Anda di halaman 1dari 13

7

GRAVEL–PACK PLACEMENT

7.1 Pendahuluan

Penempatan gravel pack menyangkut operasi operasi yang diperlukan untuk


membawa gravel dari permukaan ke interval komplesi untuk membentuk filter
pada dasar sumur sehingga fluida dapat mengalir melaluinya tetapi akan
mencegah masuknya pasir dari formasi. Gravel pack harus tempatkan
sedemikian rupa sehingga merupakan suatu susunan yang seragam (uniform)
dengan porositas antara 38 sampai 39 %. Gravel pack juga harus ditempatkan
sehingga tidak mengurangi produktivitas sumurnya. Fluida dengan viskositas
rendah atau tinggi dapat digunakan pada beberapa metoda penempatan
(placement) dari permukaan ke interval komplesinya. Fluida transport dan teknik
penempatan yang dipilih tergantung pada:
 Kondisi sumur,
 Kemungkinan sukses,
 Biaya.

7.2 Pemilihan Fluida

Macam macam Fluida yang umum digunakan untuk mengalirkan gravel slurry ke
interval komplesi:

1. Fluida dengan dasar air (Water-based Fluids)


2. Fluida dengan dasar minyak (Oil-based Fluids)
3. Emulsi
4. Busa (foam)

Fluida yang digunakan dapat diatur untuk mengontrol sumur, ini tergantung pada
tekanan reservoirnya:

1. Densitas fluida (tertinggi 18 lbm/gal)


2. Kelarutan garam
3. Solid free

1
Beberapa Kelakuan Fluida Transport:

 Fluida pembawa slurry gravel dapat ditinggikan dengan menambahkan


polimer.
 Viskositas fluida transport tergantung pada konsentrasi garam dan
temperatur.
 Jenis garam yang digunakan dapat merupakan suatu kombinasi dari
beberapa jenis garam.
 Keuntungan dari viskositas tinggi yaitu dapat menahan (suspend) solid gravel
yang dicampurkan.
 Viskositas fluida transport yang rendah hanya dapat membawa konsentrasi
slurry sebesar 1.0 lbm / gallon. ( ini berarti 1 lbm gravel dicampur kedalam 1
gallon fluida komplesi, sehingga volume totalnya lebih besar dari satu gallon).
 Fluida dengan harga viskositas tinggi dapat membawa konsentrasi gravel
melebihi 15 lbm/gal.

Tabel 7.1 menunjukkan beberapa sifat fluida transport yang umum digunakan
untuk membawa gravel ke interval komplesi didalam sumur.

Tabel 7.1 - Sifat sifat Fluida Gravel Pack


Fluida Densitas (lbm/gal) Viskositas (cp pada
60F)
Air tawar (Fresh water) 8.33 1
Garam NaCl 8.33 - 9.6 1 - 3
Garam CaCl2 8.33 - 11.6 1 - 20
Garam KCl 8.33 - 9.8 1 - 2
Garam CaBr2 8.33 - 15.1 1 - 30
Garam NaBr2 8.33 - 12.7 1 - 20
Garam ZnBr2 8.33 - 19.0 1 - 20
Minyak (oil) 7.0 1 - 100
Emulsi 8.33 - 11.0 5 - 100

2
Busa 0.3 - 4.0 1 - 50

7.3 Teknik Pemampatan Gravel

Pemilihan fluida untuk trasport gravel dalam banyak hal tidak merupakan issue
yang penting. Metoda pemampatan gravel seperti conventional dan slurry
dapat menghasilkan suatu komplesi dengan produktivitas yang tinggi asalkan
pemilihan yang tepat dari metodanya dilakukan dengan prosedur yang tepat dan
sesuai pada lubang perforasi dan di annulus sekitar saringan (screen). Apapun
jenis fluida yang dipilih, jenis material, peralatan dan teknik penempatan tetap
harus diseleksi sehingga dapat menghasilkan suatu komplesi dengan
produktivitas yang memuaskan dan tanpa produksi pasir. Secara umum teknik
pemampatan gravel dapat digolongkan menjadi dua, yaitu :

 Conventional Packing dan


 Slurry Packing

7.3.1 Conventional Packing

Cara ini sering disebut dengan circulation gravel packing. Dengan teknik ini,
gravel ditempatkan dengan menggunakan konsentrasi rendah, yaitu kurang dari
2 lbm/gal dan fluida yang digunakan mempunyai viskositas rendah.
Secara umum kegunaan dan ciri ciri dari conventional packing antara lain yaitu:

 Cara ini umum digunakan setelah perforasi selesai di prepack dengan


gravel atau pada suatu open hole.

