OLEH
ANGGOTA KELOMPOK
TA. 2023
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
i
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
Secara sederhana, gaya dapat dipikirkan sebagai suatu tarikan atau dorongan. Ketika
Anda mendorong sebuah mobil, itu berarti Anda memberikan gaya ke mobil tersebut yang
arahnya adalah ke arah dorongan yang Anda lakukan. Semakin kuat Anda mendorongnya,
berarti gaya yang Anda berikan semakin besar. Dalam sistem SI, satuan dari gaya adalah
Newton dan biasanya disingkat dengan N. Gaya merupakan besaran vektor dan biasanya
dilambangkan dengan F. Artinya, apabila sebuah benda menerima beberapa gaya (tarikan
atau dorongan) dengan besar dan arah yang berbeda, maka gaya total yang diterima oleh
benda tersebut adalah penjumlahan vektor dari gaya-gaya yang diterima oleh benda tersebut.
Gambar 1.1 (a) Beberapa gaya yang bekerja pada suatu benda. (b) Gaya total yang bekerja pada
suatu benda dapat ditulis sebagai penjumlahan vektor dari semua gaya yang bekerja padanya.
Terdapat banyak sekali bentuk gaya yang sering diperhitungkan dalam menganalisis
suatu persoalan dan menyelesaikannya. Beberapa contoh gaya tersebut adalah gaya berat,
gaya normal, tegangan, gaya gesekan statik dan kinetik, dan masih banyak lagi. Karena
sering kali ditemui, maka perlu kiranya jika kita memberikan perhatian khusus kepada gaya-
gaya tersebut. Namun, hal ini bukan berarti gaya-gaya lain selain gaya-gaya ini tidak penting.
Dengan membahas contoh-contoh gaya ini, diharapkan Anda memperoleh pemahaman yang
lebih baik tentang bagaimana menganalisis gaya-gaya yang bekerja pada suatu benda.1
1
Asraf, Ahmedi. Kurniawan. 2020. Fisika dasar untuk sains dan teknik. Jakarta: Bumi Aksara
2
1. Gaya Berat
w= mg.................................................................................................................... (1.1)
Karena g mengarah ke bawah, maka berat w juga harus mengarah ke bawah. Dalam
percakapan sehari-hari, istilah berat dan massa dianggap sama. Namun, dalam fisika, kedua
besaran ini merupakan besaran yang berbeda. Oleh sebab itu, Anda harus bisa membedakan
kedua besaran ini. Berat adalah gaya dan merupakan besaran vektor, sedangkan massa
merupakan besaran skalar yang menunjukkan inersia suatu benda.
2. Gaya Normal
Tinjau sebuah benda yang diam di atas permukaan lantai seperti ditunjukkan pada
Gambar 1.2. Meskipun benda tersebut diam, kita tidak bisa mengatakan bahwa gaya berat
yang bekerja pada benda tersebut bernilai nol. Berat benda tersebut tetap w = mg, tetapi
terdapat gaya lain yang bekerja pada benda tersebut sehingga benda tersebut tetap diam. Gaya
ini diberikan oleh lantai pada arah tegak lurus dengan permukaan lantai dan disebut sebagai
gaya normal F N°.
Gambar 1.2 Gaya normal mengimbangi gaya berat pada suatu benda yang berada di atas
lantai.
3
Berdasarkan Hukum Newton 1, pada benda yang diam, gaya total yang bekerja pada
benda tersebut adalah nol. Secara matematis, kita dapat menuliskan.
ΣF = 0 .............................................................................................................................. (1.2)
Karena hanya dua gaya yang bekerja, yaitu gaya berat dan gaya normal, maka
persamaan 1.2 dapat ditulis menjadi
FN-w=0
FN = w ................................................................................................................ (1.3)
Persamaan 1.3 bukanlah rumusan gaya normal F, untuk semua kasus. Persamaan 1.3
hanya rumus dari gaya normal untuk sistem, gaya normal selalu mengarah tegak lurus
terhadap permukaan. Artinya, jika suatu benda berada pada bidang miring, maka arah gaya
normal yang bekerja pada benda tersebut tegak lurus terhadap permukaan bidang miring dan
tentu tidak lagi berlawanan arah dengan berat. Kemudian, besar dari gaya normal tersebut
juga tidak lagi sama dengan besar gaya berat dari benda tersebut.
