METODELOGI PENELITIAN
METODE
Didalam buku modul UT Bermain dan Permainan Anak tahun 2012 (hal.
8.10) macam-macam bahan bekas atau bahan sisa di lingkungan sekitar yang
dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran di Kelompok Bermain yaitu:
a) Kertas bekas (majalah, koran, kantong beras, dan lain-lain), b) Kardus/karton,
c) Kain/bahan kaos, d) Plastik/kaleng, e) Styrofoam dan busa, f) Tutup botol dan
karet, g) Tali.
KERANGKA TEORETIS
Hakikat Menggunting
Hakikat Membuat
Hakikat Bentuk
Bentuk menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah Rupa atau wujud yang
ditampilkan. Sedangkan Plato mengemukakan bahwa rupa atau bentuk
merupakan bahasa dunia yang tidak dirintangi oleh perbedaan-perbedaan seperti
terdapat dalam bahasa kata-kata.
KERANGKA BERFIKIR
Jenis Penelitian
Penelitian ini eksperimen yang nyata dengan diikuti oleh sebagian besar
peserta didik KB Nurul Islam kelas B.
Prosedur Penelitian
Penelitian dalam pelaksanaan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) ini dibimbing dan dibantu oleh Supervisor 2 dan Observer. Supervisor
2 yaitu: Sri Suhartiningsih, Kepala KB Nurul Islam. Sedangkan Observer
yaitu: Asih Amaliyah, Guru KB Nurul Islam Plangkapan.
Pada refleksi RKH perbaikan siklus I hari kesatu, anak dikenalkan dengan
media yang dipakai dalam pembelajaran menggunting dan membuat bentuk
amplop menggunakan kertas bekas yaitu lem, gunting dan kertas bekas. Hasil
pengamatan menunjukkan bahwa anak yang mampu menggunting dan membuat
bentuk hanya 5 anak didik dari jumlah 18 anak didik atau 28%. Dari hasil tersebut
maka peneliti tergerak untuk melakukan perbaikan pada hari berikutnya.
Pada hari kedua peneliti menggunakan koran bekas, gunting dan lem untuk
kegiatan menggunting dan membuat bentuk amplop besar. Tingkat keberhasilan
mulai ada perubahan walaupun belum menggembirakan. Jumlah anak yang
mampu menggunting dan membuat bentuk menjadi 6 anak didik atau 33% dari
jumlah 18 anak didik. Oleh karena itu, masih perlu perbaikan pada hari
berikutnya.
Siklus II
Untuk mengatasi kendala yang terjadi pada siklus I, maka pada siklus II
peneliti akan melakukan observasi dengan cara lebih memfokuskan
pada media yang digunakan, lebih detail dalam menerapkan langkah-
langkah menggunting dan membuat bentuk, mengamati kesulitan anak
dalam menggunting dan membuat bentuk, membimbing dan memberi motivasi
kepada anak yang masih belum mampu menggunting dan membuat bentuk, dan
membuat catatan-catatan untuk penilaian.
Pada hari ketiga ini peneliti mengenalkan bentuk telepon dari kaleng susu
bekas dalam kegiatan menggunting dan membuat bentuk, kemudian peneliti
memperagakan bagaimana cara menggunting dan membuat bentuk telepon dari
kaleng susu bekas di depan anak didik. Peneliti juga tetap memberikan motivasi
dan bimbingan kepada anak didik yang belum mampu menggunting dan membuat
bentuk. Tingkat keberhasilan pada hari ketiga yaitu 13 anak dari 18 anak didik,
atau naik menjadi 72%. Peneliti masih akan terus memperbaiki dihari berikutnya
karena target keberhasilan kemampuan menggunting dan membuat bentuk pada
anak didik belum tercapai.
Siklus I
Hubungan keduanya dapat dilihat dari hasil refleksi pada pertemuan tiap
siklusnya. Hasil releksi tindakan pada siklus pertama yaitu : Hasil refleksi
tindakan siklus I pada pertemuan pertama adalah hasil refleksi pertemuan pertama
pada kegiatan menggunting dan membuat bentuk adalah persiapan yang telah
dilakukan guru sudah baik, namun penggunaan media yang digunakan masih
belum maksimal. Pada pertemuan kedua, media berfungsi dengan baik dan anak–
anak aktif melakukan kegiatan menggunting dan membuat bentuk. Namun guru
belum memberikan motivasi kepada anak dengan baik sehingga anak mengeluh
dan cepat lelah. Penggunaan media bahan bekas pada pertemuan ketiga belum
dapat optimal karena pengorganisasian anak oleh guru belum berhasil. Pada
pertemuan keempat, perbaikan pada penggunaan media yang diterapkan pada
kegiatan cukup berhasil sehingga kegiatan menggunting dan membuat bentuk
berlangsung dengan baik. Pada pertemuan kelima keterampilan anak dalam
kegiatan menggunting dan membuat bentuk belum menunjukan peningkatan yang
diharapkan sehingga perlu dilakukan upaya tindakan perbaikan pada siklus kedua.
Kriteria Penilaian
Kegiatan Jumlah
No
Pembelajaran Sudah Berhasil Belum Berhasil Anak
18
16
14 13 13.25
12.25
12
Jumlah anak
10 Pertemuan 1
Pertemuan 2
8
Pertemuan 3
6
4
2
0
Pertemuan
Gambar 1. Rata-rata skor jurnal belajar