Anda di halaman 1dari 3

Tugas 1 Hukum Pidana Internasional

Nama : Resti Apriani (042601357)

1. Berdasarkan kutipan di atas, silahkan dianalisis apakah kejahatan tersebut


termasuk dalam kategori terorisme, kemukakan alasan anda ?
Jawab :
Kejahatan di atas merupakan kejahatan terorisme. Karena KKSB (Kelompok
Kriminal Separatis Bersenjata) adalah sebutan aparat keamanan untuk
Organisasi Papua Merdeka, yang berjuang untuk melepaskan Papua dari
Indonesia. Kelompok ini adalah orang yang menakuti masyarakat sipl dan
mengancam masyarakat ketika tidak sepaham degan kelompok ini. Maka
kejahatan ini adalah ejahatan terorisme. Arti dari terorime sendiri menurut KBBI
adalah penggunaan kekerasan untuk menimbulkan ketakutan dalam usaha
mencapai tujuan (terutama tujuan politik).
2. Kemukakan pendapat anda bagaimana pengklasifikasian kejahatan internasional
berdasar teori hukum yang berkaitan dengan terorisme ? sertakan dasar hukum,
yang membenarkan bahwa terorisme masuk kategori kejahatan internasional ?
Jawab :
a. Terorisme Agama
Persepsi yang umum mengenai kemunculan kekerasan atas nama agama di
penjuru dunia terjadi pada abad ke dua puluh. Tahun 1998 misalnya,
Sekretaris Negara Amerika Serikat, Madelaine Albright telah membuat
daftar 30 kelompok terorisme yang paling mengancam perdamaian dunia,
lebih dari separuhnya adalah karena motivasi agama. Mereka (para pelaku
teror) memaknai kekerasan sebagai suatu titah ketuhanan dan aksi
sakramen (upacara suci). Dengan demikian, menurut Hoffman terorisme
agama mengasumsikan satu dimensi yang transendental dan akibatnya
para pelaku terorisme tidak dihalangi oleh hambatanhambatan politik dan
moral.
b. Terorisme Skuler
Dalam hal konstituennya, terorisme sekuler berupaya mencari dan
merangkul para simpatisan yang aktual dan potensial. Berbanding terbalik
dengan terorisme agama, pada terorisme sekuler pembatasan-pembatasan
yang dipaksakan karena harapan untuk merangkul pendukung yang diam-
diam atau konstituen yang pasif sangatlah relevan. Terorisme sekuler
menganggap kekerasan sebagai satu jalan untuk menuntut dan mendesak
adanya perbaikan dan perubahan satu sistem sosial yang pada dasarnya
bagus. Terorisme jenis ini juga memiliki satu set tujuan-tujuan politik,
sosial, atau ekonomi.

Hukum Internasional telah memberikan pengaturan terhadap tindakan


terorisme dengan diaturnya hal tersebut dalam beberapa konvensi dan resolusi
Dewan Keamanan PBB. Konvensi Internasional yang mengatur terorisme adalah :

(i). International Convention for These prevention, and Panisment of Terrorism


tahun 1937 (Konvensi Internasional tentang Pencegahan dan Penghukuman
Terorisme);

(ii). International Convention for The Suppression of Terrorist Bombing tahun


1997 (Konvensi Internasional tentang Penentangan Pemboman oleh Teroris);

(iii). International Cnvention for The Suppression of the Financing Terrorism


tahun 1999 (Konvensi Internasional tentang Menentang Pendanaan untuk
Teroris);

(iv). Resolusi Dewan Keamanan PBB yang penting mengenai pemberantasan


terorisme, yaitu Resolusi nomor 1368 tahun 20 2001 tentang pernyataan
simpati PBB terhadap korban tragedi 11 September 2001, tragedi di gedung
WTC.
3. Kemukakan tentang terorisme sebagai kejahatan internasional dengan contoh
perbandingan penerapan hukum di beberapa Negara (minimal 3 negara)?
Terorisme di Indonesia dan Malaysia, yaitu kedua pengaturan tersebut
memiliki persamaan, antara lain jenis sanksi pidana pokok yaitu pidana mati,
penjara, dan denda; perumusan ancaman sanksi pidananya diatur per Pasal;
terdapat pengaturan sanksi minimum umum, minimum khusus, dan maksimal;
adanya pengaturan tentang tindak pidana pendanaan terorisme secara lebih rinci
dalam pengaturan yang berbeda; dan subyek hukumnya yaitu individu, kelompok,
dan korporasi. Selain memiliki persamaan, kedua pengaturan tentang tindak
pidana terorisme di Indonesia dan Malaysia juga memiliki 16 perbedaan
pengaturan. Perbedaan tersebut antara lain prinsip penjatuhan hukum pidana;
definisi tindak pidana terorisme; pemberlakuan asas retroaktif; pengecualian
tindak pidana terorisme berdasarkan motif politik; sistem perumusan sanksi
pidana; sanksi pidana bagi anak dibawah umur; besar sanksi pidana denda;
subyek hukum penjatuhan sanksi pidana denda; sanksi pidana mati; sanksi pidana
tambahan; pengaturan bagi teroris yang meninggal dunia sebelum putusan; sanksi
bagi yang menjadi anggota kelompok teroris; sanksi karena lalai memberi
informasi terkait terorisme; sanksi bagi teroris yang melakukan kejahatan
terhadap penerbangan; Sanksi bagi tindak pidana terorisme yang dilakukan
korporasi; dan pertanggungjawaban pidana terorisme yang dilakukan korporasi.
Dan yang ketiga adalah negara Canada UU yang mengatur tentang teroris
adalah UU Anti Teroris dan C17 (Bill – C36) Tentang Keselamatan Publik .
Memberi wewenang pada militer untuk menyatakan suatu daerah menjadi
kawasannya, serta menempatkan peralatan militer dan semua otoritas sipil harus
tunduk pada kewenangan tersebut.
Yang ke empat di Australia UU anti terorisme yang Mengijinkan Jaksa
Agung melarang aktifitas “kelompok tertentu” dan mengurangi hak mereka
sebagai tersangka selama penahanan.

Anda mungkin juga menyukai