuh di kulit pohon atau pada media tanam
anggrek.
Dibawah lapisan velamen terdapat lapisan yang mengan­
dung klorofil. Akar anggrek epifit memiliki beberapa rambut
pendek bahkan ada yang nyaris tak berambut. Pada ang­
grek terrestrial (jenis anggrek tanah),akarnya memiliki
rambut yang cukup panjang dan rapat yang berfungsi untuk
menyerap air dan zat organik yang ada di tanah.
❖ Batang
Berdasarkan pola pertumbuhannya, tanaman anggrek di­
bedakan menjadi dua tipe, yakni tipe simpodial dan mo­
nopodial.
" Anggrek simpodial adalah anggrek yang tidak memiliki
batang utama. Bunganya keluar dari ujung batang dan
akan berbunga kembali pada pertumbuhan anakan
. atau tunas baru berikutnya. Hanya anggrek jenis
Dendrobium yang berbunga lewat sisi-sisi batangnya.
Conteh anggrek tipe simpodial antara lain Dendrobium,
Cattleya, Oncidium, dan Cymbidium. Biasanya anggrek
tipe simpodial ini bersifat epifit.

22
• Anggrek tipe monopodial adalah anggrek yang pertum­
buhan batangnya lurus ke atas pada satu batang tanpa
batas. Bunganya keluar dari sisi batang di antara dua
ketiak daun. Contoh anggrek tipe monopodial ini antara
lain Vanda, Arachnis, Renanthera, Phalaenopsis, dan Aeri­
des.
❖ Daun
Pada tanaman anggrek, bentuk daun sangat tergantung dari
jenisnya. Beberapa bentuk daun anggrek adalah sebagai
berikut.
• Bentuk silindris.
Bentuk daunnya panjang dan tumpul mirip pensil. Daun
seperti ini dijumpai pada anggrek "Vanda potlod" atau
"Vandahookeriana".
• Bentuk talang.
Helaian daun yang kiri dan kanan membentuk sudut,
sehingga bentuk daunnya menyerupai talang. Anggrek
jenis Aerides, Ascocentrum, Rhynchostylis adalah
sebagian jenis anggrek yang memiliki bentuk daun
menyerupai talang.
• Bentuk sendok.
Bentuk daunnya lonjong dan memanjang serta relatif
tidak ada lekukan (datar). Daun seperti ini bias dilihat
pada jenis anggrek Cattleya atau Bulbophyllum.
• Bentuk daun bertunggangan.
Daun mengimpit batang atau bagian pangkal daun di
atasnya. Bentuk helaian daunya melebar kearah ujung.
Bentuk daun yang bertunggangan ini terjapada anggrek
Phalaenopsis dan Oberonia.
❖ Bunga
Bunga pada tanaman anggrek umumnya memiliki tiga buah
sepalum atau daun kelopak bunga. Satu buah sepalum

23
yang terletak di punggung dinamakan daun kelopak pung­
gung atau sepalum dorsal. Dua lainnya dinamakan daun
kelopak samping atau sepala literalia. Daun mahkota atau
petala pada tanaman anggrek berjumlah dua. Letak antara
petala yakni berseling dengan sepala, dimana di antara
kedua petala itu terdapat bagian yang dinamakan petalum
atau bibir bunga. Pada pusat bunga terdapat suatu alat
yang berfungsi sebagai alat kelamin jantan dan betina,
yang menjadi satu bagian. Alat kelamin jantan dinamakan
stemona atau benang sari, sedangkan alat kelamin betina
dinamakan tangkai putik atau gynosteminum.
❖ Buah
Tanaman anggrek juga dapat menghasilkan buah, ten­
tunya setelah melewati masa persilangan. Setelah bunga
diserbuki dan dibuahi, maka anta 3-9 bulan kemudian
muncullah buah yang sudah tua. Kematangan buah anggrek
sangat tergantung pada jenis anggreknya itu sendiri.
Misalnya, pada anggrek Dendrobium, buahnya akan matang
dalam umur 3-4 bulan.
Pada anggrek Vanda, umumnya buah akan matang
setelah 6-7 bulan. Sementara itu, pada anggrek Cattleya,
buah baru matang setelah 9 bulan. Buah anggrek merupakan
buah lentera. Artinya yakni buah akan pecah ketika matang.
Bagian yang membuka adalah bagian tengahnya, bukan
di ujung atau pangkal buahnya. Bentuk buah anggrek ini
berbeda-beda setiap jenisnya.
Khusus untuk anggrek Phalaenopsis amabilis, memiliki
bentuk akar non berambut dan termasuk anggrek epifit,
berbatang monopodial, bentuk daun bertunggangan dan
memiliki bunga yang kecil dan unik.

24
AGAR ANGGREK'
TUMBUH SEMPURN
❖ Iklim
• Angin tidak dan curah hujan terlalu berpengaruh ter­
hadap pertumbuhan tanaman anggrek.
• Sinar matahari sangat dibutuhkan sekali bagi tanaman
ini. Kebutuhan cahaya berbeda-beda tergantung pada
jenis tanaman anggrek.
• Suhu minimum untuk pertumbuhan anggrek adalah 12,7
derajat C. Jika suhu udara malam berada di bawah 12,7
derajat C, maka daerah tersebut tidak dianjurkan untuk
ditanam anggrek (di dataran tinggi Dieng).
• Tanaman anggrek tidak cocok dala suasana basah terus
menerus, akan tetapi menyukai kelembaban udara di
siang hari 65-70 %.
❖ Media Tanam
Setiap jenis bunga anggrek memiliki kubutuhan media yang
berbeda-beda untuk mengoptimalkan kualitas bunganya.
• Media untuk anggrek Ephytis dan Semi Ephytis
0 Serat Pakis yang telah digodok.
0 Kulit kayu yang dibuang getahnya.
0 Serabut kelapa yang telah direndam air selama 2
minggu.
0 Ijuk.
0 Potongan batang pohon enau.
0 Arang kayu .
0 Pecahan genting/batu bata.
0 Bahan-bahan dipotong menurut ukuran besar
tanaman dan akarnya.

25
• Media untuk anggrek Semi Epirit yang akarnya menempel
pada media
0 Serat Pakis yang telah digodok.
0 Kulit kayu yang dibuang getahnya.
0 Serabut kelapa yang telah direndam air selama 2
minggu.
0 Ijuk.
0 Potongan batang pohon enau.
0 Arang kayu.
0 Pecahan genting/ batu bata.
0 Bahan-bahan dipotong menurut ukuran besar
tanaman dan akarnya.
0 Makanan tambahan seperti kompos..
0 Pupuk kandang/daun-daunan.
• Media untuk anggrek Terrestria
0 Serat Pakis yang telah digodok.
0 Kulit kayu yang dibuang getahnya.
0 Serabut kelapa yang telah direndam air selama 2
minggu.
0 Ijuk.
0 Potongan batang pohon enau.
0 Arang kayu .
0 Pecahan genting/batu bata.
0 Bahan-bahan dipotong menurut ukuran besar
tanaman dan akarnya.
0 Jenis anggrek ini hidup di tanah maka perlu ditambah
pupuk kompos.
0 Sekam
0 Pupuk kandang.
0 Darah binatang.
0 Serat pakis dan lainnya.

26
• Media untuk anggrek semi Terrestria
0 Pecahan genteng yang agak besar.
0 Pupuk kandang sekam/serutan kayu.
0 Serabut kayu.
0 Serat pakis dan lainnya.
0 Derajat keasaman air tanah yang dipakai adalah 5,2.
❖ Ketinggian Tempat
Ketinggian tempat yang cocok bagi budidaya anggrek dapat
dibedakan menjadi 3 macam yaitu:
• Anggrek panas (ketinggian 0-650 m dpl) : Anggrek
panas memerlukan suhu udara 26-30 derajat C pada
siang hari, 21 derajat C pada ma lam hari, dengan daerah
ketinggian 0-650 meter dpt.
Contoh jenis anggrek ini adalah:
0 Dendrobium phalaenopsis
0 Onchidium Papilla
0 Phaphilopedillum Bellatum
• Anggrek sedang (ketinggian 150-1500 m dpt) : Anggrek
sedang pada suhu udara siang hari 21 derajat C dan
15-21 derajat C,pada malam hari, dengan ketinggian
150-1500 m dpt.
• Anggrek dingin (lebih dari 1500 m dpl) : Anggrek dingin
jarang tumbuh di Indonesia, tumbuh baik pada suhu
udara 15-21 derajat C di siang hari dan 9-15 derajat C
pada malam hari, dengan ketinggian = 1500 m dpt.
Contoh: anggrek jenis Cymbidium.

27
TAHAP-TAHAP.
BUDIDAYA
❖ Pembibitan
• Persyaratan Bibit : Bibit anggrek yang baik, sehat dan
unggul mempunyai beberapa ciri, yaitu sebagai berikut.
► bentuk batang kuat,
► pertumbuhan pesat,
► daun subur,
► bunga lebat dan indah.
• Penyebaran Biji : Bibit anggrek berasal dari biji yang dise­
maikan. Adapun penyebaran biji anggrek sebagai berikut.
► Peralatan yang digunakan untuk penyebaran biji
harus bersih.
► Mensterilkan biji : Sebelum biji disebar harus diste­
rilkan dulu dengan 10 gram kaporit dilarutkan dalam
100 cc air kemudian saring kertas filter, dimasukkan
ke dalam botol. Biji dimasukan dalam botol dan
digojog 10 menit. (biji anggrek yang semula kuning
kecoklatan berubah warna menjadi kehijauan).
Kemudian air dibuang dan diganti dengan aquades,
digojog berulang kali (2-3 kali).
► Penyebaran biji anggrek : Botol-botol yang telah
disterilkan dapat digunakan untuk menyebaran
biji anggrek. Sebelum botol dibuka, leher botol
dipanaska1, di atas lampu spritus untuk menghilangkan
kuman. Untuk memasukan biji anggrek ke dalam
botol digunakan pipet yang dibersihkan dulu dengan
cara pemanasan di atas lampu spritus sampai merah
kemudian dicelup kedalam spritus. Botol yang telah
terbuka kemudian diisi biji anggrek dan diratakan

28
keseluruh permukaan alas makanan yang telah
disediakan. Sebelum botol ditutup kita panaskan lagi
di atas spritus kemudian ditutup kembali.
• Teknik Penyemaian Benih
► Memeriksaan dengan mikroskop, baik atau tidaknya
biji anggrek, yang kosong berwarna putih dan yang
isi kuning coklat/warna lain.
► Mempersiapkan botol yang bermulut lebar bersih
dan tidak berwarna agar dapat meneruskan cahaya
matahari yang dibutuhkan dan mudah dilihat.
► Tutup botol dari kapas digulung-gulung sampai keras,
ujung diikat tali untuk memudahkan dicopot kembali,
atau kain sisa yang dipotong potong. Kerapatan
tutup botol menjaga agar bakteri/jamur tidak masuk
sehingga tidak terinfeksi atau terkontaminasi.
► Mempersiapkan lemari kaca (ent-kas) yang bersih
dari bakteri/jamur dengan kain yang sudah dicelup
formalin udara dalam lemari disterilkan dengan
kapas dipiring dituangi formalin supaya menguap
mensterilkan kaca (ent-kas).
► Pembuatan sterilsasi alas makanan dan untuk
membuat alas makanan anggrek biasanya dipakai
resep Khudson C (NORTHEN) 12 yaitu:
✓ Ca(NO3)2H2O : 1,00 gram
✓ KH2PO4 : 0,25 gram
✓ MgSO47H2O : 0,25 gram
✓ (NH4)2SO4 : 0,25 gram
✓ Saccharose : 20 gram
✓ FeSO4 4H2O : 0,25 gram
✓ MnSO4 : 0,0075 gram
✓ Agar-agar : 15-17,5 gram
✓ Aquadest : 1000 cc

29
,7
Pembuatan alas makanan diperlukan pH 5,2, dipergu­
nakan pH meter/kertas pH tekstil/Indikator Paper. Sterilisasi
dengan cara dipanaskan dalam Autoclaf yang sampai 110
derajat C selama setengah jam atau dengan dandang
kemudian diletakan pada tempat bersih, dengan posisi
miring, sehingga makanan setinggi 1/2-2/3 tinggi botol
(dari alas sampai ke leher botol) dan didiamkan selama 5-7
jam untuk mengetahui sterilisasi yang sempurna.
• Pemindahan Bibit
Setelah tanaman di dalam botol berumur 9-12
bulan terlihat besar, tumbuh akar. Dalam tingkat ini bibit
sudah dapat dipindahkan kedalam pot penyemaian yang
berdiameter 7 cm, 12 cm atau 16 cm yang berlubang.
Siapkan pecahan genting, dan akar pakis warna coklat, di
potong dengan panjang 5-30 mm sehingga serabutnya
terlepas satu sama lainnya. Sebelum dipakai terlebih
dulu dicuci bersih dan biarkan airnya hilang. Akar pakis
setelah dicuci, direndam dulu dalam alas makanan
selama 24 jam yang berupa:
► Urea atau ZA : 0,50 mg
► DS, TS atau ES : 0,25 mg
► Kalium sulfat atau K2SO4 : 0,25 mg
► Air : 1000 cc
Alaternatif lain sebagai alas makanan, dapat juga
dipakai pupuk buatan campuran unsur N, P, K perban­
dingan 60:30:10 atau dapat juga digunakan pupuk
kandang yang telati dicampur pakis dengan perbandingan
pakis: pupuk kandang = 4: 1. Selain itu dapat digunakan
kulit Pinus yang di potong kecil sebesar biji kacang
tanah, yang telah direndam dalam alas makanan seperti
akar pakis selama 24 jam. Untuk isian pot ini dapat
juga digunakan arang kayu bakar/serabut kelapa yang

30
dipotong-potong sebesar ibu jari. Pot yang disiapkan diisi
dengan pecahan genting 1/3 tinggi pot/layah, kemudian
isi remukan pakis tersebut setinggi 1 cm di bawah tepi
.pot/layah (tidak perlu dipadatkan).
• Pemindahan bibit ke dalam pot
► Keluarkan tanaman di botol dengan memasukkan air
bersih ke dalam botol.
► Dengan kawat bersih berujung seperti huruf U,
tanaman dikeluarkan satu persatu (akar lebih
dahulu).
► Setelah keluar tanaman dicuci kaporit 1 % kemudian
dengan air bersih. Seedlings (semaian) ditanam
dalam pot dengan rapat.
► Apabila di dalam botol sudah terjadi kontaminasi
jamur sebaik lebih dulu direndam di dalam
· antibiotic (penicillin, streptomycin yang telah lewat
expirydatenya) 10 menit baru ditanam.
• Pemindahan dari Pot Penyemaian
Setelah tanaman pada pot penyemaian cukup tinggi,
maka tanaman dipindahkan ke pot biasa yang berdia­
mater 4-6 cm, yang berisi potongan genting/batu bata
merah, kemudian beri pakis/kulit pinus yang telah
direndam dalam alas makanan sampai 1 cm di bawah
tepi pot.

❖ Pengolahan Media Tanam


Media tanam untuk tanaman anggrek tanah dibedakan:
• Tanaman dalam pot (dengan diameter 7-30 cm
tergantung dari jenis tanaman). Apabila diameter pot
dipilih 25�30 cm maka perlu dipasang tiang di tengah­
tengah pot, kemudian pot diisi pecahan genting. Anggrek
di letakkan di tengah dan akarnya disebar merata dalam
· pot, kemudian batang anggrek diikat pada tiang. Pot

31
diisi pupuk kandang yang telah dicampur sesuai dengan
komposisi kira-kira 2/3 dari pot.
• Media tanam dalam tanah dengan sistim bak-bak tanam.
Bak terbuat dari batu bata merah panjang 2 m lebar 40
cm dan tinggi bak 2 lapis batu bata merah. Pembuatan
bak ini di atas tanah untuk menghindari dari kebecekan,
di tanah kering digali sedalarn 10-20 cm kemudian diberi
bata · ukuran 40 cm x 2 rn dan jarak antara pernbantas
dengan yang lain 3 cm. Tiang penahan dibuat 4 buah
yang ditancapkan ke dalam tanah dengan ketinggian
masing-masing 1,5 rn. Antara tiang satu dengan yang
lain dihubungkan dengan kayu sehingga keempat tiang
tersebut merupakan suatu rangkaian.

❖ Teknik Penanaman
Penanaman tanaman anggrek, disesuaikan dengan sifat
hidup tanaman anggrek, yaitu:
• Anggrek Ephytis adalah anggrek yang menupang pada
batang/pohon lain tetapi tidak merusak/merugikan yang
ditumpangi atau ditempelin. Alat yang dipakai untuk me­
nempel adalah akarnya, sedangkan akar yang fungsinya
untuk mencari makanan adalah akar udara.
• Anggrek semi Ephytis adalah jenis anggrek yang menem­
pel pada pohon/tanaman lain yang tidak merusak yang di­
tempel, hanya akar lekatnya juga berfungsi seperti akar
udara yaitu untuk mencari makanan untuk berkem­
bang.
• Anggrek tanah/anggrek Terrestris.

❖ Pemeliharaan Tanaman
• Penjarangan dan Penyulaman
Penjarangan dan penyulaman dilakukan pada tempat
yang disesuaikan dengan jenis anggrek, yang sifatnya
epphytis atau anggrek tanah.
32
• Penyiangan
Untuk tanaman anggrek pada penyiangan pada waktu
pada kondisi di dalam botol kemudian dipisahkan ke
dalam pot-pot yang sudah disediakan sesuai jenis
anggrek.
• Pemupukan
Unsur makro yaitu unsur yang diperlukan dalam jumlah
besar yang meliputi: C, H, 0, N, S, P, K, Ca, Mg. Untuk
unsur mikro yaitu unsur yang dibutuhkan dalam jumlah
yang sedikit, antara lain: Cu, Zn, Mo, Mn, V, Sc, B, Si, dst.
Unsur makro dan unsur mikro dapat diambil dari udara
atau dari tanah, berupa gas atau air dan garam-garam
yang terlarut di dalamnya. Pemupukan pada tanaman
anggrek dibagi dalam 3 tahapan, yaitu:
► Pemupukan untuk bibit (seedlings) dengan N, P, K.
Perbandingan N:P:K=6:3:1. Unsur N lebih banyak
dibutuhkan untuk pembentukan pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Unsur N diambil dari pupuk
ZA/urea, untuk P dipakai pupuk ES; DS; TS, dan K
dari Kalium Sulfat (K2SO4). Pupuk-pupuk buatan
yang mengandung N, P, K:
✓ Urea : 0,6 gram untuk 1 liter air
✓ ES : 0,3 gram untuk 1 liter air
✓ ZK : 0,1 gram untuk ! liter air
► Pemupukan untuk ukuran sedang (mid-size) de­
ngan N, P, K. Perbandingan N:P:K=3:3:3 yang
sama banyak disini tidak memerlukan tambahan
pupuk, maka dapat dususun sendiri pupuk yang
mengandung N, P, K dengan cara misalnya :
✓ Urea : 0,3 gram untuk 1 liter air
✓ DS : 0,3 gram untuk 1 liter air
✓ K2SO4 : 0,3 gram untuk 1 liter air

33
► Pemupukan untuk ukuran berbunga (flowerings-size)
: Tanaman yang sudah berbunga dipupuk dengan
perbandingan N:P:K= 1:6:1.
• Teknik pemberian pupuk buatan
► Dalam bentuk padat/powder yang dilakukan dengan
menaburkan secara hati-hati, jangan tersangkut pada
daun/batangnya yang menyebabkan daun/batang
tadi dapat terbakar.
► Disiramkan, yang mana anggrek dapat menyerap air
dan garam-garam yang terlarutdi dalamnya. Cara ini
banyak dilakukan dimana-mana.
► Penyemprotan, cara ini sangat baik apabila terjadi
pembusukan akar didalamnya, maka akarnya ditutup
plastik. Pupuk kandang yang sering digunakan ada­
lah kotoran kuda, sapi, kerbau, kambing, ayam dan
lain-lain. Kebaikan pemakaian pupuk kandang selain
mengandung bermacam-macam unsur yang dibutuh­
kan oleh tanaman juga sangat membantu dalam
penyimpanan air, apalagi pada musim kemarau.
Keburukan dari pupuk kandang ini adalah di dalam
kotoran banyak bateri yang mengandung jamur.
Untuk itu dianjurkan disangan lebih dahulu untuk
menghilangkan jamur/bakteri di dalamnya. Pemu­
pukan tanaman lebih baik dilakukan pada waktu
pagi-pagi atau pada sore hari sekitar pukul 5.00
sore.
• Pengairan dan Penyiraman
Sumber air untuk penyiraman tanaman anggrek dapat
berasal dari:
► Air Ledeng, baik untuk menyiram karena jernih dan
steril, tetapi pHnya tinggi maka perlu diturunkan de­
ngan menambah suatu asam misalnya HCI. PH yang
baik sekitar 5,6-6.
34
► Air sumur, baikuntuk menyiram karena banyak me­
ngandung mineral dari tanah yang sangat dibutuhkan
oleh tanaman. Air sumur di daerah kapur harus
diperhatikan pHnya.
► Air hujan, yang ditampung didalam tong-tong/bak
sangat baik untuk menyiraman.
► Air kali/air selokan, tetapi kita tidak tahu pasti apa­
kah air itu mengandung jamur, bakteri/lumut yang
bisa mengganggu anggrek/tidak. Kalau dilihat dari
sudut isi makanan mungkin cukup baik. Hal perlu
diperhatikan bagi petani anggrek adalah mengetahui
sifat-sifat dari isian pot supaya bisa mengatur
banyaknya air untuk menyiram.
• Isian pot dan sifatnya
► Pecahan genting/pecahan batu merah, yang mana
mudah menguapkan air dan sifat anggrek yang tidak
begitu senang dengan air sehingga tidak mudah
untuk lumutan. Untuk pecahan genting lebih kecil
daya serapnya lebih banyak dan untuk siraman lebih
sedikit.
► Potongan sabut kelapa, pemakaian serabut kelapa
lebih baik untuk digunakan di daerah panas karena
menyimpan air, tetapi kalau penggunaan di daerah
dingin tidak menguntungkan karena mudah busuk.
► Remukan akar pakis yang hitam, keras dan baru tidak
mudah untuk menyerap air, setelah beberapa bulan
banyak menyerap air. Akar pakis yang coklat dan
lunak lebih mudah menyerap dan menahan air.
► Potongan kulit pakis, dimana media ini sukar sekali
untuk penyerapan air, mudah terjadi penguapan.
Jika potongannya besar, penyerapan kecil dan jika
potongan kecil penyerapan air lebih banyak. Bagi

,. 35
tanaman yang sudah besar pedoman penyiramannya
3-7 hari sekali musim hujan dan 1-3 hari sekali pada
musim hujan.
> Waktu Penyemprotan Pestisida : Obat-obatan seba­
iknya disemprotkan pada waktu pagi hari, lebih baik
pada sore hari sekitar jam 5.00. Penyemprotan bagi
tanaman anggrek sehat, dilakukan rutin kurang lebih
3 bulan sekali. Penyemprotan bagi tanaman anggrek
terserang hama perlu dilakukan berulang-ulang 3
kali dengan jangka waktu tertentu (untuk kutu) daun
seminggu sekali. Adapun jenis insektisida dan dosis
yang digunakan untuk hama antara lain:
✓ Orthene 75 SP dosis 5-10 gram/10 liter air untuk
ulat pemakan daun
✓ Bayrusil 250 EC dosis 2 cc/liter air untuk ulat
pemakan daun
✓ Malathion dosis 3 gram/liter air untuk ulat,
kumbang, kutu
✓ Kelthane dosis 2 gram/liter air, untuk kutu.
✓ Metadeks dosis dibasahi air, dicampur dedak 6-8
cc/10 liter, untuk keong dan bekicot air
✓ Falidol E.605 dosis dibasahi air, dicampur dedak
6-8 cc/10 liter, untuk keong dan bekicot air.
Untuk hama bekicot ada 2 cara pengendaliannya
yaitu: Pertama, menyebarkan obat sekitar
pot anggrek dengan mencampur antara obat
Metadeks ke dedak halus di tambah air sedikit.
Kedua, membuat larutan 1 cc Dieldrin 50%
25 EP dicampur dengan 1 liter air atau 6-8 cc
Folediol E 605 kedalam air 10 liter. Kemudian
pot tanaman anggrek direndam dalam larutan
tersebut selama beberapa waktu dan diulang
satu minggu sekali.
36
❖ Tipe-tipe Anggrek
Berdasarkan pola pertumbuhannya, tanaman anggrek dibe­
dakan menjadi dua tipe yaitu, simpodial dan monopodial.
• Anggrek tipe simpodial adalah anggrek yang tidak
memiliki batang utama, bunga ke luar dari ujung
batang dan berbunga kembali dari anak tanaman yang
tiJmbuh. Kecuali pada anggrek jenis Dendrobium sp.
yang dapat mengeluarkan tangkai bunga baru di sisi-sisi
batangnya. Contoh dari anggrek tipe simpodial antara
lain : Dendrobium sp., Cattleya sp., Oncidium sp. dan
Cymbidium sp.
• Anggrek tipe simpodial pada umumnya bersifat epifit.
Anggrek tipe monopodial adalah anggrek yang dicirikan
oleh titik tumbuh yang terdapat di ujung batang,
pertumbuhannnya lurus ke atas pada satu batang.
Bunga ke luar dari sisi batang di antara dua ketiak daun.
Contoh anggrek tipe monopodial antara lain : Vanda
sp., Arachnis sp., Renanthera sp., Phalaenopsis sp., dan
Aranthera sp.

