Anda di halaman 1dari 26

PERENCANAAN BISNIS BRIKET TEMPURUNG KELAPA

BERBASIS WIRAKOPERASI DI KABUPATEN BOGOR

Fitria Na’imatu Sa’diyah1), dan Lukman M Baga2)


1,2)
Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor
1)
fitirans00@gmail.com

ABSTRACT
Bogor is capable of producing 16 208 tons of coconuts a year, and a big amount of coconut
shells. This kind of shells can be a very valuable business commodity when processed into
briquette. However the majority of Indonesian coconut farmers have only a little number of
coconuts trees, so that the shell production is low and the farmers find it difficult to enter the
briquette industry. Therefore, the coconut farmers need to join in the business based on
cooperative approach to enter briquette industry.The coconut farmers who become members
of the cooperative will get the guidance to process coconut shells into charcoal .The charcoal
produced by farmers is used as raw material of making briquette. The market target of
briquette will be Japan and the product will be sold at Rp11 829 per kilogram. This business
gives financial benefit to the cooperative as the NPV is Rp5.1 milliards, gross B/C is 1.18, and
payback period is 2 years 8 months. Nonfinancially, this business gives social benefit to the
farmers who are members of the cooperative, because the cooperative buys the farmers’
charcoal in a good price, i.e. higher than the market price. Besides, those farmers will also get
share profit from the cooperative.
Keyword(s): briquette, coconut, cooperative entrepreneur, investment

ABSTRAK
Bogor mampu menghasilkan kelapa sebanyak 16 208 ton, sehingga akan menghasilkan limbah
berupa tempurung kelapa yang banyak. Tempurung kelapa dapat bernilai ekonomi apabila
diolah menjadi briket. Akan tetapi karakteristik dari sebagian besar petani kelapa Indonesia
hanya memiliki sedikit pohon kelapa, sehingga produksinya rendah dan sulit untuk masuk
dalam industri briket secara individu. Oleh karena itu para petani kelapa perlu bergabung
dalam usaha berbasis wirakoperasi untuk memasuki industri briket. Para petani kelapa yang
menjadi anggota koperasi akan mendapatkan bimbingan dalam mengolah tempurung kelapa
menjadi arang. Arang yang dihasilkan petani dijadikan bahan baku pembuatan briket. Target
pasar dari produk ini adalah Jepang. Produk ini dijual dengan harga Rp11 829 per kg. Secara
finansial bisnis ini memberikan keuntungan jika dilihat dari nilai NPV sebesar Rp5.1 Miliar,
gros B/C sebesar 1.18, dan payback period sebesar 2 tahun 8 bulan. Sedangkan secara
nonfinansial bisnis ini memberikan manfaat sosial dalam menyejahterakan petani dengan
harga arang yang lebih tinggi dari harga pasar serta bagi hasil usaha briket.
Kata Kunci: briket, investasi, kelapa, wirakoperasi

PENDAHULUAN daerah pegunungan maupun dataran


Kelapa merupakan tanaman yang rendah banyak terdapat pohon kelapa.
mudah ditemui di Indonesia, baik di Lahan yang digunakan sebagai per-

6
5
Fitria Na’imatu Sa’diyah, dan Lukman M Baga

kebunan kelapa di Indonesia, yaitu Akan tetapi dapat diasumsikan bahwa


sekitar 3 787 283 Ha dengan pertumbuh- briket tempurung kelapa dapat
an sebesar 0.6 persen yang terjadi pada mensubtitusi briket kayu sehingga data
tahun 2013. Selain peningkatan luas ini digunakan untuk melakukan
lahan yang digunakan untuk perkebunan pendekatan dalam melihat peluang pasar.
kelapa, terjadi pula peningkatan Namun untuk sekarang ini, di Indonesia
produktivitas kelapa sebesar 1.12 persen belum banyak perusahaan briket
yang tejadi di tahun 2013 (BPS 2014). tempurung kelapa, yang dibuktikan dengan
Akan tetapi jika dilihat dari produk- belum tercatatnya briket kelapa menjadi
tivitasnya, kelapa tergolong rendah yaitu variabel tersendiri pada data di Badan
sekitar 50 persen dari potensi produksi- Pusat Statistik. Hal ini berarti belum
nya. Oleh karena itu produktivitas kelapa banyak produksi briket tempurung kelapa
3
masih berpotensi untuk ditingkatkan . yang dihasilkan di Indonesia.
Salah satu daerah yang mempunyai Petani kelapa cenderung kurang
potensi dalam menghasilkan kelapa tertarik dengan bisnis ini karena
adalah Kabupaten Bogor. Kabupaten kurangnya informasi yang diperoleh
Bogor pada tahun 2012 mampu akan peluang usaha, serta keterbatasan
menghasilkan kelapa sebanyak 16 208 sumberdaya modal usaha yang dimiliki.
ton per tahun (BPS Kab. Bogor 2013). Selain itu, dalam menjalankan bisnis ini
Potensi ini juga diikuti dengan adanya dibutuhkan banyak input tempurung
potensi limbah tempurung kelapa yang kelapa, sedangkan kuantitas tempurung
besar pula.Untuk itu limbah ini perlu kelapa yang dimiliki oleh individu petani
dimanfaatkan dengan baik. Tempurung masih jauh dari persyaratan tersebut.
kelapa ini dapat diubah menjadi barang Sehingga untuk dapat memasuki industri
bernilai ekonomi tinggi, apabila dilaku- briket tempurung kelapa perlu adanya
kan penambahan nilai yaitu dengan cara perencanaan bisnis berbasis wira-
mengubahnya menjadi briket tempurung koperasi.
kelapa. Bisnis dengan sistem wirakoperasi
Permintaan akan briket mempunyai adalah usaha yang dilakukan secara
kecenderungan yang terus meningkat, bergotong-royong dengan dipimpin oleh
terutama di pasar internasional seperti seorang wirakop. Sehingga wirakoperasi
pada Lampiran 1. Walaupun data dapat dijadikan sebagai sarana mengem-
tersebut tidak hanya terdiri dari ekspor bangkan usaha dengan sifat koperasi
akan briket, namun setidaknya dapat me- (Baga 2003). Wirakop merupakan orang
wakilkannya. Briket yang dimasksudkan yang memiliki prinsip koperasi dalam
dari data juga bukan briket tempurung mengembangkan suatu bisnis (Hendar
kelapa tapi briket yang terbuat dari kayu. 2010). Wirakop sangat dibutuhkan

3 Notulen Rapat Koordinasi Dewan Kelapa Indonesia (Dekindo) dengan Instansi Terkait tanggal 9-11 November 2009
[internet]. [Diunduh pada 4 mei 2014]. Tersedia pada: http://kelapaindonesia2020.wordpress.com/organisasi/dewan-
kelapa-indonesia/notulen-rakor-dekindo/

66
Perencanaan Bisnis Briket Tempurung Kelapa…

sebagai perantara antara petani-petani bisnis briket tempurung kelapa


yang memiliki produksi kelapa yang berbasis wirakoperasi ?
relatif sedikit dan usaha pengelolaan 2. Apakah keuntungan bisnis briket
tempurung kelapa. Adanya sistem tempurung kelapa dengan mengguna-
wirakoperasi yang diterapkan membuat kan konsep wirakoperasi di Kabu-
pembangunan usaha berpegang teguh paten Bogor ?
pada prinsip koperasi, yaitu meng- Penelitian ini dilaksanakan dengan
utamakan anggota (Baga 2011). Para harapan dapat mencapai tujuan sebagai
anggota ini dapat bekerja secara bersama berikut:
dan terakumulasi dalam mengelola 1. Merumuskan tahapan dalam meren-
produk kelapa agar mendapatkan harga canakan usaha bisnis briket tem-
jual yang lebih kompetitif dibandingkan purung kelapa berbasis wirakoperasi.
dengan menjual secara individu. Tidak 2. Menganalisis keuntungan yang dapat
hanya itu dengan sistem wirakoperasi diperoleh pada usaha briket tem-
maka komoditas penting ini dapat purung kelapa yang berbasis wirak-
menembus pasar ekspor dengan tata cara operasi.
dan alur bisnis yang benar dan
menguntungkan. Ruang Lingkup Penelitian
Perencanaan bisnis ini diperlukan Penelitian ini membahas mengenai
oleh seorang wirakop untuk menjadi peluang dan potensi usaha briket dari
pedoman dalam pelaksanaan bisnis yang tempurung kelapa yang berbasis wira-
akan dijalankan. Penyusunan sebuah koperasi. Perencanaan bisnis yang akan
rencana bisnis merupakan satu tahap dilakukan berupa pengolahan limbah
penting dalam pendirian setiap bisnis tempurung kelapa menjadi briket yang
(Suharyadi et al 2007, Pinson 2007). disesuaikan dengan permintaan pasar luar
Dalam mendirikan suatu usaha negeri. Data yang digunakan untuk
diperlukan rencana yang baik. Dengan mengestimasikan input diperoleh dari data
perencanaan yang baik, keuntungan yang produksi kelapa di beberapa kecamatan di
akan dicapai dapat diperkirakan dan Kabupaten Bogor. Pem-bahasan dalam
hambatan yang mungkin akan dihadapi perencanaan bisnis ini hanya mencakup
dapat diantisipasi. Rencana yang telah bisnis briket tempurung kelapa yang
dibuat tersebut dapat membuat seorang diasumsikan sebagai salah satu unit usaha
wirakop memiliki gambaran yang jelas milik koperasi. Tidak dijelaskan secara
dan tegas terhadap sesuatu yang akan lebih rinci mengenai anggaran untuk
dikerjakan. mengadakan petani dan sosialisasi kepada
Berdasarkan uraian di atas, maka petani karena proses ini di bawah
dapat dirumuskan permasalahan sebagai manajemen koperasi, sehingga masuk
berikut : dalam keuangan koperasi pula.
1. Tahapan apa saja yang harus Perencanaan ini akan membahas bebe-rapa
dilakukan dalam merancanakan usaha aspek seperti aspek pasar, aspek teknis dan
produksi, aspek operasional,

