Anda di halaman 1dari 40

KECAMATAN CIPONDOH

Kantor Kecamatan Cipondoh

Cipondoh, pasti orang akan teringat dengan sebuah rawa yang luas
menuju dan dari Kota Tangerang. Kecamatan Cipondoh adalah
salahsatukecamatan di Kota Tangerang yang memiliki rawa. Di kecamatan
ini terdapat obyek wisata Situ Cipondoh dan terminal bus Poris Plawad
yang menghubungkan Tangerang dengan Jakarta. Cipondoh juga
kecamatan yang memiliki lokasi terdekat ke Kota Jakarta Barat. Kecamatan
Cipondoh berbatasan dengan Kecamatan Batuceper dan Kecamatan
Kalideres di sebelah utara, Kecamatan Pinang dan kecamatan Karang

KOTA TANGERANG 240


Tengah di sebelah selatan, kecamatan Tangerang di sebelah barat dan
1
kecamatan Cengkareng di sebelah timur.
Kecamatan Cipondoh dibandingkan 12 (dua belas) kecamatan lain di
Kota Tangerang adalah kecamatan yang beruntung. Karena di depan
kantor kecamatannya terhampar keindahan dan pesona Rawa Cipondoh.
Rawa yang telah meninggalkan sejuta kisah perkembangan masyarakat
Cipondoh dan sekitarnya. Rawa yang telah memberikan kehidupan bagi
penduduknya. Rawa yang ribuan kali ditengok saat melintasi jalan KH.
Hasyim Ashari Cipondoh dari dan ke arah Kota Tangerang.
Sebagai kecamatan, Cipondoh dahulunya merupakan kampung dan
2
menjadi desa dalam wilayah Kecamatan Tangerang. Kecamatan
Cipondoh sekarang berasal dari 4 (empat) Kelurahan induk yaitu
Cipondoh, Poris Plawad, Gondrong dan Petir. Dari empat kelurahan itu
berkembang menjadi sepuluh kelurahan yaitu Cipondoh, Cipondoh Indah,
Cipondoh Makmur, Poris Plawad, Poris Plawad Indah, Poris Plawad Utara,
3
Gondrong, Kenanga, Petir dan Ketapang. Hal ini sesuai juga dengan Perda
Nomor 16 Tahun 2000:
“Wilayah Kerja Kecamatan Cipondoh adalah sebagai berikut :
(1) Kelurahan Cipondoh; (2) Kelurahan Cipondoh Makmur; (3)
Kelurahan Cipondoh Indah; (4) Kelurahan Gondrong; (5) Kelurahan
Kenanga; (6) Kelurahan Petir; (7) Kelurahan Ketapang; (8)
Kelurahan Poris Plawad; (9) Kelurahan Poris Plawad Utara; (10)
4
Kelurahan Poris Plawad Indah.”

1
Pemerintah Daerah Kota Tangerang, Peraturan Daerah Kota Tangerang Nomor 16
Tahun 2000Tentang Pembentukan 7 (Tujuh) Kecamatan, (Pemda Kota Tangerang: 2000), h. 5
2
H. Syamsudin Halim bin H. Jiran, Wawancara Pribadi, 25 Nopember 2016
3
Ibid
4
Pemerintah Daerah Kota Tangerang, Peraturan Daerah Kota Tangerang Nomor 16
Tahun 2000Tentang Pembentukan 7 (Tujuh) Kecamatan, h. 5

KOTA TANGERANG 241


Asal MuasalCIPONDOH

Sebelum menjadi nama kelurahan dan kecamatan, Cipondoh


dahulunya adalah kampung yang luas. Bukti keluasan itu adalah dari
kampung Cipondoh, sekarang menjadi 3 kelurahan yaitu Cipondoh,
5
Cipondoh Indah dan Cipondoh Makmur.

6
Salah satu sisi Rawa Cipondoh

Melacak muasal nama Kampung Cipondoh tidak dapat dipisahkan


dari Rawa Cipondoh. Menurut Ahmad yang dimuat dalam Kompas
menyebutkannya sebagai berikut :
“Danau yang dulunya hanya air sekubangan kecil di tengah
tanah lapang luas, danau yang dulunya hanya sekantung air selebar
sepemandian kebo. Kini, seiring terlewatinya jaman kuda gigit besi,
danau ini makin luas, meluas menyongsong penduduknya mencapai
Kunciran, Pinang, Cipete dan bermuara di Cai Mondok, alias tempat
air mengantong, alias di situ Cipondoh, alias dirawa bin danau
Cipondoh. Jadi ini awalya tempat cai mondok, … “Iya, mondok itu
artinya tinggal di tempat, contoh: mondok dipesantren artinya kita
tinggal di pesantren, cai itu berasal dari bahasa sunda, yang artinya

5
Pemerintah Daerah Kota Tangerang, Peraturan Daerah Kota Tangerang Nomor 16
Tahun 2000Tentang Pembentukan 7 (Tujuh) Kecamatan, h. 5
6
http://assets.kompas.com/data/photo/2015/02/07/18093853ebb08f9a2d54f0c867630a
c81e1de17780x390.jpg

KOTA TANGERANG 242


air, jadi cai mondok nama awalnya, karena mengikut dialek lidah
7
betawi ‘Cipondoh’ lah yang jadi pelafalannya sampai sekarang.”
Dari sini diketahui bahwa muasal Cipondoh berasal dari Cai
Mondok, air yang mengantong (kumpul) akibat pemandian kerbau di masa
lalu. Danau yang dulunya hanya sekantung air selebar sepemandian
kerbau. Seiring terlewatinya jaman danau ini makin meluas. Dikarenakan
perubahan dialek yang menahun lama-kelamaan cai mondok menjadi
Cipondoh. Senada dengan Ahmad, menurut Nurzet (48 th) muasal nama
Cipondoh yaitu :
“Menurut orang tua di rawa Cipondoh masih hutan, masih
banyak binatang buas. Saat musim hujan, tanahnya jadi banyak
guyangan/ kobakan dikarenakan kegiatan dan aktivitas binatang.
Lama-kelamaan jadilah airnya pada mondok di kobakan itu. Karena
itu Cipondoh berarti air yang mondok (ngumpul). Bahkan sampai
akar pohon besar yang menandakan bahwa dahulu rawa Cipondoh
adalah hutan. Akar tunggaknya ada 5 titik, bila kering akan terlihat
8
jelas.”
Mengenai luas rawa Cipondoh Nurzet (48 th) kembali menjelaskan
sebagai berikut :
“Luas rawa sekitar 120 ha, yang meliputi 2 Kecamatan
Cipondoh dan Pinang. Sebelum dimekarkan Cipondoh semua.
Sebelum pemekaran luasnya rawa Cipondoh ke arah selatan hingga
ke Neroktog bahkan sebagian Kunciran Jaya hingga pinggir tol.
9
Dahulunya adalah rawa Cipondoh.”
Ahmad dalam Kompasianajuga menjelaskan luasnya rawa Cipondoh,
“Dulu sempat diukur luasnya ternyata luasnya danau ini mencapai seratus
tujuh puluh hektar lebih berikut tanah darat batasannya, lumayan luas
10
tempat air mondok ini.” Keterangan ini dapat menggambarkan luasnya
rawa Cipondoh yang memanjang ke arah selatan hingga Neroktog bahkan
sebagian Kunciran Jaya hingga pinggir jalan tol. Sehingga dimungkinkan
luas rawa Cipondoh mencapai 120-170 ha.
“Sejak tahun 1975 luas rawa Cipondoh sudah mulai berkurang.
Seinget saya, tahun itu rawa sampai pinggir tol (rest area km

7
http://www.kompasiana.com/ahmadherumadha/legenda-cinta-di-tepi-danau-cipon
doh_5520ea87a333110f4746d2c9, 20 Februari 2016
8
Nurzet bin Niman, Wawancara Pribadi, Jum’at, 25 Nopember 2016
9
Ibid
10
http://www.kompasiana.com/

KOTA TANGERANG 243


14sekarang) itu masih ujung rawa. Masyarakat Cipondoh dan
Kunciran jika menyebrang menggunakan getek. Sudah ada jalan
setapak sekitar tahun 1985 dengan menggunakan tumpukan kapu-
kapu yang mau ngering. Baru tahun 1990-an jalan setapak itu diganti
11
dengan beton.”

Namun luasnya rawa Cipondoh sekarang mulai mengecil. Ahmad


menyebutkan. “Sekarang, saat masuk jaman burung dan ular besi
ditumpangi, danau ini susut mengeriput, ulah si manusianya jua, manusia
12
yang kian melupa terima kasih pada si kebo pembuat danau”. Proses
penyusutan rawa oleh Nurzet (48 th) disebutkan sebagai berikut :
“Menyusutnya rawa Cipondoh karena dahulu pernah
mengalami kekeringan yang lama hingga hampir 1 (satu) bulan.
Pinggir rawa yang mengering oleh masyarakat digunakan untuk
pertanian, ada yang buat empang, bahkan ada yang membuat
hunian untuk tempat tinggal. Lama kelamaan luas rawa semakin
13
surut. Sekarang sekitar ± 80 ha.”
Oleh karena rawa Cipondoh yang melegenda dalam masyarakat
dijadikan penanda kampung yang akhirnya lambat laun menyebut
kampung ini dengan sebutan kampung Cipondoh, yang artinya kampung
yang ada rawa Cipondohnya. Dari kampung Cipondoh kemudian menjadi
desa dan akhirnya menjadi kelurahan dan nama kecamatan.
Kini Cipondoh sebagai kelurahan induk memiliki batas wilayah
utara dengan Kelurahan Cipondoh Makmur, sedangkan dengan
Kecamatan Pinang di bagian selatan. Adapun bagian timurnya adalah
Kelurahan Poris Plawad Utara dan bagian baratnya adalah Kelurahan
14
Kenanga. Perda No. 16 tahun 2000 menjadikan Cipondoh menjadi
istimewa, karena menjadi pusat kegiatan penyelenggaraan pemerintahan
15
Kecamatan Cipondoh berkedudukan di Kelurahan Cipondoh.

