Anda di halaman 1dari 22

BAB III

Kompetensi
Kode Etik Psikologi Indonesia

Presentation by Abigail 2234013 & Vany 2234014


BAB III Kompetensi

Today's Ruang Lingkup Kompetensi


Peningkatan Kompetensi
Presentation Masalah dan Konflik Personal
Pemberian Layanan Psikologi
Discussion Points
dalam Keadaan Darurat

Next
Definisi Kompetensi

Definisi
Kompetensi

Roe (2002) Benett,dkk (2011)

Kompetensi merupakan suatu Kompetensi merupakan


kemampuan yang dipelajari kemampuan untuk melakukan
untuk melakukan sebuah sesuatu berdasarkan pada
tugas standar profesi
KOMPETENSI

Poin penting: profesional

Profesional: ilmuwan psikologi/psikolog harus


memiliki kompetensi dalam melaksanakan seluruh
bentuk layanan psikologi, penelitian, pengajaran
dengan menekankan pada tanggungjawab,
kejujuran, batasan kompetensi objektif dan
integritas.

Kompetensi: hal yang dipelajari dan biasanya didapatkan


melalui pendidikan, pelatihan dan pengalaman.
PASAL 7 RUANG LINGKUP KOMPETENSI

1) Ilmuwan Psikologi memberikan layanan dalam bentuk mengajar, melakukan


penelitian dan/ atau intervensi sosial dalam area sebatas kompetensinya,
berdasarkan pendidikan, pelatihan atau pengalaman sesuai dengan kaidah-kaidah
ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan.

2) Psikolog dapat memberikan layanan sebagaimana yang dilakukan oleh Ilmuwan


Psikologi serta secara khusus dapat melakukan praktik psikologi terutama yang
berkaitan dengan asesmen dan intervensi yang ditetapkan setelah memperoleh ijin
praktik sebatas kompetensi yang berdasarkan pendidikan, pelatihan, pengalaman
terbimbing, konsultasi, telaah dan/atau pengalaman profesional sesuai dengan
kaidah-kaidah ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan.

Next
PASAL 7 RUANG LINGKUP KOMPETENSI

3) Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi dalam menangani berbagai isu atau


cakupan kasuskasus khusus, misalnya terkait penanganan HIV/AIDS, kekerasan
berbasis gender, orientasi seksual, ketidakmampuan (berkebutuhan khusus), atau
yang terkait dengan kekhususan ras, suku, budaya, asli kebangsaan, agama, bahasa
atau kelompok marginal, penting untuk mengupayakan penambahan pengetahuan
dan ketrampilan melalui berbagai cara seperti pelatihan, pendidikan khusus,
konsultasi atau supervisi terbimbing untuk memastikan kompetensi dalam
memberikan pelayanan jasa dan/ atau praktik psikologi yang dilakukan kecuali
dalam situasi darurat sesuai dengan pasal yang membahas tentang itu.

Next
PASAL 7 RUANG LINGKUP KOMPETENSI

4) Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi perlu menyiapkan langkah-langkah yang


dapat dipertanggungjawabkan dalam area-area yang belum memiliki standar baku
penanganan, guna melindungi pengguna jasa layanan psikologi serta pihak lain
yang terkait.
5) Dalam menjalankan peran forensik, selain memiliki kompetensi psikologi
sebagaimana tersebut di atas, Psikolog perlu memahami hukum yang berlaku di
Indonesia, khususnya hukum pidana, sehubungan dengan kasus yang ditangani dan
peran yang dijalankan

Next
SARJANA PSIKOLOGI (S-1)
Menguasai konsep dasar psikologi dan
memformulasikan prosedur penyelesaian
masalah, melakukan riset tingkat dasar,
mempertanggungjawabkan hasil kerja
RUANG LINGKUP KOMPETENSI berdasarkan kode etik, melakukan
observasi, interview, dan tes psikologi,
memahami prinsip, teknik dan langkah
konseling, memahami dasar pengukuran
psikologi.
KOMPETENSI
UMUM MAGISTER PSIKOLOGI PROFESI (S-2)