6
7
Fitria Na’imatu Sa’diyah, dan Lukman M Baga

aspek kerjasama kooperatif, aspek risiko, Metode Analisis Data


dan aspek keuangan. Pengolahan data yang dilakukan
meliputi analisis aspek non finansial dan
METODE PENELITIAN aspek finansial. Dalam aspek non finansial
Waktu dan Tempat Penelitian terdiri atas aspek rencana pasar dan
Penelitian ini dilakukan di beberapa pemasaran, rencana teknik dan teknologi,
kecamatan yang merupakan tempat rencana manajemen dan organisasi,
penghasil kelapa terbesar di Kabupaten rencana risiko. Sedangkan pada aspek
Bogor, seperti Leuwiliang, Cibung- finansial terdiri atas proyeksi laporan
bulang, dan Ciampea. Pemilihan lokasi keuangan dan kriteria kelayakan investasi.
dipilih secara sengaja atau purposive. Selain itu juga dilakukan analisis politik
Kegiatan penelitian dan pengumpulan ekonomi,sosial, teknologi, lingkungan
data dilakukan selama bulan Desember serta analisis situasi bisnis menggunakan
2014 hingga Maret 2015. porter’s five force.

Jenis dan Sumber Data ANALISIS SITUASI BISNIS


Jenis data yang digunakan dalam Analisis PESTE
penelitian ini adalah data primer dan Analisis PESTE merupakan analisis
data sekunder. Data primer diperoleh faktor eksternal dari organisasi bisnis
melalui wawancara langsung dengan yang memengaruhi kesuksesan bisnis
pihak-pihak terkait, diantaranya Unit secara keseluruhan. Faktor yang masuk
Pelaksana Teknis Daerah (UPTD), dalam analisis PESTE adalah politik,
petani, Badan Penyuluhan Pertanian, ekonomi, sosial, teknologi, dan ling-
Perikanan, dan Kehutanan (BP3K), kungan.
pengusaha arang, dan pengusaha briket. 1. Politik
Selain itu juga dilakukan tinjauan lapang Tahun 2015 merupakan momen
pada CV Mandiri Globalindo di Bekasi yang sangat bagus untuk melakukan
sebagai perusahaan penghasil briket sebuah permulaan di dunia bisnis.
tempurung kelapa. Sedangkan data Dengan dicanangkannya program
sekunder diperoleh melalui literatur, masyarakat ekonomi ASEAN membuat
jurnal maupun laporan hasil penelitian, beberapa pihak baik pemerintah maupun
laporan hasil seminar, buku-buku, swasta memberikan kredit khusus untuk
internet serta data dari instansi terkait mensukseskan program MEA 2015.
yaitu Badan Penyuluhan Pertanian Banyak seminar-seminar yang diadakan
Kabupaten Bogor, Badan Pusat Statistik, terutama dikalangan akademi yang
Kementrian Perindustrian dan mencoba memberikan motivasi untuk
Perdagangan Republik Indonesia, dan menjadi salah satu produsen dalam MEA
Dinas Pertanian Provinsi Jawa Barat. 2015.

68
Perencanaan Bisnis Briket Tempurung Kelapa…

2. Dinamika Ekonomi berlandaskan koperasi tersebut. Akan


Jumlah pengangguran di Indonesia tetapi belum terdapat kelompok tani
juga terus menurun dari tahun 2006 hingga maupun koperasi yang memproduksi
tahun 20144. Berkurangnya jum-lah briket, sehingga penjelasan terkait
pengangguran akan mengakibatkan produk harus lebih diperjelas. Hal ini
persaingan yang diperkirakan akan terjadi juga akan menjadi peluang bisnis karena
dalam pemerolehan tenaga kerja di-tambah belum ada pesaing usaha dibidang ini.
dengan besarnya upah minimum regional 4. Teknologi
di wilayah Bogor yang me-ningkat Teknologi yang digunakan dalam
menjadi Rp 2 590 000 dapat menjadi pembuatan briket tempurung kelapa
faktor penghambat berkembang-nya bisnis. sudah maju. Hal ini karena dalam proses
Kemudian, inflasi yang terjadi pada tahun pembuatannya sudah menggunakan alat-
2015 kuarter 3 cukup tinggi yaitu sebesar alat modern yang dapat dipesan ke pada
5 salah satu perusahan di Jogjakarta, yaitu
7.15 persen . Inflasi yang terjadi membuat
mata rupiah melemah. Apabila mata uang Rumah Mesin. Alat-alat yang digunakan
melemah, maka dapat menguntungkan sebelumnya dapat dipesan melalui
bagi bisnis yang berbasis ekspor. Hal ini dengan kapasitas produksi yang dibutuh-
karena nilai riil uang yang diterima dalam kan. Pemesanan trsebut dapat dilakukan
bentuk dolar akan bernilai tinggi, inilah secara online sehingga akan memudah-
yang akan terjadi pada bisnis briket kan dan mengurangi biaya transaksi.
berbasis ekspor yang akan direncanakan. 5. Lingkungan
Apabila dilihat dari lingkungan
3. Sosial alam, maka usaha briket ini tidak
Dari segi sosial, masyarakat bogor di mencemari lingkungan. Hal ini karena
beberapa daerah memang sudah me-ngenal tidak ada limbah yang dihasilkan yang
dan menjalankan koperasi maupun dapat merusak lingkungan. Selain itu,
kelompok tani, terutama di beberapa pelatihan pembuatan arang yang
kecamatan yang digunakan menjadi objek diperoleh petani dari pihak koperasi juga
penelitian. Hal ini akan memudahkan mengguanakan sistem uap
dalam mensosialisasikan rencana program terkondensasi, sehinga uap pembuatan
bisnis briket tempurung kelapa ini kepada arang hanya kan menjadi asap cair dan
para petani. Selain itu, petani-petani yang tidak akan mencemari udara.
sudah mengenal koperasi maupun
kelompok tani sebelum-nya juga diduga Analisis Industri
memiliki rasa keber-samaan dan Analisis industri merupakan evaluasi
sepenanggungan yang tinggi, sehingga dari persaingan usaha yang dialami oleh
dapat memperkuat usaha yang suatu organisasi dalam lingkup usaha.

4Anonim. Indonesia Unemployed Persons. [Internet]. [Dapat diakses pada :


http://www.tradingeconomics.com/indonesia/unemployed-persons].
5Anonim. Indonesia Inflation Rate. [Internet]. [Dapat diakses pada :
http://www.tradingeconomics.com/indonesia/inflation-cpi].