 Fluida yang umumnya digunakan yaitu larutan garam yang telah difilter
dan dicampur dengan gravel sehingga mempunyai konsentrasi antara
0.5 sampai 1.0 lbm/gal.

3
 Gravel umumnya dicampur dengan fluida melalui suatu gravel injektor
dengan laju alir antara 0.5 sampai dengan 3.0 bbl/min.

 Teknik Conventional packing cocok untuk digunakan pada semua


metoda penempatan (placement).

 Gambar 8.1 adalah suatu penempatan gravel dengan cara


conventional packing dan peralatan crossover pada sumur dengan
deviasi antara 0 s/d 45o dari vertikal. Disini fluida campuran gravel
dialirkan melalui annulus, antara casing (open hole) dan screen
dimana gravel dipadatkan dari dasar komplesi interval sampai ke batas
atas interval.

 Fluida transport kemudian masuk melalui wash pipe (pipa pembersih)


mengalir keatas dan keluar kearah annulus (melalui crossover) terus
kepermukaan.

 Kenaikan tekanan pompa dapat kelihatan ketika permukaan gravel


telah mencapai saringan telltale. Telltale screen mempunyai panjang
interval kurang lebih 5 feet untuk interval komplesi yang pendek dan
sampai ukuran panjang 30 feet untuk interval gravel yang panjang.

 Beberapa operator tidak menggunakan telltale screen pada bagian


atas nya, dan hanya menambah panjang screennya.

 Antara screen dan telltale biasanya dipasang blank-pipe (pipa buta)


yang panjangnya 5 ft keatas dan 5 ft kebawah. Pipa ini disebut dengan
gravel reserve. Maksud dari pemasangan ini yaitu untuk menggantikan
gravel pack yang mungkin hilang karena proses settling selama hidup
komplesinya.

4
 Ketika digunakan fluida dengan viskositas yang rendah, volume
reserve gravel pack biasanya sama dengan kebalikan dengan
screennya. Akan tetapi ini tergantung dari kondisi sumur dan panjang
interval komplesinya. Sebagai contoh pada interval yang pendek
biasanya mempunyai volume reserve gravel yang lebih besar bila
dibandingkan untuk interval screen yang panjang.

Keuntungan dari Conventional Gravel Packing:

 Adanya indikasi positif pada permukaan gravel pada komplesi gravel.


 Tidak ada campuran yang komplek dari fluida yang digunakan.
 Konsentrasi gravel rendah.
 Setelah selesai penempatan hanya terjadi sedikit proses settling.
 Cocok untuk interkomplesi yang panjang dan sumur dengan sudut
yang besar (deviation wells)

Kerugian dari Conventional Gravel Packing:

 Waktu penempatan gravel lama, terutama untuk komplesi yang


panjang.
 Kemungkinan terjadi erosi selama proses penempatan gravel.
 Diperlukan prepack jika air digunakan sebagai fluida pembawa gravel.
 Dapat terjadi segregasi / pemisahan pada ukuran gravel.
 Pada kondisi tertentu dapat terjadi loss fluida yang tinggi.

7.3.2 Slurry Packing

Metoda ini sudah digunakan secara luas dan berhasil dalam proses
menempatkan gravel pada sumur yang digravel packing. Fluida yang digunakan
untuk membawa gravel disini yaitu minyak yang kental (viscous) atau air gel

5
dengan konsentrasi gravel tinggi. Dibandingkan dengan cara konvensional,
slurry packing lebih effisien dan lebih banyak sukses-nya.