Melakukan riset ilmiah, mengembangkan


pengetahuan, metode asesmen dan
intervensi, menerapkan metode asesmen,
psikodiagnostika, psikoterapi, dan
intervensi, mengelola jasa psikologi
(praktik) berlandaskan kode etik.
KOMPETENSI UMUM
MAGISTER PSIKOLOGI SAINS (S-2)
KOMPETENSI UMUM
MAGISTER PSIKOLOGI SAINS (S-2)
RUANG LINGKUP KOMPETENSI CONTOH KASUS

Dalam sudut pandang etis, kompetensi A merupakan master psikologi sains, 2 tahun
dibutuhkan oleh seseorang praktisi demi menjadi asisten psikolog klinis. Mendapatkan
melindungi klien dalam jenis layanan yang banyak pengalaman intervensi psikoterapi
diberikan. Walau ilmuwan psikologi/psikolog selama mendampingi psikolog.
tidak pernah berniat untuk menyakiti klien, Suatu hari, salah satu anggota keluarga A
namun kurangnya kompetensi seringkali membutuhkan bantuan (masalah pribadi,
menjadi faktor utama yang merugikan atau sudah mengganggu interaksi sosial dan
membahayakan klien. pekerjaan).
A mencoba untuk melakukan intervensi
kepada saudaranya. Setelah beberapa kali
sesi intervensi, saudara A merasa lebih baik
dan berterima kasih kepada A.
PASAL 8 PENINGKATAN KOMPETENSI

Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi wajib


melaksanakan upaya-upaya yang berkesinambungan
guna mempertahankan dan meningkatkan kompetensi
mereka.

Bagi seorang ilmuwan psikologi/psikolog, pengembangan


kompetensi merupakan hal yang wajib dilakukan seumur
hidupnya.
--> sepanjang karir yang ditekuni, ia harus melakukan
berbagai tindakan pengembangan diri untuk meningkatkan
kompetensi tertentu dalam mengatasi isu-isu psikologi yang
dinamis.

Contoh: mengikuti pelatihan, konferensi, temu ilmiah,


melakukan penelitian
Pasal 11 Masalah dan Konflik Personal

1) Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi menyadari bahwa masalah dan konflik


pribadi mereka akan dapat mempengaruhi efektifitas kerja. Dalam hal ini Psikolog
dan/atau Ilmuwan Psikologi mampu menahan diri dari tindakan yang dapat
merugikan pengguna layanan psikologi serta pihak-pihak lain, sebagai akibat dari
masalah dan/atau konflik pribadi tersebut.
2) Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi berkewajiban untuk waspada terhadap
tanda-tanda adanya masalah dan konflik pribadi, bila hal ini terjadi sesegera
mungkin mencari bantuan atau melakukan konsultasi profesional untuk dapat
kembali menjalankan pekerjaannya secara profesional. Psikolog dan/atau Ilmuwan
Psikologi harus menentukan akan membatasi, menangguhkan, atau menghentikan
kewajiban layanan psikologi tersebut.
Contoh Kasus

B adalah seorang konselor. Ia menganut nilai


yang tidak menyetujui orientasi LGBT.
Suatu hari, ia bertemu seorang klien yang
ternyata seorang homoseksual.
B menyadari bahwa dirinya merasa tidak
nyaman, namun tetap berusahan memberikan
pelayanan dengan alasan ingin membantu.
Selama beberapa sesi konseling, B semakin
merasa tidak nyaman, namun ia terlanjur
berjanji akan melakukan beberapa sesi
konseling lagi dengan klien tersebut.
Semua masalah yang dimiliki Pengalaman akan masalah
ilmuwan psikologi / psikolog yang dimiliki psikolog dapat
harus diselesaikan dengan membantunya untuk lebih
tuntas sebelum melakukan mudah memahami klien
pelayanan terhadap orang lain. dengan masalah serupa

MASALAH & KONFLIK PERSONAL


Contoh: Hal terpenting bukanlah konselor
konselor yang jarang atau tidak pernah atau sedang berjuang
Ilmuwan psikologi / psikolog memiliki pengalaman berjuang dengan masalah tersebut karena
harus mampu untuk menyadari menghadapi kecemasan dapat pada akhrinya, pengalaman
isu atau topik yang masih mengalami kesulitan untuk konselor dalam menghadapi
menjadi konflik di dalam diri memahami klien yang putus asa masalah hidupnya dapat
yang belum terselesaikan dalam menghadapi pengalaman dimanfaatkan dalam
(Corey dkk, 2011). serupa. pekerjaannya menjadi konselor.
MASALAH & KONFLIK PERSONAL