Sekolah Cipondoh dan Pasar Senen

11
Nurzet bin Niman, Wawancara Pribadi
12
http://www.kompasiana.com/
13
Ibid
14
Koordinator Statistik Kecamatan Cipondoh, Kecamatan Cipondoh dalam Angka
2016, Kota Tangerang : Badan Pusat Statistik Kota Tangerang, 2016, hal. 4-5
15
Pemerintah Daerah Kota Tangerang, Peraturan Daerah Kota Tangerang Nomor 16
Tahun 2000Tentang Pembentukan 7 (Tujuh) Kecamatan, h. 5

KOTA TANGERANG 244


Rawa Cipondoh memang membawa sejuta cerita. Dipinggir rawa
dahulu digunakan sebagai salah satu pusat pendidikan di Tangerang,
sekolah rakyat (SR) Cipondoh setingkat sekolah dasar (SD). Hal ini
diungkapkan oleh Selan (69 th) :
“Dahulu sekolah yang paling tua ada di kecamatan Cipondoh.
Di pinggir rawa sekolahnya. Sekolahnya juga masih pake grip.
Kecamatan masih ubin lebar. Disamping sekolah ada Pasar
Senen.“Kalo lu sakit, ntar gua beliin tahu di Cipondoh”. Ciledug juga
bukan Ciledug tapi Pasar Jum’at. Tahu ama ubi doang bikin waras.
Jadi Pasar Senen Cipondoh tempat buat kaulan. Beli buku, beli grip
16
beli disitu. Beli Pancing, jual ikan”.

Grip atau Sabak alat tulis yang dijual di Pasar Senen Cipondoh

Berdasarkan keterangan di atas diketahui bahwa di kawasan rawa


Cipondoh ada sekolah, Sekolah Rakyat yang merupakan sekolah tertua di
Cipondoh. Untuk memenuhi kebutuhan pelajar di sekolah seperti grip ada
pula pasar yang bukanya hanya seminggu sekali, yaitu hari Senin. Oleh
karenanya disebut Pasar Senen.
“Zaman Belanda Cipondoh itu termasuk pasar. Tanahnya
bukan tanah milik, tapi tanah pemerintah, tanah bengkok. Jadi
Cipondoh dahulunya adalah pasar mingguan. Kalo Pasar Jumat mah
dah terkenal duluan, karena ada kambing ada bakul ada apa aja.
Kalo disini mah cuma ada buku, ama pancing, ama ikan doang,
pasar nya setiap hari Senin doang. Ilangnya selama ada Kecamatan
Cipondoh. Sebelum ada kecamatan masih rame Pasar Senen, saya
juga sering beli di sono, orang saya kalo ke pasar Senen kagak naik

16
Selan alias Sahlan bin Nadam, Wawancara Pribadi, Jum’at, 8 September 2017

KOTA TANGERANG 245


ojek, nenggel(motong jalan) aja lewat kampung Gunung. Sekitar
17
tahun 1990-an Pasar Senen Cipondoh masih ada.
Dari penuturan Selan (69 th) tersebut bahwa di Cipondoh ada Pasar
Senen yang hanya menjual buku (grip), kebutuhan memancing dan bakul,
serta beberapa jajanan pasar. Sebelum adanya kantor Kecamatan
Cipondoh, Pasar Senen masih beroperasi, seminggu sekali. Baru tahun
1990-an Pasar Senen sudah mulai tergusur oleh laju pembangunan kota
Tangerang.
Dulu anak sekolah selepas belajar mereka membasahi diri di pinggir
rawa. Sambil menikmati tahu goreng dan ubi rebus yang di jual di Pasar
Senen. Namun kini kisah anak-anak yang menghabiskan waktu sekolah
kemudian mandi di rawa hanya tinggal kenangan. Kini Pasar Senen telah
menjadi pusat pemerintahan dan pendidikan di kecamatan Cipondoh yang
maju. Sekolah yang dulu berubin lebar kini digantikan dengan sekolah
bertingkat lagi mengkilat.

Kampung Tugu

Muasal nama Kampung Tugu karena konon di zaman Belanda


dahulu di kampung ini ada tugu sebagai pembatas kampung. Seperti
dituturkan oleh H. Aslie (63 th) berikut ini :
“Kampung tugu sebetulnya itu rumah Ki Beton. Itu buat
patokan dimana turunnya, Ki Beton. Dimana Ki Beton ya Tugu. Jadi
ada tugu, dari batu sebagai batas. Dahulu zaman Belanda ada batas-
batas dikasih patok, misalnya tanah siapa disitu maka tanah disitu
18
dikasih batas, dikasih tugu. Kawasannya sekarang Prudent School.

Dari kisah ini diketahui bahwa muasal Kampung Tugu adalah


karena adanya tugu di kampung ini sebagai pembatas wilayah di era
kolonial. Dahulu Kampung Tugu berbatasan dengan kampung Sambi
Doyong di bagian utara, sebelah selatannya Alam Indah. Timurnya
Kampung Tugu adalah Kampung Rawa karena di pinggir rawa. Sekarang
Kampung Tugujadi Tugu Karya. Sedangkan batas baratnya adalah Poris
19
Tengah sekarang al Furqon.

17
Selan alias Sahlan bin Nadam, Wawancara Pribadi
18
H.M. Aslie El Husyairy, Ibid
19
H.M. Aslie El Husyairy, Wawancara Pribadi, Rabu 14 Juni 2017

KOTA TANGERANG 24
6
Kampung Pinggir Rawa

Kelurahan Cipondoh merupakan yang memiliki pesona Rawa


Cipondoh. Dahulu di kelurahan ini ada yang disebut Kampung Pinggir
Rawa karena letaknya ada dibibir Rawa Cipondoh. Seperti yang dijelaskan
oleh H, Aslie (63 th) berikut ini :
“Bukan Kampung Rawa tapi Kampung Pinggir Rawa
namanya, pake pinggirnya. Karena letaknya yang ada di pinggir
rawa orang yang tinggal disini menyebutnya Kampung Pinggir
Rawa bukan Kampung Rawa. Dahulu kampung ini masih banyak
persawahan. Sejauh mata memandang adalah hijaunya
persawahan. Kampung Pinggir Rawa merupakan kawasan yang
luas sekarang mulai dari Jaga Rawa (rumah makan red.) sampai
20
Komp. PDK sekarang.

Mencermati penuturan di atas diketahui bahwa muasal nama


Kampung Pinggir Rawa karena letak kampung ini berada di bibir rawa.
Sehingga oleh penduduk lokal menyebutnya Kampung Pinggir Rawa.

Kampung Eretan

Selain Kampung Pinggir Rawa di kawasan Rawa Cipondoh juga ada


Kampung Eretan. Mengenai jejak nama kampung ini H. Aslie (63 th)
menuturkan :
“Kampung Eretan dahulunya disebut Cipondoh aja, batasnya
Kunciran, sekarang juga Cipodoh induk. Eretan itu ‘kan dahulu ada
perahu ditarik, di eret, eret itu naik, jadi eretan. Jadi ada perahu ada
tali di atasnya buat narik orang yang akan menyebrang , dari
Kunciran menyebrang ke Cipondoh, sekarang sudah diurug. Ada
tanah yang ada jalan, dahulu orang ke Kunciran lewat eret. Sekarang
lewat Mpo Roy (nama rumah makan red.). Dahulu harus naik
21
eretan.”

Dari keterangan di atas jelas bahwa nama Kampung Eretan berasal


dari kegiatan masyarakat yang menggunakan eretan (getek atau perahu
yang menggunakan tali untuk menarik laju getek) untuk menghantarkan

20
H.M. Aslie El Husyairy, Ibid
21
H.M. Aslie El Husyairy, Ibid

KOTA TANGERANG 247


masyarakat Kunciran ke Cipondoh atau sebaliknya dari Cipondoh ke
Kunciran. Sebab bila tidak menggunakan eretan jalur yang ditempuh
cukup jauh dan harus memutar ke kampung lain.

KOTA TANGERANG 248


Asal MuasalCIPONDOH INDAH

Sebelum tahun 1993 Kelurahan Cipondoh Indah belum dikenal. Saat


itu Cipondoh Indah masih menjadi bagian Desa Cipondoh yang luas.
Hamparan sawah yang menghijau dan menguning disetiap sudut Desa
Cipondoh. Cipondoh Indah merupakan kelurahan hasil pemekaran dari
22
kelurahan Cipondoh bersamaan dengan Cipondoh Makmur.
Adapun kelurahan baru yang dibentuk tetapi masih menjadi
bagian dari kecamatan induknya, Kecamatan Cipondoh terdiri dari :
Poris Plawad Utara (dari kelurahan Poris Plawad), Poris Plawad
Indah (dari kelurahan Poris Plawad), Kenanga (dari kelurahan
Gondrong), Ketapang (dari kelurahan Petir), Cipondoh Indah (dari
kelurahan Cipondoh), Cipondoh Makmur (dari kelurahan
23
Cipondoh).
Cipondoh Indah memiliki batas dengan Kelurahan Ketapang di
bagian timur dan Kelurahan Cipondoh Makmur di sisi barat. Adapun
Kecamatan Batuceper dibagian utara, sedangkan dengan Kelurahan
24
Ketapang di bagian selatan. Cipondoh Indah baru terbentuk menjadi
Kelurahan yang definitif didasarkan pada Perda Nomor 16 Tahun 2000.
Penambahan “indah” di belakang Cipondoh menandakan jika kelurahan
Cipondoh Indah adalah wilayah baru hasil pemekaran desa Cipondoh.
“Indah” juga memiliki arti sebagai harapan besar bahwa kelurahan ini akan
lebih baik, lebih bagus dan membawa kejayaan bagi warganya.