❖ Habitat Anggrek
Habitat tanaman anggrek dibedakan menjadi 4 kelompok.
• Anggrek epifit, yaitu anggrek yang tumbuh menumpang
pada pohon lain tanpa merugikan tanaman inangnya dan
membutuhkan naungan dari cahaya matahari, misalnya
Cattleya sp. memerlukan cahaya +40%, Dendrobium sp.
50-60%, Phalaenopsis sp. + 30 %, dan Oncidium sp. 60
-75%.
• Anggrek terestrial, yaitu anggrek yang tumbuh di tanah
dan membutuhkan cahaya matahari langsung, misalhl,fa
Aranthera sp., Renanthera sp., Vanda sp. dan P..ratd!urnis
sp.
■ Tanaman anggrek terestrial membutuhkan cahaya mata­
hari 70 - 100 %, dengan suhu siang berkisar antara 19
- 380C, dan malam hari 18-210C. Sedangkan untuk
anggrekjenis Vanda sp. yang berdaun lebar memerlukan
sedikit naungan.
• Anggrek litofit, yaitu anggrek yang tumbuh pada batu­
batuan, dan tahan terhadap cahaya matahari penuh,
misalnya Dendrobium phalaenopsis.
• Anggrek saprofit, yaitu anggrek yang tumbuh pada me­
dia yang mengandung humus atau daun-daun kering,
serta membutuhkan sedikit cahaya matahari, misalnya
Goodyera sp.

38
AGAR ANGGREK MEMP'
SEMUA MATA,..
Pada dasarnya ada beberapa kondisi optimal yang menye­
babkan tanaman anggrek tumbuh dengan baik. Kondisi tersebut
berkaitan dengan cahaya matahari, suhu, angin, dan air.
❖ Cahaya Matahari
Cahaya matahari sangatlah penting bagi anggrek,
karena merupakan sumber �nergi yang bermanfaat dalam
proses fotosintesis. Fotosintesis sendiri akan menghasilkan
energi yang �erguna bagi kehidupan anggrek. Dilihat dari
kebutuhan anggrek terhadap cahaya ini secara garis besar
dibagi menjadi tiga kelompok, yakni anggrek yang tumbuh
baik di daerah yang terkena cahaya matahari langsung
atau memerlukan sekitar 100% cahaya matahari, anggrek
yang setengah ternaungi atau memerlukan 40-50% cahaya
matahari, dan anggrek yang tumbuh baik di daerah yang
ternaungi (teduh) atau hanya memerlukan cahaya matahari
kurang dari 25%.
Tanaman anggrek yang memerlukan intensitas cahaya
matahari penuh di antaranya adalah Arachnis, Renanthera,
Vanda. Anggrek yang memerlukan cahaya 40-50% yakni
Cymbidium, Oncidium, Vanda, Dendrobium, dan cattleya.
Sementara itu, anggrek yang memerlukan cahaya redup
antara lain Paphiopedilum dan Phalaenopsis.

❖ Ketinggian Tempat
Pada umumnya tanaman anggrek tumbuh di daerah tropis.
Meskipun demikian, ketinggian tempat ikut menentukan per­
tumbuhannya. Berdasarkan ketinggian tempatnya, anggrek
dibagi menjadi tiga golongan sebagai berikut

39
0 Anggrek yang tumbuh baik di dataran tinggi dengan ke­
tinggian 1.001 m dpl (dari permukaan laut) dengan suhu
pada siang hari C dan pada malam hari C. Anggrek
yang tumbuh baik di dataran tinggi adalah Cymbidium,
Miltonia, dan Paphiopedilum.
0 Anggrek yang tumbuh baik di dataran sedang dengan ke­
tinggian 501-1.000 m dpl dengan suhu pada siang hari
C dan pada malam hari C. Contoh anggrek ini yaitu Den­
drobium, Cattleya, Phalaenopsis, dan Oncidium. 3.
Anggrek_ yang tumbuh baik di dataran rendah dengan
ketinggian sampai 500 m dpl dengan suhu pada siang
hari C dan malam hari C. Anggrek jenis ini antara lain
Arachnis, Renanthera, dan Vanda.

❖ Sirkulasi Udara
Anggrek Phalaenopsis amabilis memerlukan sirkulasi
udara yang baik, yakni udara yang berhembus lembut secara
terus menerus sepanjang kehidupan anggrek. Sirkulasi atau
aliran udara yang terus-menerus ini berguna untuk pergan­
tian udara di permukaan daun dan akar. Sirkulasi udara yang
terlalu kencang dapat menyebabkan anggrek mengalami
dehidrasi karena air di permukaan daun dan akar mudah
terbawa hembusan angin. Sebaliknya jika udara tidak ber­
hembus, maka proses respirasi dan fotosintesis tidak akan
berjalan dengan baik. Hasil fotosintesis berupa oksigen
jika tidak tertiup hembusan angin maka akan tertumpuk di
permukaan daun dan terserap kembali oleh daun, sehingga
proses fotosintesis akan terganggu dan tanaman menjadi
tidak sehat.
Pada malam hari, saat anggrek menyerap dan menge­
luarkan akan terjadi proses yang sama, jika yang dikelu­
arkan tidak tertiup oleh angin, maka akan tertumpuk di

40

- - -
--� --
permukaan daun dan akar, sehingga akan terserap kembali
oleh tanaman dan tanaman menjadi tidak sehat.
Ketidakadaan hembusan udara juga dapat membuat
anggrek mudah terserang berbagai jenis penyakit yang
disebabkan oleh jamur dan bakteri. Hembusan angin pada
siang hari dapat membantu menurunkan suhu udara, sehing­
ga memudahkan dalam proses pembuatan cadangan ma­
kanan dan pembentukan unsur yang dibutuhkan untuk per­
tumbuhan agar dapat betjalan dengan optimal. Tapi udara
yang terlalu kencang juga dapat menyebabkan-kuncup bu­
nga mudah rontok.

❖ Kelembaban Udara
Kelembaban udara paling baik untuk tanaman anggrek
yakni tidak kurang dari 70 %. Pada kelembaban udara se­
kitar 50 %, anggrek dapat tumbuh dengan cukup baik, teta­
pi tidak sebaik pada kelembaban 70 %. Kelembaban tinggi
bukan berarti anggrek akan tumbuh dengan baik jika
akarnya terendam air. Pada kondisi seperti ini anggrek akan
mudah terserang penyakit busuk daun dan busuk tunas.
Di alam,. saat tetjadi hujan deras maka tanaman akan
menjadi basah, tetapi dua jam kemudian kering kembali.
Hal ini mengindikasikan oahwa anggrek tidak menyukai
keadaan becek dan banyak air. Jika pada kondisi kering,
maka kebutuhan tanaman anggrek terhadap air akan sulit
terpenuhi dan juga rentan pada serangan penyakit dan
dehidrasi.

❖ Fotoperioditas
Fotoperioditas adalah lamanya pencahayaan matahari
terhadap tanaman anggrek. Pembungaan pada anggrek salah
satunya dipengaruhi oleh hal ini. Lama atau sebentarnya
pencahayaan terhadap tanaman anggrek akan berpengaruh
pasa sintesis hormon florigen (hormon tumbuh yang mema­
cu pembentukan bakal bunga).
Saat periode gelap lebih lama disbanding terang, maka
sintesis hormon florigen lebih banyak dan bakal bunga akan
tumbuh lebih cepat. Indonesia termasuk daerah tropis
dengan periode gelap dan terang sepanjang tahun yang
relatif berimbang. Karenanya, tanaman anggrek yang cocok
tumbuh di Indonesia antara lain Dendrobium, Phalaenopsis,
dan Anggrek asli Indonesia lainnya

42
PERSILANGAN
TANAMAN ANGG
Persilangan ditujukan untuk mendapatkan varietas baru
dengan warna dan bentuk yang menarik, mahkota bunga kom-::
pak dan bertekstur tebal sehingga dapat tahan lama sebagai
bunga potong, jumlah kuntum banyak dan tidak ada kuntum
bunga yang gugur dini akibat kelainan genetis serta produksi
bunga tinggi. Oleh karena itu untuk mendapatkan hasil yang -
. diharapkan, sebaiknya dan seharusnya pedoman persilangan
perlu dikuasai, antara lain
* Persilangan sebaiknya dilakukan pada pagi hari setelah
penyiraman. Kuntum bunga dipilih yang masih segar atau
setelah membuka penuh.
* Sebagai induk betina dipilih yang mempunyai bunga yang
kuat, tidak cepat layu atau gugur.
* Mengetahui sifat-sifat kedua induk tanaman yang akan
disilangkan, agar memberikan hasil yang diharapkan,
misalnya sifat dominasi yang akan terlihat atau muncul pada
turunannya seperti : warna, bentuk, dan lain-lain.
* Bunga tidak terserang OPT terutama pada polen dan
stigma.
* Setiap mendapatkan varietas baru yang baik, sebaiknya
didaftarkan pada "Royal Horticultural Society" di London,
dengan mengisi formulir pendaftaran anggrek hibrida
dengan beberapa persyaratan lainnya.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam penyerbukan
(polinasi)
* Sediakan sehelai kertas · putih dan sebatang lidi kecil atau
tusuk gigi atau sejenisnya yang bersih.

43
* Cap polinia yang terdapat pada ujung column dibuka, di
mana akan terlihat di dalamnya polinia yang berwarna
kuning.
* Ujung lidi/tusuk gigi dibasahi dengan cairan yang ada di
dalam lubang putih atau dengan sedikit air.
* Polinia diambil dengan hati-hati. Pegang kertas putih sebagai
wadah di bawah bunga untuk menghindari bila polinia jatuh
pada waktu diambil.
* Polinia kemudian dimasukkan ke dalam stigma (kepala
putik).
* Beri label yang diikatkan pada tangkai kuntum (pedicel)
bunga yang berisi catatan tentang tanggal penyerbukan
dan nama bunga yang diambil polinianya.
Beberapa hari kemudian bunga yang telah diserbuki akan
layu. Apabila penyerbukan berhasil, dan bila tidak ada hama
dan penyakit, maka bakal buah tersebut akan terus berkembang
menjadi buah. Buah anggrek ada yang masak setelah tiga bulan
sampai enam bulan atau lebih. Buah yang masak akan merekah
dengan dicirikan adanya perubahan warna buah dari hijau
menjadi hijau kekuning-kuningan.
Terdapar beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
memilih biji anggrek yang akan disemaikan dalam botol, antara
lain:
* Biji yang berwarna keputih-putihan dan kosong adalah biji
yang kurang baik.
* Biji yang baik yaitu yang bulat penuh berisi, berwarna ku­
ning atau kecoklat-coklatan.

Perbanyakan Tanaman Anggrek


Perbanyakan tanaman anggrek pada umumnya dilakukan
melalui dua cara yaitu, konvensional dan dengan metcida kultur
in vitro.
❖ Perbanyakan Vegetatif
Perbanyakan vegetatif malaluL pemecahan/pemisahan
rumpun seperti Dendrobium sp., Oncidium sp., Cattleya sp.,
dan Cymbidium sp.; pemotongan anak tanaman yang ke
luar dari batang seperti Dendrobium sp.; pemotongan anak
tanaman yang ke luar dari akar dan tangkai bunga seperti
Phalaenopsis sp., yang selanjutnya ditanam ke media yang
sama seperti pakis, mos serabut kelapa, arang, serutan
kayu, disertai campuran pecahan genting atau batu bata.
Secara vegetatif yaitu dengan menumbuhkan jaringan­
jaringan vegetatif atau kultur jaringan seperti akar, daun,
batang atau mata tunas pada media buatan berupa cairan
atau padat secara aseptik. Dengan rnetode ini dapat diha­
rapkan perbanyakan tanaman dapat dilakukan secara cepat
dan berjumlah banyak, serta sama dengan induknya.
Perbanyakan secara vegetatif ini akan menghasilkan
anak tanaman yang mempunyai sifat genetik sama dengan
induknya. Namun perbanyakan konvensional secara vege­
tatif ini tidak praktis dan tieak menguntungkan untuk tana­
man bunga potong, karena jumlah anakan yang diperoleh
dengan cara-cara ini sangat terbatas.

❖ Perbanyakan Generatif
Perbanyakan generatif yaitu dengan biji. Biji anggrek sa­
ngat kecil dan tidak mempunyai endosperm ( cadangan
makanan), sehingga perkecambahan di alam sangat sulit
tanpa bantuan jamur yang bersimbiosis dengan biji terse­
but
Untuk menghasilkan bunga dalam jumlah banyak dan
seragam diperlukan tanaman dalam jumlah banyak pula.
Oleh karena itu peningkatan produksi bunga pada tanaman
anggrek hanya dapat dicapai dengan usaha perbanyakan
tanaman yang efisien.
45
Pada saat ini metode kultur in vitro merupakan salah satu
cara yang mulai banyak digunakan dalam perbanyakan klon
atau vegetatif tanaman anggrek. Kultur in vitro pertama kali
dicoba oleh Haberlandt pada tahun 1902, karena adanya
sifat tanaman yang disebut totipotensi yang dicetuskan oleh
kedua orang sarjana Jerman Schwann dan Schleiden pada
tahun 1830. Metode kultur in vitro/ metode kultur jaringan
adalah menumbuhkan jaringan-jaringan vegetatif (seperti:
akar, daun, batang, mata tunas) dan jaringan-jaringan
generatif (seperti: ovule, embrio dan biji) pada media buatan
berupa cairan atau padat secara aseptik (bebas mikro­
organisme).
Secara generatif, benih tanaman diperoleh melalui biji
hasil persilangan yang secara genetis biji-biji tersebut ber­
sifat heterozigot. Sehingga benih-benih yang dihasilkan
mempunyai sifat tidak mantap dan beragam. Dengan
cara ini untuk mendapatkan tanaman yang sama dengan
induknya sangatlah sulit, karena persilangan anggrek telah
berkembang demikian luasnya. Namun dengan cara ini akan
diperoleh varietas baru.

Penanaman dan Pemeliharaan

❖ Persiapan Lahan
Tanaman anggrek dapat ditanam di sekitar rumah atau peka­
rangan atau di kebun yaitu di bawah pohon atau dengan
naungan yang diberi paranet atau sejenisnya dengan penga­
turan intensitas car.aya tertentu atau di lahan terbuka. Oleh
karena tanaman anggrek mempunyai potensi ekonomis
yang tinggi, maka untuk jenis-jenis tertentu dapat ditanam
di dalam rumah kaca (green house). Selain untuk melindungi
tanaman dari gangguan alam, juga akan mengurangi
intensitas serangan OPT.

46
❖ Persiapan Media Tumbuh
Media tumbuh yang baik harus memenuhi beberapa
persyaratan sebagai berikut.
• tidak lekas melapuk,
• tidak menjadi sumber penyakit,
• mempunyai aerasi baik,
• mampu mengikat air dan zat-zat hara secara baik,
• mudah didapat dalam jumlah yang diinginkan dan relatif
murah harganya.
Sampai saat ini belum ada media yang memenuhi
semua persyaratan untuk pertumbuhan tanaman ang­
grek. Untuk pertumbuhan tanaman anggrek, kemasaman
media (pH} yang baik berkisar antara 5-6. Media tumbuh
sangat penting untuk pertumbuhan dan produksi bunga
optimal, sehingga perlu adanya suatu usaha mencari
media tumbuh yang sesuai. Media tumbuh yang sering
digunakan di Indonesia antara lain : moss, pakis, se­
rutan kayu, potongan kayu, serabut kelapa, arang dan
kulit pinus.
✓ Pecahan batu bata banyak dipakai sebagai media
dasar pot anggrek, karena dapat menyerap air lebih
banyak bila dibandingkan dengan pecahan genting.
Media pecahan batu bata digunakan sebagai dasar
pot, karena mempunyai kemampuan drainase dan
aerasi yang baik.
✓ Media Moss yang mengandung 2-3% unsur N sudah
lama digunakan untuk medium tumbuh anggrek.
Media moss mempunyai daya mengikat air yang
baik, serta mempunyai aerasi dan drainase yang baik
pula.
✓ Pakis sesuai untuk media anggrek karena memiliki
daya mengikat air, aerasi dan drainase yang baik,

47
melapuk secara perlahan-lahan, serta mengandung
unsur-unsur hara yang dibutuhkan anggrek untuk
pertumbuhannya.
✓ Serabut kelapa mudah melapuk dan mudah busuk, se­
hingga dapat menjadi sumber penyakit, tetapi daya
menyimpan airnya sangat baik dan mengandung
unsur-unsur hara yang diperlukan serta mudah dida­
pat dan murah harganya. Dalam menggunakan
serabut kelapa sebagai media tumbuh, sebaiknya
dipilih serabut kelapa yang sudah tua.
✓ Media tumbuh sabut kelapa, pakis, dan moss meru­
pakan media tumbuh yang baik untuk pertumbuhan
tanaman anggrek Phalaenopsis sp. Namun bila pakis
dan moss yang tumbuh di hutan ini diambil secara
terus-menerus untuk digunakan sebagai media tum­
buh, dikhawatirkan keseimbangan ekosistem akan ter­
ganggu.
✓ Serutan kayu atau potongan kayu kurang sesuai untuk
media anggrek karena memiliki aerasi dan drainase
yang baik, tetapi daya menyimpan airnya kurang baik,
serta miskin unsur N. Proses pelapukan berlangsung
lambat, karena kayu banyak mengandung senyawa­
senyawa yang sulit terdekomposisi seperti selulosa,
lignin, dan hemiselulosa. Media serutan kayu jati
merupakan media tumbuh yang baik untuk pertum­
buhan anggrek Aranthera James Storie. Pecahan
arang kayu tidak lekas lapuk, tidak mudah ditumbuhi
cendawan dan bakteri, tetapi sukar mengikat air
dan miskin zat hara. Namun arang cukup baik untuk
media anggrek.

48
❖ Penyiraman
Tanaman anggrek yang sedang aktif tumbuh, membu­
tuhkan lebih banyak air dibandingkan dengan yang sudah
berbunga. Frekuensi dan banyaknya air siraman yang dibe­
rikan pada tanaman anggrek bergantung pada jenis dan
besar kecil ukuran tanaman, serta keadaan lingkungan per­
tanaman.
Sebagai contoh adalah tanaman anggrek Vanda sp.,
Arachnis sp., dan Renanthera sp., yaitu anggrek tipe mono­
podial yang tumbuh di bawah cahaya matahari langsung,
sehingga membutuhkan penyiraman lebih dari dua kali
sehari, terutama pada musim kemarau.

❖ Pemupukan
Seperti tumbuhan lainnya, anggrek selalu membutuhkan
makanan untuk mempertahankan hidupnya. Kebutuhan ta­
naman anggrek akan nutrisi sama dengan tumbuhan lain­
nya, hanya anggrek membutuhkan waktu yang cukup lama
untuk memperlihatkan gejala-gejala defisiensi, mengikat
pertumbuhan anggrek sangat lambat.
Dalam usaha budidaya tanaman anggrek, habitatnya
tidak cukup mampu menyediakan unsur-unsur yang dibu­
tuhkan oleh tanaman untuk pertumbuhan. Untuk mengatasi
hal tersebut, biasanya tanaman diberi pupuk baik organik
maupun anorganik. Pupuk yang digunakan umumnya pupuk
majemuk yaitu yang mengandung unsur makro dan mikro.
Kualitas dan kuantitas pupuk dapat mengatur kese­
imbangan pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman.
Pada fase pertumbuhan vegetatif bagi tanaman yang masih
kecil perbandingan pemberian pupuk NPK adalah 30:10:
10, pada fase pertumbuhan vegetatif bagi tanaman yang

49
berukuran sedang perbandingan pemberian pupuk NPK
adalah 10: 10: 10. Sedangkan pada fase pertumbuhan gene­
ratif yaitu untuk merangsang pembungaan, perbandingan
pemberian pupuk NPK adalah 10:30:30.
Jika dilakukan pemupukan ke dalam pot maka hanya
pupuk yang larut dalam air dan kontak langsung dengan
ujung akar yang akan diambil oleh tanaman anggrek dan
sisanya akan tetap berada dalam pot. Pemupukan pada
sore hari menunjukkan respon pertumbuhan yang baik pada
anggrek Dendrobium sp.
Pengamatan, jenis, tanaman inc:ing, gejala serangan Hama
Penyakit selanjutnya akan dibahas pada bagian tips dan trik
pengendalian hama penyakit bunga anggrek.

Panen Bunga yang Indah


Keistimewaantanamananggrekterletakpadapenam-pilannya
saat konsumsi, sehingga usaha untuk mempertahankan mutu
penampilan selama mungkin menjadi tujuan utama penangan­
an pasca panen dan pasca produksi. Untuk melaksanakan upaya
tersebut perlu dipahami berbagai faktor yang dapat mempe­
ngaruhi mutu pasca panen atau pasca produksi tanaman ang­
grek.
Faktor yang mempengaruhi mutu pasca panen anggrek
bunga potong:
* tingkat ketuaan bunga,
* suhu,
* pasokan air dan makanan,
* etilen dan kerusakan mekanis dan penyakit.
Faktor yang mempengaruhi anggrek pot:
* kultivar,
* stadia pertumbuhan,
* cahaya,
* medium,·
50
* pemupukan,
* temperatur, dan
* lama pengangkutan.

