Gravel Pack Placement
Gravel Pack Placement
GRAVEL–PACK PLACEMENT
7.1 Pendahuluan
Macam macam Fluida yang umum digunakan untuk mengalirkan gravel slurry ke
interval komplesi:
Fluida yang digunakan dapat diatur untuk mengontrol sumur, ini tergantung pada
tekanan reservoirnya:
1
Beberapa Kelakuan Fluida Transport:
Tabel 7.1 menunjukkan beberapa sifat fluida transport yang umum digunakan
untuk membawa gravel ke interval komplesi didalam sumur.
2
Busa 0.3 - 4.0 1 - 50
Pemilihan fluida untuk trasport gravel dalam banyak hal tidak merupakan issue
yang penting. Metoda pemampatan gravel seperti conventional dan slurry
dapat menghasilkan suatu komplesi dengan produktivitas yang tinggi asalkan
pemilihan yang tepat dari metodanya dilakukan dengan prosedur yang tepat dan
sesuai pada lubang perforasi dan di annulus sekitar saringan (screen). Apapun
jenis fluida yang dipilih, jenis material, peralatan dan teknik penempatan tetap
harus diseleksi sehingga dapat menghasilkan suatu komplesi dengan
produktivitas yang memuaskan dan tanpa produksi pasir. Secara umum teknik
pemampatan gravel dapat digolongkan menjadi dua, yaitu :
Cara ini sering disebut dengan circulation gravel packing. Dengan teknik ini,
gravel ditempatkan dengan menggunakan konsentrasi rendah, yaitu kurang dari
2 lbm/gal dan fluida yang digunakan mempunyai viskositas rendah.
Secara umum kegunaan dan ciri ciri dari conventional packing antara lain yaitu:
Fluida yang umumnya digunakan yaitu larutan garam yang telah difilter
dan dicampur dengan gravel sehingga mempunyai konsentrasi antara
0.5 sampai 1.0 lbm/gal.
3
Gravel umumnya dicampur dengan fluida melalui suatu gravel injektor
dengan laju alir antara 0.5 sampai dengan 3.0 bbl/min.
4
Ketika digunakan fluida dengan viskositas yang rendah, volume
reserve gravel pack biasanya sama dengan kebalikan dengan
screennya. Akan tetapi ini tergantung dari kondisi sumur dan panjang
interval komplesinya. Sebagai contoh pada interval yang pendek
biasanya mempunyai volume reserve gravel yang lebih besar bila
dibandingkan untuk interval screen yang panjang.
Metoda ini sudah digunakan secara luas dan berhasil dalam proses
menempatkan gravel pada sumur yang digravel packing. Fluida yang digunakan
untuk membawa gravel disini yaitu minyak yang kental (viscous) atau air gel
5
dengan konsentrasi gravel tinggi. Dibandingkan dengan cara konvensional,
slurry packing lebih effisien dan lebih banyak sukses-nya.
Sistem Slurry pack yang menggunakan fluida kental akan mempunyai gaya
suspensi yang lebih baik dibandingkan dengan cara konvensional. Disamping itu,
efisiensi pengangkutannya lebih effisien bila dibandingkan terhadap fluida
pembawa dengan viskositas lebih rendah. Penempatan gravel pada lubang
perforasi dengan menggunakan cairan yang kental akan sangat effektif. Secara
umum keuntungan menggunakan Slurry packing ini, yaitu:
Pada slurry yang standard, 80 lbm (pounds) HEC dicampur dengan 1000 gallon
larutan garam 2% potassium chloride. Juga ditambahkan suatu viscosity breaker
untuk mencegah terbentuknya gel yang besar setelah gravel packing selesai.
Viskositas fluida yang diharapkan didasar sumur yaitu antara 50 – 100 cp
sehingga masih dapat berfungsi secara baik untuk membawa gravel. Sedangkan
viskositas fluida yang lebih besar dari 100 cp akan mengakibatkan kurang efisien
6
dalam proses packingnya. Disamping itu dapat memperlama proses
pembersihan setelah packing selesai.
Konsentrasi normal dari suatu sistem slurry pack yaitu 15 lbm (pounds) per
gallon fluida gel. Akan tetapi range dari konsentrasi gravel berkisar antara 2 – 20
lbm per gal (ppg). Perlu diketahui bahwa konsentrasi gravel sebesar 15 ppg akan
menempati volume sebesar 63 % dari total volume slurrynya. Ini dapat dijelaskan
seperti berikut: bila slurry menempati sumur sepanjang 100 ft, maka setelah
gravel mulai mengendap, maka 63 ft nya akan diisi oleh gravel. Kenyataan ini
sangat penting dalam medesain gravel packing.
1. Sediakan blender untuk persiapan fluida gel dan untuk mencampur gravel
kedalam fluidanya.
2. Cetrifugal pump untuk menyelurkan slurry dari blender ke triplex pump.
3. Hydraulic pump untuk mempersiapkan sistem hydraulic dan menjalankan
blender.
4. Triplex pump untuk menginjeksi sirkulasi terbalik slurry.
5. Menghubungkan pengukur tekanan, squeeze manifold untuk treatment.
Ada dua teknik penempatan gravel yang paling umum digunakan sekarang,
yaitu:
1. Squeeze Technique
2. One-Trip Cross Over Circulation-Squeeze Technique
7
Teknik Squeeze
Cara ini digunakan untuk grevel packing pada interval packing kurang dari 30 ft.
