Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN HASIL PENGAMATAN PENGGUNAAN BAHASA

NON BAKU PADA DRAMA KEPAL REVOLUSI GEBYAR


SAATRA II
D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
Nama : WENSI ANGGAISA
Nim : 1141113037
Kelas : Reg- A
Jurusan : PG-PAUD
Mata kuliah : Pendidikan Bahasa Indonesia
Nama Dosen : ITA KHAIRANI. S.Pd. M.Hum

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


2016
KATA PENGANTAR

Puji  syukur  saya panjatkan  kehadirat  Allah  SWT  yang telah memberikan rahmat 
dan hidayahnya  sehingga  saya  dapat  menyelesaikan laporan hasil pengamatan dengan
judul “ Kepal Revolusi Gebyar Sastra II .” dan tema : Sastra dan Mahasiswa

Walaupun  masih banyak  kekurangannya. Penyusunan  laporan ini  untuk memenuhi


tugas mata kuliah Bahasa Indonesia dan sebagai  latihan  untuk  membuat  laporan
pengamatan serta penggunaan kata Baku dan Non Baku.

            Tugas ini  dapat  terselesaikan  karena  adanya  dukungan . Oleh  sebab pada 
kesempatan  ini  saya  mengucapkan terima kasih kepada : Ibu ITA KHAIRANI, S.Pd.
M.Hum

Penyusun  mengharap  kritik yang bersifat membangun dari berbagai pihak  demi
penyempurnaan  penyusunan  laporan pengamatan  pada  masa  menadatang. Harapan 
penyusun, semoga  laporan ini  dapat  memberikan manfaat  bagi penyusun  pada 
khusuusnya  dan  pembaca  pada umunya  yang berhubungan  dengan penggunaan Bahasa
Baku dan Non Baku

November, 2016

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang

Dalam Undang-undang Dasar 1945 pasal 32 ayat 1 yang berbunyi “Negara memajukan
kebudayaan nasional Indonesia ditengah peradapan Dunia yang menjamin kebebasan
masyarakat dalam memelihara dalam mengembangkan nilai-nilai kebudayaanya. “Dari
pernyataan ini mengandung maksud bahwa memajukan kebudayaan nasional merupakan
salah satu ujuan Negara dan pmetasan drama merupakan salah satu kebudayaan nasional
yang perlu kita jaga dan kita lestarikan.

menurut Budianta dkk, (2002) Drama merupakan genre sastra dimana penampilan
fisiknya memperlihatkan secara verbal adanya percakapan atau dialog diantara para tokoh
yang ada. Dari pengertian ini dapat kita ambil kesimpulan memang banyak hal-hal yang perlu
diperhatikan dan dinilai dari kualitas pementasan drama antara lain adalah isi dialog tokoh,
cara percakapan tokoh, gerak laku tokoh, dekorasi, kostum, rias, musik, dan sebagainya. Tapi
disini penulis hanya menilai dari dialog para tokoh apakah para tokoh menggunakan bahasa
baku atau Non Baku.

Dalam laporan hasil pengamataan ini, penulis ingin mengkaji hasil pementasan drama
mahasiswa Bahasa Indonesia, Sabtu 12 November 2016. Dengan memperhatikan ulasan
uraian diatas, laporan pengamatan ini berjudul “ Kepal Revolusi Gebyar Sastra II, Sabtu 12
November 2016.

B.    Tujuan
Kegiatan Pementasan Drama “Kepal Revolusi Gebyar Sastra II” bertujuan:
1. Melihat Penggunaan bahasa Non Baku pada pementasan Drama
2. Memperbaiki penggunaan bahasa Non baku yang yang digunakan pada pemetasan
drama revolusi
C. Manfaat
Kegiatan pengamatan dilakukan di Taman Budaya Sumatra Utara bermanfaat :
1. Sebagai usaha agar menggunakan bahasa yang Baku dalam Melakukan
pementasan Drama
2.   Menambah pengetahuan mahasiswa tentang pementasan drama
D. Waktu Pelaksanaan Study Lapangan
Pementasan drama dilaksanakan pada tanggal 12 November 2016, pukul 03.00 s.d.
05.00 WIB