Kampung Gunung

Salah satu kampung yang ada di kelurahan adalah Kampung


Gunung. Dari namanya dapat diduga letak geografis kampung ini lebih
tinggi bila dibandingkan dengan kampung yang lain. Menurut Supandi (50
th) sebagai berikut :
“Kenapa disebut Kampung Gunung karena letak dan posisi
kampung ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan kampung yang
lain. Letaknya tinggi seperti gunung. Tahun 1975-an ketika saya
masih sekolah dasar (SD) masih ingat betul kalo saya mau ke

22
H. Syamsudin Halim Bin H. Jiran, Wawancara Pribadi
23
http://www.wikiwand.com/id/Kota_Tangerang, diunduh 21 Januari 2017
24
Koordinator Statistik Kecamatan Cipondoh, Kecamatan Cipondoh dalam Angka
2016, hal. 4-5

KOTA TANGERANG 24
9
sekolah jalannya nanjak, mendaki. Ketika sudah berada di atas
25
kampung terlihat kampung yang lain lebih rendah.”

Dari keterangan Supandi (50 th) tersebut diketahui bahwa muasal


kampung Gunung adalah kampung yang lebih tinggi letaknya bila
dibandingkan dengan kampung yang lain, termasuk kampung Cipondoh.
Kondisi ini semakin mempertegas bahwa rawa Cipondoh menjadi daerah
resapan air karena posisinya lebih rendah.Kampung Gunung juga
kampung yang luas, kini Kampung Gunung ada yang masuk ke dalam
Kelurahan Cipondoh maupun Kelurahan Cipondoh Indah.

25
Drs. Supandi Gaurat, Wawancara Pribadi, Minggu, 18 Desember 2016

KOTA TANGERANG 250


Asal MuasalCIPONDOH MAKMUR

Cipondoh Makmur adalah kelurahan baru yang dibentuk tetapi


masih menjadi bagian kelurahan induknya yaitu Kelurahan Cipondoh
berbarengan dengan Kelurahan Cipondoh Indah yang terbentuk ketika
alih status Kota Administratif (Kotif) Tangerang menjadi Kota Tangerang
26
di tahun 2000. Karenanya Cipondoh Makmur terbilang kawasan baru.
Adapun muasal nama Cipondoh Makmur adalah sesuai dengan amanat
Perda Nomor 16 Tahun 2000 Pasal 9 yang menyebutkan : “Bahwa wilayah
kerja Kecamatan Cipondoh meliputi 10 kelurahan salah satunya adalah
27
Cipondoh Makmur”.
Sedangkan penambahan “makmur” di belakang kata “Cipondoh”
untuk menandakan bahwa Cipondoh Makmur adalah bagian dari
induknya kelurahan Cipondoh, meskipun “anak” dari Cipondoh kelurahan
baru ini akan terus membawa kemakmuran dan kesejahteraan kepada
pemerintahannya dan warganya sesuai dengan namanya. Kini Kelurahan
Cipondoh Makmur bersebelahan dengan Kecamatan Batuceper di sisi
utara dan Kelurahan Cipondoh di sisi selatan. Sedangkan sebelah timur
berbatasan dengan Kelurahan Cipondoh Indah, sisi barat berdampingan
28
dengan Kelurahan Poris Plawad dan Poris Plawad Utara.
Salah satu kampung yang ada di Kelurahan Cipondoh Makmur yaitu
Kampung Sipon dan Sambi Doyong
.
Kampung Sipon

Kampung yang masih dikenal oleh masyarakat Cipondoh sampai


sekarang adalah Kampung Sipon. Disebut kampung Sipon, Halimi (44 th)
menjelaskannya sebagai berikut :
“Zaman Belanda kampung ini di bangun irigasi, bendungan.
Bagi orang kampung menyebutnya sipon. Padahal aslinya Sifon.
Sifon artinya bendungan, dam yang mengaliri air. Karena banyak
penduduk yang tinggal di pinggir aliran Sipon maka lama kelamaan
29
menjadi pemukiman, makanya disebut Kampung Sipon.
26
http://www.wikiwand.com/id/Kota_Tangerang, diunduh 21 Januari 2017
27
Pemerintah Daerah Kota Tangerang, Peraturan Daerah Kota Tangerang Nomor 16
Tahun 2000Tentang Pembentukan 7 (Tujuh) Kecamatan, (Pemda Kota Tangerang, 2000), h. 5
28
Koordinator Statistik Kecamatan Cipondoh, Kecamatan Cipondoh dalam Angka
2016, hal. 4-5
29
Halimi, S.Ag, Wawancara Pribadi, Rabu 14 Juni 2017

KOTA TANGERANG 251


Dari informasi tersebut diketahui bahwa nama kampung Sipon
berasal dari adanya bendungan didekat kampung. Dengan adanya
bendungan ini semakin banyak orang membuat pemukiman. Jika dahulu
hanya ada beberapa rumah, seiring bertambahnya waktu Sipon menjadi
kampung yang padat penduduknya. Hingga untuk memenuhi kebutuhan
bahan pokok, dalam beberapa tahun terakhir telah berdiri “Pasar Sipon”
Bendungan Sipon ini dahulunya memanjang dari Kober buaran
hingga ke Gondrong, Halim (44 th) menjelaskannya sebagai berikut :
“Bendungan Sipon ini dahulu memanjang dari Kober Buaran
hingga ke Gondrong Cipondoh, akhirnya ke Kali Angke. Dulu airnya
masih jernih. Banyak anak-anak kecil berenang dan mencari ikan.
30
Saat itu orang mencuci baju juga bisa di kali Sipon.

Apa yang dituturkan oleh Halimi (44 th) semakin mempertegas jika
Kampung Sipon dahulunya adalah kampung yang asri, gemericik air masih
terdengar. Suara anak-anak kampung terdengar jelas ketika bermain air
sambil mencari ikan. Namun kini, kondisi itu tinggal kenangan. Kali Sipon
sudah menghitam selain limbah rumah tangga, juga karena limbah
industri tahu tempe di sepanjang Kali Sipon.

Kampung Sambi Doyong

Kampung Doyong berbatasan dengan Proris Plawad di sebelah


timur, Kampung Sipon di bagian barat, Poris Tengah di sisi selatan, dan
bagian utaranya berbatasan dengan Kebon Kosong, karena dahulu ada
kebun kosong, tidak ada yang menghuni karena digunakan sebagai
31
kuburan. Menyoal muasal kampung Sambi Doyong H. Aslie (63 th),
menyebutkan sebagai berikut:
“Jadi Kampung Sambi Doyong adalah sebuah kampung di
Cipondoh. Jika kita masuk dari Tugu Karya itu lewat kali kira-kira
seratus meter, disitu dulu ada seorang tokoh yaitu Lurah Pungut. Di
depan rumah dia persawahan. Dan di tengah sawah ada dataran
yang agak tinggi sedikit, tapi tumbuh pohon yang luar biasa
besarnya. Pohonnya miring ke selatan. Jadi agak miring. Kalo orang
kampung nyebutnya doyong. Pohonnya Pohon Sambi. Jadi setiap
orang lewat mau kemana? Oh noh mau ke Kampung Sambi Doyong.

30
Halimi, S.Ag, Ibid
31
H.M. Aslie El Husyairy, Ibid

KOTA TANGERANG 252


Nama kampung itu sudah sejak zaman Belanda. Sebab sejak saya
32
kecil pun pohon itu masih ada.”

Berdasarkan penuturan di atas diketahui bahwa nama Kampung


Sambi Doyong berasal dari nama Pohon Sambi yang doyong (miring)ke
selatan. Oleh karena letak pohon sambi tinggi dan berada ditanah yang
lebih tinggi mudah dikenali oleh orang kampung, sebagai tanda kampung
lama kelamaan kampung ini disebut Kampung Sambi Doyong.
H. Aslie (63 th) juga menjelaskan bahwa pohon sambi dahulu
banyak ditemukan di kampung ini. Biasanya tubuhnya di pekuburan.
Pohon sambi buahnya agak asam seperti buah mindi. Daunnya mirip
seperti daun rambutan. Sedangkan jika pohonnya sudah tua seperti pohon
ambon, kulit pohonnya agak keropos. Dahulu Pohon sambi doyong itu
tidak ada yang berani menebang, karena sudah mengandung unsur magis,
usianya sudah ratusan tahun. Pohon yang menjadi cerita kampung
akhirnya termakan usia, dan karena kebutuhan segala macam akhirnya
pohonnya tumbang. Meski pohonnya sudah tidak ada orang masih
33
menyebutnya dengan kampung Sambi Doyong.

32
H.M. Aslie El Husyairy, Ibid.
33
H.M. Aslie El Husyairy, Wawancara Pribadi, Rabu 14 Juni 2017

KOTA TANGERANG 253


Asal MuasalGONDRONG

Di Jalan KH. Hasyim Ashari dari Ciledug menuju Tangerang ada dua
pertigaan yang dikenal yaitu pertigaan Bengkok dan pertigaan Gondrong.
Pertigaan Gondrong inilah yang sudah dikenal sejak menjadi kampung,
desa hingga berubah menjadi kelurahan. Di Kecamatan Cipondoh,
kelurahan Gondrong merupakan salah satu kelurahan “tua” sejajar dengan
34
3 (tiga) kelurahan yang lain yaitu Cipondoh, Poris Plawad dan Petir.
“Kelurahan baru yang dibentuk tetapi masih menjadi bagian
dari kecamatan induknya, Kecamatan Cipondoh terdiri dari :
Cipondoh Indah (dari kelurahan Cipondoh), Cipondoh Makmur
(dari kelurahan Cipondoh), Poris Plawad Utara (dari kelurahan Poris
Plawad), Poris Plawad Indah (dari kelurahan Poris Plawad), Kenanga
35
(dari kelurahan Gondrong), Ketapang (dari kelurahan Petir).”
Saat iniKelurahan Gondrong memiliki batas dengan Kelurahan
Ketapang di bagian utara dan bagian selatan berbatasan dengan
Kecamatan Pinang. Sedangkan sisi timur adalah Kelurahan Petir dan sisi
36
barat Kelurahan Kenanga. Muasal nama kampung Gondrong sebagaimana
dijelaskan oleh Selan (69 th) adalah sebagai berikut :
“Jadi Si Gondrong itu terkait dengan sejarah Mat Item. Orang
zaman sekarang aja kalo menyebut rambut panjang aja dengan
sebutan Si Gondrong. Berhubung jawara itu berambut gondrong
disebut Si Gondrong. Zaman dahulu zaman Murba, zaman Mat Item
, yang namanya gegarong,yang namanya kambing kita diminta, yang
namanya anak kita cakep diminta dia, ya namanya Jawara jadi geged-
geged ya apa boleh buat, sah tidak sah diambillah oleh si Jawara itu.
Nah berikutnya dibawa si Gondrong. Kejadiannya kira-kira tahun
1949-1952.Mat Item maen ke mari tuh yang ada janda cakep,
rumahnya mendeng, kalo Mat Item pengen kudu dikasih. Zaman itu
bakar pelita juga pake getah jarak, atau minyak kelapa juga ditaroin
kertas sebagai sumbu juga menyala. Kalo sekarang kanada minyak
tanah, gas, kalo zaman dulu mah getah biji jarak juga bisa jadi
37
lampu.”