6
9
Fitria Na’imatu Sa’diyah, dan Lukman M Baga

Porter’s Five Force merupakan cara 3. Ancaman Produk Pengganti


yang efektif dalam menganalisis situasi Ancaman produk pengganti dari
bisnis (Rathner, 2014). Dalam Porter’s bisnis briket tempurung kelapa adalah
Five Force terdapat lima yang jenis-jenis briket yang terbuat dari bahan
memengaruhi bisnis sukses dalam suatu baku lainnya, seperti briket dari sampah,
organisasi, antara lain ancaman dedaunan, serbuk kayu, dan sebagainya.
pendatang baru, ancaman dari produk Akan tetapi terdapat keunggulan dari
pengganti, posisi tawar pembeli, posisi prouk briket yang menggunakan bahan
tawar dari supplier, dan tantangan baku tempurung kelapa dibandingkan
kompetisi pada bisnis yang sudah ada briket yang menggunakan bahan baku
1. Posisi Tawar Suppliers lainnya, yaitu niali kalor yang dihasilkan
Posisi tawar dari suppliers biasanya lebih tinggi (Pari et al 2012). Walaupun
akan dipengaruhi oleh jumlah produsen memang harga briket yang terbuat dari
dalam industri. Dalam industri briket, dedaunan relatif lebih murah. Hal ini
terutama briket tempurung kelapa di karena bahan baku yang digunakan lebih
Indonesia diduga masih belum banyak murah.
produsennya ataupun rata-rata produsen 4. Ancaman Pendatang Baru
belum memiliki produktivitas yang Apabila hambatan masuk industry
tinggi. Hal ini dibuktikan dengan belum rendah maka akan banyak perusahaan
tercatatnya briket tempurung kelapa baru yang akan memasuki industry,
sebagai produk ekspor tersendiri. Akan sehingga mengakibatkan kejenuhan pasar.
tetapi, target dari pemasaran briket yang akan tetapi terdapat hambatan utama untuk
direncanakan adalah ekspor, sehingga masuk industri briket seperti biaya yang
pesaing tidak hanya datang dari dalam dibutuhkan. Modal yang dibutuhkan dalam
negeri namun juga dari luar negeri. menjalankan bisnis ini cukup besar. Selain
Sehingga produsen total dari industri itu bahan baku juga dapat menjadi
briket banyak, bila dilihat dari daftar hambatan apabila akan didirikan pada
pengekspor briket diseluruh dunia (UN daerah-daerah yang bukan merupakan
Comtrade, 2015). Sehingga dapat sentra kelapa. Hal ini juga menjadi
disimpulkan bahwa posisi tawar hambatan bagi para pengusaha Indonesia
produsen briket tidak tinggi. karena hasil produksi kelapa Indonesia
2. Posisi Tawar Konsumen memenag besar, akan tetapi sebagian besar
Posisi tawar konsumen dipengaruhi berasal dari perkebunana rakyat.
oleh jumlah konsumen dalam industry. Perkebunan rakyat yang dimaksud adalah
Dalam Industri briket tempurung kelapa produksi yang dihasilkan oleh petani
posisi tawar konsumen juga tidak tinggi kelapa secara individu. Sedangkan petani
karena jumlah konsumen briket dari kelapa Indonesia rata-rata hanya memiliki
seluruh dunia yang banya dengan jumlah 5-10 pohon, sehingga akan sulit untuk
permintaan yang besar (UN Comtrade, mendapatkan tempurung kelapa dalam
2015). jumlah yang besar. Akan tetapi rencana
usaha yang akan dijalankan

70
Perencanaan Bisnis Briket Tempurung Kelapa…

menggunakan konsep wirakoperasi, perkiraan pada permintaan masa kini dan


sehingga akan memudahkan dalam permintaan yang akan datang (Sukirno et
melewati hambatan tersebut. al 2006). Kapasitas produksi pabrik dalam
5. Persaingan Bisnis yang Sudah Ada satu kali produksi memerlukan 2 ton
dalam Industri tepung arang kelapa. Oleh karena itu
Persaingan bisnis yang sudah ada dibutuhkan kurang lebih 6 ton tempurung
dalm indutri cukup tinggi. Hal ini kelapa, karena tempurung kelapa yang
dibuktikan engan banyaknya jumlah telah dikarbonisasi akan menyusut menjadi
produsen, baik di dalam maupun luar 30 persen dari berat awal. Dalam satu
negeri. Pada tahun 2015, perusahaan bulan produksi akan dilakukan sebanyak
briket tempurung kelapa sebanyak 60 20 kali, dengan asumsi satu minggu
perusahaan6. Selain itu, pada tahun 2014 terdapat 5 hari kerja. Dengan kapasitas
terdapat 56 negara pengekspor briket tersebut maka dibutuhkan tempurung
tempurung kelapa (UN Comtrade, 2014). kelapa sebanyak 132 ton per bulan. Namun
tempurung kelapa ini akan diolah menjadi
RENCANA BISNIS arang oleh kelompok tani di bawah
Asumsi Dasar bimbingan koperasi, sehingga bahan baku
Input yang diperoleh dari petani yang masuk pada unit usaha briket ini
kelapa di Kabupaten Bogor yaitu dari sudah berupa arang.
Kecamatan Leuwiliang, Leuwisadeng, Akan tetapi karena pada awal
Pamijahan, Cibungbulang, Ciampea, berjalannya bisnis ini diasumsikan
Kelapa Nunggal dan Rumpin yang efisiensi akan produksi yang tercapai
jumlahnya kurang lebih 1 454 ton kelapa hanya 97 persen, maka pada tahun
per bulan. Lokasi ini dipilih karena pertama rata-rata briket yang dapat
merupakan memiliki hasil produksi yang dihasilkan hanya 1.8 ton per hari.
paling besar di Kabupaten Bogor seperti Kemudian ditahun kedua dan seterusnya
yang dipaparkan pada Lampiran 2 efisiensi yang dicapai dapat mencapai
sebelumnya. Badan hukum yang diguna- 100 persen sehingga dapat mencapai 2
kan adalah sudah berdiri, yaitu Koperasi ton per harinya
Sejahtera Bersama. Hal ini didasarkan oleh Dana yang digunakan untuk men-
informasi yang didapat bahwa Koperasi jalankan bisnis ini diasumsikan berasal
Sejahtera Bersama sedang mencari usaha dari investor dengan pembagian ke-
yang dapat dikembangkan. untungan sebanyak 30 persen dari laba
Menurut Sutojo (2000) dalam aspek yang diperoleh koperasi. Dana pinjaman
teknis dan teknologi juga terdapat ini rencananya dapat dikembalikan dalam
penentuan kapasitas produksi. Penentuan waktu 6 tahun. Asumsi proyeksi keuangan
estimasi jumlah produksi masa kini dan dibuat 10 tahun, mengikuti umur ekonomis
perkembangannya di masa yang akan dari mesin Pajak dihitung
datang dilakukan dengan melakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah

6http://www.indotrading.com/showcase/arang-batok-kelapa. [Internet]

7
1
Fitria Na’imatu Sa’diyah, dan Lukman M Baga

Nomor 46 Tahun 2013 Pasal 3 Ayat 3 2. Strategi Pemasaran


dan 4, serta dirinci pada pasal 17 ayat 2a a. Segmenting
[(0.25- (0.6 M/penghasilan kotor))x Segmentasi dari produk ini meru-
PKP]. Selain itu pajak pertambahan nilai pakan pabrik-pabrik yang mengguna-
yang ditetapkan untuk briket adalah nol kan produk ini sebagai bahan bakar,
persen sesuai dengan ketetapan Menteri importir dan industry wholesale yang
Keuangan No 2369/KM.4/2013 tentang akan menyalurkannya kepada masya-
penetapan harga ekspor untuk per- rakat di negara tersebut. Pengelom-
hitungan bea keluar. Hal ini karena bea pokan segmentasi berdasarkan geo-
keluar hanya dikenakan untuk produk grafis adalah perusahaan pengimpor
CPO dan turunannya, karet, biji kakao di luar negeri.
dan kulit. b. Targeting
Target pasar adalah negara Jepang.
Rencana pada Aspek Pasar dan Hal ini karena permintaannya yang
Pemasaran paling banyak seperti yang terlihat pada
1. Potensi Pasar Briket Tabel 1. Selain itu, dalam rangka
Potensi pasar dari usaha briket ini memperluas pasar maka akan
dapat diihat dari permintaan akan briket dilakukan pula promosi pada 5 negara
yang terus meningkat setiap tahunnya, dengan permintaan terbanyak selain
seperti yang terlihat pada Lampiran 4. Jepang, yaitu Irlandia, Prancis,
Tabel pada lampiran tersebut Cina,dan Republik Ceko.
menunjukan peningkatan ekspor briket
dari tahun 2013 ke tahun 2014. Tabel 1. Permintaan Briket, Batu
Sedangkan pada tahun 2015 untuk 3 Bara, dan Bahan Bakar
Mineral Tahun 2014
bulan yang telah terhitung saja nilainya Negara Kuantitas Nilai (US$)
40 persen dari nilai total ekspor pada Japan 94 489 000 32 266 880
Irlandia 68 002 011 14 599 534
thun 2014, sehingga di proyeksikan pada Prancis 43 513 246 9 803 737
tahun 2015 jumlah briket yang di ekspor Cina 37 528 737 3 571 670
Republik Ceko 27 230 478 3 716 504
juga akan meningkat kembali. Inggris 14 381 913 3 249 494
Pendekatan ekspor dari perusahaan di Polandia 13 379 830 1 702 620
Afrika Utara 10 258 822 1 218 759
India ini dilakukan untuk memprediksi Slovakia 7 851 364 1 516 355
permintaan dari briket di pasar Negara-negara lainnya 18 114 120 8 340 998
Total 334 749 521 79 986 551
internasional. Dengan nilai ekspor yang
Sumber : comtrade.un.org (2015, diolah)
terus meningkat, maka menjelaskan
bahwa permintaan akan briket juga c. Positioning
meningkat. Data dari perusahaan India
ini digunakan karena data khusus briket Briket tempurung kelapa merupa-
kan produk akhir yang siap di-
di Indonesia tidak dapat ditemukan.
konsumsi oleh konsumen secara
langsung untuk bahan bakar industri,
rokok sisha, dan penghangat ruangan.