Pertanyaan yang dapat membantu kita berefleksi


terkait dengan masalah atau konflik personal
Menurut ayat 2, Ilmuwan psikologi/psikolog yang mungkin kita miliki (Corey dkk, 2011):
harus membuat keputusaan apakah ia akan 1. Apakah kita mengenali dan berusaha untuk
membatasi, menangguhkan atau menghadapi masalah kita atau apakah kita
memberhentikan tugas yang berkaitan menghabiskan banyak energi untuk
dengan pekerjaannya. menyangkal adanya masalah tersebut?
2. Apakah kita menemukan bahwa kita
menyalahkan orang lain atas masalah yang
Saat seroang ilmuwan psikologi/psikolog berusaha
kita alami?
keras menyangkal masalah atau konflik yang ia
3. Apakah kita mau berkonsultasi dengan terapi
miliki maka ia juga mengalami kesulitan
atau lebih memiliki untuk mengatakan kepada
memperhatikan kebutuhan klien, khususnya jika
diri bahwa kita dapat mengatasinya walaupun
mereka mengalami masalah yang sama.
sebenarnya sudah jelas tidak dapat
melakukannya?
4. Dapatkah kita melakukan tantangan yang kita
berikank kepada klien?
PASAL 12
PEMBERIAN LAYANAN PSIKOLOGI DALAM KEADAAN DARURAT

1) Keadaan darurat adalah suatu kondisi di mana 2) Dalam kondisi sebagaimana dimaksud pada
layanan kesehatan mental dan/atau psikologi secara ayat (1), kebutuhan yang ada tetap harus dilayani.
mendesak dibutuhkan tetapi tidak tersedia tenaga Karenanya Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi
Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi yang memiliki yang belum memiliki kompetensi dalam bidang
kompetensi untuk memberikan layanan psikologi yang tersebut dapat memberikan layanan psikologi
dibutuhkan. untuk memastikan bahwa kebutuhan layanan
psikologi tersebut tidak ditolak.

3) Selama memberikan layanan psikologi dalam 4) Apabila Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi yang
keadan darurat, Psikolog dan/atau Ilmuwan lebih kompeten telah tersedia atau kondisi darurat telah
Psikologi yang belum memiliki kompetensi yang selesai, maka pemberian layanan psikologi tersebut
dibutuhkan perlu segera mencari psikolog yang harus dialihkan kepada yang lebih kompeten atau
kompeten untuk mensupervisi atau melanjutkan dihentikan segera.
pemberian layanan psikologi tersebut.
Contoh Kasus

C merupakan konselor keluarga di


suatu daerah terpencil (satu-satunya
konselor).
Suatu saat ada salah satu anggota
keluarga mendatangi C dan ingin
melakukan konsultasi akan masalahnya
(Masalah ini sudah mengganggu jam
tidur, kegiatan sehari-hari, bahkan
mengganggu anggota keluarga lain
karena klien mulai terlihat berbicara
sendiri.
C akhrinya menolak klien tersebut
dengan alasan bahwa ia tidak bisa
menanganinya karena kasusnya cukup
serius dan mengarah ke klinis yang
berada di luar kompetensinya.
Sehingga D memintanya untuk pulang.
Pemberian Layanan Psikologi
Dalam Keadaan Darurat

Keadaan seperti ini biasanya terjadi di daerah


terpencil atau daerah bencana.
Berdasarkan kode etik, bahwa dalam menghadapi
keadaan darurat kebutuhan layanan tetap harus
dilayani.
Walaupun tidak memiliki kompetensi pada bidang
yang diperlukan, dapat memberikan pelayanan
psikologi dengan tujuan untuk memastikan agar
kebutuhan klien tetap terlayani.

Selama melakukan pekayanan dalam situasi


darutat, ilmuwan psikolgi/psikolog tetap perlu
melakukan usaha untuk mencari psikolog lain yang
dapat mensupervisi ataupun melanjutkan pelayanan
psikologi yang dilakukannya.
Segera setelah didapatkan psikolog dan atau
ilmuwan psikologi yang kompeten maka harus
segera menghentikan pelayanannya atau
mengalihkan pelayanannnya.
KODE ETIK - KOMPETENSI

Terima kasih

Abigail & Vany

Anda mungkin juga menyukai