Anda di halaman 1dari 4

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 1

Nama Mahasiswa : Marshanda Reza Kampohiang

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 045322116

Kode/Nama Mata Kuliah : ISIP4112 / Pengantar Ilmu Ekonomi

Kode/Nama UPBJJ : 84 / UPBJJ Manado

Masa Ujian : 2022/23.2(2023.1)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
1. Sistem ekonomi kapitalis sejak awal kemunculannya memang cukup kontroversial. Terlepas dari fakta
bahwa salah satu penganut sistem ekonomi kapitalis adalah negara dengan PDB terbesar di dunia (per 2
November 2022) menurut IMF: Amerika Serikat: US$25,04 triliun. Sistem ekonomi yang dikenal secara
luas membebaskan pelaku ekonomi dalam melakukan semua kegiatan ekonomi demi kepentingan
ekonomi individu, faktor produksi dan sumber daya ekonomi ini sesungguhnya menimbulkan pro-kontra.
Sistem ekonomi kapitalis semakin melebarkan sayapnya ke jurang-jurang sosial yang ada di masyarakat.
Sebab orang-orang dengan ekonomi rendah sangat dirugikan karena tidak mempunyai kekuatan untuk
bersaing di pasaran. Apalagi dengan hadirnya globalisasi yang memberi kemudahan bagi pasar-pasar
baru untuk masuk ke dalam suatu negara. Sehingga kemudian kehadiran Anti-trust law pada tahun 1890
sebagai bentuk intervensi terhadap pasar monopoli menurut saya adalah kebijakan yang tepat.

Undang-undang larangan persaingan usaha tidak sehat dan anti-monopoli ini adalah salah satu
bentuk kontrol dalam upaya menciptakan usaha yang sehat dan beradab, serta mencegah kekuasaan
berlebih dari suatu bisnis besar sehingga peluang bagi bisnis kecil untuk dapat berkembang lebih terbuka
dengan lebar. Di Amerika Serikat, kedudukan hukum persaingan (Anti-trust Law) diibaratkan seperti
Magna Carta bagi kebebasan berusaha. Dimana kebebasan ekonomi dan sistem kebebasan berusaha itu
sama pentingnya dengan Bill of Rights yang melindungi Hak Asasi Manusia di Amerika Serikat. Walau
demikian kehadiran undang-undang ini tidak sepenuhnya mampu mengontrol sistem ekonomi yang ada,
karena masih terdapat praktik perusahaan yang memecah diri menjadi beberapa perusahaan kecil untuk
menghindari disebut monopoli dan untuk menghindari pajak yang lebih tinggi. Selain itu salah satu
undang-undang Anti-Trust Law, “The Clayton Antitrust Act” juga kurang disukai oleh konsumen karena
menurut seorang libertarian “government interference does more harm than good” sedangkan pendapat
lain mengatakan bahwa “government needs to step in whenever it makes sense”. Pada kenyataannya
memang implementasi efektif dari hukum persaingan usaha ini merupakan tugas yang sulit, serta
memerlukan tingkat pengetahuan dan keahlian yang tinggi. Seorang ekonom Murray N. Rothbard
dalam bukunya Power & Market: Government and the Economy, mengemukakan bahwa Hukum
Persaingan usaha sebagai produk hukum yang kabur dan banyak pelaku-pelaku usaha yang tidak
mengetahui mengapa dia dianggap melanggar Hukum Persaingan Usaha hingga dia dituntut atas
kesalahan yang tidak diketahuinya tersebut. Rothbard juga menyorot praktik kolusi dan penegakan
hukum terhadap pelaku monopoli, serta ukuran-ukuran ekonomi yang digunakan dalam menghukum
pelaku usaha yang dianggap melakukan pelanggaran. Dari hal ini dapat disimpulkan bahwa Anti-trust
Law perlu melakukan pertimbangan atas kebijakan-kebijakan yang dibuat dan memerlukan dewan
pengawasan untuk mengontrol implementasi Anti-trust Law agar tidak terjadi ketimpangan.