72
Perencanaan Bisnis Briket Tempurung Kelapa…

d. Marketing Mix c) Promosi (Promotion)


Marketing mix atau bauran Pertama usaha ini akan membuat
pemasaran ini terdiri atas produk, web untuk memberikan info terkait
harga, promosi, dan tempat (Downey produk secara terperinci. Kemu-
dan Ericson dalam Asmarantaka dian, akan memasang beberapa
2012). iklan di internet untuk menawarkan
a) Produk produk ini. Selain menggunakan
Produk dari usaha ini adalah briket media internet, promosi yang
tempurung kelapa yang dilakukan juga mengirimkan surat
merupakan produk yang siap penawaran kepada perusahaan-
pakai. Briket yang dihasilkan akan perusahaan yang membutuhkan
berbentuk kubus. Produk briket briket, asosiasi importir Jepang,
yang dihasil-kan mempunyai sisi seperti Japan External Trade
persegi de-ngan panjangan Organization (JETRO), kemudian
masing-masing 2.5 cm dan tinggi mengirim juga ke atase per-
1.5 cm. Briket di-bungkus plastik dagangan di luar negeri, badan
dan dimasukan dalam kemasan pengembangan ekspor nasional,
dengan berat satu kilogram untuk serta kantor Indonesia Trade
satu kemasannya. Dalam satu Promotion Centre di Jepang sesuai
kemasan terdapat 120 pcs briket. yang disarankan pada Direktorat
b) Harga (Price) Jenderal Pegembangan Ekspor
Harga jual dari produk ini adalah Nasional (2013)
sebesar Rp11 829. Harga ini d) Tempat (Place)
ditetapkan berdasarkan pertim- Pabrik pengolahan terletak di Jalan
bangan harga dunia dan juga Raya Sinagar Desa Cihideung
keuntungan yang dapat diperoleh. Udik, Ciampea, Bogor. Lokasi
Menurut International Trade pabrik ini dipilih karena akses
Statistic Database (UN Comtrade, yang mudah dan strategis jika
2015), harga dunia untuk briket dilihat dari tempat pengumpulan
pada tahun 2014 adalah Rp12 196. bahan baku yang terletak di daerah
Akan tetapi karena usaha briket ini Bogor Barat.
bukan merupakan market leader,
maka harga yang diterapkan akan Rencana pada Aspek Teknik dan
lebih rendah dari harga dunia, Teknologi
namun dengan tetap memertim- 1. Rencana Ketersediaan Bahan Baku
bangkan harga pokok dan juga Usaha ini menggunakan bahan baku
laba yang diinginkan. Oleh karena berupa arang batok kelapa yang dibuat
itu harga yang ditetapkan hanya oleh pengrajin arang yang juga sebagai
97 persen dari harga dunia anggota koperasi. Nantinya para petani
penghasil kelapa ini diajari cara
pembuatan arang batok kelapa, sehingga

7
3
Fitria Na’imatu Sa’diyah, dan Lukman M Baga

mereka dapat secara berkelompok indo mutu produk yang biasa


membuat arang batok kelapa tersebut. diinginkan oleh para pembeli dapat
Bahan baku berupa arang kelapa dilihat di Tabel 2.
diperoleh dari para petani di wilayah
Bogor, khususnya di Kecamatan Leuwi- Tabel 2. Standar Mutu Briket yang
Sering Diinginkan Pembeli
liang, Leuwisadeng, Pamijahan, Cibung-
Parameter Nilai
bulang, Ciampea, Kelapa Nunggal, dan
Kadar air (%) 5-8
Rumpin. Koperasi tidak hanya membeli
Kadar abu (%) 3-8
arang tempurung kelapanya saja, namun Nilai kalor (kal /g) 7000
juga keseluruhan bagian dari buah Kadar sulfur (%) 0.01
kelapa. Para petani yang akan Sumber : CV Mandiri Globalindo
menyetorkan hasil buah kelapanya harus
terlebih dahulu memisahkan buah kelapa b. Standar Mutu Input
menjadi beberapa bagian, seperti daging, Input yang digunakan adalah arang
air, tempurung, dan sabutnya. Nantinya tempurung kelapa yang kadar kelem-
koperasi akan membantu dalam men- babannya tidak lebih dari 10 persen dan
jualkannya. Bagian tempurung nantinya kadar abu harus dibawah 3 persen.
akan diolah oleh kelompok tani menjadi Pengecekan dilakukan dengan cara
arang, kemudian dijual ke unit usaha menyangrai arang tersebut, setelah
briket tempurung kelapa ini yang selesai disangrai maka dilakukan
merupakan milik koperasi juga. Adapun penimbangan ulang terhadap arang
poses pengumpulan bahan baku dapat tersebut. Penyusutannya tidak boleh
dilihat pada Lampiran 5 lebih dari 20 persen berat awal. Inilah
Bahan baku yang berupa arang arang yang ideal yang digunakan
tempurung kelapa dari kelompok tani yang sebagai bahan baku.
dibutuhkan adalah sebanyak 2 ton per c. Rencana Proses Produksi
harinya. Selain tempurung kelapa Proses produksi yang dilakukan
dibutuhkan juga kanji yang digunakan untuk menghasilkan briket yaitu : a)
sebagai perekat dari briket. Kanji yang penggilingan arang, b) pengayakan
digunakan adalah sebanyak 2.5–3 persen tempurung arang, c) pencampuran
dari berat tepung karbon. Oleh karena itu tepung arag dengan lem kanji, d)
kanji yang digunakan kurang lebih 50 kg. pencetakan, d) pengeringan dengan
oven, dan e) pengemasan.
2. Rencana Perumusan Standar Mutu
Input dan Output 3. Rencana Teknologi yang Digunakan
a. Standar Mutu Output Beberapa teknologi modern diterap-
Tujuan utama dari penjualan briket kan dalam proses produksi pada usaha ini,
ini adalah pasar ekspor, maka standar seperti penggunaan mesin penghancuran
mutu produk juga harus mengikuti dan penghalusan batok (crusher). Setelah
memperhatikan permintaan konsu-men. proses penghancuran akan dilanjutkan
Menurut CV Mandiri Global- dengan proses pencampuran antara

