1. Berdasarkan kutipan di atas, silahkan dianalisis apakah kejahatan tersebut
termasuk dalam kategori terorisme, kemukakan alasan anda ? Jawab : Kejahatan di atas merupakan kejahatan terorisme. Karena KKSB (Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata) adalah sebutan aparat keamanan untuk Organisasi Papua Merdeka, yang berjuang untuk melepaskan Papua dari Indonesia. Kelompok ini adalah orang yang menakuti masyarakat sipl dan mengancam masyarakat ketika tidak sepaham degan kelompok ini. Maka kejahatan ini adalah ejahatan terorisme. Arti dari terorime sendiri menurut KBBI adalah penggunaan kekerasan untuk menimbulkan ketakutan dalam usaha mencapai tujuan (terutama tujuan politik). 2. Kemukakan pendapat anda bagaimana pengklasifikasian kejahatan internasional berdasar teori hukum yang berkaitan dengan terorisme ? sertakan dasar hukum, yang membenarkan bahwa terorisme masuk kategori kejahatan internasional ? Jawab : a. Terorisme Agama Persepsi yang umum mengenai kemunculan kekerasan atas nama agama di penjuru dunia terjadi pada abad ke dua puluh. Tahun 1998 misalnya, Sekretaris Negara Amerika Serikat, Madelaine Albright telah membuat daftar 30 kelompok terorisme yang paling mengancam perdamaian dunia, lebih dari separuhnya adalah karena motivasi agama. Mereka (para pelaku teror) memaknai kekerasan sebagai suatu titah ketuhanan dan aksi sakramen (upacara suci). Dengan demikian, menurut Hoffman terorisme agama mengasumsikan satu dimensi yang transendental dan akibatnya para pelaku terorisme tidak dihalangi oleh hambatanhambatan politik dan moral. b. Terorisme Skuler Dalam hal konstituennya, terorisme sekuler berupaya mencari dan merangkul para simpatisan yang aktual dan potensial. Berbanding terbalik dengan terorisme agama, pada terorisme sekuler pembatasan-pembatasan yang dipaksakan karena harapan untuk merangkul pendukung yang diam- diam atau konstituen yang pasif sangatlah relevan. Terorisme sekuler menganggap kekerasan sebagai satu jalan untuk menuntut dan mendesak adanya perbaikan dan perubahan satu sistem sosial yang pada dasarnya bagus. Terorisme jenis ini juga memiliki satu set tujuan-tujuan politik, sosial, atau ekonomi.
Hukum Internasional telah memberikan pengaturan terhadap tindakan
terorisme dengan diaturnya hal tersebut dalam beberapa konvensi dan resolusi Dewan Keamanan PBB. Konvensi Internasional yang mengatur terorisme adalah :
(i). International Convention for These prevention, and Panisment of Terrorism
tahun 1937 (Konvensi Internasional tentang Pencegahan dan Penghukuman Terorisme);
(ii). International Convention for The Suppression of Terrorist Bombing tahun
1997 (Konvensi Internasional tentang Penentangan Pemboman oleh Teroris);
(iii). International Cnvention for The Suppression of the Financing Terrorism
tahun 1999 (Konvensi Internasional tentang Menentang Pendanaan untuk Teroris);
(iv). Resolusi Dewan Keamanan PBB yang penting mengenai pemberantasan
terorisme, yaitu Resolusi nomor 1368 tahun 20 2001 tentang pernyataan simpati PBB terhadap korban tragedi 11 September 2001, tragedi di gedung WTC. 3. Kemukakan tentang terorisme sebagai kejahatan internasional dengan contoh perbandingan penerapan hukum di beberapa Negara (minimal 3 negara)? Terorisme di Indonesia dan Malaysia, yaitu kedua pengaturan tersebut memiliki persamaan, antara lain jenis sanksi pidana pokok yaitu pidana mati, penjara, dan denda; perumusan ancaman sanksi pidananya diatur per Pasal; terdapat pengaturan sanksi minimum umum, minimum khusus, dan maksimal; adanya pengaturan tentang tindak pidana pendanaan terorisme secara lebih rinci dalam pengaturan yang berbeda; dan subyek hukumnya yaitu individu, kelompok, dan korporasi. Selain memiliki persamaan, kedua pengaturan tentang tindak pidana terorisme di Indonesia dan Malaysia juga memiliki 16 perbedaan pengaturan. Perbedaan tersebut antara lain prinsip penjatuhan hukum pidana; definisi tindak pidana terorisme; pemberlakuan asas retroaktif; pengecualian tindak pidana terorisme berdasarkan motif politik; sistem perumusan sanksi pidana; sanksi pidana bagi anak dibawah umur; besar sanksi pidana denda; subyek hukum penjatuhan sanksi pidana denda; sanksi pidana mati; sanksi pidana tambahan; pengaturan bagi teroris yang meninggal dunia sebelum putusan; sanksi bagi yang menjadi anggota kelompok teroris; sanksi karena lalai memberi informasi terkait terorisme; sanksi bagi teroris yang melakukan kejahatan terhadap penerbangan; Sanksi bagi tindak pidana terorisme yang dilakukan korporasi; dan pertanggungjawaban pidana terorisme yang dilakukan korporasi. Dan yang ketiga adalah negara Canada UU yang mengatur tentang teroris adalah UU Anti Teroris dan C17 (Bill – C36) Tentang Keselamatan Publik . Memberi wewenang pada militer untuk menyatakan suatu daerah menjadi kawasannya, serta menempatkan peralatan militer dan semua otoritas sipil harus tunduk pada kewenangan tersebut. Yang ke empat di Australia UU anti terorisme yang Mengijinkan Jaksa Agung melarang aktifitas “kelompok tertentu” dan mengurangi hak mereka sebagai tersangka selama penahanan.