Anda di halaman 1dari 2

D.

KEDUDUKAN, TUJUAN, TUGAS, PROGRAM HIDUP MANUSIA

1. Kedudukan Manusia

Dalam hubungan dengan Tuhan, manusia menempati kedudukan sebagai hamba(‘abd) ciptaan, dan
Tuhan sebagai pencipta. Kedudukan ini memiliki konsekwensi adanya keharusnya manusia
menghambakan diri pada Allah dan dilarang menghamba pada dirinya dan pada hawa nafsunya.

Kedudukan manusia sebagai hamba-hambanya Allah sebagai bagian dari ummah yang senantiasa
berbuat kebaikan juga diperintah untuk mengajak yang lain berbuat ma’ruf dan mencegah
kemungkaran. (Q.S Al-Imran: 103)

2. Tujuan Manusia

Tujuan penciptaan manusia adalah untuk penyembahan penciptanya yaitu Allah. Pengertian
penyembahan tidak hanya diartikan dengan mebayangkan aspek ritual yang tercermin dalam shalat
namun bagaimana manusia tunduk kepada hukum Allah dalam menjalankan kehidupan di muka
bumi, baik menyangkut hubungan vertikal maupun horizontal.

Dalam hal ini Allah berfirman:

Artinya:

Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku. Aku tidak
menghendaki rezeki sedikit pun dari mereka dan Aku tidak menghendaki agar mereka memberi
makan kepada-Ku. Sungguh Allah, Dialah Pemberi rezeki yang mempunyai kekuatan lagi sangat
kokoh. (QS. Al-Dhariyat: 56-58)

Artinya:

Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah dengan ikhlas menaati-Nya semata-mata karena
(menjalankan) agama, dan juga agar melaksanakan salat dan menunaikan zakat; dan yang demikian
itulah agama yang lurus (benar). (QS. Al-Bayyina: 5)
3. Tugas Manusia

Manusia diserahi tugas hidup yang merupakan amanat Allah dan harus dipertanggungjawabkan di
hadapan-Nya. Tugas hidup yang dipikul manusia di muka bumi adalah tugas kekhalifahan, yaitu tugas
kepemimpinan. Wakil Allah di muka bumi, serta peneglolaan dan pemeliharaan alam.

Khalifah berarti wakil atau pengganti yang memegang kekuasaan. Manusia menjadi khalifah
memegang mandat Allah Swt untuk mewujudkan kemakmuran di muka bumi. Kekuasaan yang
diberikan kepada manusia bersifat kreatif, yang memungkinkan dirinya mengolah serta
mendayagunakan apa yang ada di muka bumi untuk kepentingan hidupnya.

Kekuasaan manusia sebagai wakil Allah dibatasi oleh aturan-aturan dan ketentuan-ketentuan yang
ada dalam hukum-hukum Allah baik yang tertulis dalam Al-Qur’an maupun yang tersirat dalam
kandungan alam semesta (Al-Kauniyah).

Jika khalifah diartikan sebagai makhluk penerus ajaran Allah, maka tugas/peran yang dilakukan
adalah sebagai pelaku ajaran Allah dan sekaligus menjadi pelopor dalam membudayakan ajaran
Allah. Yaitu:

1) Belajar (surat an-Naml 15-16 dan al-Mukminun 54)


2) Mengajarkan Ilmu (al-Baqarah ayat 31-39)
3) Membudayakan Ilmu (al-Mu’minun ayat 3)

Memperhatikan prinsip di atas, maka sebagai seorang khalifah, apa yang dilakukan tidak boleh hanya
untuk kepentingan diri pribadi dan tidak hanya bertanggungjawab pada diri sendiri tapi harus
pertanggungjawabkan pada tiga instansi, yaitu:

1) Pertanggungjawaban pada diri sendiri


2) Pertanggungjawaban pada masyarakat
3) Pertanggungjawaban pada Allah

Anda mungkin juga menyukai