Bunga Anggrek Potong

❖ Umur Panenan Bunga


Selama ini bunga anggrek dipanen setelah 75%�80%
bunga telah mekar terutama pada anggrek Dendrobium sp.
Adakalanya pada jenis anggrek tertentu, seperti Cattleya
sp., bunga dipanen 3 sampai 4 hari setelah mekar, karena
bunga yang dipotong prematur akan gagal untuk mekar.
Saat pemanenan perlu diperhatikan penularan penyakit
virus dari satu pohon ke pohon lain. Sebaiknya alat pemotong
hendaknya disterilkan lebih dulu sebelum digunakan lagi
pada pohon berikutnya.

❖ Temperatur
Bunga potong Cymbidium sp. dan Paphiopedilum sp. dapat
bertahan selama 3 minggu pada temperatur 330-350 F (10
C) dan 6 sampai 7 minggu bila tetap di pohon. Jenis Cym­
bidium sp., Cattleya sp., Vanda sp., Paphiopedilum sp. dan
Phalaenopsis sp. umumnya bisa bertahan sampai 2 minggu
kalau disimpan pada suhu 5-70 C, sedangkan Dendrobium
sp. potong cukup disimpan pada temperatur 10-130 C.

❖ Pasokan Air dan Hara


Bunga anggrek potong peka terhadap kekeringan. Air yang
hilang setelah bunga dipanen harus segera diimbangi dengan
larutan perendam yang mengandung air dan senyawa lain
yang diperlukan. Penggunaan berbagai senyawa kimia peng­
awet yang dilarutkan dalam air dianjurkan untuk memper­
panjang kesegaran bunga potong.
❖ Etilen dan Kerusakan Mekanis
Usahakan untuk menjauhkan bunga anggrek potong dari
sumber/tempat kebocoran gas, asap, pemeraman buah dan
kumpulan bunga yang sudah rusak dan layu. Ruangan untuk
penanganan pasca panen (sortasi/grading dan pengemasan)
hendaknya berventilasi baik. Kepekaan terhadap gas etilen
dapat dikurangi dengan pemberian suhu dingin, baik
setelah panen maupun setelah pengiriman. Bunga potong
harus segera dikeluarkan dari wadah pengemasnya dan di­
letakkan pada ruangan dingin yang bersuhu cocok untuk
bunga anggrek.

❖ Penyakit
Bunga anggrek potong peka terhadap penyakit, tidak saja
karena berpetal agak rapuh, tetapi juga terdapatnya cairan
madu yang bergizi yang sangat baik untuk pertumbuhan
patogen. Kerusakan akibat penyakit ini dapat dihindari de­
ngan managemen kebersihan yang baik di rumah kaca mau­
pun di kebun, pengendalian temperatur, dan minimalisasi
terjadinya kondensasi pada bunga potong.

Tanaman Anggrek Pot Berbunga Indah

❖ Kultivar
Berbagai karakter morfologi, seperti warna bunga, jumlah
kuntum bunga dan waktu berbunga telah digunakan untuk
mengevaluasi kultivar baru industri bunga. Kriteria tersebut
merupakan faktor-faktor penting dalam menciptakan kul­
tivar baru. Pada masa yang akan datang kriteria toleransi
terhadap kondisi pengangkutan, tingkat cahaya interior
yang rendah, etilen dan pendinginan perlu pula dimasukkan
ke dalam penilaian.
❖ Stadia Pertumbuhan
Stadia pertumbuhan (umur) tanaman pot anggrek berbunga
indah pada saat dipasarkan merupakan faktor utama yang
mempengaruhi penampilan tanaman tersebut di dalam
ruangan. Perlu diperhatikan bahwa stadia yang tepat untuk
pemasaran tergantung dari waktu yang diperlukan untuk
memperoleh tanaman. Umumnya tanaman dengan banyak
bunga mekar lebih sulit dalam pengangkutan, lebih peka
terhadap etilen dan lebih mudah rusak dari pada tanaman
yang diangkut dalam stadia yang bunganya masih kuncup
atau persentase bunga yang mekar masih rendah.
❖ Temperatur
Temperatur perlu diturunkan selama siklus 2-3 minggu
terakhir untuk memperkuat warna bunga dan meningkatkan
kandungan karbohidrat tanaman, sehingga dapat meng­
akibatkan ketahanan simpan. Semua tanaman pot berbunga
indah akan lebih tahan pada temperatur yang lebih rendah
dan kisarannya sangat tergantung pada jenis tanaman.
Selanjutnya tanaman berbunga yang ditempatkan pada
temperatur 270 C atau lebih tinggi, umumnya mempunyai
warna bunga lebih pudar, batang/tangkai lebih tinggi, daun
cepat menguning dan rontok.
❖ Media
Media berstruktur remah yang mudah dibasahi kembali oleh
konsumen atau penata ruang sangat penting untuk meng­
hasilkan penampilan optimum dari tanaman berbunga indah
di dalam ruangan. Sejumlah gel polimer dapat digunakan
untuk mempertahankan kelembaban media dan mencegah
tanaman dalam ruangan menjadi kering. Irigasi dengan
menggunakan wetting agent pada saat pemasaran berguna
untuk memudahkan pembasahan kembali media.

53
❖ Pemupukan
Nisbah N : K yang dianjurkan 1 : 1 sampai 3 minggu
sebelum pembungaan, diubah menjadi 0,5 : 1. Nisbah ini
mencegah masalah keracunan amonia dan meningkatkan
masa simpan.

❖ Kepekaan Terhadap Etilen


Tanaman pot anggrek berbunga indah peka terhadap
etilen. Gejala yang ditimbulkan adalah kerontokan daun,
kuncup dan bunga, dan kelayuan bunga, epinasti, peningkat­
an kerentaan terhadap mikroba dan aborsi bunga / kuncup.
Salah satu cara efektif untuk mengurangi kepekaan terha­
dap etilen, yaitu dengan menurunkan temperatur selama
pengangkutan.
Cara lain yang digunakan secara komersial adalah dengan
penyemprotan daun menggunakan senyawa antagonis ter­
hadap etilen, sehingga dapat menekan produksi etilen
dalam bunga, serta mengurangi pengaruh buruk etilen.

❖ Pengairan
Kurangnya penyiraman tanaman yang berbunga indah
serta membiarkannya layu akan menurunkan umur pera­
gaan. Sebaliknya kelebihan air akan menyebabkan rusaknya
akar, sehingga tanaman cepat rusak. Sebaiknya tanaman
diairi tiap hari atau tiap dua hari sekali, tergantung pada
tingkat cahaya, temperatur dan kelembaban, juga ukuran
dan media tumbuh. Pengairan dilakukan terhadap media
tanpa membasahi bunga dan daun.

❖ Cahaya
Cahaya optimum yang diperlukan oleh tiap tanaman
harus dipertahankan untuk menghasilkan tanaman yang
mempunyai masa penampilan yang lebih baik, jumlah
bunga maksimum, pembentukan daun yang sempurna,
warna bunga indah, dan tinggi tanaman yang memadai.
Umumnya tanaman pot berbunga indah akan
membentuk bunga dalam jumlah maksimum dengan warna
yang indah pada kondisi ruang bercahaya tinggi, meskipun
cahaya matahari langsung dihindari.
Tidak ada yang mau bunga anggek nan ca
atau bahkan mati. Sedikit terlihat bercak pada kelopaknya pun
pasti akan membuat pemiliknya bersedih. Untuk itu, Anda perlu
lau lebih dalam mengenai hama yang mungkin menyerang
anggrek tercinta Anda, dengan begitu Anda pun dapat meng­
atasinya.

❖ Tungau/kutu perisai
• Gejala: menempel pada pelepah daun; berwarna keme­
rahan jumlahnya banyak; bekas serangan berupa bercak
hitam dan merusak daun.
• Pengendalian: digosok dengan kapas dan air sabun;
apabila serangan sudah parah, harus disemprot oleh
insektisida dengan dosis 2 cc/liter.

❖ Semut
• Gejala: merusak akar dan tunas muda yang disebabkan
oleh cendawan.
■ Pengendalian: pot direndam dalam air dan ciptakan ling­
kungan bersih di sekitar rak/sebaiknya pot digantung.

❖ Belelang
■ Gejala: pinggiran daun rusak dengan Iuka bergerigi tak
beraturan. Untuk jenis belalang berukuran kecil, perlu
pengamatan cermat.
■ Pengendalian: segera semprotkan insektisida yang
bersifat racun kontak/yang sistematik; bila jumlahnya
sedikit bisa langsung dimusnahkan/dibunuh.

❖ Trips
• Gejala: menempel pada buku-buku batang dan daun mu-

56
da; menimbulkan bercak abu-abu dipermukaan daun
dan merusak bunga hingga bent�k bunga tidak mena­
rik.
• Pengendalian: secara periodik dan teratur pot anggrek
disemprot insektisida.

❖ Kutu babi
• Gejala: kerusakan yang ditimbulkan seperti akibat se­
mut; tapi tidak menyerang tunas daun.
■ Pengendalian: perendaman dapat mengusir kutu babi
dari pot anggrek.

❖ Keong
■ Gejala: menyerang lembaran daun anggrek.
■ Pengendalian: dalam jumlah sedikit cukup diambil/
dibunuh; bila jumlah banyak perlu memakai insektisida/
dijebak dengan bubuk prusi.

❖ ed Spinder
■ Gejala: bercak putih di bagian bawah daun; permukaan
atas menjadi kuning dan lama kelamaan daun mati.
■ Pengendalian: bila sedikit cukup diambil dengan meng­
gunakan isolatip lalu dibakar/menggosok daun dengan
alkohol; apabila banyak maka perlu menggunakan
insektisida dengan bahan aktif diazinon, dicofol.

❖ Kumbang
■ Gejala: yang terserang akan berlubang-lubang khusus
kumbang penggerek batang kerusakannya berupa lu­
bang di tengah batang dan tidak nampak dari luar;
Larvanya yang menetas dari telur merusak daun ang­
grek.
■ Pengendalian: menyemprotkan tanaman yang diserang
dengan menggunakan insektisida sistemik secara rutin;

57
bersihkan pot dari kepompong dan telur kumbang de­
ngan jalan memindahkannya ke pot baru dan media ta­
nam yang baru pula.

❖ Ulat daun
• Gejala: menyerang daun, kuncup bunga, tunas daun
ma-upun bunga yang sedang mekar.
■ Pengendalian: kalau jumlahnya sedikit (2-5 ekor) dapat
dibunuh dengan tangan; bila banyak dapat mengguna­
kan insektisida sistemik; tanaman yang telah diserang
sebaiknya dipisahkan dengan tanaman yang masih se­
hat.

❖ Kepik
■ Gejala: menghisap cairan daun tanaman anggrek, se­
hingga menyebabkan bintik putih/kuning; tanaman yang
diserang lama kelamaan akan gundul dan tidak berhijau
daun lagi.
■ Pengendalian: semprotkan insektisida yang sama seper­
ti untuk membasmi serangga lainnya, seperti ulat, kum­
bang dan trips.

❖ Kutu tudung
■ Gejala: daun menjadi kuning, tidak sehat, lalu berwarna
coklat dan rnati.
■ Pengendalian: seperti halnya membasmi ulat kumbang
dan trips.

❖ Tungau merah (Tennuipalvus orchidarum Parf.)


■ Ordo : Acarina
■ Famili : Tetranychidae
■ Tanaman inang:
Jenis-jenis yang dapat diserang hama ini adalah Pha­
laenopsis sp., Dendrobium sp., Orchidium sp., Vanda sp.

58
dan Granatophyllium sp., kapas, kacang-kacangan, jeruk,
dan gulma terutama golongan dikotil.
• Gejala serangan :
Tungau sangat cepat berkembang biak dan dalam
waktu singkat dapat menyebabkan kerusakan secara
mendadak. Bagian tanaman yang diserang antara lain
tangkai daun dan bunga. Tangkai yang diserang akan
berwarna seperti perunggu. Pada permukaan atas daun
terdapat titik/bercak berwarna kuning atau coklat,
kemudian meluas dan seluruh daun menjadi kuning.
• Pada permukaan bawah berwarna putih perak dan bagian
atas berwarna kuning semu. Pada tingkat serangan
lanjut daun akan berbercak coklat dan berubah menjadi
hitam kemudian gugur. Pada daun Phalaenopsis sp.
mula-mula berwarna putih keperakan kemudian menjadi
kuning. Hama ini dapat berjangkit baik pada musim
hujan maupun musim kemarau, namun umumnya
serangan meningkat pada musim kemarau, sedangkan
pada musim hujan serangan berkurang karena terbawa
air. Kerusakan dapat terjadi mulai dari pembibitan.
• Biologi :
Tungau berwarna merah, berukuran sangat kecil yaitu
0,2 mm sehingga sukar untuk dilihat dengan mata te­
lanjang. Tungau dapat dijumpai pada daun, pelepah
daun dan bagian-bagian tersembunyi lainnya. Telur tu­
ngau berwarna merah, bulat dan diletakkan membujur
pada permukaan atas daun.

❖ Kumbang gajah (Orchidophilus aterrimus)


• Ordo : Coleoptera
• Famili : Curculionidae
• Tanaman inang :

59
Jenis anggrek yang diserang adalah anggrek epifit
antara lain Arachnis sp., Cattleya sp., Coelogyne sp.,
Cypripedium sp., Dendrobium sp., Cymbidium sp.,
Paphiopedilum sp., Phalaenopsis sp., Renanthera sp.,
dan Vanda sp.
• Gejala serangan :
Kumbang bertelur pada daun atau lubang batang ta­
naman. Kerusakan terjadi karena larvanya menggerek
daun dan memakan jaringan di bagian dalam batang
sehingga mengakibatkan aliran air dan hara dari akar
terputus serta daun-daun menjadi kuning dan layu.
Kerusakan pada daun menyebabkan daun berlubang­
lubang. Larva juga menggerek batang umbi, pucuk
dan batang untuk membentuk kepompong, sedangkan
kumbang dewasa memakan epdermis/permukaan daun
muda, jaringan/tangkai bunga dan pucuk/kuntum se­
hingga dapat mengakibatkan kematian bagian tanaman
yang dirusak. Serangan pada titik tumbuh dapat
mematikan tanaman. Pada pembibitan Phalaenopsis sp.
dapat terserang berat hama ini. Serangan kumbang
gajah dapat terjadi sepanjang tahun, tetapi paling ba­
nyak terjadi pada musim hujan, terutama pada awal
musim hujan tiba.
■ Biologi:
Kumbang berwarna hitam kotor/tidak mengkilap de­
ngan ukuran bervariasi 3,5-7 mm termasuk moncong.
Kumbang bertelur pada daun atau lubang pada batang
tanaman. Larva menggerek ke jaringan batang atau
masuk ke pucuk/kuncup dan tangkai sampai menjadi
pupa.
• Fase larva (ulat), pupa (kepompong) sampai dewasa
(kumbang) berlangsung dalam pseudobulb. Larva yang
baru menetas menggerek pseudobulb, makan dan
60
tinggal di dalam pseudobulb tersebut. Pupa terbungkus
oleh sisa makanan dan terletak di rongga bekas gerekan
di dalam pseudobulb.
❖ Kumbang penggerek Omobaris calanthes Mshl.
■ Ordo: Colepotera
• Famili : Curculionidae
• Tanaman inang:
Jenis anggrek yang diserang terutama adalah anggrek
tanah terutama jenis Calanthe sp. dan Phajus sp.
• Gejala serangan:
Berbeda dengan kumbang gajah, larva kumbang ini
menggerek masuk ke jaringan akar/umbi, pucuk dan
tangkai bunga sehingga dinding gerekan menjadi hitam.
Sedangkan kumbang dapat dijumpai di bagian tengah
tanaman di antara daun bawah. Serangga membuat
sejumlah lubang, seringkali berbaris di daun dan juga
tunas utama yang masih terlipat yang kemudian dapat
patah dan mati. Pada tahap awal seringkali merusak akar
tanaman dan pada saat bunga masih kuncup. Serangan
berat menyebabkan tanaman terlihat merana dan dapat
mematikan tanaman anggrek secara keseluruhan.
• Biologi:
Pertumbuhan larva dapat mencapai panjang 5 mm.
❖ Kumbang Penggerek Akar Diaxenes phalaenopsidis
Fish.
■ Ordo: Coleoptera
■ Famili : Cerambycidae
■ Tanaman inang:
Larva maupun kumbang ini dapat menyerang tanaman
anggrek Renanthera sp., Vanda sp., Dendrobium sdp.,
Oncidium sp. dan lebih khusus anggrek Phalaenopsis sp.

61
• Gejala serangan :
Larva menggerek akar sehingga akar mengering dan
dapat mengakibatkan kematian. Larva juga menyerang
bunga. Kerusakan yang diakibatkan oleh hama ini akan
sangat berat jika tidak segera dikendalikan.
• Biologi:
Telur berwarna hijau terang dengan panjang 2,4 mm
dan diletakkan di bawah kutikula akar. Larva berwarna
kuning dan membentuk pupa dalam suatu kokon yang
berserabut / berserat padat. Kumbang dapat hidup sam­
pai 3 bulan dan daur hidup mencapai 50-60 hari. Pada
siang hari kumbang ini bersembunyi dan pada malam ha­
ri memakan daun bagian atas dan meninggalkan potong­
an/bekas gerekan yang tidak beraturan di permukaan.
❖ Kumbang penggerek Oulema (= Lema) pectoralis
Baly.
• Ordo: Coleoptera
• Famili: Chrysomelidae
• Tanaman inang :
Arachnis sp., Grammatophyllum sp., Vanda sp., Phalae­
nopsis sp., Calanthes sp. dan kadang-kadang menyerang
Dendrobium sp.
• Gejala serangan:
Larva membuat lubang pada daun, akar, kuntum bunga
dan bunga. Serangga dewasa juga dapat memakan
daun.
• Biologi:
Kumbang berwarna hijau kekuningan. Tubuhnya diselu­
bungi busa yang berwarna hijau tua. Larvanya membuat
lubang pada daun, akar, kuntum bunga dan bunganya.
Kumbang mempunyai tipe criocerin sepanjang punggung

·62'
dan pronotum yang sempit. Serangga dari famili ini
berasosiasi dengan rumput-rumputan dan monokotiledon
lain. Larva yang semula berwarna abu-abu, dengan me­
ningkatnya umur, akan berubah menjadi kuning. Tubuh
larva senantiasa tertutup oleh kotorannya sendiri. Telur
diletakkan terpisah-pisah pada bunga dan petiola. Telur
berwarna kuning kehijauan dengan panjang 1,25 mm.
Larva yang baru menetas membawa kulit telur di pung­
gungnya. Daur hidup mencapai 30 hari.

❖ Kutu perisai Parlatoria proteus Curt.


■ Ordo : Hemiptera
■ Famili : Diaspididae
■ Tanaman inang :
Kutu ini tersebar luas dan terutama dijumpai pada ta­
naman anggrek Dendrobium sp., Renanthera sp., Vanda
sp. dan jenis-jenis anggrek tanah, dan palem.
■ Gejala serangan :
Tanaman yang terserang berwarna kuning merana,
kadang-kadang daun berguguran.
■ Biologi :
Kutu mempunyai perisai berwarna coklat merah beru­
kuran + 1,5 mm, kutu dewasa berwarna gelap berbentuk
bulat, pipih, melekat pada bagian tanaman terserang.
Telurnya diletakkan di bawah perisai/ tempurung, se­
hingga tidak terlihat dari atas. Larva tidak bertungkai,
berbentuk bulat. Kutu dewasa betina tidak bersayap
sedangkan yang jantan bersayap.

❖ Pengorok Daun Gonophora xanthomela ( = Agonita


spathoglottis)
• Ordo : Coleoptera
■ Famili : Chrysomelidae

63
■ Tanaman inang :
Hama ini menyerang jenis-jenis anggrek Phalaenopsis
amabilis, Vanda tricolor, V. coerulea, Arundina sp. dan
Aspathoglottis sp.
m Gejala serangan
Larva mengorok bagian dalam daun dan meninggalkan
bagian epidermis sehingga daun tampak transparan. Se­
rangan berat terjadi pada musim hujan.
■ Biologi:
Kumbang berukuran 6 mm, terdapat tanda hitam dan
oranye. Telur diletakkan pada permukaan bawah daun
dan ditutupi kotoran.

❖ Ulat bunga Chliaria othona


■ Ordo : Lepidoptera
■ Famili : Lycaenidae
■ Tanaman inang :
Ulat ini menyerang jenis-jenis anggrek Dendrobium sp.,
Phalaenopsis sp., Arundina sp., Phajus sp.
■ Gejala serangan :
Ulat memakan bunga atau pucuk anggrek. Setelah me­
netas dari telur segera masuk dan merusak ke dalam
pucuk sampai ke bunga.
• Biologi :
Ulat berbentuk pipih. Larva yang baru menetas dari te­
lur masuk ke dalam pucuk sampai bunga. Stadia pupa
terjadi di daun dan umbi-umbian dalam lapisan anyaman
dan pupa berbalut lapisan sutera.

❖ Pemakan daun Negeta chlorocrota Hps.


• Ordo : Lepidoptera
■ Famili : Noctuidae

64
;._ '"!::: aman ir-]ang :
Ke�us3k ,., aling banyak pada De .d ..obium sp dan
,..
A�':lch�is _ . dan serarg jugC, diju�p : pada Phalae ')psis
s�. dan ?.neka anggrel< liar.
" Gejala serangan :
Larva me, akan aun muda da t''en;nggalkan p.,:)ng­
an-potongan daun yang put1h dan transparan. Kerusakan
disebabkan oleh instar selan!utr,ya pa,.!a daun yar.g :ec;'"i
tua. Puc ·k-pucuk muda jt.:ga diserang. Pada po"ulasi
tinggi laP✓a menggerogoti daun, pctongan oval dari daun
yang tertinggal di at s dan diguna ,an :..mtuk membentuk
tempat pupa.
� Biologi:
Ulat merupakan semi penggu!ung daun anggrek. U!at
instar lanjut berwama hijaJ puda dengan garis gelap
membujur dan empat tanda di pu:iggur.g. Seta (bulu)
panjang tumbuh dari kecil dan Marn. Panjang larva +
35 mm. Ngengat muda tidak terbang sangat jauh. Telur
berduri dan dijumpai di daun, pucuk dan bunga. Di
Begor siklus hidup mencapai 38 hari.

,} Kiutu putih Pseudococcus sp,


• Ordo : Hemiptera
" Famili : Pseudococcidae
.. Tanaman inang :
Hama ini tersebar luas dan merupakan hama pentir.g
pada tanaman buah-buahan dan tanaman hias.
• Gejala serangan :
Pada Dendrobium sp., kutu menyerang ujung akar,
bagian daun sebelah bawah dan batang. Bagian tana­
man terserang akan berwarna kuning dan akhirnya mati
karena hama ini mengisap cairan sel.