74
Perencanaan Bisnis Briket Tempurung Kelapa…

tepung arang dangan kanji menggunakan pentingan bersama seperti konsep ko-
mesin mixer. Kemudian dilanjutkan perasi.
dengan penggunaan mesin pencetak dan 2. Struktur Organisasi
oven. Struktur organisasi yang akan
4. Perencanaan Tata Letak dan Lokasi dibentuk dalam unit usaha briket ini
Lokasi pendirian usaha rencananya seperti koperasi pada umumnya dengan
akan terletak di Jalan Raya Sinagar Desa posisi tertinggi adalah rapat umum
Cihideung Udik, Ciampea, Bogor. anggota (RUA), diikuti dengan
Rencananya tanah yang akan digunakan pengawas, dan pengurus. Yang
untuk usaha seluas 266.5 m2. Bangunan membedakan struktur organisasi koperasi
yang akan didirikan akan berada dalam ini dengan yang lain adalah beberapa
satu atap, sehingga hanya dipisahkan oleh posisi yang kewenangannya dibawah
beberapa tembok penyekat. Secara garis pengurus seperti koordinator usaha,
besar area bangunan terbagi menjadi dua, manajer produksi, manajer keuangan, dan
yaitu area produksi dan area kantor seperti manajer pemasaran seperti yang
gambar pada Lampiran 6. Area produksi tergambar dalam Lampiran 7.
terdiri atas area gudang bahan baku, 3. Upah dan Gaji
gudang produk jadi, area peng- Adapun rincian upah dan gaji
gilingan, area pengayakan, area tenaga kerja dalam usaha briket dapat
pencampuran, area pencetakan, area dilihat pada Lampiran 3.
pengemasan, dan ruang oven. Dalam 4. Rencana Kemitraan
perencanaan tata ruang akan tetap Pola kemitraan yang rencanya akan
memerhatikan fleksibilitas pabrik demi dijalankan adalah pola kemitraan vertikal.
kemungkinan perluasan pada masa yang Hal ini karena kemitraan yang akan
akan datang seperti menurut Hadiguna dibangun terkait dengan kemitraan dalam
(2009). penyediaan bahan baku dan kemitraan
dalam penyediaan modal usaha. Kemitra-
Rencana Organisasi dan Sumber an dalam penyediaan bahan baku akan
Daya Manusia dilakukan dengan para petani kelapa yang
1. Bentuk Organisasi ada di Kabupaten Bogor. Para petani dari
Koperasi merupakan jenis badan beberapa kecamatan yang telah dipilih
usaha yang dipilih untuk menaungi usaha kemudian akan dikumpulkan dan diajak
briket. Hal ini karena tujuan utama dari untuk membuat kelompok tani, kemudian
pendirian bisnis adalah untuk membantu dilanjutkan dengan pembentukan ga-
para petani dalam meningkatkan nilai bungan kelompok tani. kemudian proses
tambah tempurung kelapa yang sekaligus berikutnya adalah mengajak para petani ini
diharapkan dapat meningkatkan per- untuk bersama-sama membangun unit
ekonomian para petani itu sendiri, usaha briket. Sehingga kerjasama yang
sehingga usaha ini didirikan atas dasar dilakukan dengan petani menjadikan
kebersamaan yang mementingkan ke- petani sebagai pemasok bahan baku dari
usaha briket dan juga sebagai anggota

7
5
Fitria Na’imatu Sa’diyah, dan Lukman M Baga

Tabel 3. Perbedaan Sesudah dan Sebelum Usaha Briket Tempurung Kelapa


Berbasis Wirakoperasi
Uraian Sebelum adanya Usaha briket tanpa konsep Usaha briket dengan konsep
usaha briket kewirakoperasian kewirakoperasian
Arang Belum dapat Rp 4 000 per kg Rp 5 000 per kg, namun petani
tempurung dihasilkan petani akan mendapatkan tambahan
kelapa uang dari sisa bagi hasil usaha
briket
Sistem jual Tidak menjual Di jual dari petani ke Melalui kelompok tani ke
arang karena pengumpul koperasi
petani belum
dapat
memproduksinya
Pelatihan Belum ada Tidak ada Ada
mengenai
budidaya kelapa
yang baik
Kepastian pasar Tidak ada Belum ada kepastian Adanya kepastian pasar karena
pasar karena belum ada adanya kemitraan yang telah
kontrak antara pengusaha dibangun antara petani dengan
dan petani secara individu koperasi

koperasi. dalam pola kemitraan ini akan terkadang proses produksi terhenti
saling menguntungkan semua pihak yang akibat mesin yang rusak. Untuk
dijelaskan gambar dalam Lampiran 8. menghindari terjadinya masalah
Usaha briket yang dijalankan tersebut maka akan dilakukan
dengan berlandaskan prinsip koperasi pengecekan alat dan biaya perawatan
dengan menggunakan sistem alat atau service untuk setiap
kewirakoperasian ini diharapkan mampu bulannya.
memberikan banyak kemajuan dalam b. Risiko Kecelakaan Karyawan
berbagai aspek. Adapun manfaat yang Risiko terjadinya kecelakaan pada
diharapkan dapat tercapai dengan adanya proses produksi memang tidak dapat
usaha ini dapat dilihat pada Tabel 3. dihindari, seperti halnya kecelakaan
kebakaran yang terjadi karena ke-
Rencana Manajemen Risiko lalaian karyawan dalam mengoperasi-
Menurut Fahmi (2010), pada kan mesin oven pada CV Mandiri
umumnya risiko yang mungkin terjadi Globalindo. Oleh karena itu, untuk
pada suatu usaha terbagi menjadi dua, menghindarinya perlu diterapkan
yaitu risiko murni dan risiko spekulatif. kedisiplinan dalam proses produksi.
1. Risiko Murni Kedisiplinan yang diterapkan agar
a. Risiko Aset Fisik karyawan menjalankan proses pro-
Risiko aset fisik merupakan risiko duksi sesuai dengan SOP produksi.
mengenai kerusakan pada aset yang
dapat mengahambat jalannya produk-
si. Pada CV Mandiri Globalindo

76
Perencanaan Bisnis Briket Tempurung Kelapa…

2. Risiko Spekulatif produk maupun pelayanan yang


a. Risiko Produksi diberikan oleh produsen, mungkin
Sangat memungkinkan untuk dapat berupa keterlambatan pe-
tidak menyerap semua tempurung ngiriman maupun ketidaksesuaian
kelapa yang dihasilkan oleh para mutu. Oleh karena itu, diperlukan
petani karena mutunya yang tidak antisipasi terhadap kemungkinan ini
memenuhi kriteria bahan baku yang dengan menjaga kualitas mutu
dibutuhkan. Hal ini akan berpengaruh produk dan juga menjaga keper-
kepada kuantitas yang dapat diterima cayaan terhadap waktu pengirim-an.
belum mencukupi kebutuhan akan Waktu pengiriman akan tepat jika
bahan baku. Oleh karena hal ini juga dilakukan manajemen waktu dalam
dapat menjadi risiko yang produksi yang baik. Dengan adanya
mengancam kontinuitas usaha briket. jadwal produksi yang terencana
Untuk itu dibutuhkan cara untuk maka dapat memperkira-kan
mengatasi kemungkinan ini yaitu pesanan yang dapat diterima dan
dengan cara melakukan ketepatan waktu pengiriman akan
pembimbingan dan pe-ngontrolan tercapai. Selain itu juga perlunya
secara berkala akan proses produksi dibuat kontrak yang jelas terkait
arang yang dilakukan oleh kelompok ketentuan kerjasama jual beli,
tani agar tetap sesuai dengan SOP sehingga pihak pembeli tidak dapat
pembuatan arang yang baik. memutuskan hubungan kerja sama
Pengecekan bahan baku berupa atas alasan yang tidak jelas.
arang juga perlu untuk dilakukan b) Produk ditolak konsumen
sebelum menggunakan arang pada Target pasar produk ini adalah pasar
proses produksi. Akan tetapi apabila ekspor, untuk itu memang
produk yang sudah jadi masih belum diperlukan spesifikasi dan kualitas
memenuhi standar output, maka yang baik untuk dapat diterima.
produk tersebut di hancurkan lagi Oleh karena itu akan muncul risiko
untuk diproduksi ulang dengan penolakan produk yang telah
penambahan bahan baku yang baik dihasilkan karena dianggap tidak
dengan pengurangan porsi peng- sesuai dengan spesifikasi yang
gunaan kanji. diinginkan oleh konsumen. Untuk
b. Risiko Pasar itu perlu dilakukan pencegahan
a) Pemutusan kontrak pembelian dengan mencari informasi yang
Dalam suatu kerjasama yang jelas mengenai spesifikasi yang
dilakukan dengan pihak pembeli diinginkan oleh konsumen, se-
dapat terjadi risiko yang tidak hingga dapat diperkirakan apakah
dapat diduga sebelumnya, yaitu nantinya produk briket yang
pemutusan hubungan kerjasama. dihasilkan dapat memenuhi kriteria
Hal ini bisa dilakukan akibat atau tidak. Kemudian juga dibutuh-
ketidakpuasan konsumen dengan kan kontrol terhadap kandungan