Antara dua permukaan benda yang saling bersentuhan akan ada gaya dari permukaan
benda yang satu ke permukaan benda yang kedua, dan sebaliknya (sebagai konsekuensi
hukum newton ketiga). Gaya ini kita sebut sebagai gaya kontak, yang muncul hanya bila
kedua benda bersentuhan (kontak). Arah gaya kontak ini sembarang, demikian pula besarnya.
Karena secara umum semua gaya dapat diuraikan menjadi komponen-komponennya, gaya
kontak tadi dapat kita uraikan menjadi dua gaya yang saling tegak lurus. Pertama, gaya
normal yaitu gaya yang tegak lurus permukaan sentuh kedua benda, kedua gaya gesekan2
Gambar 1.3 gaya yang sejajar dengan permukaan sentuh kedua benda.
2
Satriawan, Mirza. 2012. Fisika Dasar. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada
4
2.2 Hukum I Newton
Pada mulanya seorang ilmuwan Yunani yang bernama Aristoteles membagi gerak
dalam dua macam, yaitu gerak alami dan gerak paksa. Gerak alami adalah benda yang terjadi
secara alami tanpa ada pengaruh gaya dari luar. Contohnya adalah batu yang selalu menuju
ke tanah dan api yang selalu menuju ke udara. Begitu juga, seperti gerak melingkar pada
planet-planet dianggap oleh Aristoteles sebagai gerak alami karena tidak mempunyai awal
dan akhir. Sedangkan gerak paksa adalah benda bergerak disebabkan karena ada gaya luar
(baik berupa tarikan atau dorongan).
Sekitar 2000 tahun kemudian, pada abad 16 seorang ilmuwan dari Italia yang
bernama Galileo Galilei menyangkal teori yang dikemukakan oleh Aristoteles. Galileo
membuat lintasan yang kedua sisinya melengkung seperti mangkok, kemudian dia
menjatuhkan sebuah bola sehingga bola tersebut bergerak turun lalu kembali naik lagi pada
ketinggian yang hampir sama seperti semula. Apabila salah satu sisinya diperkecil sudut
kemiringannya, maka untuk mencapai ketinggian yang hampir sama saat pertama kali jatuh
sebuah bola akan menempuh jarak yang lebih jauh. Kemudian, apabila salah satu sisinya
dihilangkan sudut kemiringannya (ddikan datar), maka benda akan meluncur lurus dengan
kecepatan yang diperlambat dan akhirnya berhenti. Galileo mengatakan bahwa bola dapat
berhenti diakibatkan oleh adanya gaya gesek.
Beberapa tahun kemudian, pernyataan yang disimpulkan oleh Galileo dipelajari lagi
oleh Isaac Newton. Sampai akhirnya, Newton berhasil membuat suatu kesimpulan yang
dinyatakan dalam hukum I Newton yang berbunyi "apabila resultan gaya yang bekerja
pada benda sama dengan nol, maka benda akan cenderung mempertahankan geraknya,
benda yang diam akan tetap diam dan benda yang bergerak akan tetap bergerak dengan
kecepatan konstan". Secara matematis hukum I Newton dapat ditulis:
ΣF = 0
Berdasarkan hukum I Newton tersebut dapat dikatakan bahwa benda cenderung dapat
mempertahankan keadaan awalnya, sehingga hukum I Newton ini dapat dikatakan sebagai
hukum kelembaman (kemalasan) atau hukum inersia.3
3
Priawan, Chitamin, Aslam. 2018. Fisika Dasar 1 jilid 1. Surabaya: CV. Kanaka Media
5
2.2 Hukum II Newton
Hukum pertama Newton merupakan kasus khusus untuk benda dengan resultan gaya
nol. Apa yang terjadi jika terdapat gaya total yang bekerja pada suatu benda? Contoh: sebuah
balok dilempar di atas permukaan lantai kasar. Selama balok bergerak, bekerja suatu gaya
gesek yang menyebabkan kecepatan balok berkurang dan pada akhirnya berhenti. Ini adalah
kasus yang umum terjadi pada peristiwa gerak. Akan ada gaya luar yang bekerja pada suatu
benda yang menyebabkan kuantitas gerak suatu benda berubah. Pernyataan inilah yang
menjadi dasar Hukum Kedua Newton.
Pada kondisi tersebut Newton merumuskan sebuah pernyataan yang dikenal dengan
hukum II Newton yang berbunyi "percepatan suatu benda berbanding lurus serta
mempunyai arah yang sama dengan resultan gaya yang berkerja pada benda tersebut dan
berbanding terbalik dengan massa benda".
