Anda di halaman 1dari 4

Nama.

: Anjana Syang Pramesti


NIM. : 220810708
Fakultas/Prodi : Psikologi/33F
Mata Kuliah. : Filsafat Ilmu dan Logika

Rangkuman Filosofi dan Sains

Sains didasarkan pula pada pendekatan empirik dengan asumsi bahwa


alam raya ini dapat dipelajari, dipahami, dan dijelaskan dengan tidak
semata-mata bergantung pada metode kasualitas tetapi melalui proses
tertentu, misalnya observasi, eksperimen dan analisis rasional. Dalam hal
ini juga digunakan sikap tertentu, misalnya berusaha berlaku seobyektif
mungkin, dan jujur dalam mengumpulkan dan mengevaluasi data. Dengan
menggunakan proses dan sikap ilmiah ini akan melahirkan penemuan-
penemuan baru yang menjadi produk Sains. Jika Sains bukan hanya terdiri
atas kumpulan pengetahuan atau berbagai macam fakta yang dapat dihafal,
terdiri atas proses aktif menggunakan, pikiran dalam mempelajari gejala-
gejala alam yang belum dapat diterangkan.

Jika dicermati ada dua aspek penting dari definisi-definisi tersebut yakni
langkah-langkah yang ditempuh dalam memahami alam (proses Sains) dan
pengetahuan yang dihasilkan berupa fakta, prinsip, konsep, dan teori
(produk Sains). Kedua aspek tersebut harus didukung oleh sikap Sains
(sikap ilmiah) berupa keyakinan akan nilai yang harus dipertahankan
ketika mencari atau mengembangkan pengetahuan baru.
a. Kelebihan Sains
1. Sains telah memberikan banyak sumbangannya bagi umat manusia,
misalnya dalam perkembangan sains dan teknologi kedokteran, sains dan
teknologi komunikasi dan informasi
2. Dengan sains dan teknologi memungkinkan manusia dapat bergerak
atau bertindak dengan cermat dan tepat, efektif dan efisien karena sains
dan teknologi merupakan hasil kerja pengalaman, observasi, eksperimen
dan verifikasi.

b. Kelemahan sains
1. Sains bersifat objektif, menyampingkan penilaian yang bersifat subjektif.
Sains menyampingkan tujuan hidup, sehingga dengan demikian sains dan
teknologi tidak bisa dijadikan pembimbing bagi manusia dalam menjalani
hidup ini.
2. Sains membutuhkan pendamping dalam operasinya. Menurut Albert
Einstein, "Sains tanpa agama lumpuh, dan agama tanpa sains adalah buta
(Science without religion is lame, religion without sains is blind)"