7
7
Fitria Na’imatu Sa’diyah, dan Lukman M Baga

produk yang dapat dilakukan de- juta. Adapun rincian biaya tetap yang
ngan pengecekan kandungan briket dikeluarkan dapat dilihat pada Lampiran
secara teratur pada laboratorium 11.
berbayar (PT Sucofindo). 3. Modal awal
c) Risiko harga Dalam upaya menjalankan usaha
Harga yang berlaku dapat berubah- briket ini memerlukan modal awal se-
ubah sewaktu-waktu, untuk itu bagai pijakan pertama dalam menjalan-
harga juga merupakan risiko dalam kan berbagai kegiatannya. Modal awal
usaha briket ini yang dapat merugi- yang diperlukan berupa baiaya investasi
kan koperasi. Oleh karena itu, pada tahun pertama, biaya tetap dan
langkah preventif yang dapat di- biaya variabel 1 bulan pada tahun
lakukan yaitu melakukan kontrak pertama. Biaya variabel dan tetap dalam
kerjasama dengan menetapkan nilai pertama dimasukan dalam modal awal
harga yang menjadi kesepa-katan untuk menjaga kestabilan keuangan pada
bersama, sehingga perubah-an harga awal berdirinya bisnis. Hal ini karena
tidak akan mempengaruhi harga jual pada awal berdirinya bisnis belum tentu
produk pada konsumen dalam semua produk dapat terjual akibat dari
jangka waktu kerjasama yang belum adanya pelanggan. Modal awal
ditentukan. yang dibutuhkan untuk menjalankan
usaha briket ini adalah Rp710 juta.
Rencana Aspek Finansial 4. Penerimaan Penjualan
1. Rencana Investasi Jumlah produk akan briket yang
Biaya investasi yang dibutuhkan mampu dihasilkan pada seiap bulannya
untuk mendirikan usaha briket ini adalah 40 ton. Akan tetapi, pada tahun
sebesar Rp580 juta. Adapun rincian dari pertama produksi dimulai pada bulan ke
biaya investasi yang dikeluarkan ada tujuh dengan asumsi penjualan 50 persen
pada Lampiran 9. di bulan ke-7, 60 persen di bulan ke-8, 70
2. Biaya Operasional persen pada bulan ke-9, dan penjualan
Biaya operasional merupakan biaya sebesar 75 persen pada bulan ke-10.
yang dikeluarkan dalam menopang ber- Sedangkan bulan ke dan bulan ke-11 dan
jalannya usaha tersebut. Biaya ini terdiri 12 sebesar 80 persen. Kemudian pada
atas biaya variabel dan juga biaya tetap. bulan pertama semua proses produksi tidak
Biaya variabel yang dibutuhkan pada dapat dijalankan karena jadwal produksi
tahun pertama adalah Rp1.78 miliar. yang berurutan dan satu proses
Kemudian pada tahun selanjutnya sekitar membutuhkan satu hari untuk meng-
Rp3.72 miliar. Rincian biaya variabel hasilkan bahan untuk proses selanjutnya
dapat dilihat pada Lampiran 10. Sedang- seperti pada Lampiran 12. Oleh karena itu,
kan biaya tetap yang yang dibutuhkan maka total produksi pada tahun pertama
dalam satu bulannya adalah Rp53 juta. hanya sebanyak 25.2 ton. Dengan asumsi
Sedangkan biaya tetap yang dibutuhkan penjualan tersebut maka penerimaan yang
dalam satu tahun adalah sekitar Rp636 diperkirakan diperoleh

78
Perencanaan Bisnis Briket Tempurung Kelapa…

pada tahun pertama adalah sekitar Rp1.7 dan prospektif. Hal ini karena jika dilihat
miliar. Pada tahun kedua diasumsikan dari permintaannya yang banyak dan
penjualan 90 persen dari kapasitas cenderung naik. Briket yang rencananya
produksi sehingga penerimaan sebesar akan dipasarkan ke negara Jepang ini
Rp5.1 miliar sedangkan pada tahun ke-3 akan dijual dengan harga Rp11 829
dan selanjutnya dengan penjualan 100 untuk 1 kg nya dan tentunya akan
persen dari kapasitas maka akan disesuaikan dengan nilai dolar dengan
mendapatkan penerimaan sebesar Rp5.6 asumsi 1 dolar sama dengan Rp13 065.
miliar. Usaha briket tempurung kelapa ini
5. Proyeksi Kriteria Investasi akan menguntungkan banyak pihak apabila
Proyeksi investasi dapat dilihat dari dilaksanakan dengan berbasiskan
besarnya Nilai NPV, Gross B/C, dan kewirakoperasian. Hal ini dapat dilihat dari
paybackperiod (Nurmalina et al 2010, segi finansial dan nonfinansial. Secara
Wibowo 2011, Nurhayati 2012, dan finansial, semua pihak men-dapatkan
Nugraha 2014). Usaha briket tempurung untung berupa bagi hasil dengan besaran
kelapa ini cukup menjanjikan karena pada investor 20 persen, wirakop 15 persen,
proyeksi arus kas pada Lampiran 14 petani 25 persen, koperasi 10 persen, dan
diperoleh informasi bahwa nilai NPV laba ditahan 30 persen. Akan tetapi, pada
sebesar Rp5.1 miliar, karena nilainya lebih tahun ke tujuh persentase bagi hasil
besar dari nol maka bisnis ini dikatakan berubah karena sudah tidak ada lagi bagi
layak. Selain itu terdapat informasi hasil untuk investor, sehingga proporsinya
mengenai nilai gross B/C sebesar 1.18 menjadi petani 40 persen, wirakop 25
yang artinya setiap Rp1 biaya yang persen, koperasi 10 persen, dan laba
dikeluarkan akan memperoleh keuntungan ditahan sebanyak 25 persen. Prospek
bersih sebesar Rp1.18 dengan keuntungan secara finansial juga didukung
paybackperiod selama 2 tahun 8 bulan. dengan kriteria investasi yang
Pada setiap kriteria investasi yang memenuhi syarat, NPV sebesar
dihasilkan menunjukan bahwa bisnis ini Rp5.1miliar, gross B/C sebesar 1.18,
layak secara finansial. Oleh karena itu, payback period 2.8 tahun. Selain itu dari
bisnis ini akan sangat berpotensi untuk segi nonfinansial dengan adanya bisnis
dilaksanakan dan dikembangkan. briket berbasis wirakoperasi juga akan
meningkatkan pengetahuan dan kete-
SIMPULAN DAN rampilan petani kelapa. Hal ini karena
SARAN Simpulan para petani kelapa yang menjadi anggota
Rencana usaha briket yang di- koperasi bisa mendapatkan pelatihan
lakukan meliputi asumsi dasar, rencana terkait produksi kelapa yang baik, serta
pada aspek pasar dan pemasaran, teknis keterampilan membuat arang dari batok
dan teknologi, organisasi dan sumber kelapa.
daya manusia, manajemen risiko, serta
finansial. Briket tempurung kelapa
merupakan produk yang sangat diminati

7
9
Fitria Na’imatu Sa’diyah, dan Lukman M Baga

Saran Agribisnis Kajian Terhadap


Berdasarkan hasil penelitian ini, Pengembangan Agribisnis
Persusuan di Indonesia. Makalah
maka terdapat beberapa saran yang perlu
pada Seminar Dwibulanan
diperhatikan. Apabila dilakukan peneli-
ISTECS Eropa di Pusat Studi Asia
tian lebih lanjut, sebaiknya mengkaji Tenggara di Universitas Frankfurt.
lebih dalam terkait pesaing usaha serta Jerman. [Internet]. [Diunduh 2014
menganalisis kekuatan, kelemahan, an- Desember 21].Tersedia pada
caman dan peluang dalam usaha briket : http://www.geocities.ws/mma5u
tempurung kelapa berbasis wirakoperasi. gm/PeranWirakoperasiDlmAgribi
Selanjutnya dengan melihat bisnis yang snis.pdf.
prospektif ini hendaknya dapat mem- Baga L.M. 2011. Profil dan Peran
bangkitkan jiwa kewirakoperasian pem- Wirakoperasi dalam
baca sehingga dapat tertarik untuk Pengembangan Sistem Agribisnis.
melaksanakan bisnis briket tempurung Jurnal. Dalam Prosiding Seminar
kelapa ini. Penelitian Unggulan Departemen
Adanya sistem kewirausahaan yang Agribisnis. Fakultas Ekonomi dan
mengikutsertakan petani kelapa sangat
Manajemen. Bogor (ID): Institut
Pertanian Bogor
disarankan untuk dilakukan dalam pem-
bangunan usaha bisnis briket tempurung [BPS] Badan Pusat Statistik Kabupaten
kelapa. Hal ini penting dilakukan karena Bogor. 2013. Luas dan Produksi
dapat menjaga kestabilan pasokan input Perkebunan Rakyat Kabupaten
arang tempurung kelapa. Selain itu Bogor Menurut Jenis dan Dirinci
per Kecamatan. Kabupaten Bogor
perluasan pemasaran juga perlu untuk
dalam Angka.
dilakukan apabila Jepang sebagai negara
yang menjadi target pasar tidak mem- [BPS] Badan Pusat Statistik. 2014. Luas
berikan respon baik atas penawaan yang Areal Tanaman Perkebunan
diberikan. Penawaran terbuka yang dapat Rakyat Menurut Jenis Tanaman,
2000-2013. [Internet]. [Diunduh
dilakukan selain dengan membuat web dan
2014 Desember 1]. Tersedia ada:
iklan di internet adalah mendaftarkan
http://www.bps.go.id/linkTabelSta
produk agar dapat mengikuti pameran tis/view/id/1669
dagang produk ekspor yang diseleng-
garakan kementerian perdagangan. [BPS] Badan Pusat Statistik. 2014. Exim
Tanhut All Comodity. Badan Pusat
Statistik Republik Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2015. Luas
Asmarantaka R.W. 2012. Pemasaran Areal Tanaman Perkebunan
Agribisnis (Agrimarketing). Bogor Rakyat Menurut Jenis Tanaman,
(ID): Departemen Agribisnis 2000-2013. File.
FEM-IPB http://www.bps.go.id/linkTabelSta
tis/view/id/1669 [18 Maret 2015]
Baga L.M. 2003. Peran Wirakoperasi
dalam Pengembangan Sistem