65
Pada Phalaenopsis sp., kutu menyerang ketiak dauii
di sekitar titik tumbuhnya, sehingga menyebabkan
tanaman mati.
• Biologi:
Seluruh tubuh tertutup oleh lilin termasuk tonjolan pen­
dek yang terdapat pada tubuhnya. Kutu berwama coklat
kemerahan, panjang 2 mm, dan memproduksi embun
madu sehingga menarik bagi semut untuk berkumpul.
Kutu memperbanyak diri melalui atau tanpa perkawinan
(partenogenesis). Perkembangan satu generasi memer­
lukan waktu selama 36 hari.
❖ Siput setengah telanjang (Slug) Parmarion pupilla­
ris
• Phyllum: Mollusca
• Tanaman inang:
Bersifat polifag, selain menyerang anggrek juga pada kol,
sawi, tomat, kentang, tembakau, karet dan ubi jalar.
• Gejala serangan :
Siput memakan daun dan membuat lubang-lubang tidak
beraturan. Seringkali ditandai dengan adanya bekas
lendir sedikit mengkilat dan kotoran. Akar dan tunas
anakan juga diserang. Seringkali merusak persemaian
atau tanaman yang baru saja tumbuh. Siput juga makan
bahan organik yang telah membusuk ataupun tanaman
yang masih hidup.
• Biologi:
Siput tidak memiliki cangkok, berukuran panjang 5 cm,
berwama coklat kekuningan atau coklat keabuan. Rumah
pada punggungnya kerdil dan sedikit menonjol. Siput
tidak beruas, badannya lunak, bisa mengeluarkan lendir,
berkembang biak secara hermaprodit namun sering
· juga terlihat mereka mengadakan perkawinan dengan
66
sesama. Siput menyukai kelembaban. Telur diletakkan
pada tempat-tempat yang lembab. Siput biasanya pada
waktu siang hari bersembunyi di tempat yang teduh dan
aktif mencari makan pada malam hari. Alat untuk makan
berbentuk seperti lidah yang kasar seperti parut yang
disebut radula.

❖ Siput telanjang Vaginula bleekeri atau Filicaulis


bleekeri
·• Phyllum: Mollusca
• Tanaman inang:
Selain menyerang anggrek, juga merusak persemaian
sayuran seperti kol, sawi, tomat dan tembakau.
• Gejala serangan:
Gejala serangan mirip Parmarion. Siput menyerang ta­
naman pada waktu malam hari. Bagian tanaman yang
diserang adalah daun dan pucuk-pucuknya.
• Biologi:
Bentuk siput seperti lintah, berwarna coklat keabuan,
pada punggungnya terdapat bercak-bercak coklat tua
yang tidak teratur dan ada sepasang garis memanjang,
panjang tubuh + 5 cm.

❖ Bekicot Achatina fulica atau A. variegata


• Phyllum: Mollusca
• Tanaman inang:
Bekicot selain merusak tanaman anggrek, juga tanaman
bunga bakung, bunga dahlia, pepaya, tomat.
• Gejala serangan :
Bekicot banyak merusak seluruh bagian tanaman dengan
memakan daun dan bagian tanaman lain. Selain itu juga
makan tanaman yang telah mati.

67
• Biologi:
Bekicot mempunyai cangkok (rumah), dengan ukuran
panjang + 10-13 cm. Pada waktu siang hari bekicot ini
sering istirahat pada batang pepaya, pisang dan dinding
rumah. Pada waktu malam hari mencari makanan. Siang
hari mencari tempat perlindungan di lubang tanah,
kaleng atau bambu. Bila diganggu mereka akan menarik
kepalanya ke dalam rumahnya. Kadang-kadang dapat
mengeluarkan suara.

❖ Tungau jingga anggrek Pseudoleptus vandergooti


(Oud)
• Ordo : Acarina
• Famili : Tertranychidae

❖ Tanaman inang :
Anggrek Dendrobium sp. sangat peka terhadap serangan
tungau jingga.
• Gejala serangan:
Serangan hama ini mengakibatkan daun dan jaringa-n
batang berubah warna.
• Biologi:
Tungau berukuran 0,3 mm, hidup berkoloni pada daun­
daun yang mati.

❖ Thrips anggrek Dichromothrips (= Eugniothrips)


smithi (Zimm)
• Ordo : Thysanoptera
• Sub Ordo: Terebrantia
• Tanaman inang :
Thrips anggrek dari P. Jawa ditemukan pula di Taiwan.
T hrips mengakibatkan kerusakan serius pada pembibitan
anggrek Arachnis sp., Cattleya sp., Dendrobium sp.,
Renanthera sp., dan Vanda sp.
68
■ Gejala serangan :
Serangan hama ini mengakibatkan pertumbuhan tana­
man terhambat, bunga berguguran, daun berubah ben­
tuk dan berwarna keperakan. Pada musim kemarau se­
rangan thrips dapat mengakibatkan penurunan produksi
bunga.
■ Biologi:
Hama ini sangat kecil, dan berwarna abu-abu, ada juga
yang berwarna kecoklatan. Panjangnya kira-kira 1-1 ½
mm. Trips mempunyai tiga pasang kaki, dan berbadan
ramping.

❖ Kepik anggrek Mertila malayensis Dist.


■ Ordo : Hemiptera
■ Famili : Miridae
■ Tanaman inang:
Kepik ini memiliki daerah penyebaran meliputi wilayah
Asia Selatan dan T imur. Kepik dapat ditemukan pada
anggrek Phalaenopsis sp., Bulbophyllum sp., Renanthera
sp., Vanda sp.
■ Gejala serangan:
Serangan kepik menimbulkan gejala bintik-bintik putih
kuning pada permukaan atas dan bawah daun anggrek.
Kadang-kadang titik-titik tersebut sangat rapat sehingga
merupakan bercak putih. Tanaman yang terserang lama­
lama menjadi gundul.
■ Biologi:
Kepik berwarna merah kehitaman. Telur diletakkan di
daun, dan nimfa yang baru menetas berwarna merah
mirip dengan tungau. Serangga biasanya hidup ber­
kelompok, jika diganggu maka akan melarikan diri de­
ngan cepat. Di Salatiga siklus hidup sekitar 4 minggu,
dan serangga dewasa dapat hidup selama 2 bulan.
69
❖ Kutu daun anggrek Cerataphis oxhidiarum {West)
• Ordo : Homoptera
■ Famili : Aphidoidea
• Tanaman inang :
Kutu ini tersebar luas dan terutama dijumpai pada ta­
naman anggrek Dendrobium sp., Renanthera sp., Vanda
sp. dan jenis-jenis anggrek tanah.
• Gejala serangan :
Kutu daun menempel pada daun, dan menyebabkan da­
un yang terserang berubah menjadi kuning, kemudian
coklat, akhirnya mati.
• Biologi :
Spesies kutu daun ini berwarna coklat gelap sampai hi­
tam. Pada waktu masih muda, serangga berwarna hijau.
Penyebaran meliputi di daerah tropis.

❖ Kutu tempurung Aspidiotus sp.


• Ordo : Homoptera
• Famili : Diaspididae
• Tanaman inang :
Di daerah Bogor kutu tempurung ditemukan pada ang­
grek Renanthera sp. dan Vanda sp., kelapa, kelapa
sawit, pisang, mangga, alpukat, jambu biji, kakao, karet,
keluwih, jahe dan teh.
• Gejala serangan :
Serangga ini mengisap cairan daun di bagian permukaan
bawah sehingga meninggalkan bercak-bercak dan me­
nyebabkan daun berwarna kuning kecoklatan. Kutu
mengisap cairan daun, sehingga makin lama cairan
daun habis dan jaringan di sekelilingnya terjadi nekrosis.
Pada serangan berat seluruh daun menjadi kering dan
kemudian rontok.

70
■ Biologi :
Serangga dewasa berwarna merah coklat gelap berukuran
panjang 1,5 mm. Kutu betina dapat menghasilkan telur
20-30 butir. Telur diletakkan di dalam perisai di bawah
badannya. Nimfa yang baru menetas akan ke luar dari
perisai, berkelompok di permukaan bawah daun. Periode
telur sampai dewasa mencapai 1,5-2 bulan. Aktivitas
puncak terjadi pada musim kering.
❖ Siput kecil Lamellaxis (= Opeas) gracilis (Hutt.) dan
Subulina octona Brug.
• Phyllum : Mollusca
■ Tanaman inang :
Di daerah Deli (Sumatera Utara) sering ditemukan pada
bedengan pembibitan tembakau, dan di daerah lain
di Indonesia ditemukan menyerang sayuran di rumah
kaca.
■ Gejala serangan :
Siput ini tinggal pada tanaman anggrek di antara media
tumbuh dalam pot dan menyerang bagian akar. Malam
hari siput naik ke permukaan pot dan menyerang bagian
daun. Serangan berat terjadi pada musim hujan.
■ Biologi :
Tempurung hama panjangnya 11 mm dan berwarna
kuning terang. Kedua spesies hama ini di alam sering
bercampur.

71
PENYAKIT ANG6

❖ Busuk hitam Phytopthora spp.


► Tanaman inang :
Penyakit ini terutama dijumpai pada anggrek Cattleya
sp., Phalaenopsis sp., Dendrobium sp., Epidendrum sp.
dan Oncidium sp.
► Gejala serangan :
Infeksinya tampak dengan adanya noda-noda hitam
yang menjalar dari bagian tengah tanaman hingga ke
daun. Dalam waktu relatif singkat seluruh daun sudah ber­
jatuhan. Cendawan ini menyerang pucuk tanaman dan titik
tumbuh. Bagian pangkal pucuk daun terlihat basah dan
bila ditarik mudah terlepas. Bila menyerang titik tumbuh,
pertumbuhan akan terhenti. Penyebaran penyakit ini
sangat cepat bila keadaan lingkungan lembab.
Pada Cattleya penyakit dapat timbul pada daun,
umbi semu, akar rimpang dan kuncup bunga. Penyakit
ini juga dapat timbul pada persemaian sebagai penyakit
busuk rebah. Pada daun terjadi bercak besar, berwarna
ungu tua, coklat keunguan, atau hitam. Bercak dikelilingi
halo kekuningan. Dari daun penyakit berkembang ke
umbi semu, akar rimpang, bahkan mungkin ke seluruh
tanaman. Jika penyakit mula-mula timbul pada umbi
semu, maka umbi ini akan menjadi hitam ungu, dan
semua yang terletak di atasnya akan layu. Seringkali
daun menjadi rapuh dengan goyangan sedikit saja daun
akan terlepas sedikit di atas umbi semu. Infeksi yang
terjadi pada permukaan tanah dapat menyebabkan bu­
suk kaki.

72
Pada Vanda, mula-mula pada pangkal daun terjadi
bercak hitam kecoklatan tidak teratur, dengan cepat
meluas ke seluruh permukaan daun dan pada daun-daun
sekitarnya. Pada umumnya penyakit timbul di daerah
pucuk tanaman. Pada bagian ini daun-daun berwarna
hitam coklat kebasah-basahan dan mudah sekali gugur.
Kadang-kadang penyakit juga timbul pada batang dan
daerah perakaran.
► Morfologi/Epidemiologi :
Cendawan membentuk sporangium, mudah terlepas,
bulat telur atau jorong, pangkalnya membulat, mempu­
nyai tangkai pendek dan hialin. Spora Phytophthora
dapat dipencarkan oleh angin, dan percikan air.
Akar rimpang dapat dapat terinfeksi karena patogen
yang terbawa oleh pisau yang dipakai untuk memotong
(memisahkan tanaman). Penyakit juga berkembang oleh
kelembaban yang tinggi, karena air membantu pemben­
tukan, pemencaran, dan perkecambahan spora.

❖ Antraknosa. Colletotrichum_gloeosporioides (Penz.)


Sacc. (Stadium Sempurna: Glomerella cingulata)
► Tanaman inang :
Penyakit ini dijumpai pada anggrek jenis Dendrobium
sp., Arachnis sp., Ascocendo sp., Phalaenopsis sp., Vanda
sp. dan Oncidium sp.
► Gejala serangan :
Pada daun atau umbi semu mula-mula timbul bercak
bulat, mengendap, berwarna kuning atau hijau muda.
Akhirnya bercak menjadi coklat dan mempunyai bintik­
bintik hitam yang terdiri dari tubuh buah (aservulus) cen­
dawan. Pada umumnya bintik-bintik ini teratur pada ling­
karan-lingkaran yang terpusat. Dalam keadaan yang lem­
bab tubuh buah mengeluarkan massa spora (konidium)
73
yang berwarna merah jambu atau jingga. Daun yang ter­
serang akan gugur akhirnya umbi akan gundul.
Pada bunga, penyakit menyebabkan terjadinya
bercak-bercak coklat kecil yang dapat membesar dan
bersatu sehingga dapat meliputi seluruh bunga.
Cendawan dapat mempertahankan diri dengan hi­
dup secara saprofitik pada sisa tanaman sakit. Pada
cuaca menguntungkan (lembab), cendawan membentuk
konidium yang apabila terbentuk dalam massa yang
lekat, konidium dipencarkan oleh percikan air hujan/air
siraman, mungkin juga oleh serangga.
Cendawan adalah parasit lemah, yang hanya dapat
mengadakan infeksi pada tanaman yang keadaannya
lemah, terutama melalui Iuka-Iuka, termasuk Iuka karena
terbakar matahari. Terjadinya penyakit juga dibantu oleh
pemberian pupuk nitrogen yang terlalu banyak.
► Morfologi/Epidemiologi :
Colletotrichum gloeosporioides berbentuk aservulus
pada bagian yang mati (nekrosis) yang berbatas tegas,
biasanya berseta, kadang-kadang berseta sangat jarang
atau tidak sama sekali. Aservulus berbentuk bulat,
memanjang atau tidak teratur, garis tengahnya dapat
mencapai 500 µm. Seta mempunyai panjang yang
bervariasi, jarang lebih dari 200 µm, dengan lebar 4-8
µm, bersekat 1-4, berwarna coklat, pangkalnya agak
membengkak, mengecil ke ujung, pada ujungnya ka­
dang-kadang berbentuk konidium. Konidium berbentuk
tabung, ujungnya tumpul, pangkalnya sempit ter­
pancung, hialin, tidak bersekat, berinti 1,9-24 x 3,6 µm.
Konidiofor berbentuk tabung, tidak bersekat, hialin atau
coklat pucat.

"74
Colletotrichum gloeosporioides tersebar luas, sebagai
parasit lemah pada bermacam-macam tumbuhan inang,
bahkan ada yang hanya hidup sebagai saprofit. Cenda­
wan dapat mempertahankan diri dengan hidup secara
saprofitis pada bermacam-macam sisa tanaman sakit.
Pada cuaca menguntungkan jamur membentuk konidi­
um. Karena terbentuk dalam massa yang lekat, konidium
dipencarkan oleh percikan air, dan mungkin oleh serang­
ga. Pembentukan konidium dibentuk oleh cuaca yang lem­
bab, sedang pemencaran konidium dibantu oleh percikan
air hujan maupun siraman.

❖ Layu Sklerotium rolfsii Sacc. (Stadium Sempurna :


Corticium rolfsii Curzi)
► _ Tanaman inang
Selain menyerang anggrek, penyakit ini diketahui menye­
rang pada tanaman pertanian lainnya. Pada anggrek
terutama menyerang jenis-jenis terestrial, sej:)erti Vanda
sp., Arachnis sp. dan sebagainya.
► Gejala serangan :
Tanaman yang terserang menguning dan layu. In­
feksi terjadi pada bagian-bagian yang dekat dengan ta-
- nah. Bagian ini membusuk, dan pada permukaannya
terdapat miselium cendawan berwarna putih, teratur
seperti bulu. Miselium ini membentuk sklerotium, yang
semula berwarna putih, kelak berkembang menjadi butir­
butir berwarna coklat yang mirip dengan biji sawi.
Pada Phalaenopsis penyakit menyebabkan busuk a­
kar dan pangkal daun. Jaringan menjadi berwarna kuning
krem, berai� yang segera berubah menjadi coklat lunak
karena adanya bakteri dan cendawan tanah.
Sklerotium bentuknya hampir bulat dengan pangkal
yang agak datar, mempunyai kulit luar, kulit dalam dan
teras.
Di daerah tropis Sklerotium rolfsii tidak membentuk
spora. Cendawan dapat bertahan lama dengan hidup
secara saprofitik, dan dalam bentuk sklerotium yang ta­
han terhadap keadaan yang kurang baik.
Sklerotium rolfsii umumnya terdapat dalam tanah.
Cendawan terutama terpencar bersama-sama dengan
tanah atau bahan organik pembawanya. Sklerotium
dapat terpencar karena terbawa oleh air yang mengalir.
Sklerotium rolfsii terutama berkembang dalam cuaca
yang lembab. Cendawan dapat menginfeksi tanaman
anggrek melalui Iuka ataupun tidak, bila melalui Iuka
infeksi akan berlangsung lebih cepat. Di Indonesia
Oncidium sp. dan Phalaenopsis sp. sangat rentan terha­
dap S. rolfsii, Cattleya sp. agak tahan, sedangkan Den­
drobium sp. sangat tahan.
► Morfologi/Epidemiologi :
Sklerotium rolfsii adalah cendawan yang kosmopolit,
dapat menyerang bermacam-macam tumbuhan, teru­
tama yang masih muda. Cendawan itu mempunyai mise­
lium yang terdiri dari benang-benang berwarna putih,
tersusun seperti bulu atau kipas. Cendawan tidak
membentuk spora. Untuk pemencaran dan memperta­
hankan diri cendawan membentuk sejumlah sklerotium
yang semula berwarna putih kelak menjadi coklat
dengan garis tengah kurang lebih 1 mm. Butir-butir ini
mudah sekali terlepas dan terangkut oleh air.
Sklerotium mempunyai kulit yang kuat sehingga
tahan terhadap suhu. tinggi dan kekeringan. Di dalam

76
tanah sklerotium dapat bertahan selama 6-7 tahun.
Dalam cuaca yang kering sklerotium akan mengeriput,
tetapi justru akan berkecambah dengan cepat jika
kembali berada dalam lingkungan yang lembab.

❖ Layu Fusarium oxysporum


► Tanaman inang :
Penyakit layu Fusarium dapat dijumpai pada anggrek
jenis Cattleya sp., Dendrobium sp. dan Oncidium sp.
Selain itu juga menyerang kubis, caisin, petsai, cabai,
pepaya, krisan, kelapa sawit, lada, kentang, pisang dan
jahe.
► Gejala serangan :
Patogen menginfeksi tanaman �·lalui akar atau ma­
suk melalui Iuka pada akar rimpang yang baru saja
dipotong, menyebabka'n batang dan daun berkerut.
Bagian atas tanah tampak merana seperti kekurangan
air, menguning, dengan daun-daun yang keriput, umbi
semu menjadi kurus, kadang-kadang agak terpilin.
Perakaran busuk, pembusukan pada akar dapat meluas
ke atas, sampai ke pangkal batang.
Jika akar rimpang dipotong akan tampak bahwa
epidermis dan hipodermis berwarna ungu, sedang
phloem dan xylem berwarna ungu merah jambu muda.
Akhirnya seluruh akar rimpang menjadi berwarna ungu.
► Epidemiologi :
Patogen dapat bertahan secara alami di dalam media
tumbuh dan pada akar-akar tanaman sakit. Apabila
terdapat tanaman peka, melalui akar yang Iuka dapat
segera menimbukan infeksi. Penyakit ini mudah menular
melalui benih, dan alat pertanian yang dipakai.

77
❖ Bercak daun Cercospora spp.
► Tanaman inang :
Semua jenis anggrek terserang oleh penyakit ini,
terutama yang ditanam di tempat terbuka, seperti
Vanda sp., Arachnis sp., Aranda sp., Aeridachnis sp. dan
sebagainya.
► Gejala serailgan :
Penyakit timbul hanya apabila keadaan lingkungan
lembab. Mula-mula pada sisi bawah daun yang masih
muda timbul bercak kecil berwarna coklat. Bercak-ber­
cak dapat berkembang melebar dan memanjang, dan
dapat bersatu membentuk bercak yang besar. Pada
pusat bercak yang berwarna coklat keputihan, cendawan
membentuk kumpulan-kumpulan konidiofor dengan koni­
dium, yang bila dilihat dengan kaca pembesar (loupe)
tampak seperti bintik-bintik hitam kelabu. Pusat bercak
akhirnya mengering dan dapat menjadi berlubang. Ge­
jala ini lebih banyak terdapat pada daun-daun tua.
► Morfologi / Epidemiologi :
Konidium cendawan ini berbentuk gada panjang bersekat
3-12. Konidiofor pendek, bersekat 1-3, cendawan
dapat terbawa oleh benih dan bertahan pada sisa-sisa
tanaman sakit selama satu musim. Cuaca yang panas
dan basah membantu perkembangan penyakit. Penyakit
dapat timbul pada tanaman muda, meskipun cenderung
lebih banyak pada tanaman tua.

❖ Bercak coklat Ralstonia (Pseudomonas) cattleyae


(Pav.) Savul
► Tanaman inang :
Penyakit terutama menyerang Phalaenopsis sp. dan
Catleya sp.

78
► Gejala serangan :
Penyakit ini terutama merugikan Phalaenopsis sp.
Bagian tanaman yang terserang yaitu daun dan titik
tumbuh. Penyakit sangat cepat menjalar, dan pada daun
yang terserang terjadi bercak lunak, kebasah-basahan
dan berwarna kecoklatan atau hitam. Penyakit meluas
dengan cepat. Jika penyakit mencapai titik tumbuh,
tanaman akan mati. Bagian yang sakit mengeluarkan
lendir (eksudat), yang dapat menularkan penyakit ke
tanaman lain, melalui penyiraman.
Pada daun Cattleya sp. penyakit tampak sebagai ber­
cak-bercak mengendap, hitam dan kebasah-basahan.
Pada umumnya penyakit hanya terbatas pada satu atau
dua daun, dan tidak mematikan tanaman.
► Epidemiologi :
Massa bakteri sering muncul di permukaan jaringan ta­
naman sakit. Penyakit ini berkembang pada kondisi
lingkungan yang basah dan suhu yang tinggi. Penyakit

'
dapat menular melalui ,;llat-alat pertanian, air, media
tumbuh dan benih yang terinfeksi.
❖ Busuk Lunak Erwinia spp.
► Tanaman inang :
Penyakit ini · dapat m�nyerang semua jenis anggrek
bahkan tanaman lain yang lunak jaringannya.
► Gejala serangan :
Penyakit ini menyerang tanaman anakan dalam kompot.
Daun-daun anakan terlihat berair dan wama daun ber­
ubah kecoklatan. Pada pseudobulb atau bagian lunak
lainnya terjadi pembusukan disertai bau yang tidak enak.
Bakteri ini menimbulkan pembusukan pada jaringan yang
lunak dan pada jaringan yang bekas digigit serangga.
► Morfologi/Epidemiologi :
Sel bakteri b~rbentuk batang, tidak mempunyai
kapsul, dan tidal< berspora. Bakteri bergerak dengan
menggunakan flagela yang terdapat di sekeliling sel
bakteri.
Bakteri patogen mudah terbawa oleh serangga, air,
media tumbuh dan sisa tanaman yang terir.feksi, serta
alat-alat pertanian. Suhu optimal untuk perkembangan
bakteri adalah 27°C. Pada kondisi suhu rendah dan
kelembaban rendah bakteri terhambat pertumbuhan­
nya.
❖ Rebah Bibit P'ft:hhim M!tinum, Phytohpthora �acto­
rum dan Rhizoctonia solani.
► Tanaman inang :
Penyakit ini dijumpai pada tanaman muda dalam kompot
pada anggrek jenis Cymbidium sp., Dendrobium sp.,
Oncidium sp. dan sebagainya.
► Gejala serangan :
Pada tanaman muda ditandai dengan gejala damping off,
yaitu tanaman mati dan roboh. Bagian pangkal tanarnan
membusuk, sehingga tidak kuat berdiri tegak. Penyakit
berkembang ke atas ke bagian-bagian lunak lainnya.
► Epidemiologi :
Patogen tersebut terpencar melalui air. Rhizoctonia
solani bertahan lama di dalarn tanah (media tumbuh).
❖ Bercak daun Pestalotia sp,
► Tanaman inang :
Penyakit ini dijumpai pada anggrek jenis Vanda sp.,
Arachnis sp., Der.drobium sp. dan Oncidium sp.
► Gejala serangan
Pada daun-daun tua dijumpai bercak dengan titik-titii<

80
hitam di bagian tengahnya. Mula-mula bercak berwarna
kuning agak coklat
► Epidemiologi :
Patogen memencar dengan spora yang terjadi apabila
ada perubahan yang mendadak dari keadaan basah
kemudi.an kering dan disertai angin.