Sistem Slurry pack yang menggunakan fluida kental akan mempunyai gaya
suspensi yang lebih baik dibandingkan dengan cara konvensional. Disamping itu,
efisiensi pengangkutannya lebih effisien bila dibandingkan terhadap fluida
pembawa dengan viskositas lebih rendah. Penempatan gravel pada lubang
perforasi dengan menggunakan cairan yang kental akan sangat effektif. Secara
umum keuntungan menggunakan Slurry packing ini, yaitu:

 Mengurangi terjadinya pencampuran antara gravel dan batuan pasir formasi,


 Mengurangi fluid loss ke formasi, sehingga potensial kerusakan formasi
berkurang.
 Mengurangi kerusakan pada gravel pada waktu proses penempatan.
 Memberikan pack yang lebih padat dalam sumur dan terhadap formasi.
 Mengurangi terjadinya Bridging pada gravel packing.
 Memberikan transportasi yang baik pada gravel packing sumur miring.

Dalam pembuatan sistem slurry sering digunakan 2 % gel potassium chloride.


Akan tetapi disarankan menggunakan HEC (Hydroxyethylcellulose) yang
merupakan polymer sebagai gelnya. Kadang kadang digunakan juga polymer
CMHEC dan modified guard. Bisa ditambahkan juga bahan crossling untuk
menaikan viskositas slurry nya, walaupun jarang.

Pada slurry yang standard, 80 lbm (pounds) HEC dicampur dengan 1000 gallon
larutan garam 2% potassium chloride. Juga ditambahkan suatu viscosity breaker
untuk mencegah terbentuknya gel yang besar setelah gravel packing selesai.
Viskositas fluida yang diharapkan didasar sumur yaitu antara 50 – 100 cp
sehingga masih dapat berfungsi secara baik untuk membawa gravel. Sedangkan
viskositas fluida yang lebih besar dari 100 cp akan mengakibatkan kurang efisien

6
dalam proses packingnya. Disamping itu dapat memperlama proses
pembersihan setelah packing selesai.

Konsentrasi normal dari suatu sistem slurry pack yaitu 15 lbm (pounds) per
gallon fluida gel. Akan tetapi range dari konsentrasi gravel berkisar antara 2 – 20
lbm per gal (ppg). Perlu diketahui bahwa konsentrasi gravel sebesar 15 ppg akan
menempati volume sebesar 63 % dari total volume slurrynya. Ini dapat dijelaskan
seperti berikut: bila slurry menempati sumur sepanjang 100 ft, maka setelah
gravel mulai mengendap, maka 63 ft nya akan diisi oleh gravel. Kenyataan ini
sangat penting dalam medesain gravel packing.

Peralatan peralatan permukaan yang diperlukan untuk suatu slurry packing :

1. Sediakan blender untuk persiapan fluida gel dan untuk mencampur gravel
kedalam fluidanya.
2. Cetrifugal pump untuk menyelurkan slurry dari blender ke triplex pump.
3. Hydraulic pump untuk mempersiapkan sistem hydraulic dan menjalankan
blender.
4. Triplex pump untuk menginjeksi sirkulasi terbalik slurry.
5. Menghubungkan pengukur tekanan, squeeze manifold untuk treatment.

TEKNIK PENEMPATAN GRAVEL

Ada dua teknik penempatan gravel yang paling umum digunakan sekarang,
yaitu:

1. Squeeze Technique
2. One-Trip Cross Over Circulation-Squeeze Technique

7
Teknik Squeeze

Cara ini digunakan untuk grevel packing pada interval packing kurang dari 30 ft.
Selain itu digunakan untuk mendesak gravel masuk kedalam lubang perforasi.
Juga untuk mengisi annulus dan screen. Sedangkan untuk melakukan gravel
pada interval lebih besar dari 30 ft, variasi permeabilitas pada formasinya dapat
mengakibatkan slurry masuk kedalam formasi yang mempunyai permeabilitas
terbesar. Banyak operasi penerapan gravel pack pada interval lebih besar dari
50 ft.

Crosssover sub dan squeeze packer sering digunakan untuk fluida yang kental
(viscous), konsentrasi gravel tinggi.
Laju injeksi slurry dapat digunakan antara 0.5 - 3.0 bbl/min selama perkerjaan
gravel packing. Pada laju rate yang rendah dapat mengakibatkan suspensi yang
cukup, sedangkan pada laju alir yang lebih tinggi akan memberikan kekompakan
yang lebih baik.