80
Perencanaan Bisnis Briket Tempurung Kelapa…

[Dekindo] Dewan Kelapa Indonesia. Kabupaten Bogor. Di dalam :


2009. Notulen Rapat Koordinasi Prosiding Seminar (Penelitian
Dewan Kelapa Indonesia Unggulan Departemen
(Dekindo) dengan Instansi Terkait Agribisnis). Bogor (ID): Institut
tanggal 9-11 November 2009 Pertanian Bogor
[internet]. [Diunduh pada 4 Mei
Pari G, Mahfudin, Jajuli. 2012. Teknologi
2014]. Tersedia pada: Pembuatan Arang, Briket Arang
http://kelapaindonesia2020.wordpr dan Arang Aktif serta
ess.com/organisasi/dewan-kelapa-
indonesia/notulen-rakor-dekindo/ Pemanfaatannya. Semarang :
Kementrian Kehutanan Badan
Direktorat Jenderal Pegembangan Penelitian dan Pengembangan
Ekspor Nasional. 2013. Panduan Kehutanan [Internet]. [Diunduh
Menjadi Eksportir. Jakarta : pada 2014 September 25]. Tersedia
Kementrian Perdagangan republic pada :
Indonesia (ID). http://www.forda-mof.org/files/ar
ang-Gustam.pdf.
Fahmi I. 2010. Manajemen Risiko (Teori,
Kasus, dan Solusi). Bandung (ID) : Pinson L. 2003. Anatomy Of A Business
Alfabeta. Plan. Jakarta (ID): Canary.
Hadiguna RA. 2009. Manajemen Pabrik Rathner J.S. 2014. Situational Analysis :
: Pendekatan Sistem untuk Visit Philadelphia. Temple
Efisiensi dan Efektivitas. Jakarta University.
(ID):Bumi Aksara. Suharyadi, Arisetyanto N, Purwanto SK,
Hendar. 2010. Manajemen Perusahaan Maman F. 2007. Kewirausahaan
Koperasi. Semarang (ID) : (Membangun Usaha Sukses Sejak
Erlangga. Usia Muda). Jakarta (ID) :
Salemba Empat
Nugraha D.Y. 2014. Rencana
Pengembangan Agribisnis Daun Sukirno S et al. 2006. Pengantar Bisnis.
Kumis Kucing dengan Pendekatan Jakarta (ID) : Kencana.
Cooperative Entrepreneur di Sutojo S. 2000. Studi Kelayakan Proyek.
Bogor [Skripsi]. Bogor : Institut Jakarta (ID) : PT Pustaka Binaman
Pertanian Bogor. Pressindo
Nurmalina R, Tintin S, Arif K. 2010. UN Comtrade (International Trade
Studi Kelayakan Bisnis. Bogor
Statistics Database). 2015.
(ID): Departemen Agribisnis [Internet]. [Diunduh pada 2015
Fakultas Ekonomi dan Manajemen Maret 10]. Tersedia pada:
IPB. http://contrade.un.org
Nurhayati P. 2012. Kelayakan Usaha Wibowo M.I.A. 2011. Rencana
Pembibitan Domba Melalui Bisnis
Program Kemitraan dan Inkubasi Industri Manisan Stroberi
Bisnis dalam Rangka [Skripsi]. Bogor : Institut
Pemberdayaan Masyarakat di Pertanian Bogor

8
1
Fitria Na’imatu Sa’diyah, dan Lukman M Baga

Lampiran 1. Ekspor Briket dan Produk Tersier Kayu di Indonesia


Tahun Nilai (US$) Kuantitas (kg)
2008 751 914 2 277 801
2009 686 758 2 706 146
2010 569 236 3 160 187
2011 604 227 3 657 225
2012 7 738 936 55 420 080
Sumber : Badan Pusat Statistik (2014)

Lampiran 2. Luas dan Produksi Tanaman Kelapa di Kabupaten Bogor 2012


Kecamatan Kelapa
Luas (Ha) Produksi (Ton)
Rumpin 404.10 997.65
Leuwiliang 466.56 1059.68
Leuwisadeng 335.82 724.75
Pamijahan 332.10 777.78
Cibungbulang 463.41 983.03
Ciampea 485.76 1167.88
Kalapa nunggal 367.95 923.22
Lainnya 3870.91 9788.81
Total Kabupaten Bogor 6726.61 16208.4
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor 2012

Lampiran 3. Rincian Upah dan Gaji Tenaga Kerja Usaha Briket per Bulan Unit
Usaha Tunas Muda
Biaya Jumlah
Posisi satuan Jumlah biaya
(Rp000) (Rp000)
Koordinator usaha 5 000 1 5 000
Manajer keuangan 3 750 1 3 750
Manajer produksi 4 000 1 4 000
Manajer pemasaran 3 800 1 5 180
Tenaga kerja produksi bagian penggilingan 2 590 2 5 180
Tenaga kerja produksi bagian pengayakan 2 590 2 5 180
Tenaga kerja produksi bagian pengadukan 2 590 2 5 180
Tenaga kerja produksi bagian pencetakan 2 590 2 5 180
Tenaga kerja produksi bagian pengeringan 2 590 2 5 180
dengan oven
Total upah tenaga kerja pengangkutan 3 00 10 x Borongan 3 000
Penjaga malam 2 590 1 2 590
Supir 1 00 8x kepergian 8 00
Total 48 840

82
Perencanaan Bisnis Briket Tempurung Kelapa…

Lampiran 4. Ekspor Briket Tempurung Kelapa di India


Tahun Bulan Kuantitas (Kg) Kuantitas per tahun (Kg)
Maret 25 000
2015 Febuari 49 900 176 300
Januari 101 400
Oktober 24 820
September 51 536
Agustus 51 997
Juli 66 750
2014 Juni 115 000 440 680
Mei 22 400
April 37 000
Maret 45 676
Febuari 316
Januari 25 185
Desember 49 875
November 8 325
Oktober 50 600
September 16 000
2013 Juni 49 900 314 870
Mei 25 500
April 41 000
Maret 24 970
Febuari 20 500
Januari 28 200
Sumber : www.zauba.com, diolah

Lampiran 5
Batok kelapa
Petani kelapa

Arang Unit usaha


Batok kelapa Kelompok
Petani kelapa briket
tani tempurung
Batok kelapa arang
Petani kelapa

8
3
Fitria Na’imatu Sa’diyah, dan Lukman M Baga

Lampiran 6. Tata Letak Bangunan Unit Usaha Tunas Muda

84
Perencanaan Bisnis Briket Tempurung Kelapa…

Lampiran 7 Bagan Struktur Organisasi Unit Usaha Tunas Muda

Lampiran 8. Diagram Hubungan Antar Petani, Industri, Wirakop, Koperasi,


dan Investor

Lampiran 9. Rencana Biaya Investasi Unit Usaha Tunas Muda Proyeksi 10 Tahun
Total biaya investasi Biaya (Rp000)
Biaya alat produksi 275 860
Biaya alat dan furnitur perkantoran 36 985
Biaya bangunan dan infrastruktur 257 562
Komponen biaya perijinan 10 300
Total 580 707

85
Fitria Na’imatu Sa’diyah, dan Lukman M Baga

Lampiran 10. Rencana Biaya Variabel Secara Keseluruhan Unit Usaha Tunas
Muda
Jumlah Biaya (Rp 000)
Bulan Bulan Bulan Bulan Bulan Tahun
pertama selanjut- Tahun
Komponen biaya Satuan tahun tahun Per Tahun pertama (6
perta- selanjut satuan pada nya pada Selanjut - bulan selanjut
ma -nya tahun tahun nya produksi) nya
pertama pertama
Biaya tenaga supir Kepergian 8 8 100 800 800 800 4 800 9 600
Tenaga angkut Pengangkutan 10 10 300 3 000 3 000 3 000 18 000 36 000
Biaya pengemasan 49 644 70 920 78 800 404 244 945 600
Biaya bahan baku 218 349 218 349 218 349 1 310 096 2 620 191
produksi
Biaya transportasi 10 10 100 800 800 800 4 800 9 600
pengadaan bahan
baku
Biaya Pemasaran 4 150 8 300 8 300 45 650 99 600
dan pengiriman
barang
Total 276 743.3 302 169 310 049 1 787 590 3 720 591

