Anda di halaman 1dari 3

MANUSIA YANG MAMPU BERFIKIR DAN BERSIFAT SESUAI DENGAN

FUNGSI DAN PERAN MANUSIA DALAM AL-QUR’AN

Dosen Pengampu : Hilman Mpd.I

Nama : Puspita Maulida

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Manusia adalah salah satu makhluk ciptaan Allah SWT yang memiliki peranan
penting dalam kehidupan di muka bumi. Manusia juga dipandang sebagai makhluk yang
paling tinggi derajatnyadibandingkan dengan makhluk lainnya, bahkan Allah menyuruh para
malaikat untuk bersujud kepada Nabi Adam As. Posisi manusia sebagai hamba Allah harus
benar-benar diusahakan dan diperjuangkan. Setiap individu memnyai tanggung jawab
terhadap tugas yang diperintahkan oleh Allah SWT. Kelak manusia akan diminta
pertanggungjawabannya, tentang apa yang telah ia lakukan dan bagaimana ia menjalankan
tugas sebagai hamba-Nya.

PEMBAHASAN

Manusia adalah hamba Allah, hamba yang diharuskan selalu berbakti kepada
majikannya yaitu Tuhan semesta alam Allah SWT. Manusia sesungguhnya berada dalam
kerugian jika ia mengabaikan Tuhannya. Manusia itu fana. Tidak berarti di hadapan Allah,
melainkan hanya nilai ketakwaannya yang dapat membuat manusia itu bernilai dan
dimuliakan oleh Allah SWT. Segala ketakwaan hanya akan bernilai dan diterima oleh Allah
SWT jika berlandaskan landasan ketauhidan kepada Allah SWT.

Dalam Al-Qur’an disebutkan fungsi dan peranan yang diberikan Allah kepada
manusia. Manusia memiliki peran yang harus dilakukan yaitu sebagai pelaku ajaran Allah
dan pelopor dalam membudayakan ajaran Allah. Peran ini berpedoman pada Q.S Al Baqarah
30-36. Seseorang akan dituntut memulai dari diri dan keluarganya untuk menjadi pelaku
ajaran Allah. Jika telah diterapkan pada diri sendiri, maka boleh diterapkan kepada orang
lain.

Peran yang hendaknya dilakukan seorang khalifah sebagaimana yang telah ditetapkan
Allah, diantaranya adalah :
1. Belajar (Surat An Naml: 15-16 dan Mukmin: 54), Belajar yang dinyatakan pada ayat
pertama surat al Alaq adalah mempelajari ilmu Allah yaitu Al-Qur’an.
2. Mengajarkan ilmu (Al Baqarah: 31-39), Khalifah yang telah diajarkan ilmu Allah
maka wajib untuk mengajarkannya kepada manusia lain. Yang dimaksud dengan ilmu
Allah adalah Al Qur’an dan Al Bayan.
3. Membudayakan ilmu (Al Mukmin: 35), Ilmu yang telah diketahui bukan hanya untuk
disamapaikan kepada orang lain melainkan dipergunakan untuk dirinya sendiri dahulu
agar membudaya. Seperti apa yang telah dicontohkan oleh Nabi SAW.

Di dalam Al Qur’an disebutkan fungsi dan peranan yang diberikan Allah kepada
manusia antara lain :

1. Menjadi Abdi Allah. Secara sederhana hal ini berarti hanya bersedia mengabdi kepada
Allah dan tidak mau mengabdi kepada selain Allah termasuk tidak mengabdi kepada
nafsu dan syahwat. Yang dimaksud dengan abdi adalah makhluk yang mau
melaksanakan apapun perintah Allah meski terdapat resiko besar di dalam perintah
Allah.
2. Menjadi saksi Allah. Sebelum lahir ke dunia ini, manusia bersaksi kepada Allah
bahwa hanya Dialah Tuhannya. Yang demikian dilakukan agar mereka tidak ingkar
di hari akhirat nanti. Sehingga manusia sesuai fitrahnya adalah beriman kepada Allah
tapi orang tuanya yang menjadikannya sebagai Nasrani atau beragama selain Islam.
3. Khalifah Allah. Sebenarnya adalah perwakilan Allah untuk berbuat sesuai dengan
misi yang telah ditentukan Allah sebelum manusi dilahirkan yaitu untuk
memakmurkan bumi. Khalifah yang dimaksud Allah bukanlah suatu jabatan sebagai
Raja atau Presiden tetapi yang dimaksud khalifah adalah pemimpin Islam yang
mampu memakmurkan alam dengan syariah-syariah yang telah diajarkan Rasulullah.

KESIMPULAN

Manusia adalah hamba Allah, hamba yang diharuskan selalu berbakti kepada
majikannya yaitu Tuhan semesta alam Allah SWT. Manusia memiliki peran yang harus
dilakukan yaitu sebagai pelaku ajaran Allah dan pelopor dalam membudayakan ajaran Allah.
Fungsi dan peranan yang diberikan Allah kepada manusia antara lain : Menjadi Abdi Allah,
Menjadi saksi Allah, dan Khalifah Allah.
DAFTAR PUSTAKA

Husnan, Djaelan, ddk. “Islam Integral Membangun Kepribadian Islam”. Jakarta: Universitas
Negeri Jakarta. 2009.

Racmat, Noor. “Islam dan Pemebentukan Aklah Mulia”. Depok: Ulinnuha press. 2009.

Djatnika, Rachmat. “Sistem Etika Islam”. Jakarta: Pustaka Panjimas. 1996.

Hasan, Aliah B Purwakania. “Psikologi Perkembangan Islam”. Jakarta: Raja Grafindo


Persada. 2006

Anda mungkin juga menyukai