34
H. Syamsudin Halim, Wawancara Pribadi
35
http://www.wikiwand.com/id/Kota_Tangerang, diunduh 21 Januari 2017
36
Koordinator Statistik Kecamatan Cipondoh, Ibid
37
Selan alias Sahlan bin Nadam, Wawancara Pribadi

KOTA TANGERANG 254


Berdasarkan informasi Selan (69 th) tersebut, bahwa muasal
Kampung Gondrong berasal dari Jawara Si Gondrong yang berkuasa di
sekitar Cipondoh. Oleh karena penampilannya selalu dengan rambut
gondrong maka disebut Si Gondrong. Kengerian sepak terjang si Gondrong
menjadi ingatan yang menakutkan bagi masyarakat. Sebab apapun
keinginan di Si Gondrong –terlepas salah benar—harus dikabulkan. Karena
agar tidak lupa dengan Si Gondrong, kampung tempat tinggalnya di sebut
Kampung Gondrong.
Lebih lanjut Selan (69 th) menceritakan kondisi batas-batas
Kampung Gondrong ketika itu sebagai berikut :
“Gondrong dari dulu sampai sekarang luas tidak bakal
tambah. Kecuali jumlah RT atau RW-nya. Sebelah sono disebut kali
bawah di barat berbatasan dengan kampung Gunung/Dongkal,
sebelah timur berbatas dengan Gondrong Petir. Bagian utara
berbatasan dengan kampung Ketapang, selatan berbatasan dengan
Prapatan H. Muna, Neroktog, batesan itu dah lampu merah. Dulu
Komplek Poris Indah di peta pertanahan masih masuk Gondrong.
Kalo dahulu ada tanah basah ada tanah kering, tanah basah dulu
mah bisa mahalan, bisa juga tanah kering mahalan. Ada tanah basah
tapi suratnya tanah kering. Dahulu di Kampung Gondrong banyak
pohon bambu duri, pohon kenanga, ada sawah, darat udah gini-gini
38
aja.
Informasi di atas semakin mempertegas bahwa Kampung Gondrong
banyak ditumbuhi pohon bambu duri. Dahulunya pada bagian barat
berbatasan dengan kampung Gunung/Dongkal, sebelah timur berbatas
dengan Gondrong Petir (sekarang sebagian masuk Green Lake). Bagian
utara berbatasan dengan kampung Ketapang dan bagian selatan
berbatasan dengan Prapatan H. Muna, Neroktog. Selain itu muasal
Gondrong juga dapat dijelaskan dari versi yang berbeda yaitu :
“Pada tahun 1990-an ketika ada pertemuan dengan Bupati
Tangerang. Kades Saadih ditanya oleh Pak Bupati tentang nama
Kampung Gondrong, dia menjawab bahwa “disebut Gondrong karena
di kampung ini pohonnya gondrong-gondrong alias rindang”. Dari
39
situ saya tahu kenapa kampung ini bernama Gondrong.”
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Selan (69 th) seperti berikut
ini:

38
Selan alias Sahlan bin Nadam, Wawancara Pribadi
39
H. Nasan, Wawancara Pribadi, 11 Nopember 2016

KOTA TANGERANG 255


“Dahulu juga di Kampung ini memang banyak buah-buahan
yang disebutnya calo gondrong ama nyonya gondrong, dan setiap
pohon banyak banget buahnya. Buah cincalonya gede-gede begitu
juga nyonya gondrongnya manis-manis buahnya. Bahkan setiap
orang yang punya calo gondrong buahnya dibungkusin satu-satu
pake daun kelaras (daun pisang yang sudah kering) karena memang
40
harga buahnya rada mahal.”

Berdasarkan keterangan di atas diketahui bahwa dalam versi ini


muasal kampung Gondrong berasal dari cerita pohonnya yang rimbun.
Karena rimbunnya pohonnya terlihat “gondrong”, sehingga buah jambu
cincalo dan rambutnya nyonya disebut calo dan nyonya gondrong, karena
berasal dari pohon yang gondrong.

Jambu cincalo gondrong merah


Jambu cincalo ini asli buah Kampung Gondrong. Penamaannya tidak
berbeda dengan cincalo lainnya, yaitu karena rasanya yang enak dan
manis. Hanya saja karena warnanya yang merah bila matang menyebabkan
orang menyebutnya cincalo gondrong merah. Bentuk buah jambu ini
memanjang seperti lonceng dan di bagian tengahnya agak gemuk
membulat. Dibandingkan dengan jenis cincalo lainnya, ukuran buahnya
memang lebih kecil, yaitu panjangnya hanya sekitar 7 cm dan diameternya
6 cm. jambu ini merupakan jenis jambu yang tidak berbiji. Dengan rasanya

40
Selan alias Sahlan bin Nadam, Ibid

KOTA TANGERANG 256


yang rata-rata manis segar dan mengandung banyak air, akhirnya jambu
air menjadi salah satu buah yang sangat digemari masyarakat. Banyak
41
orang memanfaatkan buah jambu air sebagai buah pelepas dahaga.
Jambu cincalo ini mampu tumbuh di hampir semua wilayah
Indonesia. Bahkan, keduanya mampu menyesuaikan diri dengan segala
jenis tanah asalkan tanahnya subur, gembur, dan banyak air. Kedalaman
air tanah yang masih bisa ditolerir hanya sampai 200 cm. Tanaman ini
menyukai curah hujan rendah dengan musim hujan tidak lebih dari
delapan bulan. Untuk jambu air, ketinggian tempat yang dikehendaki agar
bisa tumbuh baik ialah dataran rendah dan dataran tinggi sampai 1.000 m
di atas permukaan laut, sedangkan jambu semarang hanya sampai 500 m
di atas permukaan laut.
Meski perkembangan wilayah Kelurahan Gondrong terus berjalan
namun kampung-kampungnya masih tetap ada.Berikut ini adalah
kampung-kampung yang masih ada di Gondrong yaitu :

Gondrong Sebrang

Gondrong Sebrang menjadi bagian dari Desa Gondrong, karena letak


kampung ini dipisahkan oleh persawahan dengan Kampung Gondrong.
Melacak muasal nama Kampung Gondrong Sebrang dapat ditelusuri dari
cerita Selan (69 th) berikut ini :
“Disebut Gondrong Sebrang karena ada penyebrangan, deket
Pondok Bahar. Kali buat penyebrangan dahulu tetep seperti
sekarang ini. Cuma karena kali itu tadah hujan jadi seringkali
meluap, kemana-mana airnya.Kalo kalinya mah itu-itu juga. Ngak
kecil gak gede. Kalo kali Angke mah sejarahnya belum pada
ngalamin dari engkong kita juga. Zaman dahulu mah apa dibikin
amaula (baca ular), buat aliran sungainya. Sehingga kalinya
berbentuk meliuk-liuk seperti ular. Makanya disebut kali Angke
karena banyak bangke. Setiap tahun banyak bangke, pasti ada. Entah
mati diiket, entahmati keceblung, entah mati kena apa, pokoknya
42
sejarah kali Angke setiap saat pasti ada yang mati.”
Berdasarkan keterangan Selan (69 th) tersebut bahwa disebut
Gondrong Sebrang karena kampung ini ada penyebrangannya, lokasinya
berbatasan dengan Pondok Bahar Karang Tengah dan kali Angke. Untuk

41
http://madang-dab.blogspot.co.id/2012/06/jambu-cincalo-gondrong-merah.html
42
Selan alias Sahlan bin Nadam, Wawancara Pribadi

KOTA TANGERANG 257


sampai ke Gondrong Sebrang harus menyebrang terlebih dahulu. Dahulu
di musim hujan kalinya suka meluap ke perkebunan warga. Sehingga
penyebrangan menjadi sangat penting.

Kampung Dongkal

Bagi penikmat kudapan “dongkal” sangat mengetahui jika kue ini


adalah makanan khas Betawi. Kue ini berasal dari salah satu kampung di
kelurahan Gondrong yaitu Kampung Dongkal. Asal muasal Kampung
Dongkal ini dituturkan oleh Selan (69 th) berikut ini :
“Sejarahnya mungkin karena orang dahulu nya di kampung ini
banyak yang bikin kue dongkal. Kue dari tepung yang di dalem ada
gula aren-nya. Orang sini jagonya bikin kue dongkal. Anak sini juga
belum bisa bikin kue cucur kalo bukan anak Cipete, sekarang orang
sini belum bisa bikin kue jalabia (kue cincin yang di dalam ada
gulanya kalo digigit mancrot) kalo bukan orang Ciledug dan
Kunciran. Aslinya mah garing, kering, kalo yang dijual di gondrong
mah kopian (baca: bukan asli). Nah orang Dongkal ahlinya bikin kue
43
dongkal. Rasanya enak, kagak ada yang ngalain.”

Kue Dongkal
Dari informasi ini terkuak bahwa muasal Kampung Dongkal berasal
dari keahlian masyarakat dalam membuat kue dongkal yang lezat. Karena
kelezatannya kue dongkal menjadi terkenal. Sehingga kampung yang

43
Selan alias Sahlan bin Nadam, Wawancara Pribadi

KOTA TANGERANG 258


memproduksinya di sebut Kampung Dongkal, kampung pembuat kue
dongkal.