Lampiran 11. Rencana biaya tetap secara keseluruhan unit usaha Tunas Muda
Komponen Biaya Jumlah Biaya (Rp 000)
Per bulan Tahun pertama Tahun selanjutnya
Tenaga kerja tetap 43 290 259 740 519 480
Biaya utility 1 460 8 760 17 520
Administrasi perkantoran 235 1 410 2 820
Biaya jaminan mutu 7 700 46 200 92 400
perlengkapan kerja 350 2 100 4 200
Total 53 035 318 210 636 420

Lampiran 12. Rencana Jadwal Produksi Unit Usaha Tunas Muda

86
Lampiran 13. Laporan Laba Rugi Tahunan (Proyeksi 10 Tahun) Unit Usaha Tunas Muda dalam Rp (000)
Perencanaan Bisnis Briket Tempurung Kelapa…

Komponen Tahun
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Penjualan 1 724 811 5 110 550 5 678 389 5 678 389 5 678 389 5 678 389 5 678 389 5 678 389 5 678 389 5 678 389
Biaya Operasional Variabel
a) Biaya tenaga supir 4 800 9 600 9 600 9 600 9 600 9 600 9 600 9 600 9 600 9 600
b) Tenaga angkut 18 000 36 000 36 000 36 000 36 000 36 000 36 000 36 000 36 000 36 000
c) Biaya pengemasan 404 244 945 600 945 600 945 600 945 600 945 600 945 600 945 600 945 600 945 600
d) Biaya bahan baku produk 1 310 096 2 620 191 2 620 191 2 620 191 2 620 191 2 620 191 2 620 191 2 620 191 2 620 191 2 620 191
e) Biaya transportasi pengadaan bahan baku 4 800 9 600 9 600 9 600 9 600 9 600 9 600 9 600 9 600 9 600
f) Biaya Pemasaran dan pengiriman barang 45 650 99 600 99 600 99 600 99 600 99 600 99 600 99 600 99 600 99 600
Total biaya operasional variabel 1 787 590 3 720 591 3 720 591 3 720 591 3 720 591 3 720 591 3 720 591 3 720 591 3 720 591 3 720 591
Margin kotor (84 073) 1 389 959 1 957 798 1 957 798 1 957 798 1 957 798 1 957 798 1 957 798 1 957 798 1 957 798
Biaya operasional tetap
a) Tenaga kerja tetap 259 740 429 600 429 600 429 600 429 600 429 600 429 600 429 600 429 600 429 600
b) Biaya utility 8 760 8 760 8 760 8 760 8 760 8 760 8 760 8 760 8 760 8 760
c) Administrasi perkantoran 1 410 2 820 2 820 2 820 2 820 2 820 2 820 2 820 2 820 2 820
d) Biaya jaminan mutu 46 200 92 400 92 400 92 400 92 400 92 400 92 400 92 400 92 400 92 400
e) Perlengkapan kerja 2 100 4 000 4 000 4 000 4 000 4 000 4 000 4 000 4 000 4 000
f) THR 48 840 48 840 48 840 48 840 48 840 48 840 48 840 48 840 48 840 48 840
g) Penyusutan 32 854 32 854 32 854 32 854 32 854 32 854 32 854 32 854 32 854 32 854
Total biaya operasional tetap 399 904 619 274 619 274 619 274 619 274 619 274 399 904 619 274 619 274 619 274
Laba kotor sebelum pajak (483 977) 770 685 1 338 524 1 338 524 1 338 524 1 338 524 (483 977) 770 685 1 338 524 1 338 524
Pajak 102 190 193 198 193 198 193 198 193 198 193 198 193 198 193 198 193 198
Laba setelah pajak (483 977) 668 496 1 143 327 1 143 327 1 143 327 1 143 327 1 143 327 1 143 327 1 143 327 1 143 327
Rincian Bagi Hasil
a) Bagi hasil investor 133 699 229 065 229 065 229 065 229 065
b) Bagi hasil petani 167 124 286 332 286 332 286 332 286 332 458 131 458 131 458 131 458 131
c) Bagi hasil wirakop 100 274 171 799 171 799 171 799 171 799 286 332 286 332 286 332 286 332
d) Bagi hasil koperasi 66 850 114 533 114 533 114 533 114 533 114 533 114 533 114 533 114 533
Total bagi hasil - 467 947 801 729 805 334 805 334 805 334 858 995 858 995 858 995 858 995
133 699 229 065 229 065 229 065 229 065
Laba ditahan - 167 124 286 332 286 332 286 332 286 332 458 131 458 131 458 131 458 131
Fitria Na’imatu Sa’diyah, dan Lukman M Baga

Lampiran 14. Laporan Arus Kas Bulanan (Proyeksi 1 Tahun Pertama) Unit
Usaha Tunas Tunas Kelapa dalam (Rp 000)
Rincian komponen Bulan ke
1 sampai 6 7 8 9 10 11 12
Inflow
1. Penjualan 149 058 255 528 298 115 319 409 340 703 340 703
2. Pinjaman dari investor 580 707 129 778
Total intflow 580 707 278 836 255 528 298 115 319 409 340 703 340 703
Outflow
1. Biaya investasi 580 707
Total biaya investasi 580 707
2. Biaya operasional
a. Biaya tetap 53 035 53 035 53 035 53 035 53 035 53 035
b. Biaya variabel 276 743 302 169 302 169 302 169 302 169 302 169
Total biaya opersional 329 778 355 204 355 204 355 204 355 204 355 204
3. Biaya non operasional
a. Tunjangan hari raya (THR) 48 840
b. Kewajiban kredit pinjaman
c. Pajak
Total biaya non operasional 48 840
Total outflow 580 707 329 778 361 904 355 204 355 204 355 204 355 204
Net benefit - (50 942) (106 377) (57 089) (35 795) (14 501) (14 501)
Total nett benefit tahun pertama (279 205)

88
Lampiran 15 Laporan Arus Kas Tahunan Unit Usaha Tunas Kelapa Proyeksi 10 Tahun dalam (Rp 000)
Perencanaan Bisnis Briket Tempurung Kelapa…

Rincian komponen Tahun


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Inflow
1. Penjualan 1 724 811 5 110 550 5 678 389 5 678 389 5 678 389 5 678 389 5 678 389 5 678 389 5 678 389 5 678 389
2. Pinjaman 710 485
3. Nilai sisa 16 667
Total inflow 2 435 295 5 110 550 5 678 389 5 678 389 5 678 389 5 678 389 5 678 389 5 678 389 5 678.389 5 695 056
Outflow
1. Biaya investasi 580 707 100 100 37 150 100 100 37 350
Total biaya investasi 580 707 100 100 37 150 100 100 37 350
2. Biaya operasional
A. Biaya tetap 318 210 636 420 636 420 636 420 636 420 636 420 636 420 636 420 636 420 636 420
B. Biaya variabel 1 787 590 3 720 591 3 720 591 3 720 591 3 720 591 3 720 591 3 720 591 3 720 591 3 720 591 3 720 591
Total biaya opersional 2 105 800 4 357 011 4 357 011 4 357 011 4 357 011 4 357 011 4 357 011 4 357 011 4 357 011 4 357 011
3. Biaya non operasional
a. Tunjangan hari raya (THR) 48 840 48 840 48 840 48 840 48 840 48 840 48 840 48 840 48 840 48 840
b. Kewajiban kredit pinjaman 142 097 142 097 142 097 142 097 142 097
c. Pajak - 102 190 193 198 193 198 193 198 193 198 193 198 193 198 193 198 193 198
d. Total biaya non operasional 48 840 2 93 127 384 134 384 134 384 134 384 134 242 038 242 038 242 038 205 980
Total outflow 2 735 346 4 650 238 4 741 145 4 741 245 4 778 295 4 741 245 4 599 049 4 599 149 4 599 049 4 636 399
Net benefit (300 051) 460 313 937 244 937 144 900 094 937 144 1 079 340 1 079 240 1 079 340 1 058 657
Kriteria investasi
DF dengan asumsi DR=7.5% 0.93 0.87 0.80 0.75 0.70 0.65 0.60 0.56 0.52 0.49
PV per tahun (279 117) 398 323 754 444 701 734 626 968 607 233 605 133 562 966 513 654 697 179
NPV 5 141 916
BEP unit (ton) tahun pertama 102
BEP unit (ton) tahun selanjutnya 156,03
Gross B/C 1,18
Payback period 2 tahun 8 bulan
89
Fitria Na’imatu Sa’diyah, dan Lukman M Baga

90

Anda mungkin juga menyukai