❖ Bercak Botryodiplodia sp.


► Tanaman inang :
Penyakit ini dijumpai pada anggrek jenis Vanda sp. dan
Arachnis sp.
► Gejala serangan :
Pada anggrek Vanda sp. penyakit ditandai dengan ber­
cak memanjang berwarna coklat sampai hitam. Gejala
terjadi baik di daun maupun batangnya. Bercak tidak
terbatas pada bagian-bagian yang tua saja tetapi yang
muda pun terserang.
► Epidemiologi :
Penyakit memencar dengan sporanya yang berada di da­
lam badan buahnya. Spora memencar bila terjadi peru­
bahan cuaca yang mendadak dari basah ke kering.

❖ Bercak bunga Botrytis cenerea


► Tanaman inang :
Penyakit ini terutama menyerang bunga pada anggrek
jenis Phalaenopsis sp. dan Cattleya sp.
► Gejala serangan :
Pada mahkota bunga mula-mula terdapat bintik-bintik
hitam. Bila penyakit telah berkembang lebih lanjut
dengan bintik yang sangat banyak, bunga akan busuk
dan menghitam.
► Epidemiologi :
Penyakit ini berkembang bila kelembaban sangat tinggi.

81
Pemencaran penyakit dilakukan dengah sporanya yang
sangat mudah diterbangkan angin.

❖ Karat Uredo sp.


► Tanaman inang :
Penyakit karat dijumpai pada Oncidium sp. dan jenis­
jenis lainnya.
► Gejala serangan :
Pada permukaan daun terdapat pustul berwarna kuning.
Setiap pustul dikelilingi oleh jaringan daun klorotik.
Serangan yang hebat menyebabkan daun mengering.
► Epidemiologi :
Spera patogen mudah melekat pada kaki serangga dan
oleh tiupan angin. Kondisi lingkungan yang lembab sa­
ngat membantu perkembangan penyakit.

❖ Virus mosaik cymbidium (Cymbidium mosaic virus=


CyMV) atau Cymbidium black streak virus atau
Orchid mosaic virus.
► Tanaman inang :
Virus ini dijumpai pada 8 genera, yaitu Aranthera sp.,
Ca Ianthe sp., Cattleya sp.,Cymbidium sp., Gromatophyllum
sp., Phalaenopsis sp., Oncidium sp., dan Vanda sp.
► Gejala serangan :
Pada Cymbidium sp. gejala mosaik akan tampak lebih
jelas pada daun-daun muda berupa garis-garis klorotik
memanjang searah serat daun. Bunga pada tanaman
Cattleya sp. y:mg terinfeksi biasanya memperlihatkan
gejala bercak-bercak coklat nekrosis pada petal dan
sepalnya. Bunga biasanya berukuran lebih kecil dan mu­
dah rontok dibandingkan dengan bunga tanaman se­
hat.

82
► Morfologi/Epidemiologi :
Partikel CyMV berbentuk filamen memanjang berukuran
13 x 475 nm. Virus ini menular secara mekanik melalui
cairan atau ekstrak bagian tanaman sakit, tetapi tidak
menular melalui biji ataupun serangga vektor.

❖ Virus mosaik tembakau strain orchid {Tobacco


Mosaic Virus-Orchid = TMV-0) atau virus bercak
bercincin odontoglossum ( odontoglossum ringspot
virus = ORSV).
► Tanaman inang :
Jenis-jenis anggrek lain yang dapat terserang virus ini
mencakup Dendrobium sp., Epidendrum sp., Vanda
sp., Cattleya sp., Oncidium sp. Cymbidium sp. dan
Phalaenopsis sp.
► Gejala serangan :
Pada beberapa jenis anggrek seperti Cattleya sp., gejala
infeksi virus ini bervariasi, yaitu berupa garis-garis
klorotik, bercak-bercak klorotik sampai nekrotik atau
bercak-bercak berbentuk cincin. Pada Oncidium sp.
bercak-bercak nekrotik berwarna hitam tampak nyata
pada permukaan bawah daun. Di lapang persentase
tanaman anggrek Oncidium sp. terinfeksi virus ini dapat
mencapai 100%. Gejala pada bunga, misalnya pada
anggrek Cattleya sp., berupa mosaik pada sepal dan
petal. Bagian tepi bagian bunga ini biasanya berge­
lombang.
► Morfologi/Epidemiologi :
Partikel virus berbentuk batang berukuran 18 x 300 nm.
TMV-O mudah ditularkan secara mekanik melalui ekstrak
bagian tanaman sakit, tetapi tidak menular melalui
serangga vektor ataupun biji.

83
Penyakit Menular
\' At.!'"::3d :.:rti;_;:r:��-.��:-·11 .r·-�=- :::iri" -•>p.��:-,��·.•:,1� \.. ;\·;v:·• :-�;-� .��r..-(,'
❖ c--,i!��-:�,�� ��J!;!J� ·,·-,iun9,"f 1r.1 ;:;_nv .--·n ,;-;-,:, Y ::· t
· • · 'l c,?��'\%11tJer�Hg� c9
i �<.1,�.t�l']ri9!{1 t�lMrl?w#Vlti ur spora
c�.Q.�VV1�&!5�5�q�-�j c£l��_,, P%, aQQ� ���-' i�Fen a tu t uP
botol tid a k steril.
.;
Yltla�r .
f h
�tv :Gej ,, .-·biji �Wg�tek4 "13i!J&igi-�ecarn6ah d�n
i, ·•_j, '.
� J�n¥cifgif
"'?
a�ia •i b�t51 �kl
·r�ag�I; �ec�m3��i
ya ng
<
, (!ni
i:
E!iaH t?ri-iffoW - a-1 � His1ll���itH81'wafi'i�'t1i 'an mati/
,(\1�510 -. ::?.r1;;1
lay u .
► Pengenda lia n: p a d a aw a l serah�ah::iffreerar a g ar di­
.. ,-. l?ettiarkan. -darf-bott>T, lal� be>t-0�
- oit1i'iJr.i-�&-r/b
·ti r a li, dil a -

·}/ ,-�akaifd@n�§nl:Stefm; kalefolR�c<a'f'hbalHn'lg�rel< terlanj ur


t . .q2 besa�;"sege'ra -'dikeli:icitkaf{d a rkbofol-difn�'dicit.rd dengan
f u ngisida l a lu keca mbah ditan a ffi: cfalaf.rf1peh/•;q
: '.-1f�;�··,1&·t:1<. G!f{9i)
❖ -'t·P��i�-
..... �i,r.��-
"t: .. \.r<.. ,...,\.,. • ,.�.
1
l<�9!m�,,
;_L:2.
1�.� h.,,,
'l ''Cl.;..:.•!•.:' ",w". >·; .. ....,,.,c,-1
•..,-._ ·-""1b, _.. ':...1 ,-,,-,,
�,L• .,

' � ::�e;up.ja �?tn 1PJrDYa !Si!.}l'1�9[�k ��lam�--P19?iP ,(:lpla m per-


l1 ?_�rrg=iiap,., P��Y�bprpJl;P��v,a�lt.JR} .ley�a�it'*·,-, - •,!

, >t;:tP.�j�! a :(��p:1u l�_�f;,rup aJ?ef��-� ���ii b�j�£),8\l,9�J2rrmukaan


. 1 -, 8��"., l9!4Jn�\ebar; -�e�� arJ.c,k � ,c1ta5:-,.�am�J p ada titik
, .. ,1u�t,Jh;,8a�a, ��filp1�; s��'1Je 1�aYf�h-.�JD���J t��ung ak a r,
J ;r, ��.Mir91!?991Pf-l��r:@,� ?.�sft81�1Jl91:!���,�?\l lJl<ithf

-� " );:)il�fl��n$tli�Wi b'P,itr¥a gQ,��kit.���iknlif9--1�Q�fA dibu ang,


eca mbah
• i��� �JB!ilt'�i IJL�f�Rfl·,.�Pt ,����m �til�Vih�
ti(�::�
,0 L,qH<�lil:1£Jk�I? �t;ii,qi,semw�� q�e9a,�JHD�iS!1'3:;i.1
Penyakit bercak coklat t?•10drr,cl

► Kecambah jenis Pha lati rdBsg9 5���1° Bilft1 terhadap
f
or:� �J1<.t�l lHi; i:i��t�'rWl'Sa�G1c:3�ca"s�ng�t:f�Hib�b. Infeksi
1
.., '? ,,;:-) :i.f½i1�Hl
'd1itW
l { 01
!Sa�af � JJ tir%�R1s ll.ika ;/
11
�ld a da u n .
. l. r\tilii'1n�a�Un 'y§�r/ salrt'p a8rffii'a?i' s@R* � ap at me-
1 6
t .' -��
r;---; l';l ,,,J,! -. -�:nr,rd'..,"."1.::-.,
,·; ,;._:v I.:�-;,••
nu l a rk an penyakit'ir\t : '" -,·•..;,□ ,,_, '·
'f11 -- L- ... ..J.
n_
► Gejala: bercak kecil bening pada pucuk daun. Dalam be­
berapa hari dapat meluas ke seluruh kompot, daun
kecambah anggrek menjadi rusak dan mati. Penyakit ini
sangat ganas, karena mematikan dan cepat menular.
► Pengendalian: sangat sulit penyakit ini pada awal se­
rangan. Pada serangan yang parah, tidak ada jalan lain
kecuali memusnahkan seluruh kecambah anggrek.
❖ Penyakit bercak hitam
► Pada tanaman anggrek yang, penyakit ini cepat menular
malalui akar dan alat yang tidak sterill
► Gejala: timbul warna coklat kehitaman pada bagian
tanaman yang terserang. Mulai dari daun ke atas sampai
ke tunas dan ke bawah hingga ujung akar. Tanaman
terlambat tumbuh, kerdil dan mengakibatkan kematian.
► Pengendalian: bagian yang terserang dipotong dan di­
buang atau disemprotkan fungisida; alat-alat potong
disiram alkohol/dibakar sebelum digunakan.
❖ Penyakit busuk akar
► Penyebab: cendawan Rhizoctonia Solani.
► Gejala: akar leher membusuk mencapai rhizoma dan
umbi batang, daun dan umbi batang menguning, ber­
keriput, tipis dan bengkok, tanaman kerdil dan tidak
sehat.
► Pengendalian: semua bagian tanaman yang sakit di­
potong dan dibuang; bekasnya disemprot dengan fungi­
sida (Benlate).
❖ Penyakit layu
► Penyebab: cendawan Fusarium Oxyporium.
► Gejala: mirip serangan penyakit busuk akar, namun pada
rhizoma terdapat garis-garis, atau lingkaran berwarna
ungu. Pada serangan berat, seluruh rizhoma menjadi
ungu, diikuti pembusukan pada umbi batang, tanaman sa­
ngat tidak sehat.
► Pengendalian: bagian yang terserang dibuang lalu be­
kasnya disemprotkan Benlate. Tanaman segera dipindah­
kan ke media tanam baru, yang masih segar dan bersih.
Usahakan terdapat aliran udara yang lancar di sekitar
tanaman.

❖ Penyakit busuk
► Penyebab: cendawan Sclerotium Rolfsi.
► Gejala: terdapat bintil-bintil kecil berwarna coklat pada
bagian tanaman yang terkena penyakit.
► Pengendalian: bagian tanaman yang sakit dipotong dan
dibuang. Media tanaman dan seluruh pot didesinfektan
dengan larutan formalin 4 % ataupun fungisida/antibiotik
Natrippene 0,5 % selama 1 jam.

❖ Penyakit bercak coklat


► Gejala: bercak coklat pada permukaan daun, lalu me­
nyebar keseluruh bagian tanaman.
► Pengendalian: membuang semua bagian yang sakit, lalu
semprotkan fungisida/ antibiotika Streptomycin atau
Physan 20.

❖ Penyakit busuk lunak


► Penyebab: bakteri Erwinia Cartovora.
► Gejala: daun dan akar membusuk setta berbau. Penyakit
ini cepat sekali meluas namun khusus pada rhizoma dan
umbi batang, penyebarannya agak lambat.
► Penanggulangan: peralatan kebun harus steril, bagian
yang sakit dipotong dan dibuang. Semprotkan Physan
20, pot tanaman disemprot dengan formalin 4 %.

86
❖ Penyakit bercak bercincin
► Penyebab: virus TMVO (Tobacco Mozaic Virus Odonto­
glos-sum).
► Gejala: timbul lingkaran atau garis-garis kekuningan
pada permukaan daun.
► Pengendalian: hanya dengan pencegahan yakni mem­
buang bagian tanaman yang sakit serta menstrerilkan
semua alat potong.

❖ PenyakitCymbidium
► Penyebab: virus Mozaic Cymbidium.
► Gejala: semula berupa bercak kekuningan lalu muncul
jaringan mati berbintik, bergaris atau lingkaran. Khusus
pada cattleya, bercak tadi berwarna coklat atau hitam
cekung. Kadang ada gejala kematian jaringan di tengah
daun yang dilingkari jaringan normal. Daun tua banyak
sekali menunjukkan adanya bintik jaringan yang mati.
► Pengendalian: hanya bersifat pencegahan yaitu mem­
buang bagian tanaman yang sakit, serta mensterilkan
segala alat yang dipakai.

❖ Penyakit busuk hitam


► Penyebab: cendawan Phytopytora Omnivora.
► Gejala: muncul warna kehitaman
► pada pangkal daun, lalu melunak dan busuk, akhirnya
daun mati.
► Pengendalian: semprotkan fungisida seperti Baycor
Dithane M-45, Benlate, Ferban, Physan, Truban atau
Banrot. Untuk yang berbentuk tepung gunakan dosis 2
gram/2 liter air.

Ada Beberapa Cara Pengendaliari Hama dan Penyakit


Anggrek

87
❖ Secara Fisik
Media tumbuh disucihamakan dengan uap air panas agar
tanaman bebas dari OPT yang dapat ditularkan melalui
media tumbuh. Untuk menghindari penularan virus, usaha
sanitasi harus dilakukan meliputi sterilisasi alat-alat potong.
Setelah dicuci bersih alat-aiat potong dipanaskan dalam
oven pada suhu 149 ° C selama 1 jam.
❖ Secara Mekanis
Pengendalian secara mekanis dilakukan bilamana
serangga hama dijumpai dalam jumlah terbatas. Misalnya
pada pagi dan sore hari kumbang gajah dapat dijepit dengan
jari tangan dan dimatikan. Demikian pula kutu tempurung
pada daun anggrek dapat didorong dengan kuku, tetapi
harus dilakukan secara hati-hati lalu dimatikan. Keong besar
atau yang kecil dengan mudah dapat ditangkap pada malam
hari dan dimusnahkan. Dengan membersihkan sampah dan
gulma, maka keong tidak mempunyai kesempatan untuk
bersarang dan bersembunyi.
Pengendalian secara mekanis juga dilakukan pada bagian
tanaman yang menunjukkan gejala serangan penyakit, yaitu
dengan memotong dan memusnahkan bagian tanaman
yang terserang.

❖ Secara Kultur Teknis


Pemeliharaan tanaman yang baik dapat meningkatkan
kesehatan tanaman, sehingga tanaman dapat tumhuh !ebih
subur. Penyiramar,, pemupukan dan penambahan atau
penggantian media tumbuh dapat meningkatkan pertum­
buhan tanaman. Secara tidak langsung pemeliharaan yang
berkelanjutan dapat memantau keadaan tanaman dari
serangan hama penyakit secara dini.
Penyiraman dilakukan apabila diperlukan dan dilakukan
pagi hari sehingga siang harinya sudah cukup kering. Pe­
lihara tanaman dari serangan atau kehadiran serangga yang
dapat menjadi pembawa atau pemindah penyakit. Udara
dalam pertanaman sebaiknya dijaga agar tidak terlalu
lembab, sehingga penyakit tidak mudah berkembang.
Tanaman yang baru atau diketahui menderita penyakit
diisolasi selama 2-3 bulan, sampai diketahui bahwa tana­
man tersebut betul-betul sehat. Tanaman yang akan dibu­
didayakan sebaiknya juga berasal dari induk yang telah
diketahui bebas penyakit.

❖ Secara Kimiawi
Untuk pengendalian OPT anggrek dapat dipilih jenis pes­
tisida yang tepat sesuai dengan organisme pengganggu
tumbuhan yang akan dikendalikan. Formulasi pestisida
dapat berupa cairan (emulsi), tepung (dust) pasta ataupun
granula. Konsentrasi dan dosis penggunaan biasanya
dicantumkan pada tiap kemasan.
Sebagai pencegahan, pot atau wadah lainnya, alat-alat
seperti pisau dan gunting stek, sebaiknya setiap kali me­
makai alat-alat tersebut, disucihamakan dengan formalin
2% atau desinfektan lainnya.

❖ Hayati (menggunakan hewan predator}


► Predator kutu putih : Scymnus apiciflavus.
► Predator bekicot Achatina fulica : Gonaxis sp., Euglandina
sp., Lamprophorus sp., dan bakteri Aeromonas
liquefacicus.
► Parasitoid T hrips : Famili Eulophidae
► Parasitoid kutu daun : Aphidius sp. dan Encarsia sp.
► Parasitoid pengorok daun Gonophora xanthomela
Achrysocharis promecothecae (Eulophidae).

89
► Pemanfaatan agens antagonis Trichoderma sp., Glio­
cladium sp. dan Pseudomonas fluorescens untuk penya­
kit layu Fusarium sp. dan Ralstonia (Pseudomonas )
solanacearum.
ROSPEK EMAS BUDID, 1l Cl

ANGGREK DI PEKARA.
Dilihat dari aspek lingkungan, secara alami anggrek (Famili
Orchidaceae) hidup epifit pada pohon dan ranting-ranting ta­
naman lain, namun dalam pertumbuhannya anggrek dapat di­
tumbuhkan dalam pot yang diisi media tertentu.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ta­
naman, seperti faktor lingkungan, antara lain sinar matahari,
kelembaban dan temperatur serta pemeliharaan seperti: pemu­
pukan, penyiraman serta pengendalian OPT.
Pada umumnya anggrek-anggrek yang dibudidayakan me­
merlukan temperatur 28 + 2° C dengan temperatur minimum
15° C. Anggrek tanah pada umumnya lebih tahan panas dari pada
anggrek pot. Tetapi temperatur yang tinggi dapat menyebabkan
dehidrasi yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman.
Kelembaban nisbi (RH) yang diperlukan untuk anggrek
berkisar antara 60-85%. Fungsi kelembaban yang tinggi bagi
tanaman antara lain untuk menghindari penguapan yang terlalu
tinggi. Pada malam hari kelembaban dijaga agar tidak terlalu
tinggi, karena dapat mengakibatkan busuk akar pada tunas­
tunas muda. Oleh karena itu diusahakan agar media dalam pot
jangan terlampau basah. Sedangkan kelembaban yang sangat
rendah pada siang hari dapat diatasi dengan cara pemberian
semprotan kabut (mist) di sekitar tempat pertanaman dengan
bantuan sprayer.
Berdasarkan pola pertumbuhannya, tanaman anggrek di­
bedakan menjadi dua tipe yaitu, simpodial dan monopodial.
❖ Anggrek tipe simpodial adalah anggrek yang tidak memiliki
batang utama, bunga keluar dari ujung batang dan ber­
bunga kembali dari anak tanaman yang tumbuh. Kecuali
91
pada anggrek jenis Dendrobium sp. yang dapat menge­
luarkan tangkai bunga baru di sisi-sisi batangnya. Conteh
dari anggrek tipe simpodial antara lain: Dendrobium sp.,
Cattleya sp., Oncidium sp.,dan Cymbidium sp. Anggrek tipe
simpodial pada umumnya bersifat epifit.
❖ Anggrek tipe monopodial adalah anggrek yang dicirikan
oleh titik tumbuh yang terdapat di ujung batang, per­
tumbuhannnya lurus ke atas pada satu batang. Sunga ke
luar dari sisi batang di antara dua ketiak daun. Contoh ang­
grek tipe monopodial antara lain: Vanda sp., Arachnis sp.,
Renanthera sp., Phalaenopsis sp., dan Aranthera sp.

92
· PERSILANGAN AN
.Persil�ngan ditujukan untuk
dengan warna dan bentuk yang menari�,_ mahkota unga
kompak dan bertel<stur tebal sehingga dapat tahan lama sebagai
bunga, potong, jumlah kuntum banyak di3f1 tid_ak ada .kuntum
bunga yang gugur dini akibat kelainan s1enetis serta produksi
.04nga tinggi.. , "- ,
Oleh karena itu untuk mendapatkan hasil yang dihar�pkan,
sebc;1i�nya .dan seharusnya pedor;nan persilangan perlu dikuasai,
antara lain : ,. •
❖ Persilangan sebaiknya d.ilaku�an_ pa9a pagi hari setelah
r, . penyiramar;i. Kuntum bunga d!8ili� yang n;,as�b segqr atau
_
setelah membuka penuh.
❖ Sebagai induk betina dipilih_ yang. mel]lpunyai _bunga yang
kuat, tidak cepat layu ata_u gu_gur.
❖ ·Mengetahui. sifat-sifat kedua_ induk t;ana,man yang akan
disilangkan, agar memberikan hasil yang diharapkan, misal­
nya sifat dominasi yang akan terlihat atau muncul pada
turunannya seperti : warna, bentuk, dan lain-lain.
❖ Bunga tidak terserang OPT terutama pada polen dan stig­
ma.
❖ Setiap mendapatkan varietas baru yang baik, sebaiknya di­
. daftar�an pada "Royal Horticultural Society" di London,
dengan mengisi formulir pe,:i<;laftaran anggrek hibrida d,e-
_ngan bebey�pa persyaratan lainnya. 0
• __, .