Gondrong Udik

Kisah Kampung Gondrong yang tidak sampai pada rambut Si


Gondrong yang panjang dengan kejagoannya. Kisahnya masih berlanjut
denganjumlah istri sang jagoan yang berjumlah 4 (empat). Karena jumlah
istrinya ini maka Kampung Gondrong menjadi beberapa bagian. Berikut
penuturan Selan (69 th) :
“Kenapa dinamain si Gondrong, karena zaman jawara dulu
rambutnya gondrong, punya bini 4 (empat), ada Gondrong Sebrang
(Gua nyebrang), ada Gondrong Udik (Gua mudik), ada Gondrong
Petir bini Gua ada di Petir, ada Gondrong Kenanga karena ada
pohon Kenanga. Sebab ada Gondrong Sebrang itu artinya Gua mau
nyebrang dulu, bahasa dulu. Bahasa dulu kalo orang bertanya, elu
mau kemana? Ngidul?, Gua mau ke mana? Mau ngalor? Mau
ngetan? Gua mau kemana? Gua mau ngulon? Guwa mau kemana?
Ke kota? Gua mau milir. Bahasa dulu milir, ngulon, ngetan, ngalor.
Jadi kalo sekarang barat timur, utara dan selatan. Gua mau kemana
44
Gua mau ke petir ke rumah bini Gua ke Gondrong Sebrang.”
Mencermati penuturan di atas dapat diketahui bahwa asal nama
Kampung Gondrong Udik berasal dari posisi kediaman istri Si Gondrong
yang ada di wilayah udik (selatan). Karena dahulu kampung Gondrong
dengan Kampung Gondrong Udik terpisah oleh persawahan yang luas.
Lama kelamaan karena Si Gondrong sering ke udik maka kampung yang
didatangi menjadi Gondrong Udik.

Blok Amerika

Kampung Blok Amerika tidak hanya ada di Kelurahan Belendung


Kecamatan Benda, akan tetapi ada juga di Kelurahan Gondrong. Menurut
Selan (69 th) asal penamaan Blok Amerika adalah sebagai berikut :
Ibarat kata orang belum punya, orang kampung ini udah
punya. Dahulu mereka pada kaya, kebonnya lebar dari usaha
dagang. Di zaman dulu barang bagus dan mewah yang sering
mereka punya duluan. Di kampung lain belum punya sepeda onthel
44
Selan alias Sahlan bin Nadam, Wawancara Pribadi

KOTA TANGERANG 259


mereka sudah punya duluan. Oleh karena itu disebutnya Blok
45
Amerika.
Oleh karena kebiasaan masyrakat kampung ini mengawali memiliki
barang-barang mewah di eranya, oleh masyarakat sekitar menyebutnya
kampung Blok Amerika. Sebab Amerika identik dengan kemajuan.

45
Ibid

KOTA TANGERANG 26
0
Asal MuasalKENANGA

Kini kelurahan Kenanga berbatasan dengan Kelurahan Gondrong


pada sisi timur dan Kelurahan Cipondoh pada sisi barat. Kenanga juga
berdampingan dengan Kelurahan Cipondoh Indah pada bagian utara,
46
bagian selatan berbatasan dengan Kecamatan Pinang. Kenanga
merupakan kelurahan baru yang dibentuk tetapi masih menjadi bagian
dari kelurahan induknya di Kecamatan Cipondoh salah satunya Kenanga
47
yang merupakan pecahan dari kelurahan Gondrong.
Sebelum menjadi kelurahan, Kenanga adalah sebuah kampung yang
hijau dan asri yang menjadi bagian dari desa Gondrong. Hampir disudut
kampung ditemukan pohon kenanga sebagai bunga khas yang ada di
kampung ini.
“Zaman dahulu sebelum kemerdekaan tahun 1945 itu kan
perjuangannya bambu kuning, saya belum lahir. Kemudian di tahun
1945, 1948 saya lahir. Sejarah nama Gondrong dulu nama ini
sekampung antara Kelurahan Gondrong dan Kelurahan Kenanga
satu kelurahan. Lantaran dimekarkan pelayanan masyarakat agar
lebih cepat Gondrong ini di bagi 2 (dua). Sejarahnya kampung
Kenanga itu terjadinya zaman pohon bambu duri, dimana kembang
48
kenanga sudah mulai diperjualbelikan”
Dari informasi ini diyakini bahwa nama Kampung Kenanga berasal
dari pohon kenanga yang tumbuh subur di kampung ini. Popularis
kenanga yang semakin meluas karena sudah mulai diperjual belikan
membuat kampungnya disebut sebagai Kampung Kenanga, kampung
penghasil kenaga. Bahkan batang kenanga semakin dicari karena bisa
digunakan untuk membuat alat musik sejenis biola karena menghasilkan
suara yang indah. Hal ini dituturkan oleh Selan (69 th) berikut ini:
“Kalo kelurahan Kenanga baru belom lama dinamain lantaran
dulu ada sejarah pohon kenanganya yang sangat lebat, semua rumah
hampir ada pohon kenanga, jadi nostalgianya ampe dijadiin piul
(sejenis alat musik gesek seperti biola) yang berasal dari kayu
kenanga. Dijadikan alat musik karena kayunya halus, empuk tapi
bisa bergetar. Itu sejarahnya Gondrong Kenanga, Gondrong Petir.

46
Koordinator Statistik Kecamatan Cipondoh, Kecamatan Cipondoh dalam Angka
2016, hal. 4-5
47
http://www.wikiwand.com/id/Kota_Tangerang, diunduh 21 Januari 2017
48
Selan alias Sahlan bin Nadam, Wawancara Pribadi

KOTA TANGERANG 261


Dulunya masuk kampung Gondrong, untuk membedakan Gondrong
dengan Kampung Kenanga makanya disebut Gondrong Kenanga.
Baru kemudian menjadi kelurahan baru hasil pemekaran Gondrong
49
menjadi kelurahan Kenanga.”

Bunga Kenanga Mekar


Pendapat Selan (69 th) tentang asal nama Kampung Kenanga sejalan
dengan pendapatnya Kushermawan ahli toponimi berikut ini :
Selain berkaitan dengan nama sungai, nama pemukiman di
Jawa Barat berasal dari jenis tumbuhan, antara lain yang tercatat
adalah: Dari jenis pohon-pohon liar seperti; Muncang (sejenis
kemiri), Caringin (waringin), Sinagar dan gebang (jenis pohon
palem), Kiara, kolelet dan hampelas (jenis ficus; ficussoorten),
Angsana dan teureup (berkaret), Kareumbi dan koeray (dengan kayu
lembek), Dahu (dengan buah masam), Secang (pohon kayu cat),
Nagasari (akasia) dan lebih kurang dikenal seperti garut (yaitu
sejenis akasia, yang sebagai contoh ditemukan juga di ibukota yang
bernama sama dari wilayah),Medang (nama Sumedang menurut
beberapa orang berarti tidak lain daripada pohon medang yang
50
besar), Leles, dan lainnya.

49
Selan alias Sahlan bin Nadam, Wawancara Pribadi
50
Geri Kushermawan, Toponimi daerah Jawa Barat

KOTA TANGERANG 262


Pendapat Kushermawan tersebut menjadi jelas bahwa nama
kampung dapat berkaitan dengan nama sungai, juga berasal dari jenis
tumbuhan yang dominan di daerah itu. Oleh karena itu muasal nama
Kampung Kenanga berasal dari tumbuhan kenanga yang banyak tumbuh
di daerah ini. Bahkan kenanga di daerah ini terkenal wanginya. Sehingga
banyak di jual di Pasar Rawa Belong Jakarta.
Tumbuhan kenanga merupakan tanaman yang menghasilkan bunga
yang harum dan wangi, biasa disebut juga dengan pohon parfum, pohon
ini merupakan tanaman liar yang dapat tumbuh subur pada daerah yang
ketinggiannya mencapai 1200 meter dari permukaan laut, tanaman bunga
ini diduga berasal dari asia tenggara termasuk di Indonesia. Bunga
kenanga ini sering dimanfaatkan untuk bunga tabur dan pohonnya sebagai
peneduh dihalaman rumah maupun di tepi-tepi jalan.

Pohon Kenanga

Orang Jawa sering menyebut tanaman ini dengan nama kenongo,


sebagian masyarakat dipulau Jawa sering menggunakan bunga ini untuk
ritual, dicampur dengan bunga melati, bunga mawar dan bunga-bunga
lainnya, direndam dalam air yang bersumber dari 7 sumur. Air rendaman
tersebut dinamakan ‘air bunga setaman’ yang biasanya dipakai untuk
mandi bagi pengantin baru saat upacara siraman. Dipakai juga saat
upacara-upacara lain, pada keluarga bangsawan(keluarga keraton) bunga
tersebut digunakan untuk bahan ‘ngadi salira’ (perawatan tubuh).Orang
Indonesia sering menggunakan untuk kesehatan tubuh, manfaat bunga
kenanga tersebut antara lain, mengobati pusing, demam, mual-mual, sakit

KOTA TANGERANG 263


kepala, nyeri otot, nyeri sendi, dan obat nyeri haid. Manfaat yang paling
51
spesial dari bunga kenanga adalah sebagai semprotan obat anti nyamuk.