Sains atau science dalam bahasa inggris, berasal dari bahasa latin scientia
yang berarti “mengetahui” merujuk ke metodologi sistematik yang
bertujuan menggali informasi akurat mengenai fakta dan berusaha
memodelkannya. Dari model tersebut manusia berusaha memprediksi apa
yang akan terjadi di masa yang akan datang. Tentu saja prediksi yang
dibuat harus dapat diandalkan, kuantitatif, dan konkrit.
Perbedaan yang paling mendasar antara filsafat dan sains adalah cara
mengambil kesimpulan. Filsafat berusaha mencari kebenaran atas suatu
hipotesa hanya dengan kekuatan berfikir. Sains bertumpu pada data-data
yang telah diambil dan diverifikasi. Oleh karena itu keluaran yang
dihasilkan juga berbeda tipe. Teori-teori keluaran filsafat bersifat Kualitatif
dan Subjektif. Sedangkan sains menghasilkan output yang Kuantitatif dan
Objektif.
Terdapat perbedaan yang hakiki antara filsafat dan sains, diantaranya:
1. Sains bersifat analisis dan hanya menggarap salah satu pengetahuan
sebagai objek formalnya. Filsafat bersifat synopsis, artinya melihat segala
sesuatu dengan menekankan secara keseluruhan, karena keseluruhan
mempunyai sifat tersendiri yang tidak ada pada bagian-bagiannya.
2. Sains bersifat deskriptif tentang objeknya agar dapat menentukan fakta-
fakta, netral dalam arti tidak memihak pada etik tertentu.Filsafat tidak
hanya menggambarkan sesuatu melainkan membantu manusia untuk
mengambil putusan-putusan tentang tujuan, nilai-nilai dan tentang apa-apa
yang harus diperbuat manusia. Filsafat tidak netral karena, faktor subjektif
memegang peranan yang penting dalam filsafat.
3. Sains mengawali kerjanya dengan bertolak dan suatu asumsi yang tidak
perlu diuji, sudah diakui dan diyakini kebenarannya. Filsafat bisa
merenungkan kembali asumsi-asumsi yang telah ada untuk diuji ulang
kebenarannya. Jadi, filsafat dapat meragukan setiap asumsi yang ada,
dimana oleh sains telah diakui kebenarannya.
4. Sains menggunakan eksperimentasi terkontrol sebagai metode yang
khas. Verfikasi terhadap teori dilakukan dengan cara menguji dalam
praktek berdasarkan metode sains yang empiris.Selain menggunakan teori,
filsafat dapat juga menggunakan hasil sains, dilakukan dengan
menggunakan akal pikiran yang didasarkan pada pengalaman insani.
Jadi, sains berhubungan dan mempersoalkan fakta-fakta yang faktual,
diperoleh dengan menggunakan eksperimen, observasi dan verifikasi,
hanya berhubungan dengan sebagian aspek kehidupan di dunia ini.
Sedangkan filsafat mencoba menghubungkan dengan keseluruhan
pengalaman, untuk memperoleh suatu pandangan yang lebih komprehensif
dan bermakna tentang sesuatu.
Secara umum manusia berpikir induktif, yaitu dari hal khusus ke umum,
dan relatif membuat asumsi-asumsi yang mendukung hipotesanya. Data
bersifat kebalikannya, yaitu membatasi ruang cakupan teori dan
mengerucutkan hipotesa sehingga menjadi teorema yang khusus.
Karenanya filsafat juga menghasilkan teori-teori yang Umum dan
Eksperimental, sedangkan keluaran sains bersifat Spesial dan Empiris.
Walaupun berbeda, filsafat dan sains tetap memiliki sifat-sifat ilmu yaitu
temporal, sistematis, rasional, kritis, dan logis. Temporal artinya bersifat
sementara, teori apapun di dunia ini jika ada teori pengganti yang lebih
baik atau lebih global akan ditinggalkan. Sistematis, rasional, kritis, dan
logis adalah cara manusia berpikir. Keempat sifat itu adalah setting default
otak manusia. Bila satu saja ditinggalkan, teori yang dihasilkan tidak akan
bertahan.
Bagaimanapun juga ada beberapa hal yang tidak bisa dicover metode sains
secara indah. Disinilah metode filsafat berperan. Ilmu sosial dan psikologi
contohnya. Data yang diambil seringkali terlalu acak untuk dapat dianalisis
dengan metode ilmiah. Maka dari itu intuisi dan pemikiran manusia yang
notabene merupakan metode filsafat banyak berperan disana.

TITIK TEMU FILSAFAT DAN SAINS


Ada beberapa titik temu antara filsafat dan sains yaitu :
Banyak ahli filsafat yang termasyhur yang telah memberikan
sumbangannya terhadap perkembangan sains modern, seperti Leibnitz
yang menemukan kalkulus diferensial, Ibnu Kholdun yang telah
memberikan sumbangannya terhadap perkembangan ilmu kedokteran dan
Auguste Comte yang disebut Bapak Sosiologi yang mempelopori
perkembangan ilmu sejarah dan sosiologi.
1. Filsafat dan sains keduanya menggunakan metode berpikir reflektif
dalam menghadapi fakta dunia.
2. Filsafat dan sains keduanya menunjukan sikap kritis dan terbuka dan
memberikan perhatian yang tidak berat sebelah terhadap kebenaran.
3. Filsafat dan sains keduanya tertarik terhadap pengetahuan yang
terorganisir dan tersusun secara sistematis.
4. Sains membantu filsafat dalam mengembangkan sejumlah bahan
deskriptif dan faktual serta esensial bagi pemikiran filsafat.
5. Sains mengoreksi filsafat dengan menghilangkan sejumlah ide-ide yang
bertentangan dengan pengetahuan ilmiah.
6. Filsafat merangkum pengetahuan yang terpotong, yang menjadikan
beraneka macam sains yang berbada serta menyusun bahan tersebut ke
dalam suatu pandangan tentang hidup dan dunia yang lebih menyeluruh
dan terpadu.

Anda mungkin juga menyukai