'''s · ·
Penyerbukan
Langkah-langkah yang diiakukan dalam · melakukan
penyerbukan (polinasi) adalah sebagai-berikut: ·
❖ Sediakan sehelai kertas putih dan sebatang lidi kecil atau
tusuk gigi atau sejenisnya yang bersih.
❖ Cap polinia yang terdapat pada ujung column dibuka, di
mana akan terlihat di dalamnya polinia yang berwarna ku­
ning.
❖ Ujung lidi / tusuk gigi dibasahi dengan cairan yang ada di
dalam lubang putih atau dengan sedikit air.
❖ Polinia diambil dengan hati-hati. Pegang kertas putih sebagai
wadah di bawah bunga untuk menghindari bila polinia jatuh
pada waktu diambil.
❖ Polinia kemudian dimasukkan ke dalam stigma (kepala
putik).
❖ Beri label yang diikatkan pada tangkai kuntum (pedicel)
bunga yang berisi catatan tentang tanggal penyerbukan
dan nama bunga yang diambil polinianya.
❖ Beberapa hari kemudian bunga yang telah diserbuki akan
layu.
❖ Apabila penyerbukan berhasil, dan bila tidak ada OPT, maka
bakal buah tersebut akan terus berkembang menjadi buah.
❖ Buah anggrek ada yang masak setelah tiga bulan sampai
enam bulan atau lebih.
❖ Buah yang masak akan merekah dengan dicirikan adanya
perubahan warna buah dari hijau menjadi hijau kekuning­
kuningan.

Memilih Anggrek
Dalam memilih biji anggrek yang akan disemaikan dalam
botol perlu diperhatikan sebagai berikut.
❖ Biji yang berwarna keputih-putihan dan kosong adalah biji
yang kurang baik.
❖ Biji yang baik yaitu yang bulat penuh berisi, berwarna
kuning atau kecoklat-coklatan.

94
Pembibitan
Perbanyakan tanaman anggrek pada umumnya dilakukan
melalui dua cara yaitu, konvensional dan dengan metoda kultur in
vitro. Perbanyakan tanaman yang dilakukan secara konvensional
adalah sebagai berikut.

❖ Perbanyakan vegetatif
Perbanyakan vegetatif yaitu melalui pemecahan/pemi­
sahan rumpun seperti Dendrobium sp., Oncidium sp.,
Cattleya sp., dan Cymbidium sp.; pemotongan anak tana­
man yang ke luar dari batang seperti Dendrobium sp.; pe­
motongan anak tanaman yang ke luar dari akar dan tangkai
bunga seperti Phalaenopsis sp., yang selanjutnya dita­
nam ke media yang sama seperti pakis, mos serabut kelapa,
arang, serutan kayu, disertai campuran pecahan genting
atau batu bata.
Perbanyakan secara vegetatif ini akan menghasilkan
anak tanaman yang mempunyai sifat genetik sama de­
ngan induknya. Namun perbanyakan konvensional secara
vegetatif ini tidak praktis dan tidak menguntungkan untuk
tanaman bunga potong, karena jumlah anakan yang
diperoleh dengan cara-cara ini sangat terbatas.
Secara vegetatif yaitu menumbuhkan jaringan-jaringan
vegetatif atau kultur jaringan seperti akar, daun, batang
atau mata tunas pada media buatan berupa cairan atau
padat secara aseptik. Dengan metode ini dapat diharapkan
perbanyakan tanaman dapat dilakukan secara cepat dan
berjumlah banyak, serta sama dengan induknya.

❖ Perbanyakan generatif
Perbanyakan generatif yaitu dengan biji. Biji anggrek
sangat kecil dan tidak mempunyai endosperm (cadangan

95
makanan), sehingga perkecambahan di alam sangat sulit
tanpa bantuan jamur yang bersimbiosis dengan biji terse­
but
Untuk menghasilkan bunga dalam jumlah banyak dan
seragam diperlukan tanaman dalam jumlah banyak pula.
Oleh karena itu peningkatan produksi bunga pada tanaman
anggrek hanya dapat dicapai dengan usaha perbanyakan
tanaman yang efisien.
Pada saat ini metode kultur in vitro merupakan salah satu
cara yang mulai banyak digunakan dalam perbanyakan klon
atau vegetatif tanaman anggrek. Kultur in vitro pertama kali
dicoba oleh Haberlandt pada tahun 1902, karena adanya
sifat tanaman yang disebut totipotensi yang dicetuskan oleh
kedua orang sarjana Jerman Schwann dan Schleiden pada
tahun 1830.
Metode kultur in vitro yaitu menumbuhkan jaringan­
jaringan vegetatif (seperti : akar, daun, batang, mata tunas)
dan jaringan-jaringan generatif (seperti : ovule, embrio dan
biji) pada media buatan berupa cairan atau padat secara
aseptik (bebas mikroorganisme).
Secara generatif, benih tanaman diperoleh melalui
biji hasil persilangan yang secara genetis biji-biji tersebut
bersifat heterozigot. Sehingga benih-benih yang dihasilkan
mempunyai sifat tidak mantap dan beragam. Dengan
cara ini untuk mendapatkan tanaman yang sama dengan
induknya sangatlah sulit, karena persilangan anggrek telah
berkembang demi!rian luasnya. Namun dengan cara ini akan
diperoleh varietas baru.

Penanaman dan Pemeliharaan

❖ Persiapan Lahan
Tanaman anggrek dapat ditanam di sekitar rumah atau

96
pekarangan atau di kebun yaitu di bawah pohon atau de­
ngan naungan yang diberi paranet atau sejenisnya dengan
pengaturan intensitas cahaya tertentu atau di lahan ter­
buka. Oleh karena tanaman anggrek mempunyai potensi
ekonomis yang tinggi, maka untuk jenis-jenis tertentu
dapat ditanam di dalam rumah kaca (green house). Selain
untuk melindungi tanaman dari gangguan alam, juga akan
mengurangi intensitas serangan OPT.
❖ Persiapan Media Tumbuh
Media tumbuh yang baik harus memenuhi beberapa per­
syaratan, yaitu tidak lekas melapuk, tidak menjadi sumber
penyakit, mempunyai aerasi baik, rilampu mengikat air dan
zat-zat hara secara baik, mudah didapat dalam jumlah yang
diinginkan dan relatif murah harganya. Sampai saat ini
belum ada media yang memenuhi semua persyaratan untuk
pertumbuhan tanaman anggrek.
Untuk pertumbuhan tanaman anggrek, kemasaman me­
dia (pH) yang baik berkisar antara 5-6. Media tumbuh
sangat penting untuk pertumbuhan dan produksi bunga
optimal, sehingga perlu adanya suatu usaha mencari media
tumbuh yang sesuai. Media tumbuh yang sering digunakan
di Indonesia antara lain : moss, pakis, serutan kayu,
potongan kayu, serabut kelapa, arang dan kulit pinus.
► Pecahan batu bata banyak dipakai sebagai media dasar
pot anggrek, karena dapat menyerap air lebih banyak
bila dibandingkan dengan pecahan genting. Media
pecahan batu bata digunakan sebagai dasar pot, karena
mempunyai kemampuan drainase dan aerasi yang baik.
► Moss yang mengandung 2-3% unsur N sudah lama
digunakan untuk medium tumbuh anggrek. Media
moss mempunyai daya mengikat air yang baik, serta
mempunyai aerasi dan draihase yang baik pula.
97
► Pakis sesuai untuk media anggrek karena memiliki daya
mengikat air, aerasi dan drainase yang baik, melapuk
secara perlahan-lahan, serta mengandung unsur-unsur
hara yang dibutuhkan anggrek untuk pertumbuhannya.
► Serabut kelapa mudah melapuk dan mudah busuk,
sehingga dapat menjadi sumber penyakit, tetapi daya
menyimpan airnya sangat baik dan mengandung unsur­
unsur hara yang diperlukan serta mudah didapat dan
murah harganya. Dalam menggunakan serabut kelapa
sebagai media tumbuh, sebaiknya dipilih serabut kelapa
yang sudah tua.
► Media tumbuh sabut kelapa, pakis, dan moss merupakan
media tumbuh yang baik untuk pertumbuhan tanaman
anggrek Phalaenopsis sp. Namun bila pakis dan moss
yang tumbuh di hutan ini diambil secara terus-menerus
untuk digunakan sebagai media tumbuh, dikhawatirkan
keseimbangan ekosistem akan terganggu.
► Serutan kayu atau potongan kayu kurang sesuai untuk
media anggrek karena memiliki aerasi dan drainase yang
baik, tetapi daya menyimpan airnya kurang baik, serta
miskin unsur N. Proses pelapukan berlangsung lambat,
karena kayu banyak mengandung senyawa-senyawa
yang sulit terdekomposisi seperti selulosa, lignin, dan
hemiselulosa.
► Media serutan kayu jati merupakan media tumbuh yang
baik untuk pertumbuhan anggrek Aranthera James
Storie. Pecahan arang kayu tidak lekas lapuk, tidak
mudah ditumbuhi cendawan dan bakteri, tetapi sukar
mengikat air dan miskin zat hara. Namun arang cukup
baik untuk media anggrek.

❖ Penyiraman
Tanaman anggrek yang sedang aktif tumbuh, membu-
98
tuhkan lebih banyak air dibandingkan dengan yang sudah
berbunga. Frekuensi dan banyaknya air siraman yang
diberikan pada tanaman anggrek bergantung pada jenis
dan besar kecil ukuran tanaman, serta keadaan lingkungan
pertanaman.
Sebagai contoh adalah tanaman anggrek Vanda sp.,
Arachnis sp., dan Renanthera sp., yaitu anggrek tipe mono­
podial yang tumbuh di bawah cahaya matahari langsung,
sehingga membutuhkan penyiraman lebih dari dua kali
sehari, terutama pada musim kemarau.

❖ Pemupukan
Seperti tumbuhan lainnya, anggrek selalu membutuhkan
makanan untuk mempertahankan hidupnya. Kebutuhan ta­
naman anggrek akan nutrisi sama dengan tumbuhan lain­
nya, hanya anggrek membutuhkan waktu yang cukup lama
untuk memperlihatkan gejala-gejala defisiensi, mengikat
pertumbuhan anggrek sangat lambat.
Dalam usaha budidaya tanaman anggrek, habitatnya
tidak cukup mampu menyediakan unsur-unsur yang dibu­
tuhkan oleh tanaman untuk pertumbuhan. Untuk mengatasi
hal tersebut, biasanya tanaman diberi pupuk baik organik
maupun anorganik. Pupuk yang digunakan umumnya pupuk
majemuk yaitu yang mengandung unsur makro dan mikro.
Kualitas dan kuantitas pupuk dapat mengatur kese­
imbangan pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman.
Pada fase pertumbuhan vegetatif bagi tanaman yang ma­
sih kecil perbandingan pemberian pupuk NPK adalah 30:
10: 10, pada fase pertumbuhan vegetatif bagi tanaman
yang berukuran sedang perbandingan pemberian pupuk
NPK adalah 10: 10: 10. Sedangkan pada fase pertumbuhan
generatif yaitu untuk merangsang pembungaan, perban­
dingan pemberian pupuk NPK adalah i0:30:30.

99
Jika dilakukan pemupukan ke dalam pot maka hanya pu­
puk yang larut dalam air dan kontak langsung dengan ujung
akar yang akan diambil oleh tanaman anggrek dan sisanya
akan tetap berada dalam pot. Pemupukan pada sore hari
menunjukkan respon pertumbuhan yang baik pada anggrek
Dendrobium sp.

100
A GGREK PERSILANGA
Y G MEMPUNYAI DA�AJUAI
TINGGI

❖ Dendrobium Blue Mountain


Bentuk bunga setengah melintir (tipe semi horn) dengan la­
bellum lebar bulat berwarna ungu gelap, sewarna dengan
petal dan sepalnya. Ukuran bunga 3,5 x 5 cm2 yang mekar
berurutan pada tangkai sepanjang 60-70 cm.
► Induks Dendrobium Fuch's Blue Angel x Dendrobium
nindii
► Penyilang Wirakusuma Silamurti
► Tahun Penyilangan Maret 2003
► Pendaftar DirektoratJenderal Hortikultura,
Departemen Pertanian

❖ Dendrobium Kenneth Mathew


Bentuk bunga setengah melintir (tipe semi horn) dengan
labellum lebar bulat berwarna ungu kecoklatan gelap,
sewarna dengan petal dan sepalnya. Ukuran bunga 3,5 x 5
cm2 yang mekar berurutan pada tangkai sepanjang 60-70
cm.
► Induks Dendrobium Sianne Velvet x Dendrobium Ricky
Sie
► Penyilang Wirakusuma Silamurti
► Tahun Penyilangan Maret 2003
► Pendaftar DirektoratJenderal Hortikultura,
Departemen Pertanian

❖ Dendrobium Black Velvet


Bentuk bunga setengah bulat (tipe intermediate) dengan

101
warna gelap hampir hitam. Ukuran bunga 3,5 x 5 cm2 yang
mekar berurutan pada tangkai sepanjang 60-70 cm.
► Induks Dendrobium Dendrobium Ricky Sie x Dendrobium
Nidnight Velvet
► Penyilang Wirakusuma Silamurti

► Tahun Penyilangan Maret 2003


► Pendaftar DirektoratJenderal Hortikultura,
Departemen Pertanian

❖ Dendrobium Mila Nayla


Bentuk bunga intermediate dengan ukuran 4x 5 cm2
berwarna dasar kuning dengan guratan-guratan merah.
Panjang tangkai bunga antara 50 cm sampai 60 cm.
► Induks Dendrobium Kasem Gold x Dendrobium Sianne
Velvet
► Penyilang Wirakusuma Silamurti
► Tahun Penyilangan April 2003
► Pendaftar DirektoratJendera I Hortikultura,
Departemen Pertanian

❖ Dendrobium Black Bird


Bentuk bunga setengah melintir (tipe semi horn) dengan
warna ungu kecoklatan gelat, sewarna dengan petal dan
sepalnya. Sedangkan labellumnya berwarna lebih pekat.
Ukuran bunga 4 x 6 cm2 yang mekar berurutan pada
tangkai sepanjang 60-70 cm.
► Induks Dendrobium Rita Leicester x Dendrobium
Jenniver Ann Jansen.
► Penyilang Wirakusuma Silamurti
► Tahun Penyilangan April 2003
► Pendaftar DirektoratJenderal Hortikultura,
Departemen Pertanian

102
❖ Brassolaeliocattleya Oriental Star
Bentuk bunga setengah bulat (tipe semi round) dengan
warna putih pada sepal dan petalnya. Labellum berwarna
pink muda pada tepinya dan kuning muda ditengahnya.
Ukuran bunga 18 x 19 cm2 yang mekar tunggal atau
berpasangan di satu tangkai bunga.
► Induks Brassolaeliocattleta Golden Slipper x Brasso-
cattleya Mount Hood
► Penyilang Wirakusuma Silamurti
► Tahun Penyilangan April 2001
► Pendaftar DirektoratJenderal Hortikultura,
Departemen Pertanian
❖ Dendrobium Cakrawala
Bentuk bunga setengah bulat (tipe intermediate)d dengan
warna ungu kebiruan gelap pada petal dan sepalnya.
sedangkan labellumnya berwarna lebih pekat. Ukuran bunga
4 x 5 cm2 yang mekar berurutan pada tangkai sepanjang
60-70 cm.
► Induks Dendrobium Fuch's Blue Angel x Dendrobium
Genting Blue
► Penyilang Wirakusuma Silamurti
► Tahun Penyilangan Januari 2000
► Pendaftar DirektoratJenderal Hortikultura,
Departemen Pertanian
❖ Dendrobium Russel Patrick
Bentuk bunga setengah melintir (tipe semi horn) dengan
labellum lebar bulat berwarna cokelat gelap, sewarna
dengan petal dan sepalnya. Ukuran bunga 3,5 x 5 cm2 yang
mekar berurutan pada tangkai sepanjang 60-70 cm.
► Induks Dendrobium Sianne Velvet x Dendrobium Franky
Sie

103
► Penyilang Wirakusuma Silamurti
► Tahun Penyilangan April 2003
► Pendaftar DirektoratJenderal Hortikultura,
Departemen Pertanian

❖ Dendrobium Kaifano
Bentuk bunga melintir (tipe horn) dengan labellum lebar
bulat berwarna merah keuunguan, ssama seperti petalnya.
Sedangkan sepal berwarna kuning pucat. Ukuran bunga 3,5
x 5,5 cm2 yang mekar berurutan pada tangkai sepanjang
60-70 cm.
► Induks Dendrobium Tiffany Lindsay x Dendrobium
taurinum
► Penyilang Wirakusuma Silamurti
► Tahun Penyilangan April 2003
► Pendaftar DirektoratJenderal Hortikultura,
Departemen Pertanian

❖ Dendrobium Night Breaker


Bentuk bunga setengah bulat (tipe intermediate) dengan
warna magenta gelap. Ukuran bunga 4 x 4,5 cm2 yang
mekar berurutan pada tangkai sepanjang 60-70 cm.
, Induks Dendrobium Ricky Sie X Dendrobium Singa
\,

Ruby
► Penyilang Wirakusuma Silamurti
► Tahun Penyilangan April 2003
► Pendaftar DirektoratJenderal Hortikultura,
Departemen Pertanian

❖ Brassolaeliocattleya Golden Bell


Bentuk bunga bulat (tipe round) dengan lwarna kuning
cerah pada sepal, petal, dan lebellumnya. Ukuran bunga
13x15 cm2 yang mekar tunggal atau berpasangan di satu
tangkai bunga.
104
► Induks Brassolaeliocattleta Bouton D'OR x cattleya lynn
spencer
► Penyilang Wirakusuma Silamurti
► Tahun Penyilangan April 2001
► Pendaftar DirektoratJenderal Hortikultura,
Departemen Pertanian
❖ Dendrobium Tiger Twist
Bentuk bunga setengah melintir (tipe semi horn) dengan
labellum, sepal, dan petal berwarna gelap hampir hitam
dengan warna hijau pada pangkal sepal dan petalnya.
Ukuran bunga 3,5 x 5,5 cm2 yang mekar berurutan
berbentuk spiral pada tangkai sepanjang 60-70 cm.
► Induks Dendrobium Black Spider x Dendrobium Ira
Veronica
► Penyilang Wirakusuma Silamurti
► Tahun Penyilangan Maret 2003
► Pendaftar DirektoratJenderal Hortikultura,
Departemen Pertanian
❖ Dendrobium Lawang Pride
Bentuk bunga setengah bulat (tipe intermediate) dengan
warna merah pada petal, sepal, dan labellumnya. Ukuran
bunga 3 x 4 cm2 yang mekar berurutan pada tangkai
sepanjang 40 cm.
► Induks Dendrobium Bob Ching x Dendrobium Ricky Sie
► Penyilang Handojo Hardjo
► Tahun Penyilangan April 2003
► Pendaftar DirektoratJenderal Hortikultura,
Departemen Pertanian
❖ Renanthopsis Lieke Tjoa
Bunga berbentuk bintang (tipe star) dengan warna dasar

105
oranye dan bintik-bintik merah. Tangkai bunga bercabang
dengan panjang 60 cm
► Induks Renanthera Brookie Chandler x Phalaenopsis
Golden Budha
► Penyilang Wirakusuma Silamurti
► Tahun Penyilangan Mei 2002
► Pendaftar DirektoratJenderal Hortikultura,
Departemen Pertanian

❖ Dendrobium Evy Nurwani


Bentuk bunga setengah melintir (tipe semi horn) dengan
labellum lebar bulat berwarna ungu kemerahan, sewarna
dengan petal dan sepalnya. Pangkal sepal dan petalnya
berwarna putih. Ukuran bunga 3,5 x 5 cm2 yang mekar
berurutan pada tangkai sepanjang 60-70 cm.
► Induks Dendrobium Malihini x Dendrobium Rita
Leicester
► Penyilang Handojo Harjo
► Tahun Penyilangan April 2003
► Pendaftar DirektoratJenderal Horti kultura,
Departemen Pertanian.

❖ Dendrobium Malang Raya


Bentuk bunga setengah melintir (tipe semi horn) dengan
labellum berwarna merah. Petal dan sepalnya berwa rna
kuning. Ukuran bunga 4 x 5,5 cm2 yang mekar berurutan
sepanjang 50 cm.
► Induks Dendrobium T hongchai Gold x Dendrobium Alice
Ogata
► Penyilang Antonius Sutanto
► Tahun Penyilangan Maret 2003
► Pendaftar DirektoratJendera I Horti kultura,
Departemen Pertanian

106
❖ Dendrobium Keling
Bentuk bunga setengah bulat (tipe intermediate) dan
berwarna ungu gelap. Ukuran bunga 4,6 x 3,5 cm2 yang
mekar berurutan pada tangkai sepanjang 50 cm.
► Induks Dendrobium Imelda Romualdez x Dendrobium
Midnight Velvet
► Penyilang Iwan Linuhung
► Tahun Penyilangan April 2003
► Pendaftar DirektoratJenderal Hortikultura,
Departemen Pertanian

❖ Doritaenopsis Peni Suparto


Bentuk bunga bulat (tipe round) dengan warna dasar kuning
dan garis merah pada sepal dan petalnya. Ukuran bunga 5,5
x 8 cm2 yang mekar berurutan pada tangkai sepanjang 40
cm.
► Induks Doritaenopsis Leopard Prince x Phalaenopsis
Sego Marball.
► Penyilang Antonius Sutanto
► Tahun Penyilangan April 2005
►. Pendaftar DirektoratJenderal Hortikultura,
Departemen Pertanian

❖ Dendrobium Memoria Gwat Lie


Bentuk bunga setengah bulat (tipe intermediate) dan
berwarna ungu kemerahan. Ukuran bunga 4 x 5 cm2 yang
mekar berurutan pada tangkai sepanjang 50 cm.
► Induks Dendrobium Blue Foxtail x Dendrobium Blue
Sapphire
► Penyilang Antonius Sutanto
► Tahun Penyilangan April 2003
► Pendaftar DirektoratJenderal Hortikultura,
Departemen Pertanian.

