Anda di halaman 1dari 4

Nama : Ni Putu Widya Cahya Dewi

NIM : 2015654016
Absen : 07
Kelas : 5B D4 Akuntansi Perpajakan

POST-TEST

1. Jelaskan apa yang anda pahami terkait PP 23 Tahun 2018!


JAWABAN :
Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2018 membahas tentang pajak penghasilan atas
penghasilan dari usaha yang diterima atau diperoleh wajib pajak yang memiliki peredaran
bruto tertentu pada tanggal 8 Juni 2018. PP ini mengganti peraturan sebelumnya yaitu
Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun
2018 ini berlaku sejak tanggal 1 Juli 2018.

 Pasal 2 ayat 2
Dalam PP 23 / 2018 terjadi perubahan tarif PPh Final dari 1% menjadi 0,5% dari
peredaran bruto atau omset

 Pasal 3 ayat 2
Wajib Pajak dapat memilih apakah ingin dikenakan PPh Final tariff 0,5% dari
Omset ataukah dikenakan PPh dengan tariff sesuai Pasal 17 ayat (1) huruf a, Pasal
17 ayat (2a), atau Pasal 31E UU No. 36 Tahun 2008

 Pasal 5 ayat 1
Bagi Wajib Pajak yang memilih dikenakan Pajak Final dengan tariff 0,5% ini
tetapkan batas waktu dalam pengenaan pajaknya. Adapun jangka waktu yang
diberikan yaitu:
a. 7 (tujuh) Tahun Pajak bagi Wajib Pajak orang pribadi
b. 4 (empat) Tahun Pajak bagi Wajib Pajak badan berbentuk koperasi,
persekutuan komanditer, atau firma; dan
c. 3 (tiga) Tahun Pajak bagi Wajib Pajak badan berbentuk perseroan
terbatas.

Apabila batas waktu tersebut telah berakhir, maka Wajib Pajak dalam
menghitung pajaknya harus menggunakan tarif sesuai dengan Pasal 17
dan/atau Pasal 31E UU No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan

 Pasal 3 ayat 1
Wajib Pajak yang dapat memanfaatkan tariff pph final 0,5% ini adalah wajib
pajak yang memiliki peredaran bruto tidak melebihi Rp 4.800.000.000,00 (empat
miliar delapan ratus juta rupiah) dalam 1 (satu) Tahun Pajak yaitu
a. Wajib Pajak orang pribadi
b. Wajib Pajak badan berbentuk koperasi, persekutuan komanditer, firma,
atau perseroan terbatas
 Pasal 2 ayat 3
Wajib Pajak yang tidak dapat memenfaatkan PPh Final 0,5% ini adalah :
a. Wajib Pajak yang penghasilan yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak
orang pribadi dari jasa sehubungan dengan pekerjaan bebas, baik Wajib
Pajak Orang Pribadi maupun Wajib Pajak Badan.
b. Wajib Pajak yang penghasilan yang diterima atau diperoleh di luar negeri
yang pajaknya terutang atau telah dibayar di luar negeri;
c. Wajib Pajak yang penghasilan yang telah dikenai Pajak Penghasilan yang
bersifat final dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan
tersendiri
d. Wajib Pajak yang penghasilan yang dikecualikan sebagai objek pajak.

 Pasal 4 ayat 1
Omset yang dilaporkan berdasarkan keseluruhan omset dari USAHA termasuk
omset dari cabang-cabang

 Pasal 6 ayat 2
Dasar Pengenaan Pajak adalah dari Omset sebelum dikurangi potongan penjualan,
potongan tunai, dan/atau potongan sejenis

2. Jelaskan apa yang anda pahami terkait pertimbangan menggunakan PP23 atau PPh
Pasal 17!
JAWABAN
Dalam PP 23 tahun 2018, diberikan opsi kepada Wajib Pajak untuk memilih tariff yang
akan dikenakan untuk memberikan rasa keadilan bagi Wajib Pajak yaitu:

a. Bagi wajib pajak pribadi dan badan yang belum dapat menyelenggarakan pembukuan
dengan tertib, pengenaan tarif PPh Final 0,5% memberikan kemudahan bagi mereka
untuk melaksanakan kewajiban perpajakan. Perhitungan pajak menjadi sederhana
yakni 0,5% dari peredaran bruto/omzet. Namun, penerapan PPh Final memiliki
konsekuensi yakni Wajib Pajak tetap harus membayar pajak meski sedang dalam
perusahaannya mengalami kerugian.