Selain itu digunakan untuk mendesak gravel masuk kedalam lubang perforasi.
Juga untuk mengisi annulus dan screen. Sedangkan untuk melakukan gravel
pada interval lebih besar dari 30 ft, variasi permeabilitas pada formasinya dapat
mengakibatkan slurry masuk kedalam formasi yang mempunyai permeabilitas
terbesar. Banyak operasi penerapan gravel pack pada interval lebih besar dari
50 ft.
Crosssover sub dan squeeze packer sering digunakan untuk fluida yang kental
(viscous), konsentrasi gravel tinggi.
Laju injeksi slurry dapat digunakan antara 0.5 - 3.0 bbl/min selama perkerjaan
gravel packing. Pada laju rate yang rendah dapat mengakibatkan suspensi yang
cukup, sedangkan pada laju alir yang lebih tinggi akan memberikan kekompakan
yang lebih baik.
8
Ada beberapa cara atau teknik yang dapat digunakan untuk penempatan gravel
pada sistem gravel packing. Masing masing teknik yang digunakan ini
mempunyai keuntungan dan kekurangannya, tergantung dari orientasi sumur,
kedalaman sumur, panjang interval yang akan diperforasi dan keekonomiannya.
Dari banyak metoda yang digunakan pada dasarnya dikembangkan dari ketiga
metoda yang akan dibicarakan disini yaitu:
1. Metoda Wash-Down
2. Metoda Reverse Circulation
3. Metoda Crossover-placement
Ketiga metoda tersebut diatas pada dasarnya dapat digunakan untuk sumur
sumur yang open hole maupun yang cased hole.
Metoda ini menggunakan komplesi yang paling sederhana seperti terlihat pada
Gambar 7.1. Metoda ini disebut juga sebagai metoda Squeeze. Dalam
menggunakan metoda ini, terutama dalam sumur yang dicasing, kebersihan
sumur perlu diperhatikan dan juga kebersihan perforasi, sebelum dilakukan pack
pada perforasinya. Urut urutan dari proses komplesi dalam metoda ini adalah
sebagai berikut.
Setelah prepack pada perforasi telah selesai, gravel akan tertinggal dalam
casing pada ketinggian tertentu.
Screen diturunkan sampai mencapai bagian atas dari gravel. Kemudian mulai
dilakukan sirkulasi melalui bagian bawah dari screen (saringan) untuk
membasahi gravel. Gambar 8.12 memperlihatkan peralatan yang digunakan
pada teknik washdown.
9
Sirkulasi berhenti sampai screen bersih. Gravel diberi kesempatan untuk
mengendap disekitar bagian atas dari saringan atau liner.
Jika diperlukan, trip kedua dilakukan untuk menempatkan paker pada bagian
atas dari rangkaian saringan (screen assembly).
Pada teknik ini, viskositas fluida yang digunakan dapat yang rendah dan juga
yang tinggi. Yang terpenting yaitu gravelnya harus terbasahi oleh fluida gravel
sampai kedalaman yang dirancang.
10
untuk memutar pipa bila diperlukan. Akan tetapi perlu diingat bahwa screen tidak
didesain untuk kuat menahan daya putar yang besar, sehingga tidak disarankan
untuk memutar pipa. Sedangkan turbojet shoe dan standard shoe alat yang
sering digunakan pada operasi washdown.
Seperti yang diperlihatkan pada Gambar 7.14, metoda ini memerlukan persiapan
sumur seperti yang dilakukan pada metoda wash down, kecuali semua gravel
disini dibersihkan dari wellbore setelah prepack perforation. Disini screen
dipasang terlebih dahulu pada posisi yang direncanakan, kemudian fluida
pembawa dan gravel bersama sama disirkulasikan melalui annulus dan
diendapkan disekitar bagian luar screen. Metoda ini biasanya digunakan dengan
fluida pembawa yang viskositasnya rendah, akan tetapi fluida dengan viskositas
yang tinggi dapat juga digunakan dengan metoda ini asalkan dengan laju injeksi
yang lebih rendah. Peralatan yang digunakan pada metoda ini sama seperti yang
digunakan pada metoda back-wash seperti releasing tool, back-off sub dan lead
seal.
Kelemahan dari metoda ini yaitu tubing dan casing-nya dapat terkotori oleh
debris yang dapat mempengaruhi permeabilitas gravel packnya. Oleh karena itu
kebersihan menjadi sesuatu yang perlu medapat perhatian.
11
Volume working string yang lebih kecil dari annulus (antara working string
dan casing), dapat mengakibatkan kecepatan aliran yang lebih besar, jika
slurry diinjeksikan dengan volume rate yang sama. Ini dapat menyebabkan
terjadinya bridging dan pengurangan waktu penempatan (placement) gravel
disekitar screen.
Kontrol terhadap fluida dan gravel didalam working string dapat dilakukan
lebih baik.
Peralatan jenis cup merupakan suatu bagian dari working string yang terdiri dari:
Kedua peralatan diatas dapat dilepas setelah proses gravel packing selesai
dilakukan. Setelah selesai gravel packing, trip yang kedua dilakukan untuk
memasang packer atau penyekat pada bagian atas dari rangkaian screen. Selain
12
peralatan tersebut diatas, sering digunakan pipa pembersih (wash pipe) yang
dipasang dibagian dalam screen dengan suatu bach pressure valve. Alat alat ini
dipasang pasa sistem rangkaian screen.
13