107
❖ Potinara Gerando Nanda Vardhana
Bentuk bunga setengah bulat (tipe semi round) dan ber­
warna dasar kuning dengan semburat merah pada ujung
sepal dan petalnya. Labellum berwarna kemerah-merahan
. Ukuran bunga 8 x 10 cm2 yang mekar berpasangan pada
satu tangkai bunga.
► Induks Laeliocattleya Loog Tone x Potinara Little Toshie
► Penyilang Himawan Orchids
► Tahun Penyilangan April 2004
► Pendaftar DirektoratJenderal Hortikultura,
Departemen Pertanian

❖ Phalaenopsis Joga Utama


Bentuk bunga bulat (tipe round) dengan warna putih.
Ukuran bunga 5,5 x 8 cm2 yang mekar berurutan pada
tangkai sepanjang 60 cm.
► Induks Phalaenopsis Taisuco Kochdian x Phalaenopsis
Sogo Manager
► Penyilang Ma-U
► Tahun Penyilangan April 2003
► Pendaftar DirektoratJenderal Hortikultura,
Departemen Pertanian

❖ Dendrobium Royal Green Boy


Bentuk bunga setengah bulat (tipe intermediate) dan
berwarna dasar hijau dengan labellum bergurat cokelat muda
pada ujungnya. Ukuran bunga 4,9 x 3,8 cm2 yang mekar
berurutan pada tangkai sepanjang 60-70 cm.
► Induks Dendrobium Green Meadow x Dendrobium Olive
Green
► Penyilang Iwan Linuhung
► Tahun Penyilangan April 2006 2003

108
► Pendaftar DirektoratJenderal Hortikultura,
Departemen Pertanian
❖ Dendrobium Royal Blueinno
Bentuk bunga setengah bulat (tipe intermediate) dan
berwarna gelap. Ukuran bunga 4,5 x 3,9 cm2 yang mekar
berurutan pada tangkai sepanjang 50 cm.
► Induks Dendrobium Kiyoshi tzumi x Dendrobium Keling
► Penyilang Iwan Linuhung
► Tahun Penyilangan April 2006
► Pendaftar Direktorat Jenderal Hortikultura,
Departemen Pertanian
❖ Dendrobium Canda Ria
Bentuk bunga setengah bulat (tipe intermediate) dan
berwarna gelap. Ukuran bunga 4,5 x 3,9 cm2 yang mekar
berurutan pada tangkai sepanjang 50 cm.
► Induks Dendrobium Malee-Kanya x Dendrobium Bang-
saen Busaba
► Penyilang Iwan Linihng
► Tahun Penyilangan April 2001
► Pendaftar DirektoratJenderal Hortikultura,
Departemen Pertanian

109
PANEN

Ciri dan Umur Tanaman Berbunga


Umur tanaman anggrek berbunga, tergantung jenisnya.
Umumnya tanaman angrek dewasa berbunga setelah 1-2 bulan
ditanam. Tangkai bunga yang dihasilkan kira-kira 2 tangkai
dengan jumlah kuntum sebanyak 20-25 kuntum pertangkai.

Cara Pemetikan Bunga


Untuk panen bunga anggrek perlu diperhatikan, pemotongan
dilakukan pada jarak 2 cm dari pangkal tangkai bunga dengan
menggunakan alat potong yang bersih.

Prakiraan Produksi
Bibit anggrek yang sudah dewasa dan sesudah 2 bulan
tangkai bunga akan menghasilkan 2 tangkai dengan jumlah
kuntum 20-25 kuntum/tangkai.
Faktor yang mempengaruhi mutu pasca panen anggrek
bunga potong adalah tingkat ketuaan bunga, suhu, pasokan
air dan makanan, etilen dan kerusakan mekanis dan penyakit.
Sedangkan yang mempengaruhi anggrek pot antara lain kultivar,
stadia pertumbuhan, cahaya, medium, pemupukan, temperatur
dan lama pengangkutan.

❖ Bunga anggrek potong


■ Ketuaan bunga
Selama ini bunga anggrek dipanen setelah 75%-80%
bunga telah mekar terutama pada anggrek Dendrobium
sp. Adakalanya pada jenis anggrek tertentu, seperti
Cattleya sp., bunga dipanen 3 sampai 4 hari setelah
mekar, karena bunga yang dipotong prematur akan

110
gagal untuk mekar. Saat pemanenan perlu diperhatikan
penularan penyakit virus dari satu pohon ke pohon lain.
Sebaiknya alat pemotong hendaknya disterilkan lebih
dulu sebelum digunakan lagi pada pohon berikutnya.
■ Temperatur
Bunga potong Cymbidium sp. dan Paphiopedilum sp.
dapat bertahan selama 3 minggu pada temperatur
330-350 F (lOC) dan 6 sampai 7 minggu bila tetap di
pohon. Jenis Cymbidium sp., Cattleya sp., Vanda sp.,
Paphiopedilum sp. dan Phalaenopsis sp. umumnya bisa
bertahan sampai 2 minggu kalau disimpan pada suhu 5-
70C, sedangkan Dendrobium sp. potong cukup disimpan
pada temperatur 10-130C.
■ Pasokan air dan hara
Bunga anggrek potong peka terhadap kekeringan.
Air yang hilang setelah bunga dipanen harus segera
diimbangi dengan larutan perendam yang mengandung
air dan senyawa lain yang diperlukan. Penggunaan
berbagai senyawa kimia pengawet yang dilarutkan
dalam air dianjurkan untuk memperpanjang kesegaran
bunga potong.
■ Etilen dan kerusakan mekanis
Usahakan untuk menjauhkan bunga anggrek potong
dari sumber / tempat kebocoran gas, asap, pemeraman
buah dan kumpulan bunga yang sudah rusak dan layu.
Ruangan untuk penanganan pasca panen (sortasi/grading
dan pengemasan) hendaknya berventilasi baik. Kepekaan
terhadap gas etilen dapat dikurangi dengan pemberian
suhu dingin, baik setelah panen maupun setelah
pengiriman. Bunga potong harus segera dikeluarkan dari
wadah pengemasnya dan diletakkan pada ruangan dingin
yang bersuhu cocok untuk bunga anggrek.
• Penyakit
Sunga anggrek potong peka terhadap penyakit, tidak
saja karena berpetal agak rapuh, tetapi juga terdapatnya
cairan madu yang bergizi yang sangat baik untuk
pertumbuhan patogen. Kerusakan akibat penyakit ini
dapat dihindari dengan managemen kebersihan yang
baik di rumah kaca maupun di kebun, pengendalian
temperatur, dan minimalisasi terjadinya kondensasi pada
bunga potong.

❖ Tanaman anggrek pot berbunga indah


■ Kultivar
Berbagai karakter morfologi, seperti warna bunga,
jumlah kuntum bunga dan waktu berbunga telah
digunakan untuk mengevaluasi kultivar baru industri
bunga. Kriteria tersebut merupakan faktor-faktor
penting dalam menciptakan kultivar baru. Pada masa
yang akan datang kriteria toleransi terhadap kondisi
pengangkutan, tingkat cahaya interior yang rendah,
etilen dan pendinginan perlu pula dimasukkan ke dalam
penilaian.
• Stadia pertumbuhan
Stadia pertumbuhan (umur) tanaman pot anggrek
berbunga indah pada saat dipasarkan merupakan
faktor utama yang mempengaruhi penampilan tanaman
tersebut di dalam ruangan. Perlu diperhatikan bahwa
stadia yang tepat untuk pemasaran tergantung dari
waktu yang diperlukan untuk memperoleh tanaman.
Umumnya tanaman dengan banyak bunga mekar
lebih sulit dalam pengangkutan, lebih peka terhadap
etilen dan lebih mudah rusak dari pada tanaman yang
diangkut dalam stadia yang bunganya masih kuncup
atau perse.1tase bunga yang mekar masih rendah.
112
• Temperatur
Temperatur perlu diturunkan selama siklus 2-3
minggu terakhir untuk memperkuat warna bunga
dan meningkatkan kandungan karbohidrat tanaman,
sehingga dapat mengakibatkan ketahanan simpan.
Semua tanaman pot berbunga indah akan lebih tahan
pada temperatur yang lebih rendah dan kisarannya
sangat tergantung pada jenis tanaman. Selanjutnya
tanaman berbunga yang ditempatkan pada temperatur
270C atau lebih tinggi, umumnya mempunyai warna
bunga lebih pudar, batang / tangkai lebih tinggi, daun
cepat menguning dan rontok.
• Media
Media berstruktur remah yang mudah dibasahi kembali
oleh konsumen atau penata ruang sangat penting
untuk menghasilkan penampilan optimum dari tanaman
berbunga indah di dalam ruangan. Sejumlah gel polimer
dapat digunakan untuk mempertahankan kelembaban
media dan mencegah tanaman dalam ruangan menjadi
kering. Irigasi dengan menggunakan wetting agent
pada saat pemasaran berguna untuk memudahkan
pembasahan kembali media.
• Pemupukan
Nisbah N : K yang dianjurkan 1 : 1 sampai 3 minggu
sebelum pembungaan, diubah menjadi 0,5 : 1.
Nisbah ini mencegah masalah keracunan amonia dan
meningkatkan masa simpan.
• Kepekaan terhadap etilen
Tanaman pot anggrek berbunga indah peka terhadap
etilen. Gejala yang ditimbulkan adalah kerontokan daun,
kuncup dan bunga, dan kelayuan bunga, epinasti,
peningkatan kerentaan terhadap mikroba dan aborsi
bunga / kuncup.
Salah satu cara efektif untuk mengurangi kepekaan
terhadap etilen, yaitu dengan menurunkan temperatur
selama pengangkutan. Cara lain yang digunakan
secara komersial adalah dengan penyemprotan daun
menggunakan senyawa antagonis terhadap etilen,
sehingga dapat menekan produksi etilen dalarn bunga,
serta mengurangi pengaruh buruk etilen.
• Pengairan
Kurangnya penyiraman tanaman yang berbunga indah
serta membiarkannya layu akan menurunkan umur
peragaan. Sebaliknya kelebihan air akan menyebabkan
rusaknya akar, sehingga tanaman cepat rusak.
Sebaiknya tanaman diairi tiap hari atau tiap dua hari
sekali, tergantung pada tingkat cahaya, temperatur dan
kelembaban , juga ukuran dan media tumbuh. Pengairan
·dilakukan terhadap media tanpa membasahi bunga dan
daun.
• Cahaya
Cahaya optimum yang diperlukan oleh tiap tanaman
harus dipertahankan untuk menghasilkan tanaman
yang mempunyai masa penampilan yang lebih baik,
jumlah bunga maksimum, pembentukan daun yang
sempurna, warna bunga indah, dan tinggi tanaman yang
memadai. Umumnya tanaman pot berbunga indah akan
membentuk bunga dalam jumlah maksimum dengan
warna yang indah pada kondisi ruang bercahaya tinggi,
meskipun cahaya matahari langsung dihindari.

114
PASCAPANE

Pengumpulan
Pengumpulan bunga anggrek dilakukan berdasarkan
permintaan pasar. Jenis anggrek Dendrobium dapat dipanen
dalam bentuk:
■ Tanaman muda untuk bibit
■ Tanaman dewasa untuk tanaman hias
■ Sunga potong
Tanaman muda untuk bibit biasa dijual dalam bentuk
pot kecil, sedangkan tanaman dewasa biasanya tanaman
sudah berbunga. Untuk bunga potong dipilih tangkai yang
kuntumnya paling banyak sudah mekar (kuncup tersisa 1-3
kuntum).
Penyortiran dan Penggolongan
Sunga dipilih yang bagus, tidak kena penyakit ataupun
Iuka. Selanjutnya bunga dikelompokan sesuai dengan kebutuhan
berdasarkan tingkat kesegaran atau ukuran bunga dengan
maksud untuk mempertahanankan nilai jual sehingga bunga
yang bagus tidak turun harganya.
Penyimpanan
Penyimpanan bertujuan untuk memperlambat proses
kelayuan bunga, sehingga dilakukan pada saat:
■ Sunga baru saja dipetik sambil menunggu pemanen sele­
sai.
■ Sunga yang telah dipanen tidak segera dijual atau diang­
kut.
■ Sunga mengalami perjalanan sebelum sampai ke konsu­
men.
Agar bunga tetap segar perlu adanya pengawetan dengan
tujuan agar penurunan mutu lebih lambat bunga tetap segar.
Usaha pengawetan bunga dillakukan dengan cara penempatan
bunga dalam larutan pengawet atau air hangat (38-43 derajat
C) selama 2 jam. Larutan bahan pengawet tersebut antara lain:
• Larutan seven up dengan kadar 30 %.
• 2 % larutan gula ditambah 2 gram physan (termasuk
fungisida) dan 1 gram asam sitrat per 10 liter.
• 2 % larutan gula ditambah 2 grain 8-hydroquinoline sulfat
dan 1 gram asam sitrat per 10 liter.
• Larutan gula kadar 4-5 % ditambah 0,2 gram quinolin per
liter.
Pengawetan untuk bunga yang dikirim jauh adalah dengan
merendam tangkainya dalam larutan gula dengan kadar 6-8
% selama 24 jam atau dimasukan dalam kantong plastik dan
kadar karbon dioksida (CO2) dinaikkan dengan menggunakan es
kering atau isimpan pada ruangan dengan kondisi udara antara
0-5 derajat C.
Pengemasan dan Pengangkutan
Setelah dilakukan pembersihan, pemilihan dan pengawetan
bunga dendrobium potong dipak melalui cara:
• Setiap sepuluh tangkai dibungkus bagian pucuk dengan
menggunakan kantong plastik tipis, ukuran disesuaikan ·
tergantung panjang tangkai.
• Setiap pangkal tangkai dibalut kapas basah, kemudian
dibungkus kantor.g plastik ukuran panjang 8 cm dan lebar 4
cm.
• Pembungkus bunga dan pembungkus pangkal tangkai
digabungkan selanjutnya diikat dengan karet gelang.
• Bungkusan-bungkusan bunga disusun bersilang di dalam
kotak karton yang berlubang sampai cukup padat.
• Kotak karton ditutup rapat dengan menggunakan carton
tape.
ANALISIS EKONOMI BUE r>A·
TANAMAN ANGG�.

Analisis Usaha Budidaya


Perkiraan analisis budidaya bunga anggrek Dendrobium
dengan luas lahan 1,25 m x 12 m; Untuk satu pohon/pot dapat
menghasilkan bunga sebanyak 2-3 tangkai bunga dimana
anggrek dalam pot mulai berbunga pada umur 3-5 bulan dan
menjadi bunga potong pada umur 6-7 bulan dengan masa
panen optimal 4 kali. Pada panen ke 2 s.d. ke 4 di atas umur 8
bulan; dalam satu tangkai bunga terdapat 10-15 kuntum bunga.
Analisis dilakukan pada tahun 1999 di daerah Boger. Harga 1
kuntum bunga mencapai harga Rp. 750,- sampai Rp. 1000,-.

Biaya produksi
■ Bibit
✓ Bibit: 8 botol @ Rp. 40.000,- Rp. 320.000,-
✓ Akar pakis: 5 ikat (42 lempeng /ikat) Rp. 75.000,-
■ Perlengkapan
✓ Arang: 80 kg @ Rp. 1.250,- Rp. 100.000,-
✓ Pot ukuran 15 cm: 400 bh @ Rp. 750,- Rp. 4.500.000,-
✓ Gandasil: 2 pak @ Rp. 7.500,- Rp. 15.000,-
✓ Kerangka: 1 unit bambu Rp. 150.000,-
■ Pupuk
✓ Furadan Rp, 20.000,-
✓ Azodrin: 1 botvl Rp. 12.500,-
✓ Pupuk Urea: 5 kg @ Rp. 2.000,- Rp. 10.000,-
✓ NPK: 2,5 kg @ Rp. 2.000,- Rp. 5.000,-
Jumlah biaya produksi keseluruhan Rp. 5.207.000,-
■ Pendapatan: 3 tangkai x 10 kuntum x 400 pot x
Rp.750,- Rp. 9.000.000,-
■ Keuntungan Rp. 3.793.000,-
■ Parameter kelayakan usaha : 1. Rasia output/input
= 1,73
Gambaran Peluang Agribisnis
Dalam usaha anggrek ini sangat visibel dan modal akan
kembali dalam waktu kurang lebih 8 bulan sejak penaman dan
apabila penjualan dimulai dari sejak dalam botol, maka akan
dapat mengurangi biaya operasional. Selain dari segi biaya
modal, kebutuhan bunga potong dalam negeri per tahun untuk
berbagai jenis anggrek diperkirakan sekitar 5 juta tangkai.
Jumlah tersebut diluar adanya permintaan akan kebutuhan
komoditi ekspor.

· rig
STANDAR PROD

Ruang Lingkup
Standar produksi meliputi klasifikasi, syarat mutu, cara
pengambilan contoh, cara uji, syarat penandaan dan pengemasan.
Standar mutu bunga angrek potong ini di Indonesia tercantum
dalam SNI 01-3171- 1992.

Klasifikasi dan Standar Mutu


Bunga angrek potongan antara lain terdiri dari 3 jenis
"Arathera James Storie" yang digolongkan dalam empat jenis
mutu, "Arachin Maggie Oie" dan "Oncidium Golden Shower" yang
masing-masing digolongkan dalam tiga jenis mutu.
■ Aranthera James Storie
0 Panjang tangkai: mutu 1=75 cm; mutu 11=67,5 cm;
mutu III=60 cm; cara uji dengan SP-SMP-287-1980.
0 Minimum jumlah bunga: mutu 1=7; mutu 11=6; mutu
III=6; cara uji dengan organoleptik.
0 Minimum jumlah kuncup: mutu 1=2; mutu 11=2; mutu
III=2; cara uji dengan organoleptik.
0 Minimum jumlah cabang: mutu 1=3; mutu II=2; mutu
III=l ; cara uji dengan organoleptik.
0 Susunan bunga dalam tangkai: mutu I=lengkap;
mutu ll=lengkap; mutu III=lengkap; cara uji dengan
organoleptik.
0 Bunga rusak karena serangga/jamur/mekanis: mutu
I=tidak ada; mutu ll=tidak ada; mutu III=tidak ada;
cara uji organoleptik.
■ Arachnis Maggie Oei
0 Panjang tangkai: mutu I=60 cm; mutu II=42,5 cm;
mutu III=32,5 cm; cara uji dengan SP-SMP-287-i980.
0 Minimum jumlah bunga: mutu 1=8; mutu II=8; mutu
III=8; cara uji dengan organoleptik.
0 Minimum. jumlah kuncup: mutu 1=2; mutu II=2; mutu
III=2; cara uji dengan organoleptik.
0 Susunan bunga dalam tangkai: mutu I=lengkap;
mutu II=lengkap; mutu III=lengkap; cara uji dengan
organoleptik.
0 Bunga rusak karena serangga/jamur/mekanis: mutu
l=tidak ada; mutu II=tidak ada; mutu III=tidak ada;
cara uji organoleptik.
■ Onchidium Goldian Varientas Golden Shower
0 Panjang tangkai: mutu 1=67,5 cm; mutu II=60 cm;
mutuIII=35 cm; cara uji dengan SP-SMP-287-1980.
0 Minimum jumlah bunga: mutu 1=7; mutu II=?; mutu
III=?; cara uji dengan SP-SMP- 288-1980.
0 Minimum jumlah kuncup: mutu 1=5; mutu II=5; mutu
III=5; cara uji dengan SP-SMP- 288-1980.
0 Minimum jumlah cabang: mutu 1=9; mutu II=?; mutu
III=27; cara uji dengan organoleptik.

Pengambilan Contoh
Contoh diambil secara acak dari jumlah kemasan terkecil
dalam lot dan contoh dengan rincian sebagai berikut:
► Contoh yang diambil 1, untuk jumlah kemasan terkecil
dalam lot= 1 - 3.
► Contoh yang diambil 3, untuk jumlah kemasan terkecil
dalam lot= 4 - 25.
► Contoh yang diambil. 6, untuk jumlah kemasan terkecil
dalam lot= 26 - 50.
► Contoh yang diambil 8, untuk jumlah kemasan terkecil
dalam lot= 51 - 100.
► Contoh yang diambil 10, untuk jumlah kemasan terkecil
dalam lot= 101 - 150.

·n
\:.·· "
► Conteh yang diambil 12, untuk jumlah kemasan terkecil
dalam lot= 151 - 200.
► Conteh yang diambil 15, untuk jumlah kemasan terkecil
dalam lot= 201 - lebih.
Sedangkan untuk petugas pengambil contoh adalah orang
yang telah berpengalaman/dilatih lebih dahulu dan mempunyai
ikatan dalam suatu badan hukum.

Pengemasan
• Cara pengemasan
Pangkal tangkai bunga angrek potongan dimasukan ke
dalam tube berisi cairan pengawet/dibungkus dengan kapas
kemudian dimasukan ke dalam kantong plastik berisi cairan
pengawet lalu dikemas dalam kotak karton/kemasan lain
yang sesuai.
• Pemberian merek
Pada bagian luar kemasan diberi tulisan:
✓ Nama barang/varietas anggrek.
✓ Jenis mutu.
✓ Nama atau kode produsen/eksportir.
✓ Jumlah isi.
✓ Negara/tempat tujuan.
✓ Produksi Indonesia.
POTENSI GENETIK ANG"'
YANGMEMUK
Sunga anggrek hitam /black orchid (Coelogyne pandurata)
merupakan spesies langka yang eksotik. Setiap bagian batangnya
memiliki penampilan yang menarik dan indah dipandang mata.
T idak hanya keindahan bunganya yang membuat spesies
ini di cari banyak orang, namun potensi genetik yang dimilikinya
membuat plasma nutfah anggrek ini berhasil mencuri perhatian
para pemulia tanaman.

Ciri-Ciri Bunga Anggrek Hitam


Tanaman cantik ini diberi nama-bunga anggrek hitam karena
memiliki ciri utama yaitu lidah bunganya yang berwarna hitam.
Lidah bunga dikelilingi oleh kelopak bunga berwarna hijau pupus
membuat penampilannya semakin eksotis.
Aroma wangi samar yang keluar dari kuntum bunga anggrek
hitam yang hampir matang siap diserbuki semakin menambah
daya tarik spesies ini. Biasanya wangi bunga akan semakin kuat
seiring dengan semakin matangnya benang sari dan putik.
Wangi bunga ini memiliki fungsi penting bagi keberlanjutan
populasi anggrek hitam. Ia berfungsi mengundang serangga
dan hewan penyerbuk lainnya untuk membantu penyerbukan
pada kuntum bunga tersebut. Cairan madu manis yang terdapat
di sekitar putik menjadi hadiah bagi kerja keras serangga
penyerbuk tersebut.
Tanaman ini memiliki umbi batang yang berwarna hijau
terang, menempel di permukaan tempat tumbuhnya. Permukaan
umbinya tampak mengkilat sangat mencolok, sehingga mampu
mencuri perhatian setiap mata yang memandang.
Pada setiap umbi tumbuh dua helai daun yang tebal · nan
kaku. Bentuknya pun menarik seperti penutup mayang kelapa
yang masih belum mekar. Jika diperhatikan perpaduan antara
umbi batang dan dua daun di ujungnya seperti penampilan
seekor ikan.

Potensi Genetik
Corak warna hitam pada lidah bunga anggrek hitam
merupakan potensi genetik yang sangat dibutuhkan dalam
pemuliaan tanaman anggrek. Warna hitam pada lidah bunga
merupakan pembawa sifat hitam yang langka, dan berpotensi
menurunkan hasil silangan yang unik pada persilangan dengan
tanaman anggrek lainnya.
Potensi genetik yang dimiliki oleh bunga anggrek hitam
harus dimanfaatkan secara optimal oleh para pemulia tanaman
dan lembaga penelitian untuk perkembangan ilmu pengetahuan
dalam menunjang kesejahteraan.
Potensi genetik anggrek hitam harus terus dikaji dan diteliti
sehingga bisa ditemukan hasil silangan yang unik dan memiliki
nilai ekonomi yang tinggi. Keunikan hasil silangan yang dihasilkan
adalah potensi ekonomi yang sangat besar bagi kesejahteraan
petani kembang khususnya penangkar anggrek.