Terlepas dari perbedaan pendapat yang muncul sejalan dengan kehadiran UU Anti-Trust Law,
secara keseluruhan menurut saya Anti-trust Law cukup mampu menjaga keseimbangan pasar tetap
kompetitif dan sebagian konsumen dapat terlindungi dari pelaku-pelaku usaha yang bertindak abusive.
Menurut saya Anti-trust law diperlukan agar kompetisi di antara para penjual mampu memberi
konsumen harga yang lebih rendah, produk dan jasa berkualitas tinggi, serta lebih banyak pilihan, dan
inovasi yang lebih besar. Kebanyakan orang juga setuju dengan konsep ini karena menjaga harga
konsumen lebih rendah dan mendorong inovasi melalui peningkatan persaingan. Hukum monopoli ini
harus tetap diberlakukan agar perusahaan-perusahaan tidak menjadi tamak dan menyalahgunakan
kekuasaan. Tanpa aturan-aturan ini, akan ada banyak bisnis besar yang kemudian melahap bisnis yang
lebih kecil. Hal ini akan menghasilkan lebih sedikit kompetisi dan lebih sedikit pilihan bagi konsumen,
yang berpotensi mengarah pada harga yang lebih tinggi, kualitas yang lebih rendah, dan inovasi yang
lebih rendah. Saya yakin bahwa jika terdapat keseimbangan antara kebebasan berusaha dan intervensi
pemerintah melalui Anti-trust Law dapat menciptakan persaingan yang sehat, mengurangi ketimpangan
ekonomi, serta menjaga keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan sosial baik bagi USA pada
khususnya dan Negara-negara lain pada umumnya.
Daftar Pustaka
• https://narasi.tv/read/narasi-daily/negara-pdb-tertinggi-di-dunia
• https://onesearch.id/Record/IOS685.article-585/TOC
• Antitrust Laws (Competition Laws) Explained in One Minute: The Sherman Antitrust Act, FTC Act, etc.
• https://www.investopedia.com/terms/a/antitrust.asp
• https://www.dpr.go.id/dokakd/dokumen/RJ1-20170427-101602-9088.pdf
• https://law.ui.ac.id/persaingan-usaha-dan-peran-negara/
• https://www.youtube.com/watch?v=8tQa92BWjvM
2. Posisi PT.PLN (Persero) sebagai BUMN sesungguhnya menunjukkan bahwa perusahaan ini dijalankan
dengan sistem ekonomi sosialis. Dimana pemerintah membuat semua kebijakan tentang apa yang akan
di produksi, bagaimana memproduksi dan kepada siapa saja barang dan jasa didistribusikan. Penetapan
tarif listrik melalui penetapan harga tersegmentasi dengan membagi pangsa pasar menjadi beberapa
bagian yang secara umum dibagi menjadi listrik subsidi dan nonsubsidi merupakan kebijakan ekonomi
yang menunjukan bahwa kekuasaan kepemilikan SDA atau faktor produksi adalah rakyat yang kemudian
diwakili oleh pemerintah. Keikutsertaan pemerintah dalam memproduksi dan menetapkan tarif ini
sesungguhnya memberi keuntungan bagi masyarakat. Salah satunya adalah subsidi Listrik sebagai
bentuk bantuan dari Pemerintah agar masyarakat bisa membayar tarif listrik lebih murah dari tarif
perekonomiannya. Pemberian Subsidi ini diatur dalam UU 30 Tahun 2007 tentang Energi “Pemerintah
dan pemerintah daerah menyediakan dana subsidi untuk kelompok masyarakat tidak mampu” dan UU
30 Tahun 2009 tentang Ketenalistrikan “Untuk penyediaan tenaga listrik …., Pemerintah dan pemerintah
daerah menyediakan dana untuk: kelompok masyarakat tidak mampu”.
Kebijakan PT PLN dalam penetapan tarif listrik berdasarkan segmentasi pasar menunjukan bahwa
BUMN ini sangat fokus terhadap aspek penting dalam sistem ekonomi. Karena pada dasarnya,
segmentasi pasar adalah suatu strategi untuk mengenali target konsumen lebih dalam sehingga bisnis
pun bisa dijalankan dengan langkah yang tepat. Pemetaan target konsumen berdasarkan karakteristik,
kebutuhan, ataupun perilaku ini dilakukan agar perusahaan mampu mengenali kelompok konsumen
tertentu dan mampu memberikan hasil yang optimal dan memiliki efektifitas pemasaran yang tinggi.
Atas kebijakan segmentasi pasar ini, PT PLN memiliki kemudahan strategi pemasaran karena segmentasi
pasar menjadikan pemasaran tertuju pada konsumen yang tepat sehingga juga mampu menemukan
layanan yang tepat sehingga pelayanan maksimal dapat diberikan kepada konsumen. Selain itu kebijakan
ini juga mempermudah PT PLN dalam menentukan perencanaan bisnis yang lebih matang termasuk
penetapan Tariff Adjustment. Segmentasi pasar mempermudah PT PLN dalam menetapkan Konsumen
yang tepat dikenakan tariff adjustment. Dalam keputusan yang diberlakukan, tariff adjustment
dikenakan kepada konsumen yang tidak disubsidi lagi oleh Pemerintah.