51
Geri Kushermawan, Toponimi daerah Jawa Barat

KOTA TANGERANG 26
4
Asal MuasalKETAPANG

Kampung Ketapang yang dahulunya kampung telahberubah menjadi


Kelurahan Ketapang yang menjadi gerbang Kota Tangerang dan
berhadapan langsung dengan Kelurahan Duri Kosambi Jakarta. Oleh
karena itu Ketapang merupakan penyanggah ibu kota Negara yang paling
terdepan. Ketapang merupakan pembatas Propinsi Banten di sisi utara
dengan Propinsi DKI Jakarta dan Kelurahan Gondrong berdampingan
dengan Ketapang di bagian selatan. Adapun bagian timur berhadapan
dengan Kelurahan Petir dan sisi barat berbatasan dengan Kelurahan
52
Cipondoh Indah.
Ketapang adalah kelurahan baru yang dibentuk tetapi masih
menjadi bagian dari kecamatan induknya, Kecamatan Cipondoh. Ketapang
53
merupakan hasil pemekaran kelurahan Petir. Oleh karena itu Ketapang
baru dikenal sejak terbitnya Perda Nomor 16 Tahun 2000 tentang
Pemekaran 7 (tujuh) kecamatan di Kota Tangerang. Sebelum tahun 2000
Ketapang hanyalah kampung yang rindang dan menjadi bagian dari Desa
54
Petir.
Sama halnya dengan Kampung Kenanga, Kampung Ketapang
muasalnya di ambil karena dahulu di kampung ini banyak ditemukan
pohon ketapang sebagai penanda kampung. Oleh karena itu daerah ini
disebut dengan Kampung Ketapang, artinya Kampung yang banyak pohon
ketapangnya. Hal ini sejalan dengan pendapatnya Kushermawan bahwa
“nama pemukiman di Jawa Barat berasal dari jenis tumbuhan, antara lain
yang tercatat adalah: Dari jenis pohon-pohon liar seperti; Muncang
(sejenis kemiri), Caringin (waringin), Sinagar dan Gebang (jenis pohon
55
palem), pohon Ketapang dan lainnya”.
Hal yang sama juga disebutkan oleh Selan (69 th) tentang muasal
Kampung Kenanga yaitu :
“Zaman dahulu sebelum kemerdekaan tahun 1945 itu kan
perjuangannya bambu kuning, saya belum lahir. Di kampung ini
memang banyak ditumbuhi pohon ketapang. Hampir disetiap

52
Koordinator Statistik Kecamatan Cipondoh, Kecamatan Cipondoh dalam Angka
2016, hal. 4-5
53
http://www.wikiwand.com/id/Kota_Tangerang, diunduh 21 Januari 2017
54
Pemerintah Daerah Kota Tangerang, Peraturan Daerah Kota Tangerang Nomor 16
Tahun 2000Tentang Pembentukan 7 (Tujuh) Kecamatan, hal. 5
55
Geri Kushermawan, Toponimi daerah Jawa Barat

KOTA TANGERANG 265


pinggir kebon dan sawah ada pohon ketapangnya. Karena itulah
56
disebut Kampung Ketapang.”

Pohon Ketapang adalah tumbuhan khas wilayah Asia Tenggara.


Hampir di setiap tempat di Asia Tenggara ditemukan Ketapang, kecuali di
Pulau Sumatera dan Kalimantan. Pohon ini dibawa dari Asia Tenggara dan
menyebar ke berbagai belahan dunia. Setelah itu, diketahuilah bahwa
iklim di wilayah Australia bagian utara, India, Polinesia, Madagaskar,
Pakistan, Afrika Barat, Afrika Timur, Amerika Selatan, dan Amerika
Tengah cocok untuk ditanami Ketapang. Pada dasarnya, pohon Ketapang
mampu tumbuh di iklim pesisir (dataran rendah) yang memiliki curah
hujan kurang lebih 1.000 hingga 3.500 mm per tahun. Pohon Ketapang
adalah pohon besar yang rindang. Tingginya bisa mencapai 3 meter
57
dengan lebar batang sebesar 1,5 meter.
Ketapang memiliki sebuah ciri khas, yakni cabangnya tumbuh ke
samping (mendatar) dan bertingkat-tingkat. Ini menyebabkan pohon
Ketapang seringkali terlihat seperti bangunan pagoda. Dengan daun-daun
rindang yang lebar dan meruncing di ujungnya, Ketapang semakin terlihat
subur dan rindang. Ditambah bunga-bunga kecil yang indah berwarna
hijau kuning, pohon ketapang terlihat menarik sehingga pemerintah
berbagai kota di Indonesia memanfaatkannya sebagai pohon yang
58
meneduhi jalan-jalan.

56
Selan alias Sahlan bin Nadam, Wawancara Pribadi
57
https://blitarbettafish.wordpress.com/2016/02/15/mengenal-pohon-ketapang-dan-
manfaatnya/, diunduh 28 Desember 2016
58
https://blitarbettafish.wordpress.com/2016/02/15/mengenal-pohon-ketapang-dan-
manfaatnya/

KOTA TANGERANG 26
6
Buah/Biji Ketapang
Pohon Ketapang menghasilkan buah yang berbentuk seperti telur
yang gepeng dan bersayap sempit. Warnanya merah, kuning, kehijauan
jika belum masak, dan berubah menjadi ungu kemerahan saat masak. Dari
buah ketapang ini juga kemudian lahir Kue Biji Ketapang sebagai duplikasi
dari buah ketapang.

KOTA TANGERANG 267


Asal MuasalPETIR

Petir adalah salah satu pintu gerbang memasuki kota Tangerang dari
bagian utara melalui DKI Jakarta. Karena sisi timur Petir berhadapan
dengan Propinsi DKI Jakarta. Petir juga berdampingan dengan Kelurahan
Ketapang di sisi utara dan Kecamatan di sisi selatan Karang Tengah.
59
Sebelah barat berdampingan dengan Kelurahan Gondrong.
Sebagai kampung Petir merupakan kampung “tua” bersama dengan
60
kampung Cipondoh, Poris Plawad dan Gondrong. Petir menjadi
kelurahan sebagai perwujudan amanat Perda Nomor 16 Tahun 2000 yang
menyebutkan bahwa salah satu hasil pemekaran Kecamatan Cipondoh
61
adalah kelurahan Petir.
Sebelum menjadi kelurahan, Petir masuk ke wilayah kampung
Gondrong Petir, seperti yang di jelaskan Kafi (41 th) berikut ini :
“Dahulu yang sekarang disebut Kelurahan Petir dahulunya
dikenal sebagai Kampung Gondrong menjadi kelurahan sejak tahun
1993, karena orang mana-mana menyebut kampung ini Gondrong.
Gondrong apa? Gondrong Ilir, makanya disebelah sana ada yang
namanya Gondrong Sebrang, itu yang sekarang menjadi kelurahan
Gondrong. Sebelah sana lagi ada yang namanya Gondrong Kenanga,
yang sebelah sana lagi Gondrong Udik. Nah yang disebut Pusat
62
Gondrong sebenarnya disini.
Sedangkan alasan Petir menjadi nama kelurahan, Kafi menuturkan
sebagai berikut :
“Yang di sebut petir itu adalah bagian utara kelurahan Petir,
sedikit aja hanya satu RW yaitu RW 03 itu yang disebut Petir. Selain
RW 03 itu dahulunya disebut Gondrong. Jadi orang Kembangan,
Jakarta dan orang mana-mana menyebut daerah ini Gondrong.Saat
pemekaran wilayah menurut orang tua seharusnya lebih cocok
namanya Gondrong Ilir atau apa bukan Petir, sebab secara teritorial
Gondrong itudari utara hingga selatan lebih luas dari pada Petir,

59
Koordinator Statistik Kecamatan Cipondoh, Kecamatan Cipondoh dalam Angka
2016, hal. 4-5
60
http://www.wikiwand.com/id/Kota_Tangerang,
61
Pemerintah Daerah Kota Tangerang, Peraturan Daerah Kota Tangerang Nomor 16
Tahun 2000Tentang Pembentukan 7 (Tujuh) Kecamatan, hal. 5
62
Ahmad Kafi, S.Ag bin H. Taqiuddin, Wawancara Pribadi, Jum’at 13 Oktober 2017

KOTA TANGERANG 26
8
karena petir hanya kampung kecil cuma se-RW. Namun pemerintah
63
memutuskan namanya Kelurahan Petir.

Adapun muasal nama Petir sebagai nama kampung, sedikitnya ada


dua versi yang melatar belakanginya yaitu :
Banyak versi tentang nama Petir. Pertama adalah kampung
kembar, karena di Serang ada kecamatan Petir. Sebab dahulu Petir
dikenal kampung para guru; guru agama, guru sekolah, guru ngaji.
Sekarang juga masih banyak. Karenanya Petir ini sama seperti
Kampung Pinang yang melahirkan guru-guru. Di Gondrong ada
mesjid At Taqwa, dahulu dikenalnya masjid Jami’ Gondrong. Era
orde baru ada perubahan dan penyesuaian nama menjadi Masjid At
Taqwa. Dahulunya disebut Masjid Gondrong, dimana yang sholat
dari mana-mana; orang Ketapang, orang Kresek, orang Duri
Kosambi, orang Kembangan, Parung Kored, semua sholatnya
disini. Kedua ada yang merujuk kalo dulu ada pohon besar yang
disebut pohon petir, apa seperti pohon beringin, bentuknya seperti
apa saya tidak pernah tahu. Saya tidak pernah mendengar cerita jika
riwayat petir itu merujuk pada halilintar atau kilat, geledek. Karena
orang Betawi dari dulu kalo menyebut geledek gak pernah dengan
petir, tapi dengan geledek, geludug. “Ada orang kesamber geludug.
Kalo orang kesamber petir mah istilah sekarang aja. Jadi petir tidak
merujuk pada peristiwa alam. Lebih kepada Kampung Kembar.
64
Seperti Ketapang kan ada dimana-mana.
Mencermati penuturan Kafi (41 th) tersebut dapat difahami bahwa
nama Petir berasal dari nama pohon yang besar lagi tinggi atau juga
berasal dari nama kampung lain yang pernah ada, yaitu seperti Kampung
petir di Serang. Hal ini menandakan bahwa pendahulu kampung berasal
dari Petir atau pernah mengunjungi kampung Petir Serang. Sebab
kampung Petir dahulunya hanyalah kampung yang kecil, dan kini
dibuktikan luasnya yang hanya satu rukun warga (RW).
Sebagai kampung, Petir ternyata menyimpan salah satu ikon kota
Tangerang yang sudah mulai dilupakan yaitu calo gondrong.
Petir ini dulu masyarakatnya umumnya petani dan
pedagang.Dahulu masih banyak sawah-sawah yang sekarang
menjadi perumahan-perumahan. Dahulu yang sekrang kelurahan