E. Program Kegiatan
Pementasan drama yang berjudul “Kepal Revolusi Gebyar Sastra II”

.
BAB II
DESKRIFSI HASIL PENGAMATAN BAHASA NON BAKU
PADA PEMENTASAN DRAMA

No Non Baku Baku


.
1. Kelean kalian/ka·li·an/ pron yang diajak bicara yang jumlahnya lebih
dari satu orang (dalam ragam akrab)

2. Udah lah sudah/su·dah/ adv 1 telah jadi; telah sedia; selesai: setelah -- ,
kirimkan lekas-lekas baju itu; takkan -- dengan bercakap-
cakap saja, tidak akan selesai; 2 habis, berakhir: tidak sudah(-
sudah)nya; janji -- , janji habis (mati); 3 telah lalu (lampau,
terjadi); terdahulu: apa gunanya menyusahkan perkara yang
--; masa yang -- tidak akan kembali lagi; semaksud dengan
surat yang --; 4 telah (menyatakan perbuatan yang telah
terjadi): ia -- pandai membaca; 5 cukuplah sekian saja: --
jangan dibangkit-bangkit lagi perkara itu; 6 memang
demikian (halnya, keadaannya, dan sebagainya); begitulah
(halnya) sejak semula: -- saudagar, nakhoda pula; 7 sehabis;
setelah: -- itu lalu dipanggil oleh ayahnya;; 8 cak berpihak: --
ke sana, berpihak kepada lawan;

3. Enggak Tidak /eng·gak/ adv cak tidak atau menyatakan menolak

4. Aku saya/sa·ya/ pron 1 orang yang berbicara atau menulis (dalam


ragam resmi atau biasa); aku;
5. Lagian lagian/la·gi·an/ adv cak lagi pula; tambahan lagi: ~ apa
gunanya aku datang;

6. Capek lelah1/le·lah/ a 1 penat; letih; payah; lesu; tidak bertenaga: ia


berbaring di rumput untuk melepaskan --; 2 Fis
kecenderungan retak atau patah pada logam apabila
mengalami tegangan berulang kali;
-- jerih lelah payah:
-- payah berlelah(-lelah); berbuat sesuatu sehingga lelah;
bekerja keras; bersusah-susah: ia -- payah mencari sesuap
nasi; mengapa Anda -- payah datang kemari;

7. Kawin kawin1/ka·win/ 1 v membentuk keluarga dengan lawan jenis;


bersuami atau beristri; menikah: ia -- dengan anak kepala
kampung; 2 v melakukan hubungan kelamin; berkelamin
(untuk hewan); 3 v cak bersetubuh: -- sudah, menikah belum;
4 n perkawinan;
8. Tengok lihat/li·hat/ v, melihat/me·li·hat/ v 1 menggunakan mata
untuk memandang; (memperhatikan): kepala desa ~ rakyat
membersihkan selokan; 2 menonton: nanti malam kami akan
~ pertandingan tinju; 3 mengetahui; membuktikan: saya ingin
~ sampai di mana kemampuannya; 4 menilik: ~ gelagatnya,
kedatangan mereka mempunyai maksud yang kurang baik; 5
meramalkan: seorang ahli nujum atau astrolog dapat ~ nasib
seseorang; 6 menengok (orang sakit); menjenguk: kami
merencanakan untuk ~ kakek di rumah sakit;~ angin
mengikut saja pendapat orang banyak; tidak berpendirian; ~
arus menyesuaikan diri dengan situasi (politik, pendapat, dan
sebagainya) untuk keselamatan diri; ~ asam ingin sekali;
sangat tertarik (tergoda); ~ bulan datang bulan; menstruasi;

9. Merepet repet/re·pet/ /répét/, merepet/me·re·pet/ v bercakap yang


bukan-bukan (hingga menjemukan); mericau: istri kawan itu
terus-menerus ~;