b. Sementara Wajib Pajak yang telah melakukan pembukuan dengan baik dapat memilih
untuk dikenai Pajak Penghasilan berdasarkan tarif Pasal 17 ayat (1) huruf a, Pasal 17
ayat (2a), atau Pasal 31E UU No. 36 Tahun 2008 Konsekuensinya, pajak yang harus
disetorkan lebih besar dibandingkan penyetoran pajak menggunakan tariff 0,5%.
Keuntungannya adalah apabila Perusahaan mengalami kerugian, maka wajib pajak
tidak membayar pajak atau Nihil

Apabila Wajib Pajak memilih untuk dikenakan pajak menggunakan tarif umum UU
PPh, wajib menyampaikan pemberitahuan kepada Direktur Jenderal Pajak dan untuk
Tahun Pajak-Tahun Pajak berikutnya tidak dapat dikenai Pajak Penghasilan berdasarkan
Peraturan Pemerintah ini.
3. Jelaskan perbedaan terkait perlakuan perpajakan penghasilan dari jasa konstruksi
berdasarkan PP 51 tahun 2008 & PP 9 tahun 2022!
JAWABAN :
Terdapat beberapa perbedaan perlakuan terhadap PPh atas usaha jasa konstruksi,
beberapa diantaranya yaitu terkait klasifikasi usaha jasa konstruksi dan perubahan
tarifnya. Pada pasal 2 ayat (2) PP9/2022, klasifikasi usaha jasa konstruksi yang awalnya
dibagi menjadi Perencanaan, Pelaksanaan, dan Pengawasan berubah menjadi Konsultasi
Konstruksi, Pekerjaan Konstruksi dan Pekerjaan Konstruksi Integrasi.

PP 51/2008 jo. PP 40/2009 PP 9/2022


Jasa Jasa
Jenis / Sifat Pekerjaan Jenis / Sifat Pekerjaan
Konstruksi Konstruksi
Kualifikasi Sifat
1 1 Pengkajian,
usaha kecil Umum
perencanaan,
Tidak Mewujudkan pekerjaan
Sifat pengawasan dan
Perencanaa memiliki dalam bentuk dokumen Konsultasi
2 2 Spesiali manajemen
n kualifikasi perencanaan bangunan Konstruksi
s penyelenggaraan
usaha fisik lain
konstruksi suatu
3 Lainnya     bangunan

Menyelenggarakan
Memiliki kegiatannya untuk
mewujudkan suatu hasil Sifat
1 kualifikasi 1
perencanaan menjadi Umum
usaha
bentuk bangunan fisik
Pembangunan,
lain, termasuk di
pengoperasian,
dalamnya pekerjaan
pemeliharaan,
konstruksi terintegrasi Pekerjaan
Pelaksanaan pembongkaran, dan
yaitu penggabungan konstruksi
Tidak pembangunan
fungsi lainnya dalam Sifat
memiliki kembali suatu
2 model penggabungan 2 Spesiali
kualifikasi bangunan
perencanaan, pengadaan s
usaha , dan pembangunan serta
model penggabungan
perencanaan dan
pembangunan.
Memiliki Gabungan pekerjaan
1 kualifikasi     konstruksi dan jasa
usaha konsultasi konstruksi,
termasuk di dalamnya
Melaksanakan pekerjaan
penggabungan fungsi
pengawasan sejak awal
Pekerjaan layanan dalam model
pelaksanaan pekerjaan
Pengawasan Tidak Konstruksi penggabungan
konstruksi sampai
memiliki Integrasi perencanaan,
2 kualifikasi selesai dan     pengadaan, dan
diserahterimakan
usaha pembangunan serta
model penggabungan
perencanaan dan
pembangunan
Selain itu, pada Pasal 3 ayat (1) PP 9/2022 terdapat perubahan tarif PPh untuk usaha jassa
konstruksi

PP 51/2008 jo. PP 40/2009 PP 9/2022


Sertifikasi
Tarif
Jasa Kualifikasi Jasa Sertifikat Badan Kompetensi Tarif PPh
PPh
Konstruksi Usaha Konstruksi Usaha/Kualifikasi Kerja Final
Final
(Perseorangan)
Kecil 2% Memiliki / Kecil Memiliki 1,75%

Memiliki /
Menengah & Pekerjaan
Pelaksanaan 3% Menengah, besar,   2,65%
Besar Konstruksi
Spesialis
Tidak Tidak
4% Tidak Memiliki 4,00%
memiliki Memiliki
Perencanaan Memiliki 4% Pekerjaan Memiliki   2,65%
& Tidak Konstruksi
Pengawasan 6% Integrasi Tidak Memiliki   4,00%
memiliki
        Memiliki Memiliki 3,50%
Konsultasi
Tidak
        Konstruksi Tidak Memiliki 6,00%
Memiliki

Anda mungkin juga menyukai