Anda di halaman 1dari 4

SUBJEK PPh BADAN

A. PAJAK PENGHASILAN

Pajak Penghasilan adalah pajak yang dibebankan atas penghasilan yang


diperoleh oleh Wajib Pajak dalam tahun pajak, baik yang berasal dari dalam
negeri maupun dari luar negeri. Penghasilan tersebut dapat berupa keuntungan
usaha, gaji, honorarium, hadiah, dan yang lainnya. Dasar hukum PPh adalah
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan. Ketentuan
terbaru yang berkaitan dengan PPh telah disempurnakan dalam Undang-undang
Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja, serta Undang-Undang Nomor 7
Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP).

B. SUBJEK PAJAK
Subjek pajak merupakan pihak yang dikenakan pajak berdasarkan
undang-undang perpajakan

Orang Pribadi
DALAM Seluruh Penghasilan
NEGERI Badan

Pasal 2 (3)
Warisan yang
Belum Terbagi

SUBJEK 1. Penghasilan dari kegiatan operasi


PAJAK dan harta yang dimiliki
2. Penghasilan kantor pusat
3. Penghasilan lain yang diperoleh
Pasal 2 (2) sehubungan dengan penghasilan
)
Orang kantor pusat
Pribadi
LUAR
NEGERI
BUT
Pasal 2 (4) Badan Penghasilan yang diperoleh
) NON BUT dari Indonesia
C. SUBJEK PPh BADAN
Subjek Pajak PPh Badan adalah setiap Badan Usaha dan Bentuk Usaha Tetap
yang memiliki kewajiban untuk melakukan pembayaran pajak baik dalam periode
tahun atau bulan. Bentuk usaha tetap merupakan subjek pajak yang perlakuan
perpajakannya dipersamakan dengan subjek pajak badan. Contoh Badan Usaha yaitu :
seperti :BUMN, BUMD, Perseroan Terbatas, BUMN, BUMD, Koperasi, Firma,
Yayasan, Persekutuan, dan bentuk badan lainnya.

D. JENIS PPh BADAN


Jenis PPh Badan dibedakan menjadi 2 yaitu :
1. Subjek Pajak Dalam Negeri
 (Pasal 2 ayat (3) UU 36 tahun 2008)
Badan yang didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia, kecuali unit tertentu
dari badan pemerintah yang memenuhi kriteria:
a. pembentukannya berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan;
b. pembiayaannya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;
c. penerimaannya dimasukkan dalam anggaran Pemerintah Pusat atau
Pemerintah Daerah; dan
d. pembukuannya diperiksa oleh aparat pengawasan fungsional Negara

2. Subjek Pajak Luar Negeri


 (Pasal 2 ayat (4) UU 36 tahun 2008)
Badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia :
1. Yang menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui bentuk usaha
tetap di Indonesia; dan
2. Yang dapat menerima atau memperoleh penghasilan dari Indonesia tidak
dari menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui bentuk usaha
tetap di Indonesia. “
 (Pasal 2 ayat (5) UU 36 tahun 2008)
“ Bentuk usaha tetap adalah bentuk usaha yang dipergunakan oleh orang
pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia, orang pribadi yang berada
di Indonesia tidak lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam
jangka waktu 12 (dua belas) bulan, dan badan yang tidak didirikan dan tidak
bertempat kedudukan di Indonesia untuk menjalankan usaha atau melakukan
kegiatan di Indonesia.”

E. WAJIB PAJAK BADAN


Merupakan sekumpulan orang atau kelompok yang bekerjasama dalam bentuk
modal yang diwajibkan untuk terlibat dalam ketentuan perpajakan, baik mereka
melakukan usaha atau tidak melakukan usaha. Hak dan kewajiban perpajakan wajib
pajak badan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Wajib pajak badan juga
memiliki kewajiban subjektif serta mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP
(Nomor Pokok Wajib Pajak). Subjek Pajak dapat menjadi Wajib Pajak dengan
mengukuhkan badan usahanya menjadi PKP ke kantor pajak terdekat dengan kriteria
omzet badan usaha diatas 4,8 miliar. Contoh Wajib Pajak Badan yaitu : Badan, Join
Operation (JO), Bendahara, penyelenggara Kegiatan.

F. TEMPAT KEDUDUKAN BADAN


Tempat kedudukan badan diatur dalam Pasal 3 Keputusan Dirjen Pajak No
Per-12/PJ/2015 ayat 1 dan 2. Dimana ayat 1 membahas tentang tempat kedudukan
badan menurut keadaan yang sebenarnya dan ayat 2 membahas tentang penetapan
tempat sebagaimana yang dimaksud pada ayat 1.

G. WAJIB PAJAK YANG TIDAK MEMILIKI KEWAJIBAN PPh BADAN


Wajib Pajak yang dapat dikatakan tidak memiliki kewajiban PPh badan adalah wajib
pajak yang tidak sesuai atau tidak memenuhi kriteria menjadi PKP (belum
dikukuhkan menjadi PKP)

H. NON SUBJEK PAJAK


Yang termasuk Non Subjek Pajak yaitu :
1. Badan perwakilan negara asing (Kedutaan Besar)
2. Organisasi – organisasi Internasional yang ditetapkan denagn Keputusan Menteri
Keuangan dengan syarat
i. Indonesia menjadi anggota organisasi tersebut
ii. Tidak menjalankan usaha atau kegiatan lain untuk memperoleh penghasilan
dari Indonesia selain pemberian pinjaman kepada pemerintah yang dananya
berasal dari iuran anggota. Cth; Unesco
3. Unit tertentu dari badan pemerintah (Pasal 2 ayat (3) UU 36 th 2008) dengan
kriteria sebagai berikut ;
i. Pembentukannya berdasarkan ketentuan peraturan perundangan –
undangan;
ii. Pembiayaannya bersumber dari APBN atau APBD;
iii. Penerimaannya dimasukkan dalam anggaran Pemerintah Pusat atau
Pemerintah Daerah; dan
iv. Pembukuannya diperiksa oleh aparat pengawasan fungsional negara.

Perbedaan Perlakuan Perpajakan WP BUT dengan Wajib Pajak dalam Negeri


WP BUT WP dalam Negeri
Tidak dapat menikmati tax treaty
Indonesia dengan negara Tax Treaty
Partner lainnya karena BUT tersebut
bukan penduduk Indonesia
Laba bersih setelah pajak yang diterima
atau diperoleh BUT dikarenakan Branch
Profit Tax
Obejk Pajak
1. Upah
2. Tunjangan Uang Makan (Kalo dikasi makan langsung,itu Namanya tanggungan)
3. Tunjangan Uang Transportasi
4. BPJS
 Ketagakerjaan (JKK, JKM, JHT, JKP (jaminan kehilangan pekerjaan)
 Kesehatan
 Pensiun
5. Service Charge
6. NATURA

Anda mungkin juga menyukai