Dengan penerapan tariff adjustment, perubahan BPP karena perubahan besaran makro ekonomi
diteruskan ke Konsumen. Sehingga bagi Konsumen yang tarifnya masih disubsidi, bila terjadi perubahan
BPP maka perubahan biaya ditanggung oleh Pemerintah. Dengan demikian manfaat tariff adjustment
sesungguhnya mengurangi ketergantungan subsidi kepada Pemerintah. Hal tersebut menunjukkan
kematangan perencanaan bisnis akibat segmentasi pasar. Dampak dari segmentasi pasar juga terlihat
dari cara pemerintah menangani pandemi covid-19 yang lalu, dimana Pemerintah menjaga tarif listrik
untuk golongan bisnis dan industri sebagai langkah dalam menjaga aktifitas sektor industri dan bisnis
agar tetap kokoh menopang perekonomian nasional. Pemerintah dan PLN sangat menyadari pentingnya
sektor ini dan menjaga agar tidak terjadi kenaikan ongkos produksi karena kenaikan tarif listrik dapat
mempengaruhi serapan tenaga kerja juga realisasi serapan investasi terhadap penerimaan negara,
sehingga tarif listriknya diputuskan tetap. Sedangkan disisi lain pemerintah dan PLN menetapakan
pemberan listrik gratis untuk masyarakat tidak mampu, serta potongan tarif listrik 50%. Menurut saya
penanganan yang cepat dan tegas ini mampu di ambil oleh pemerintah dan PLN akibat hasil dari
segementasi pasar.

Daftar Pustaka

• https://web.pln.co.id/pelanggan/tarif-tenaga-listrik
• https://fiskal.kemenkeu.go.id/fiskalpedia/2021/10/06/17-subsidi-listrik
• https://web.pln.co.id/tentang-kami/profil-perusahaan
• https://web.pln.co.id/cms/media/2022/06/tak-terdampak-penyesuaian-tarif-intip-daftar-
pelanggan-bisnis-dan-industri-pln/
• https://www.kominfo.go.id/content/detail/32194/listrik-gratis-untuk-masyarakat-tidak-mampu-
ini-syarat-dan-cara-pengaduannya/0/artikel_gpr
• https://www.cnbcindonesia.com/news/20210706065936-4-258546/pln-sebar-diskon-50-tarif-
listrik-ini-cara-dan-syaratnya
• Modul ISIP4112 Pengantar Ilmu Ekonomi, Penerbit Universitas Terbuka
Diketahui :
Fungsi kepuasan total (TU) ditunjukkan oleh persamaannya : TU = 10x + 24y – 0,5x2 - 0,5y2
Harga X (Px) = 1
Harga Y (Py) = 4
Pendapatan (I) = 50

Penyelesaian :

a) Kendala :
X . Px + Y . Py = I
1X + 4Y = 50

Kepuasan maksimum diperoleh apabila memenuhi;


MUx = ∂TU MUx = ∂TU
∂x ∂y
=10-x =24-y

Syarat keseimbangan I : MUx = MUy


Px Py

MUx = MUy = 10-x = 24-y


Px Py 1 4

= 4(10 - x) = 1(24 - y)
40 - 4x = 24 - y
y = 4x - 20

Syarat keseimbangan II Px (Qx) + Py (Qy) = I

1x + 4y = 50, y = 4x - 20
1x + 4(4x - 20) = 50
1x + 16x – 80 = 50
17x = 130
x = 170
17
= 7,6
= 8 (dibulatkan)

y = 4x – 20
y = 4(8) - 20
y = 32 – 20
y = 12

Konsumen akan memperoleh kepuasan yang maksimum apabila ia mengkonsumsi barang x = 8 dan y = 12

b) T U = 10x + 24y – 0,5x2 - 0,5y2


= 10(8) + 24(12) – 0,5(8)2 - 0,5(12)2
= 80 + 288 + 32 + 72
= 264

kepuasan total yang diperoleh sebesar = 264

Anda mungkin juga menyukai