63
Ibid
64
Ahmad Kafi, S.Ag bin H. Taqiuddin, Wawancara Pribadi, Jum’at 13 Oktober 2017

KOTA TANGERANG 26
9
Ketapang dahulu adalah termasuk wilayah Kelurahan Petir. Dulu
disini yang terkenal jambu cincalo gondrong adanya di Petir dan
salah satu menjadi ikon orang Tangerang. Sebab pernah masuk
majalah Trubus sekitar tahun 1977 atau 1978. Karena mayoritas
masyarakat Betawi jadi di Petir kental dengan budaya betawi,
65
kulinernya sekarang dah banyak yang lupa
Adapun penguasa yang pernah memimpin Petir sebagai Kampung
dan desa diantaranya adalah :
“Penguasa yang pernah memimpin petir yang saya ingat
secara berurutan H. Muh. Zen Kades Petir ke-2 yang pertama saya
lupa. Beliau orang Gondrong Petir tapi tinggalnya di Kampung
Centiga. Memimpin sebelum Indonesia merdeka, zaman Belanda.
Kemudian ada kades Musa, dua-duanya kakek saya. Dari Kades
Musa ke Kades Muhammad. Baru kemudian ayah saya H. Taqiuddin.
”66
Semuanya masih zaman desa.
Selain dua versi nama kampung Petir di atas, ada versi lain dari
muasal nama Petir yaitu berasal dari suara bunyi lesung.
“bunyi lesung (beduk, canang, kentungan, dsb) yang dipukul
dengan gencar sbg tanda bahaya dsb; me·ni·tir v memukul (gendang,
kentungan, dsb) dng gencar: orang ~ gendang sewaktu raja akan
67
masuk balairung.”
Pendapat ini dikuatkan oleh Selan (69 tahun) sebagai berikut :
“Dulu yang disebut petir itu petitir. Kalo orang sekarang
menyebutnya geledek. Nah kalo ada orang di bacok ditabuhin titir
tiga kali, isyarat-isyarat juga. Umpamanya dibacok, kebo ilang, tuk-
tuk-tuk-tuk. Jadi saking belum ada tv belum ada radio kedengeran,
mentung (kentongan) dari sini ke Pinang juga. Itu makanya disebut
titir, lama kelamaan jadi petir. Petitir juga bisa menggunakan
lumpang padi, kan lumpang itu kaya perahu, kalo di pukul tuk-tuk.
Jadi lumpang itu jadi titir buat di tabuh. Kemudian diketahui sebagai
titir. Dulu mah kan orang mati ditabuhin bedug, kalo sekarang pan
kudu ada speaker, innalillahi. Kalo dulu mah pake titir. Tiga kali aja
berarti orang tua, kalu satu kali itu anak kecil, kalo tuk-tuk-tuk-

65
Ibid
66
Ibid
67
http://www.artikata.com/arti-354733-titir.html

KOTA TANGERANG 270


tukitu kegarongan, ada orang di bacok itu bahasa tradisi dulu,
68
bahasa isyarat biar orang pada ngerti dan tahu”.

Gambar Ilustrasi Penggunaan Titir atau Lesung

Berdasarkan pendapat tersebut di atas bahwa asal mula Kampung


Petir berasal dari aktifikatas menggunkan lesung, menitir, titir. Saat itu
lesung digunakan sebagai alat komunikasi antara warga. Seperti kabar
orang tua meninggal tiga kali ketukan, berarti orang tua, Jika satu kali itu
anak kecil, atau bunyinya nyaring dan banyak itu tanda bahaya ada orang
kemalingan atau kegarongan, ada orang dibacok. Oleh karena dahulu
kampung ini banyak jawaranya maka penggunaan titir menjadi dominan.
Sehingga lama kelamaan kampung ini disebut Petir.
Kampung Petir --orang kampung lebih senang menyebutnya
Kampung Gondrong Petir, karena masih menjadi bagian dari Kamoung
Gondrong. Di kampung ini ada beberapa kampung yaitu Kampung
Gondrong Ilir, Kampung Petir, Kampung Candulan, Kampung Centiga,
69
lalu ada kampung Pulo.

Gondrong Petir

Dulu kampung ini bukan Kampung Petir akan tetapi Gondrong


Petir. Karena ketika tahun 1990-andi papan Desa tertulis desanya, Desa
Gondrong Petir. Karena ini sampai sekarang masih disebut sebagai

68
Selan alias Sahlan bin Nadam, Wawancara Pribadi
69
Ahmad Kafi, S.Ag bin H. Taqiuddin, Wawancara Pribadi

KOTA TANGERANG 271


70
Kampung Gondrong Petir. Menurut cerita para tetua kampung muasal
seperti diutarakan oleh Kafi (41 th) sebagai berikut :
“Asal nama petir itu ada dua versi yang pertama adalah dari
nama pohon. Menurut cerita orang tua dahulu di kampung ini ada
pohon besar mereka menyebutnya pohon petir. Namun saya lebih
yakin pada versi yang kedua yaitu ini nama kampung kembar, yaitu
nama kampung ini ada juga di tempat lain seperti Kp. Petir di
Serang. Karena kampung petir yang asli hanya ada di satu RW.
71
Kampung ini masih menjadi bagian dari Kampung Gondrong.”

Kampung Cantiga

Sebagai bagian dari kelurahan Petir, Kampung cantiga merupakan


kampung terdepan yang berhadapan dengan DKI Jakarta. Adapun muasal
nama Kampung Cantiga itu terkait kepada tutur lisan, dahulu ada macan
sakti. Cantiga itu singkatan dari macan tiga. Sekarang kampung Cantiga
dan Candulan sudah menyatu, pembangunan dan pemukiman penduduk
telah menyatukan dua kampung ini. Hal ini berbeda dengan dahulu yang
72
dipisahkan oleh persawahan.

Kampung Candulan

Asal nama Candulan berasal dari sejenis pohon dedaunan yang bisa
dibikin cendol, bahan utama untuk mencampur cendol. Dahulu di
kampung ini banyak tukang cendol, makanya disebut Kampung Candulan.
Kalo sekarang sudah mulai kurang yang membuat cendol. Malah yang
sering terdengar cendol Parung Kored karena daerahnya berdekatan
dengan Candulan. Pemisahkedua kampung itu jembatan polor, jembatan
73
zaman Belanda.

Kampung Pulo Nyai Bontit dan Kampung Pulo Kong Musa

Adapun muasal nama kampung Pulo Nyai Bontit karena orang


pertama disitu Nyai atau Nenek Bontit.Kampung Pulo Nyai Bontit,

70
Ibid
71
Ibid
72
Ibid
73
Ibid

KOTA TANGERANG 272


sekarang sudahhilang karena telah berubah menjadi menjadi Green Lake.
74
Dahulu luasnya kampung ini sekitar satu dua RT. Adapun alasan disebut
Kampung Pulo karena dahulu di Gondrong Induk atau Gondrong Ilir bila
hendak ke kampung ini harus melewati sawah dulu, sehingga dari
kejauhan kampung ini terlihat seperti pulau.
Selain itu, ada juga Pulo Pojok atau Pulo Asnain dan Kampung Pulo
Kong Musa, beliauyang membuka kampung. Kini Kampung Pulo Kong
Musa dan Pulo Asnain sudah menyatu dengan Cantiga berbatasan dengan
jalan raya. Pulo Asnain pun sudah menyatu dengan RW 03 kelurahan Petir.

74
Ibid

KOTA TANGERANG 273


Asal MuasalPORIS PLAWAD

Poris Plawad bersebelahan dengan Kelurahan Poris Plawad Utara di


bagian utara dan Kelurahan Poris Plawad Indah di bagian selatan. Adapun
batas bagian timur berhadapan dengan Kelurahan Cipondoh Makmur dan
75
bagian barat berdampingan dengan Kecamatan Tangerang.
Kelurahan Poris Plawad adalah kampung “tua” bersama saudara
tuanya Cipondoh, Petir dan Gondrong. Poris Plawad Utara dan Poris
76
Plawad Indah adalah hasil dari pemekaran kelurahan Poris Plawad. Jika
ditelusuri, asal-muasal nama Poris Pelawad terbilang cukup unik. Seperti
asal nama Desa Poris Plawad yang terletak di Kecamatan Cipondoh seperti
diceritakan Eggy dalam tulisannya Mpok Ris, Pendekar Wanita Nan Jelita
berikut ini :
“Dari cerita turun-temurun warga sekitar dan juga termuat
dalam catatan profil daerah di kantor Kelurahan Poris Pelawad,
nama Poris Pelawad sendiri berasal dari seorang pendekar wanita
yang berjuang melawan kompeni. Konon saat itu, kompeni
menduduki wilayah Cipondoh sebagai basis pergudangan. Hal ini
benar jika dilihat dari posisi benteng pertahanan kompeni di sekitar
Batu Ceper, yang hanya berjarak sekilo sampai dua kilometer dari
Cipondoh. Gudang pembekalan kompeni sendiri pernah ditemukan
77
di sekitar Cipondoh”
Aktifitas kompeni cukup banyak menimbulkan derita di hati
masyarakat. Diceritakan penjarahan atas hasil pertanian masyarakat kerap
kompeni lakukan. Padahal masyarakat Cipondoh yang notabene suku
Betawi sangat mengandalkan sektor pertanian sebagai mata pencaharian.
Eggy juga menambahkan :
“Sudah menjadi sifat warga Betawi tidak diam begitu saja
ketika dirinya terancam. Istilahnya “elo jual ane beli”, begitu pula
yang dilakukan seorang pendekar wanita bernama Ris. entah siapa
nama lengkapnya namun para sesepuh kala itu sering menyebutnya
sebagai Mpok Ris.Mpok Ris dikenang sebagai pendekar yang
menguasai cukup banyak jurus silat, bahkan diceritakan dia pernah

75
Koordinator Statistik Kecamatan Cipondoh, Kecamatan Cipondoh dalam Angka
2016, hal. 4-5
76
http://www.wikiwand.com/id/Kota_Tangerang
77
https://iamhoogiez.wordpress.com/2007/09/25/mpok-ris-pendekar/ di unduh Ahad,
23 Oktober 2016, Jam 19.29

KOTA TANGERANG 274


berguru kepada jawara-jawara Betawi sampe jagoan kungfu. Meski
begitu, Mpok Ris juga digambarkan sebagai sosok jelita. Entah
berapa lama Mpok Ris melawan penjajah, namun ia terkenal selalu
menggunakan batang pohon Plawad yaitu sejenis pohon tebu dalam
aksinya. “Mpok Ris bisa bikin keok barisan prajurit kompeni hanya
sekali tebas batang Plawad!”, begitulah hikayat para sesepuh
78
menggambarkan kesaktian pendekar wanita jelita itu”.
Ada yang bilang Mpok Ris kalah karena ia menikah padahal
keperawanannyalah sumber kesaktiannya. ada yang bilang Mpok Ris kalah
berkelahi dengan pendekar suruhan kompeni. Entah mana yang benar
namun yang pasti sesepuh kemudian mengabadikan nama Mpok Ris yang
kerap bertarung bersenjatakan batang pohon Plawad menjadi sebuah
79
daerah bernama Poris Plawad.

