Anda di halaman 1dari 3

1. Apakah yang dimaksud dengan PPh Bersifat Final?

Jelaskan penghasilan apa saja yang dapat


dikenai pajak bersifat final!
Pajak penghasilan bersifat final adalah pajak penghasilan yang tidak dapat dikreditkan
(dikurangkan) dari total pajak penghasilan terutang pada akhir tahun pajak. Berdasarkan
Pasal 4 ayat (2) UU PPh, pajak penghasilan yang bersifat final terdiri atas:
1. Penghasilan berupa bunga deposito dan tabungan lainnya, bunga obligasi dan surat utang
negara, dan bunga simpanan yang dibayarkan oleh koperasi kepada anggota koperasi
orang pribadi
2. Penghasilan berupa hadiah undian
3. Penghasilan dari transaksi saham dan sekuritas lainnya, transaksi derivatif yang
diperdagangkan di bursa, dan transaksi penjualan saham atau pengalihan penyertaan
modal pada perusahaan pasangannya yang diterima oleh perusahaan modal ventura
4. Penghasilan dari transaksi pengalihan harta berupa tanah dan/ atau bangunan, usaha jasa
konstruksi, usaha real estate, dan persewaan tanah dan/atau bangunan; dan
5. Penghasilan tertentu lainnya, yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Pemerintah.

2. Jack Henry, seorang berkewarganegaraan Australia bekerja pada perusahaan Multinasional di


Jakarta selama 2 tahun terhitung sejak 1 Januari 2022 sampai dengan 31 Desember 2024 sebagai
Manager IT.

a. Jelaskan tentang subjek pajak dalam negeri dan subjek pajak luar negeri berdasarkan UU no.
11 tahun 2020! 

Pada Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja, di bagian ketujuh tentang
perpajakan, pada Pasal 111 ada perubahan dalam aturan mengenai subjek pajak yang
sebelumnya diatur dalam Pasal 2 Undang-Undang Pajak Penghasilan. Berikut ini Persyaratan
Subjek Pajak Orang Pribadi yang Menjadi SPDN, yaitu:
Sedangkan, Persyaratan Subjek Pajak Orang Pribadi yang Menjadi SPLN, yaitu:
a. orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia;
b. WNA yang berada di Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan;
c. WNI yang berada di luar Indonesia lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan serta
memenuhi persyaratan:
1. bertempat tinggal di luar Indonesia;
2. memiliki pusat kegiatan utama di luar Indonesia;
3. memiliki tempat menjalankan kebiasaan di luar Indonesia;
4. menjadi subjek pajak negara atau yurisdiksi lain; dan/atau persyaratan tertentu lainnya.

b. Jelaskan tentang objek pajak bagi WNA yang telah menjadi subjek pajak dalam negeri!

Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan telah mengatur tentang


objek pajak bagi WNA yang telah menjadi subjek pajak dalam negeri. Berdasarkan Pasal 2 ayat
(1) huruf c, objek pajak bagi WNA yang telah menjadi subjek pajak dalam negeri meliputi
penghasilan yang diperoleh dari sumber di dalam dan/atau di luar negeri.

Dalam hal ini, penghasilan yang diperoleh oleh WNA yang telah menjadi subjek pajak dalam
negeri akan dikenai pajak penghasilan dengan tarif yang sama dengan subjek pajak dalam negeri.
Namun demikian, WNA yang telah menjadi subjek pajak dalam negeri dapat mengajukan
permohonan untuk dikenakan tarif pajak penghasilan yang lebih rendah sesuai dengan ketentuan
perpajakan yang berlaku, seperti perjanjian penghindaran pajak berganda antarnegara yang telah
ditandatangani oleh Indonesia dengan negara asal WNA tersebut.

Dalam hal WNA yang telah menjadi subjek pajak dalam negeri memiliki penghasilan dari
sumber di luar negeri, maka penghasilan tersebut harus dilaporkan dan dikenai pajak penghasilan
di Indonesia sesuai dengan ketentuan perpajakan yang berlaku. Namun demikian, untuk
menghindari adanya pengenaan pajak ganda, WNA yang telah menjadi subjek pajak dalam
negeri dapat mengajukan kredit pajak atas pajak penghasilan yang telah dibayar di negara asal
penghasilan tersebut.

c. Berdasarkan pemahaman pada poin a dan b, apakah subjek pajak Jack Henry, dan bagaimana
perlakuan atas penghasilan yang diterimanya di Indonesia? Jelaskan!

Berdasarkan informasi yang diberikan, Jack Henry merupakan wajib pajak asing karena bukan
merupakan penduduk Indonesia. Namun, sejak ia bekerja di Indonesia selama 2 tahun, ia dapat
dianggap sebagai wajib pajak dalam negeri, karena telah melebihi 183 hari tinggal di Indonesia.
Penghasilan yang diterima di Indonesia, termasuk gaji Manajer TI, dikenakan PPh final sebesar
20% sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 tentang Pajak Penghasilan yang
Diterima atau Diperoleh di Luar Wilayah oleh Wajib Pajak Luar Negeri. Negara Kesatuan
Republik Indonesia untuk usaha yang dilakukan di wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Perusahaan memotong pajak penghasilan final dan mengirimkannya langsung ke
negara. Wajib pajak dalam negeri, karena tinggal di Indonesia selama 2 tahun atau lebih dari 183
hari, PPH 21 berlaku atas penghasilan yang diterimanya bagi orang asing. Wajib Pajak luar
negeri dapat ditetapkan sebagai Wajib Pajak karena memiliki penghasilan dari Indonesia yang
dibayarkan melalui bentuk usaha tetap di Indonesia. Penghasilannya melebihi penghasilan tidak
kena pajak yaitu Rp 54.000.000

Sumber:

https://pajakmania.com/wp-content/uploads/2021/07/Peraturan-Pelaksanaan-UU-No-11-Tahun-
2020-tentang-Cipta-Kerja.pdf

BMP EKSI4206 Modul 3 Perpajakan

Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja

Anda mungkin juga menyukai