Σ F= m ............................................................................................................. (1.4)
Misalkan besar dari gaya total yang bekerja pada suatu benda adalah F. maka
berdasarkan persamaan 1.4 besar percepatan a yang dialami benda tersebut adalah:
a = .................................................................................................................... (1.5)
4
Bahtiar. 2017. Pengantar Fisika Dasar I. Mataram : LP2M UIN Mataram
6
Berdasarkan persamaan 1.5, untuk nilai F tertentu, apabila massa m bernilai kecil,
maka benda tersebut akan mengalami percepatan yang relatif besar. Namun, apabila massa m
bernilai relatif lebih besar, maka percepatan yang dialami relatif lebih kecil. Dengan
demikian, kita dapat memikirkan massa sebagai besaran yang dimiliki suatu benda yang
menunjukkan seberapa sulit benda itu untuk diberi percepatan. Massa juga dapat
didefinisikan sebagai ukuran inersia suatu benda karena semakin besar massa suatu benda.
maka akan semakin sulit untuk mengubah gerakannya. Dalam sistem SI, massa diukur dalam
satuan kg. Tentu Anda sudah memiliki bayangan yang cukup baik tentang satuan massa ini,
yaitu kg,
Hukum III Newton yang berbunyi “gaya reaksi yang sama besar dengan gaya aksi,
tetapi berlawanan arah. Jika benda pertama melakukan gaya pada benda kedua (gaya aksi),
maka benda kedua melakukan gaya yang sama besar pada benda pertama tetapi arahnya
berlawanan (gaya reaksi)”.5
Hukum Newton 3 biasanya juga disebut sebagai hukum interaksi atau hukum aksi-
reaksi. Secara matematis, Hukum Newton 3 dapat ditulis menjadi :
Faksi = Freaksi
Gambar 1.4 (a) Pasangan gaya aksi-reaksi pada orang yang akan melompat. (b) Orang
berhasil melompat akibat gaya reaksi.
5
Abdullah, Mikrajuddin. 2016. Fisika Dasar 1. Bandung : Penerbit ITB
7
Sebagai contoh, saat Anda melompat, kaki Anda mendorong (memberi- kan aksi) ke
lantai. Akibatnya, lantai mendorong Anda (memberikan reaksi) sehingga badan Anda
terangkat. Contoh lain adalah sebuah roket yang memberikan gaya yang sangat besar pada
gas di dalam mesinnya, sehingga gas tersebut menyembur keluar. Akibatnya, gas tersebut
memberikan reaksi ke roket sehingga roket tersebut mendapatkan dorongan.
Contoh Soal
1. Sebuah mobil bermassa 10.000 kg, bergerak dengan kecepatan 20 meter per sekon.
Mobil ini dan berhenti setelah menempuh jarak 200 m. Berapakah gaya
pengeremannya ?
Jawab:
Jawab :
` Dik : m = 2 lh
a = 10 m/s²
Dit : F ?
Jawab : F = m.a
= 2 kg . 10 m/s²
= 20 N
8
3. Tamu berada dalam lift sebuah hotel yang sedang bergerak ke atas (Gambar4.20).
Lift bergerak dengan percepatan 0,25 m/s2, Massa badan tamuadalah 60 kg. Berapa
gaya normal lantai lift yang bekerja pada kaki tamu?
Jawab : Badan tamu bergerak dengan percepatan a = 0,25 j m/s². Dengan menggunakan
hukum II Newton maka
Ftot = ma
=60×0,25 k
=15 j N
N = Ftot - W
= 15 j - 60 × (-10)
= 615 j N
4. Sebuah resultan gaya sebesar 35 N bekerja pada sebuah benda bermassa 5 kg.
Berapa percepatan yang dialami benda?
Jawab
Diketahui:
ΣF = 35 N
m = 5 kg
Ditanyakan: a....?
Jawab:
a = ΣF/m
a = 35/5
a = 7 m/s2
Jadi, percepatan yang dialami benda adalah 7 m/s2.
9
5. Terdapat dua buah gaya segaris satu mengarah ke kiri dan ke kanan. Masing-masing
memiliki gaya sebesar 8 N. Berapa resultan kedua gaya tersebut?
Jawab :
ΣF = F2 - F1
=8N-8N
= 0 N.
10
BAB III
PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
11
DAFTAR PUSTAKA
Asraf, Ahmedi. 2021. Fisika Dasar untuk Sains dan Teknik Jilid 1 Mekanika. Jakarta :
Bumi Aksara
Priawan, Chitamin, Aslam. 2018. Fisika Dasar 1 jilid 1. Surabaya: CV. Kanaka Media
12