Habitat
Sunga anggrek hitam terkenal sebagai ratu hutan di jantung
hutan Kalimantan. Ia terkenal dengan julukan Mutiara Hitam dari
Kalimantan. Sampai saat ini, tanaman ini masih menjadi tanaman
langka penghuni hutan Borneo.
Namun demikian, anggrek hitam ini juga bisa ditemukan
di hutan-hutan di daerah Sumatra, Malaysia dan Philipina di
Mindanao, Luzon dan Pulau Samar. Tanaman ini tumbuh baik
pada pohon tua di sekitar pantai atau di rawa dataran rendah
yang cukup panas.
BISNIS ANGG
MENJAJIKAN
Bunga anggrek adalah salah satu jenis tanaman hias yang
mampu memikat perhatian banyak mata. Penampilannya yang
unik, bentuk dan corak bunga yang beragam, susunan bunga
dalam tangkai, bentuk daun bahkan semua bagian dari tanaman
ini secara keseluruhan unik.
Penampilannya memang tidak semeriah anyelir dan
baunya pun tidak sewangi mawar. Namun kesederhanaannya
mampu memikat banyak mata. Anggun, demikian secara umum
gambaran dari bunga anggrek. Tidak mencolok, baik dari segi
warna maupun bentuk. Namun, di sanalah letak daya tariknya.
Bentuk bunganya yang beraneka ragam, membuat spesies
ini memiliki potensi genetik yang kaya untuk dimuliakan/
disilangkan. Pemuliaan anggrek dari tahun ke tahun, terus
melahirkan ragam varietas anggrek baru yang semakin unik dan
memiliki nilai ekonomi tinggi.
Hal ini menunjukkan bahwa anggrek memiliki potensi
H
ekonomi yang menjanjikan. Baik sebagai tanaman hias pot
maupun sebagai bunga potong.

Bisnis yang Menjanjikan


Sunga anggrek terus menjadi primadona para pengusaha
kembang dan pengg;at tanaman hias. Bagaimana tidak,
permintaan akan tanaman hias satu ini terus meningkat setiap
tahun. Terutama di daerah perkotaan dan pinggiran kota.
Hadirnya perumahan baru merupakan peluang pemasaran
anggrek yang cukup menjanjikan.

----------
Nilai Ekonomi Bunga Anggrek
Sunga anggrek memiliki nilai ekonomi yang tidak sedikit.
Anggrek potong segar dihargai Rp. 4000,- hingga Rp. 10.000,­
per tangkai. Sementara satu botol anakan anggrek hasil "kultur
jaringan bisa dihargai hingga Rp. 10.000 per botol. Demikian
juga dengan anggrek hias dalam pot. Harganya bervariasi
tergantung jenis, kualitas dan usia tanaman.
Secara umum untuk tujuan bisnis bunga anggrek biasanya
dijual dalam beberapa bentuk diantaranya yaitu:
❖ Anggrek potong
Sunga anggrek potong sangat diminati oleh konsumen.
Pesona bunganya yang unik, sangat potensial untuk
mempercantik ruang tamu, menyemarakkan dekorasi
pesta dan lain sebagainya. Selain itu anggrek potong juga
disenangi sebagai hadiah ungkapan cinta, ucapan selamat
dan dimanfaatkan untuk upacara ceremonial.
❖ Anggrek botol (anakan hasil kultur jaringan)
Potensi ekonomi bunga anggrek tidak hanya terdapat
pada keindahan bunganya. Sahkan anakan yang baru
tumbuh pun memiliki potensi ekonomi yang tidak sedikit.
Anakan hasil kultur jaringan atau lebih dikenal dengan
sebutan anggrek botol sangat diminati oleh pecinta
tanaman hias karena lebih murah dan bisa mendapatkan
bibit anggrek dalam jumlah banyak sekaligus.
❖ Anggrek hias
Tanaman anggrek hias yang paling diminati oleh pencinta
tanaman hias diantaranya adalah anggrek bulan mini.
Selain bisa digunakan sebagai penghias taman dan beranda
anggrek bulan mini juga bisa digunakan sebagai bunga
meja. Posturnya yang kecil dan berbunga tegak, membuat
tanaman ini cocok untuk menghias meja tamu anda.

127
❖ Anggrek koleksi
Anggrek koleksi merupakan jenis anggrek yang bernilai
ekonomi tinggi. Jenis bunga anggrek ini banyak diincar oleh
para kolektor anggrek. Harganya kadang sangat mahal dan
biasanya merupakan jenis anggrek langka.
Anggrek koleksi yang terkenal memiliki nilai ekonomi tinggi
diataranya yaitu anggrek hitam yang merupakan anggrek lokal
yang sangat langka dan unik.
MERAUP UNTUN�
DARI ANGGREKL
Sebenarnya begitu luas bisnis yang dapat Anda gali dari
sektor pertanian, orang awampun bisa untuk menekuni bisnis
pertanian yang berawal dari sebuah hobi. Misalnya jika Anda
menyukai anggrek. Anda dapat memulainya dengan bisnis
kecil-kecllan terlebih dahulu, dengan jual beli atau menyewakan
anggrek Anda.
Selanjutnya, Anda dapat beranjak pada bisnis budidaya bibit
anggrek unggulan dan segala perlengkapannya seperti pupuk,
pot dan suplemen pendukung pertumbuhan tanaman.
Salah satu kelebihan berbisnis anggrek adalah tidak
menyita banyak waktu yang Anda miliki. Anda juga dapat
menjalankan bisnis ini sebagai bisnis sampingan. Sebaiknya
dalam memulai bisnis ini, Anda memperluas wawasan tentang
keanekaragaman jenis anggrek, bagaimana cara perawatan dan
pemasarannya. Sesuaikan juga dengan kemampuan Anda, baik
masalah ekonomi, lahan dan waktu Anda. Bisnis yang berawal
dari hobi, biasanya tidak akan membuat Anda jenuh bahkan
menyenangkan dalam menjalaninya dengan rasa senang tanpa
terbebani target yang besar.
Apabila Anda telah memiliki keahlian dalam merawat
berbagai macam anggrek, Anda tinggal menyediakan stok
anggrek yang cukup serta memiliki berar:ieka jenis dan ukuran.
Karena dalam bisnis ini tidak semua konsumen memiliki
permintaan yang sama. Biasanya tanaman yang sering disewa
antara lain, jenis palem-paleman, tanaman berdaun indah
(dracaena), aglonema, adenium, serta tanaman bunga seperti
krisan dan anthurium.

129
Konsumen
Sebagian besar konsumen dari anggrek adalah kelas
menengah atas dan tentunya para pecinta tanaman. Namun
tidak menutup kemungkinan juga kelas menengah untuk
membelinya sebagai hobi. Untuk konsumen yang membutuhkan
jasa persewaan anggrek Anda diantaranya, perkantoran, gedung
ruang-ruang publik, dan pada event-event tertentu seperti acara
pernikahan, seminar, dll.

Hambatan
Anda harus benar-benar memahami seluk beluk anggrek
dan perawatannya, jika tidak tanaman yang Anda berusaha
budidayakan bisa jadi layu ditengah jalan. Selain hal tersebut,
konsumen yang terbatas membuat Anda harus memasarkannya
dengan cara yang baik agar produk Anda cepat laku.

Kunci Sukses
Untuk mengenalkan produk Anda kepada khalayak pecinta
anggrek, seringlah untuk mengikuti pameran karena bisa jadi
alternatif yang baik. Internet juga sebagai media promosi
online yang sampai saat ini masih merupakan cara terbaik selain
promosi melalui media massa yang bergerak dibidang pertanian
atau agribisnis. Berikanlah pelayanan yang ramah dan baik
kepada konsumen Anda.

Analisa Usaha
Asumsi modal yang dikeluarkan untuk membeli anggrek
bisa sedikit ditekan, jika Anda telah memiliki beberapa koleksi
tanaman.
❖ Modal awal
Beli aneka anggrek Rp 2.000.000,.
PeraIatan Rp 500.000,.

i30
Lain-lain Rp 250.000,.
Jumlah Rp 2.750.000,.
♦:♦ Pendapatan
Sewa/event Rp 200.000,. x 15 Rp 3.000.000,.
Penjualan aneka tanaman Rp 10.000.000,.
Jumlah Rp 13.000.000,.
♦:♦ Biaya Operasional per bulan
Bahan baku (tanaman, pupuk) Rp 9.000.000,.
Gaji pegawai Rp 600.000,.
Transportasi Rp 500.000,.
Listrik,telepon Rp 200.000,.
Lain-lain Rp 100.000,.
Jumlah Rp 10.400.000,.
♦:♦ Laba/{rugi) bersih
Pendapatan - Biaya operasional
Rp 13.000.000,. - Rp 10.400.000,. = Rp 2.600.000,.
PELUANG USA
BUDIDAYA ANGG�K
Selain bunga mawar, bunga anggrek juga sering digunakan
sebagai simbol dari rasa cinta, kemewahan dan keindahan
selama berabad-abad. Sunga anggrek memang sangat indah
dan variasinya hampir tidak terbatas. Anggrek bisa dijual sebagai
tanaman pot maupun sebagai tanaman potong. Indonesia
memiliki kekayaan jenis anggrek yang beragam, terutama
anggrek epifit yang hidup di pohon-pohon hutan, dari Sumatera
sampai Papua. Anggrek bulan adalah bunga pesona bangsa
Indonesia. Anggrek juga menjadi bunga nasional Singapura dan
Thailand.
Dari keindahan anggrek itulah kini banyak orang mengagumi,
bahkan mengkoleksi bunga yang membutuhkan sedikit cahaya
matahari ini. Sunga anggrek potong (dendrobium sonia) adalah
yang sangat laris di _pasaran. Dan prospek bisnis anggrek inipun
akan terus bagus kedepannya. Karena kebutuhan akan anggrek
potong selalu ada sepanjang tahun dan budidayanya tidaklah
sulit, bahkan bisa dilakukan di kota besar seperti Jakarta.
Sehingga bisnis pertanian anggrek potong ini, dapat Anda
jadikan sebagai peluang usaha yang menjanjikan.

Jenis Anggrek Potong


Ada 3 jenis anggrek potong yang dikenal masyarakat pecinta
tanaman bunga, yaitu Vanda Douglas dan 2 jenis Arachnis sp
(Gym Story/kalajengking merah dan Giwi/kalajengking kuning).
Anggrek potong jenis Gym Story dijual dengan kisaran harga Rp
S0ribu hingga Rp 200ribu/ikat (isi 80 tangkai) atau Rp 1.000/
tangkai, anggrek Dpuglas dijual dengan kisaran Rp S0ribu/ikat,

132
dan anggrek Giwi Rp 25ribu/ikat. Biasanya harga akan melonjak
hingga 4 kali lipat, pada saat perayaan imlek. Jenis anggrek
potong yang paling disukai adalah jenis Gym Story karena
mahkota bunganya berwarna merah, cerah, mengkilap sehingga
terlihat atraktif.
Anggrek potong jenis Gym Story, Douglas dan Giwi memiliki
kelebihan, yaitu mudah dibudidayakan, tahan lama, dan tidak
mudah layu meskipun tidak diberi air, bahkan dapat ditanam di
daerah perkotaan sekalipun.

Budidaya Anggrek Potong


Langkah awal untuk membudidayakan anggrek potong
adalah mempersiapkan lahan. Anggrek potong merupakan
tanaman jenis tanaman tropis. Jadi sangat cocok dibudidayakan
di Indonesia. Anggrek potong cocok ditanam pada daerah yang
bersuhu sedang, tidak terlalu dingin atau panas sekitar (25-27
derajat Celcius).
Persiapan lahan, sama dengan persiapan lahan tanaman
lainnya, tanah dibersihkan dari rerumputan dan batu besar atau
bekas perakaran tanaman lain yang cukup mengganggu. Tak
perlu membuat sengkedan/bedeng untuk menanam anggrek
tetapi cukup membuat satu baris lahan dengan dilengkapi
kerangka bambu yang dirangkai sebagai penyagga batang
anggrek. Jarak antar baris tanaman yaitu 1 meter. Disela rangka
bambu juga ditanam anggrek seperti hanjuang. Jarak antar
tanaman 3-5cm dalam 1 baris. Sehingga pada lahan 6000m2
bisa ditanami anggrek sebanyak 200 ribu. batang bibit.
Untuk pembibitan, pembelian bibit cukup di awal- saat
memulai usaha saja, selanjutnya dapat diperbanyak sendiri
dengan stek batang dari tanaman anggrek yang sehat dengan
tinggi lebih dari 1,5 m.

133
Waktu yang paling baik untuk penanaman adalah saat
musim hujan, sehingga bibit tidak perlu disiram lagi setelah
ditanam. Bibit satu per satu diikat pada kerangka bambu tak
perlu menggunakan media tanah, cukup menggantung saja
karena akar baru muncul setelah 2 bulan, yang berupa akar
hawa (akar yang muncul di ketiak daun). Letakkan potongan
sabut kelapa di atas tanah tepat di bawah batang anggrek.
Penggantian sabut kelapa dengan yang baru sebaiknya dilakukan
6-7 bulan sekali.
Lakukan penyemprotan pestisida (Dursban, Akodan atau
Atonik) 1-2 minggu sekali. Misalnya 1 tutup botol Dursban
dilarutkan dalam air 17 liter air ( 1 tangki semprot) bersama
Akodan dengan ukuran 1 tutup botolnya.
Bunga akan muncul sejak bulan pertama ditanam hingga
tanaman berumur 5 tahun. Waktu panen masing-masing jenis
anggrek berbeda-berbeda. Jenis Douglas membutuhkan waktu
2 bulan 10 hari, Gym Story 85 hari dan Giwi 85 hari. Panen
bisa dilakukan seminggu sekali, karena dari satu batang bisa
muncul 3 tangkai bunga dengan waktu panen tidak serempak.
Saat panen, tangkai bunga cukup dipetik dengan tangan pada
pangkal tangkai bunga. Setelah panen, anggrek potong bisa
bertahan / tidak layu selama 1-2 minggu.
Jika tanaman sudah berumur 5 tahun, tanaman harus
diganti atau dicabut. Lakukan rotasi tanaman, misalnya setelah
lahan tersebut · ditanam anggrek jenis tertentu lalu diganti
dengan jenis yang lain. Hal ini dilakukan agar sumber penyakit
dalam tanah tidak bisa menyerang.

Pemasaran
· Pemasaran bisnis anggrek ini dapat langsung di distribusikan
ke tengkulak, lalu disalurkan ke pasar-pasar bunga, misalnya
di Jakarta Barat, di Pasar Rawa Belong. Selain itu juga bisa

134
melayani pemesan yang datang langsung ke kebun dengan
memberi bonus beberapa tangkai bunga kepada pembeli.
Anda juga dapat mempromosikan bisnis anggrek Anda
melalui media online, baik itu berupa blog atau website. Atau
Anda juga bisa bergabung pada komunitas pecinta anggrek.
Agar produk Anda dengan mudah dikenal banyak orang.

Analisa Usaha
Modal awal
Lahan seluas 6000m2 Rp 2.170.000,.
Pembelian sabut kelapa Rp 6.250.000,.
Pupuk kandang Rp 4.000.000,.
Pestisida 2 jenis (Dursban dan Akodan) Rp 80.000,.
Pembelian bambu Rp 2.000.000,.
Pembelian peralatan pertanian Rp 500.000,.
Jumlah Rp 15.000.000,.
Biaya Operasional per Bulan
Tenaga kerja 2 orang @Rp 750.000,. Rp 1.500.000,.
Pestisida Rp 8U.000,.
Sabut kelapa, pupuk kandang, bambu Rp 2.300.000,.
Transportasi Rp 200.000,.
Jumlah Rp 4.080.000,.
Pendapatan/Omset per Bulan
(40 ikat bunga x 4 (minggu) x Rp 50.000) Rp 8.000.000,.
Laba bersih
Pendapatan - Biaya operasional
Rp 8.000.000 - Rp 4.080.000 = Rp 3.920.000,.

135
TIPS MEMILIH AN -
q
Jika Anda ingin membeli bunga anggrek, ada b
penting yang perlu Anda simak.
❖ Pastikan tanaman anggrek yang akan Anda pilih dalam
keadaan sehat dan tidak sedang terserang hama penyakit.
Ciri-ciri anggrek yang sehat adalah daun berwarna hijau
sedang dan tampak mengkilap, serta tidak terdapat bercak­
bercak yang berwarna kuning atau kecoklatan pada daun
dan batang .
❖ Pilihlah batang yang gemuk dan kuat. Jangan memilih
tanaman anggrek dengan batang berkerut, karena
kemungkinan tanaman tersebut kekurangan air.
❖ Pilih anggrek yang rajin berbunga. Hal ini bisa dilihat dari
bekas tangkai bunga yang terdapat pada batang.
❖ Terdapat banyak anakan baru, sehingga apabila tanaman
dewasa mati, akan ada gantinya.
❖ Batang anggrek tertanam kokoh pada pot. Hindari batang
yang mudah goyang, karena kemungkinan akarnya tidak
baik atau mungkin baru saja ditanam kembali.
❖ Jangan pilih jika terdapat serangga kecil yang merayap pada
media tanamnya.
❖ Jika Anda ingin menikmati keindahan bunga anggrek lebih
lama, pilihlah tanaman anggrek yang memiliki kuntum
bunga setengah mekar. Dengan demikian, anggrek akan
tetap berbunga ketika Anda sudah membawanya ke
rumah.

136
TIPS MERAWAT A
Berikut ini ada tips merawat anggrek, yang a
milis.

❖ Lokasi, suhu dan kelembaban


Anggrek akan tumbuh dengan baik di dataran tinggi (di
dataran rendah juga bisa hidup, tetapi harus memenuhi
ketentuan yang tepat), suhu berkisar 15 - 35 derajat Celcius
(suhu optimum 21 derajat Celcius) dengan sirkulasi udara
yang baik. Kelembaban udara berkisar 65 - 70 %.

❖ Cahaya matahari
Tanaman anggrek pantang kena sinar matahari langsung,
tetapi masih toleran terhadap sinar matahari pagi (antara
jam 7 - 9 pagi). Anggrek yang kurang dapat cahaya matahari
tumbuh kurus, berdaun sempit dan panjang, sebaliknya jika
kelebihan sinar matahari daun akan menguning seperti
terbakar. Anggrek akan tumbuh dengan baik jika digantung
di bawah kerimbunan pohon.

❖ Penyiraman
T idak ada patokan tepat untuk menyiram anggrek. Cara
praktis untuk mengetahui apakah tanaman sudah perlu
disiram dengan memantau kondisi media tanamnya.
Penyiraman sebaiknya dengan sprayer dan air yang
digunakan bebas kaporit dan senyawa kimia lainnya.
Anggrek muda lebih membutuhkan banyak air, penyiraman
sebaiknya 1 hari 1 kali. Untuk anggrek yang lebih besar, 2
hari sekali cukup memadai. Terlalu banyak air akan membuat
anggrek mudah diserang jamur yang menyebabkan daun
dan akar membusuk. Bunga anggrek sebaiknya jangan
terkena air karena akan cepat rontok.
. f37
,;f
❖ Pemupukan
Anggrek perlu dipupuk untuk membuatnya rajin berbunga.
Tips untuk memilih pupuk yang tepat adalah pilih pupuk cair
(pupuk daun), unsur makro NPK harus disesuaikan dengan
usia tanaman (anggrek muda memerlukan unsur N lebih
banyak, sedangkan anggrek siap berbunga memerlukan
unsur P lebih banyak). Pemupukan dilakukan seminggu
sekali dengan dosis 1/2 sdt untuk 1 liter air. Semprotkan
larutan pupuk dengan sprayer pada bagian daun dan akar.
Pemupukan bisa dilakukan lebih sering dengan mengurangi
dosis.

❖ Media tanam
Media tanam yang baik adalah yang tidak cepat lapuk,
memudahkan akar menempel, berongga (porous) untuk
sirkulasi udara, dapat menyimpan zat hara, serta tidak
mudah menjadi sumber penyakit. Macam media adalah
pakis, moss, sabut kelapa, arang kayu, pecahan batu bata
atau genteng.

❖ Pot
Untuk pot bisa dipilih pot tanah atau plastik. Pot tanah bisa
menyimpan air, sedangkan pot plastik tidak. Aggrek juga
bagus ditanam di blok pakis dan digantung di bawah pohon.
Secara berkala sebaiknya dilakukan repotting, misalnya
6 bulan sekali untuk memberi ruang lebih pada akar
anggrek.

138
Osman,
Jakarta Penebar Swadaya IKAPI 219 hal.
T im Red. Trubus (1997) Jakarta. Anggrek Potong Penebar
Swadaya 34 hal.
Agribisnis Tanaman Hias, F.Rahardi, Sri Wahyuni, Eko M.
Nurcahyo, Penerbar Swadaya 1993
Budidaya Tanaman Anggrek - Departemen Pertanian 1987, 63
hal.
Merawat Anggrek , Sutarni M. Soeryowinoto, Penerbit Yayasan
Kanisius, 87 hal. Jakarta, F ebruari 2000
http://matematikacerdas.wordpress.com/2010/01/10/sejarah­
dan-asal-usul-anggrek/
http://cjoeniani.wordpress.com/2007 /11/23/tips-merawat­
anggrek/
http://www.urangdarek.co.cc/images/angrek.jpg
http: //bisn i s p e r t an i a n . com/pel u a n g-us a h a-budid a y a­
anggrek.html
http://hidrogell.fi1es. wordpress.com/2008/10/anekal .jpg
http://images.detik.com/ content/2008/01/30/157/anggrek2.jpg
http://www.deptan.go.id/ditlinhorti/

'139
"Bungo anggrek memiliki nilai
ekonomi yang tidak sedikit.
Anggrek potong segar dihargai Rp.
4000,- hingga Rp. 10.000,- per
tangkai. Sementara satu botol anakan
anggrek hasil kultur jaringan bisa dihargai
10.000 per botol."

Ada banyak cara yang dapat Anda tempuh agar usaha budidaya Anggrek Anda
menjadi mudah dan menyenangkan. Selain pembibitan, penanaman, penyerbukan,
dan penyiraman yang tentunya akan membuat bunga anggrek Anda mekar dengan indah,
melalui buku ini Anda pun dapat mempelajari media dan suhu tepat untuk anggrek Anda.
Dengan demikian, Anda akan mendapatkan bunga anggrek yang memukau dan
dapat meregenerasikan dengan kualitas yang tetap terjaga.

Buku ini juga menyajikan cara jitu menciptakan persilangan bunga anggrek
yang nantinya dapat menghasilkan warna bunga yang cantik sehingga
berdaya jual tinggi. Selain itu buku ini dilengkapi dengan jenis-jenis
anggrek pilihan yang mudah pemasarannya. dan
memiliki daya saing tinggi.

Bagi Anda pecinta anggrek, maka buku ini wajib Anda miliki karena di
dalamnya Anda dapat belajar menghitung biaya operasional sehingga
dipastikan Anda dapat meminimalisasi kerugian dan mengoptimalkan
keuntungan. Apabila Anda cerdas mengolah hobi bertanam aggr k
Anda, maka hal itu bisa dijadikan peluang bisnis yang sangat
� menguntungkan dan pastinya akan menambah
"'-
� pundi-pundi uang Anda semakin tebal.
Selamat Mencoba.

Anda mungkin juga menyukai