10. Cewek cewek/ce·wek/ /céwék/ n cak sebutan kepada wanita atau


perempuan yang masih muda (gadis): mayat -- berambut
hitam ditemukan pejalan kaki di tepi hutan

11. Betul betul/be·tul/ a 1 benar; sesungguhnya; tidak bohong: -- , dia


adalah kemenakan saya; 2 benar; tidak salah; tidak keliru:
pendapatan hitungan ini --; 3 sejati; bukan tiruan; bukan
campuran; tulen: perhiasan yang dipakainya seperti emas --;
4 tepat; persis: tembakannya -- mengenai jantungnya; 5
langsung (tidak serong): rumahku dengan rumahmu
berhadapan --; 6 lurus (tegak) benar: jalan yang --; berdiri --;

12. Muncung mulut/mu·lut/ n 1 rongga di muka, tempat gigi dan lidah,


untuk memasukkan makanan (pada manusia atau binatang); 2
ki lubang, liang, atau apa saja yang rupanya sebagai mulut;
bagian dari barang tempat masuknya sesuatu: -- bedil
(senapan, meriam); -- gang; -- sumur; 3 ki cakap; perkataan:
jangan percaya kepada -- orang; 4 Fis lubang untuk
meluahkan zat alir;-- bagai ekor ayam diembus, pb seseorang
yang mulutnya tidak berhenti-henti berkata (tidak pernah
diam, selalu saja bergerak-gerak); -- bajan boleh ditutup, --
manusia tidak, pb rahasia jangan terlalu lekas dipercayakan
kepada orang karena mulut manusia tidak dapat ditutup; --
bau madu, pantat bawa sengat, pb mulut manis, tetapi hati
busuk; -- disuapi pisang, pantat dikait dengan onak ( -- manis
hati berkait), pb manis perkataannya, tetapi jahat maksudnya;
-- kamu, harimau kamu, pb keselamatan dan harga diri kita
bergantung pada perkataan kita sendiri; -- kapuk dapat
ditutup, -- orang tidak, pb rahasia jangan dipercayakan kepada
orang lain; -- manis jangan percaya, lepas dari tangan jangan
diharap, pb jangan percaya kepada orang yang manis
perkataannya, barang atau uang yang dipinjamkan kepada
orang yang bersifat demikian, tidak dapat diharapkan kembali
lagi; -- manis mematahkan tulang, pb perkataan yang lemah
lembut dapat menyebabkan orang lain tunduk (menurut); --
satu lidah bertopang, pb perkataan berbeda dengan isi hati; --
telanjur (terdorong) emas tantangannya (padahannya), pb
perkataan (janji) yang sudah diucapkan harus ditepati; gula di
-- , ikan dalam belanga, pb sudah dalam kekuasaan kita;
karena -- bisa binasa, pb mendapat celaka karena
perkataannya; lain di -- , lain di hati, pb yang dikatakan
berbeda dengan isi hatinya; lepas dari -- harimau jatuh ke --
buaya, pb lepas dari bahaya yang besar, lalu jatuh ke dalam
bahaya yang lebih besar lagi; manis -- nya bercakap seperti
sa-utan manisan, di dalam bagai empedu, pb mulut manis
(perkataan yang manis-manis) biasanya berisi tipu semu di
dalamnya; mu-rah di -- mahal di timbangan, pb mudah
mengatakan, tetapi sukar melakukannya;
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah pelaksanaan pengamatan pementasan drama “Kepal Revolusi Gebyar II” ini,
penulis mendapat banyak pengalaman dan mengetahui penggunan bahasa Non baku yang
diucapkan oleh para pemeran dari Drama ini. Serta betapa pentingnya bagi kita untuk
menggunakan bahasa yang formal dan baku dalam melaksanakan kegiatan yang kita adakan.

B. Saran

a. setiap akan melakukan pementasan drama atau pementasan seni lainnya hendaknya
melakukan persiapan sehingga apa yang dipentaskan mampu menghibur penonton,
serta memperhatikan semua atribut yang digunakan apakah sudah sesuai dengan yang
direncanakan atau tidak.

Anda mungkin juga menyukai