Stasiun Batuceper

Stasiun Batuceper atau Stasiun Poris Plawad (kode: BPR) adalah


stasiun kereta api yang berada di Poris Plawad, Cipondoh, Tangerang.
Meskipun bernama Batuceper, letak stasiun ini bukan di kecamatan
Batuceper, melainkan di kecamatan Cipondoh. Stasiun ini awalnya hanya
mempunyai 1 jalur kereta api. Namun dengan pembangunan jalur ganda
Tangerang-Duri, jalur kereta api di stasiun ini ditambahkan satu lagi.

Stasiun Batuceper/Poris Plawad

78
https://iamhoogiez.wordpress.com/2007/09/25/mpok-ris-pendekar/ di unduh Ahad,
23 Oktober 2016, Jam 19.29
79
Ibid.

KOTA TANGERANG 275


Dari stasiun ini direncanakan akan dibangun jalur kereta api menuju
ke Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta sepanjang 4 km. Di antara
Stasiun Tangerang dan Stasiun Batuceper terdapat Stasiun Tanah Tinggi
yang sudah dioperasikan lagi mulai tanggal 16 Juni2015. Stasiun ini berada
80
di seberang Terminal Poris Plawad. Namun di masa lampau jalur rel
kereta api inilah yang menjadi saksi bisu pasir-pasir kali Cisadane dibawa
dari Babakan Tangerang ke stasiun Kota untuk pembangunan Kota
Batavia.

80
https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Berkas:Stasiun-Batu-Ceper.jpg&-file-
timestamp=20141206223457&

KOTA TANGERANG 276


Asal MuasalPORIS PLAWAD INDAH

Poris Plawad merupakan kampung yang luas. Oleh karena luasnya,


maka pada saat pemekaran wilayah Kecamatan Cipondoh di tahun 2000
Poris Plawad menjadi tiga yaitu Poris Plawad, Poris Plawad Indah dan
81
Poris Plawad Utara. Poris Plawad Indah memiliki batas pada bagian utara
adalah Kelurahan Poris Plawad Utara, bagian selatan berbatasan dengan
Kec. Pinang, bagian timur dibatasi oleh Kelurahan Cipondoh, sedangkan
82
Kec. Tangerang adalah batas Poris Plawad Indah di bagian barat.
Tentang muasal Poris, Komarudin (56 th) menyebutkan :
“Poris itu ada dua versi. Ada yang diambil dari nama orang
yang membuka hutan. Kan hutan dalam bahasa Inggrisnya Forest.
Itu aslinya diambil dari situ. Karena waktu itu Poris masih utan
semua. Ujung sana sampai Cipondoh sampai Ampera itu masih
hutan. Dan yang membuka hutan itu adalah kumpi saya yang
berasal dari Cirebon ujungnya sampai Chairuddin…Versi yang yang
kedua adalah diambil dari nama seorang perempuan yaitu Po’ Ris,
empo yang punya keris atau empo yang berkeris. Kalo orang Betawi
perempuan itu kan dipanggilnya empo. Ia satu-satunya perempuan
yang memiliki senjata keris, tentang namanya sendiri saya kurang
tahu.Karena ia punya keris jadi dianggap gagah, kuat, jadilah nama
83
Poris Gaga.

Dari informasi tersebut diketahui bahwa asumsi pertama Poris


berasal dari usaha pembukaan hutan (forest), sebab Poris dahulunya
adalah hutan belantara. Karena dialek masyarakat kata “forest” lama
kelamaan menjadi Poris. Adapun asumsi kedua soal nama Poris berasal
dari nama tokoh perempuan yang memiliki keris. Untuk orang Betawi
perempuan biasanya disapa Mpok, maka perempuan yang memiliki keris
di sebut Pok Ris, jadilah Poris seperti yang dikenal sekarang.
Sedangkan muasal nama Poris Plawad Indah berasal dari perubahan
Kota Madya Tangerang menjadi Kota Tangerang. Kecamatan yang semula
hanya 7 (tujuh) berkembang menjadi 13 (tiga belas) kecamatan. Hal ini
berimbas juga pada pemekaran wilayah Kecamatan Cipondoh.

81
http://www.wikiwand.com/id/Kota_Tangerang
82
Koordinator Statistik Kecamatan Cipondoh, Kecamatan Cipondoh dalam Angka
2016, hal. 4-5
83
Drs. H. Komarudin Z, Wawancara Pribadi, Rabu 14 Juni 2017

KOTA TANGERANG 277


Oleh karena itu Poris Plawad Indah menjadi pilihan nama kelurahan
ini. Selain untuk mengingatkan dengan kelurahan induknya Poris Plawad,
kata “indah” juga bermakna bahwa kelurahan ini nantinya bisa seindah
dengan kelurahan Poris Plawad bahkan bisa jadi lebih. Keindahan saat
Poris Plawad masih menjadi forest (hutan).
Salah satu kampung yang ada di kelurahan Poris Plawad indah
adalah
Warung Bingung.

Warung Bingung

Melacak asal nama warung Bingung, H Aslie (63 th) menuturkannya


sebagai berikut :
“Dahulu ada warung sebagai pangkalan. Kalauorang mau
dagang yang mau pulang mampir yang mau dagang mampir. Cuma
disitu dahulu ada tukang judi. Jadi yang dagang mau dagang
modalnya abis, yang udah dagang juga abis. Jadi abis buat judi. Jadi
pada bingung yang mau pulang bingung karena uangnya abis. Yang
mau pulang bingung gak bawa duit yang mau pergi juga bingung
duitnya abis. Saya dapat dari orang tua karena saya pernah tugas di
situ ini. Sekarang adanya di kelurahan Poris Plawad Indah
84
berbatasan dengan Buaran Indah.”

Dari kisah di atas diketahui bahwa nama Warung Bingung berasal


dari cerita orang tua bahwa dahulu adanya warung yang digunakan para
pedagang untuk berjudi. Sebagai akibat dari perjudian yang kalah
membuat pedagang bingung karena modal usahanya sudah habis di meja
judi.
Warung Bingung dibagian selatan berbatasan dengan rawa
Cipondoh dan Cipete. Sedangkan bagian barat berbatas dengan Kampung
Buaran dan timurnya Poris Tengah (sekrang Asyukriyah red.). Adapun
85
utaranya adalah Kampung Kober Buaran Indah (Gg. Jambu).

84
H. Aslie El Husyairy, Ibid
85
H. Aslie El Husyairy, Ibid

KOTA TANGERANG 278


Asal MuasalPORIS PLAWAD UTARA

Poris Plawad Utara berdampingan dengan Kel. Cipondoh Makmur


di sebelah timur dan berbatasan dengan Kecamatan Tangerang di sebelah
barat. Sedangkan Kecamatan Batuceper di sisi utara, dan batas dengan
86
Kelurahan Poris Plawad Utara di sisi selatan.
Adapun kelurahan baru yang dibentuk tetapi masih menjadi bagian
dari kecamatan induknya, Kecamatan Cipondoh terdiri dari : Poris Plawad
Utara (dari kelurahan Poris Plawad), Poris Plawad Indah (dari kelurahan
Poris Plawad), Kenanga (dari kelurahan Gondrong), Ketapang (dari
kelurahan Petir), Cipondoh Indah (dari kelurahan Cipondoh), Cipondoh
87
Makmur (dari kelurahan Cipondoh).
Muasal nama Poris Plawad Utara karena pemekaran wilayah Poris
Plawad. Pemekaran yang terjadi sesuai Perda Nomor 16 Tahun 2000.
Disebabkan letaknya dibagian utara, maka namanya menjadi Poris Plawad
Utara. Penamaan daerah berdasarkan letak geografis ini sesuai dengan
penjelasan Kushermawan berikut ini :
“Untuk penjelasan yang baik tentang lokasi satu sama lain dari
kampung-kampung bernama sama ataupun bagian-bagian dari desa,
selain dipakai sebutan-sebutan kaler (utara), wetan (timur), kidul
(selatan) dan kulon (barat), di wilayah gunung sering dipakai:
tonggoh (letak lebih tinggi), tengah (letak ditengah) dan landeuh
(letak lebih bawah), hilir (aliran sebelah bawah), girang (aliran
disebelah atas), peuntas (diseberang sungai), lebih lanjut singkur
88
(sendiri, kemudian), joglo (terpencil), dst”
Dari informasi ini diketahui bahwa letak geografis kelurahan Poris
Plawad Utara berada di bagian utara kecamatan Cipondoh.

86
Koordinator Statistik Kecamatan Cipondoh, Kecamatan Cipondoh dalam Angka
2016, Kota Tangerang : Badan Pusat Statistik Kota Tangerang, 2016, hal. 4-5
87
http://www.wikiwand.com/id/Kota_Tangerang, diunduh 21 Januari 2017
88
Geri Kushermawan, Toponimi daerah Jawa Barat

KOTA TANGERANG 279

Anda mungkin juga menyukai