Teknik One Trip Crossover Circulation-Squeeze


Teknik ini sering disebut juga sebagai “One Trip Method” dari suatu gravel
packing. Cara ini cocok untuk memasang gravel pack pada interval yang lebih
panjang dari cara squeeze, tetapi juga dapat juga digunakan pada setiap
panjang interval.
Suatu lower tell-tale screen dipasang 3 – 5 feet dibawah screen terpisah dari
screen utama. Diantara kedua screen ini dipasang suatu seal bore atau flapper
valve. Didalam screen dipasang pash pipe (pipa pencuci).
Slurry yang kental disirkulasikan kebawah melalui tubing dan kembali keatas
melalui annulus.

7.4 Teknik Dan Peralatan Untuk Penempatan Gravel

8
Ada beberapa cara atau teknik yang dapat digunakan untuk penempatan gravel
pada sistem gravel packing. Masing masing teknik yang digunakan ini
mempunyai keuntungan dan kekurangannya, tergantung dari orientasi sumur,
kedalaman sumur, panjang interval yang akan diperforasi dan keekonomiannya.
Dari banyak metoda yang digunakan pada dasarnya dikembangkan dari ketiga
metoda yang akan dibicarakan disini yaitu:

1. Metoda Wash-Down
2. Metoda Reverse Circulation
3. Metoda Crossover-placement

Ketiga metoda tersebut diatas pada dasarnya dapat digunakan untuk sumur
sumur yang open hole maupun yang cased hole.

7.4.1 Metoda Wash-Down

Metoda ini menggunakan komplesi yang paling sederhana seperti terlihat pada
Gambar 7.1. Metoda ini disebut juga sebagai metoda Squeeze. Dalam
menggunakan metoda ini, terutama dalam sumur yang dicasing, kebersihan
sumur perlu diperhatikan dan juga kebersihan perforasi, sebelum dilakukan pack
pada perforasinya. Urut urutan dari proses komplesi dalam metoda ini adalah
sebagai berikut.

 Setelah prepack pada perforasi telah selesai, gravel akan tertinggal dalam
casing pada ketinggian tertentu.

 Screen diturunkan sampai mencapai bagian atas dari gravel. Kemudian mulai
dilakukan sirkulasi melalui bagian bawah dari screen (saringan) untuk
membasahi gravel. Gambar 8.12 memperlihatkan peralatan yang digunakan
pada teknik washdown.

9
 Sirkulasi berhenti sampai screen bersih. Gravel diberi kesempatan untuk
mengendap disekitar bagian atas dari saringan atau liner.

 Working string kemudian dilepas dari saringan (screen) dengan


menggunakan suatu backoff sub dan diangkat beberapa feet dari saringan
(screen).

 Sirkulasi terbalik dilakukan melalui pipa pencuci (wash pipe) untuk


meyakinkan bahwa bagian dalam saringan (screen) bersih.

 Jika diperlukan, trip kedua dilakukan untuk menempatkan paker pada bagian
atas dari rangkaian saringan (screen assembly).

Kelemahan dari Teknik Washdown

a. Panjang screen yang dapat di washdown terbatas.


b. Adanya sirkulasi yang tidak kontinu karena penyambungan working string
menyebabkan gravel mengendap disekitar saringan dan ini akan mempersulit
saringan untuk turun lebih lanjut kebawah. Sebagai akibatnya, panjang
pemasangan screen biasanya tidak lebih dari satu sambungan tubing. Jika
tersedia rig yang besah, maka maksimum screen yang bisa dipasang yaitu
terbatas sampai satu stand pipe.

Pada teknik ini, viskositas fluida yang digunakan dapat yang rendah dan juga
yang tinggi. Yang terpenting yaitu gravelnya harus terbasahi oleh fluida gravel
sampai kedalaman yang dirancang.

Gambar 7.13 memperlihatkan beberapa peralatan yang diperlukan dalam teknik


washdown, seperti Bull Plug dengan pisau, standard set shoe dan turbo set
shoe. Bull plug yang dipasang pada bagian bawah dari screen dapat digunakan

10
untuk memutar pipa bila diperlukan. Akan tetapi perlu diingat bahwa screen tidak
didesain untuk kuat menahan daya putar yang besar, sehingga tidak disarankan
untuk memutar pipa. Sedangkan turbojet shoe dan standard shoe alat yang
sering digunakan pada operasi washdown.

7.4.2 Metoda Reverse Circulation

Seperti yang diperlihatkan pada Gambar 7.14, metoda ini memerlukan persiapan
sumur seperti yang dilakukan pada metoda wash down, kecuali semua gravel
disini dibersihkan dari wellbore setelah prepack perforation. Disini screen
dipasang terlebih dahulu pada posisi yang direncanakan, kemudian fluida
pembawa dan gravel bersama sama disirkulasikan melalui annulus dan
diendapkan disekitar bagian luar screen. Metoda ini biasanya digunakan dengan
fluida pembawa yang viskositasnya rendah, akan tetapi fluida dengan viskositas
yang tinggi dapat juga digunakan dengan metoda ini asalkan dengan laju injeksi
yang lebih rendah. Peralatan yang digunakan pada metoda ini sama seperti yang
digunakan pada metoda back-wash seperti releasing tool, back-off sub dan lead
seal.
Kelemahan dari metoda ini yaitu tubing dan casing-nya dapat terkotori oleh
debris yang dapat mempengaruhi permeabilitas gravel packnya. Oleh karena itu
kebersihan menjadi sesuatu yang perlu medapat perhatian.

7.4.3 Metoda Crossover

Kelebihan metoda crossover dibandingkan dengan metoda washdown dan


metoda reverse-circulation yaitu:
 Slurry yang digunakan tidak akan menggesek dan membawa lumpur, karat,
atau scale yang berada pada casing dan bagian luar tubing. Sehingga
bahaya penyumbatan perforasi dan screen berkurang.

11
 Volume working string yang lebih kecil dari annulus (antara working string
dan casing), dapat mengakibatkan kecepatan aliran yang lebih besar, jika
slurry diinjeksikan dengan volume rate yang sama. Ini dapat menyebabkan
terjadinya bridging dan pengurangan waktu penempatan (placement) gravel
disekitar screen.

 Kontrol terhadap fluida dan gravel didalam working string dapat dilakukan
lebih baik.

 Pemasangan packer pada metoda crossover akan memberikan pengarus


yang positif terhadap screen yang ada dibawahnya.

Sedangkan kelemahan dari metoda crossover dibandingkan dengan kedua cara


lainnya yaitu lebih mahal dan ongkos operasinya akan lebih mahal lagi bila
packer yang dipasang mengalami kesulitan pada waktu melepaskannya.

Penempatan gravel pack dengan metoda crossover dapat juga dilengkapi


dengan menggunakan peralatan peralatan seperti:

 Suatu liner hanger (lihat Gambar 7.16)


 Suatu peralatan crossover jenis Cup (Gambar 7.17 dan 7.18)
 Suatu gravel-pack packer (Gambar 7.19)

Peralatan jenis cup merupakan suatu bagian dari working string yang terdiri dari:

 Rangkaian Dual Swab-Cup


 Alat crossover.

Kedua peralatan diatas dapat dilepas setelah proses gravel packing selesai
dilakukan. Setelah selesai gravel packing, trip yang kedua dilakukan untuk
memasang packer atau penyekat pada bagian atas dari rangkaian screen. Selain

12
peralatan tersebut diatas, sering digunakan pipa pembersih (wash pipe) yang
dipasang dibagian dalam screen dengan suatu bach pressure valve. Alat alat ini
dipasang pasa sistem rangkaian screen.

Rangkaian packer dan crossover mempunyai lima fungsi utama, yaitu:

1. Memasang dan mentest paker.


2. Membuat jalur aliran untuk lumpur pasir yang dipompa kebawah masuk
melalui working string dan keluar melalui lubang kecil (port) dibawah packer.
3. Agar dapat mensirkulasi fluida melalui screen dan keluar melalui annulus
antara working dan casing atau memaksa fluida masik ke formasi pada posisi
squeeze.
4. Untuk melepaskan peralatan crossover dari packer.
5. Untuk membalikan arah sirkulasi dan membersihkan working string setelah
lepas dari packer.

Sebelum memilih supplier peralatan dan perusahaan service:

13

Anda mungkin juga menyukai