Anda di halaman 1dari 9

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini deskriptif dengan

pendekatan cross sectional. Menurut sugiyono (2014) metode deskriptif

adalah suatu metode yang digunakan untuk menggambarkan atau

menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat

kesimpulan yang lebih luas dimana pada penelitian ini hanya menggambarkan

hasil pemeriksaan laju endap darah metode Westergren menggunakan

Natrium sitrat 3,8% dan EDTA yang ditambah NaCl 0,85%

B. Variabel Penelitian

Pada penelitian ini variabel yang digunakan adalah laju endap darah pada

kelompok Mahasiswa Pecinta Alam di Kota Bengkulu.

C. Definisi Operasional Penelitian


Tabel 3.1 Definis Operasional
Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur
Operasional g/dL
Laju Endap Kecepatan Piprt mm/jam Rasio
Darah mengendapnya Westergren
sel darah merah
yang diukur
degan metode
Westergren D. P

Metode Metode yang Pipet mm/jam Rasio o


Westergren digunakan Westergren
dalam mengukur p
laju endap darah
menggunakan u
darah yang
mengandung l
antikoagulan
EDTA dengan a
laruta pengencer
Natrium Sitrat s
3,8% dan
Natrium Klorida i
0,9%
Natrium Larutan yang Pipet mm/jam Rasio
Sitrat 3,8% digunakan Westergren
sebagai
pengencer darah
pada
pemeriksaan laju
endap darah
metode
Westergren
Natrium Larutan garam Pipet mm/jam Rasio
Klorida yang bersifat Westergren
0,9% isotonis, dapat
dipakai sebagai
pelarut dalam
beberapa
pemeriksaan
laboratorium
dan Sampel
1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek diteliti. Adapun populasi penelitian

ini adalah Mahasiswa Pecinta Alam Kota Bengkulu 110 orang.

2. Sampel

Sampel yang diambil 15% dari jumlah populasi yaitu 110 orang x 15%

= 16 orang Menurut Arikunto tahun 2006 jika populasi lebih dari 100 maka

besar sampel diambil 10-30%.

Rumus : n x %

Keterangan : n = jumlah populasi

% = jumlah presentase yang diambil (Arikunto, 2006)

Sampel dalam penelitian ini adalah pemeriksaan laju endap darah

mahasiswa pecinta alam kota bengkulu.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian adalah Accidental Sampling.

Accidental Sampling adalah teknik penentuan sampel berdasarkan

kebetulan bertemu peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang

orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.

E. Tempat dan waktu penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini akan dilaksanakan di Laboratorium RSUD M Yunus

kota Bengkulu.

2. Waktu Penelitian
Waktu Penelitian pada bulan Desember 2021 – Januari 2022

F. Pelaksanaan

a. Pra analitik

1. Persiapan Responden

Pasien diberitahu mengenai tujuan, manfaat dan prosedur penelitian.

Selain itu pasien juga diberikan inform consent untuk di isi persetujuan

keikutsertaan dalam penelitian.

2. Persiapan Alat dan Bahan

A. Alat yang digunakan :

1. Pipet Westergren

2. Rak Westergren

3. Push Ball

4. Vial

5. Tourniquet

6. Tissue

7. Spuit 3cc

8. Kertas label

9. Timer

10. Timbangan Analitik

11. Kertas perkamen

12. Beaker glass

13. Gelas ukur


14. Batang pengaduk

B. Bahan yang akan digunakan :

1. Darah Vena

2. NaCl 0,90%

3. EDTA

4. Natrium Sitrat 3,8%

5. Alkohol swab

6. Aquades

3. Prosedur Pengambilan Sampel

A. Pengambilan Darah Vena

1. Membersihkan daerah yang akan diambil darahnya dengan alkohol

70% kemudian membiarkanya kering.

2. Mengambil vena yang besar seperti vena difossa cubiti.

3. Memasang tourniquet (pembendung) pada lengan atas dan

memastikan pasien mengepal dan membuka telapak tanganya

berkali-kali agar vena jelas terlihat.

4. Pembendungan vena jangan terlalu erat, cukup untuk

memperlihatkan dan agak menonjolkan vena.

5. Menegangkan kulit diatas vena dengan jari-jari tangan tangan kiri

agar vena tidak dapat bergerak.

6. Menusuk kulit dengan jarum dan sempirit dalam tangan kanan

sampai ujung jarum ke dalam lumen vena.


7. Melepaskan atau merenggangkan tourniquet (pembendungan) dan

perlahan-lahan menarik penghisap semprit sampai jumlah darah

yang dikehendaki diperoleh.

8. Meletakkan kapas diatas jarum dan mencabut sempirit dan jarum.

9. Meminta pada pasien agar menekan tempat yang telah ditusuk

selama beberapa menit menggunakan kapas yang telah diberi tadi.

10. Mengangkat jarum dari semprit dan mengalirkan darah kedalam

wadah atau tabung yang tersedia melalui dinding. Jangan sampai

mengeluarkan darah dengan cara memyemprotkan.

B. Pembuatan cairan antikoagulan Natrium sitrat 3,8%

1. Menimbang Natrium sitrat sebanyak 3,8 gram.

2. Melarutkan Natrium sitrat 3,8 gram add dalam 100 ml aquadest.

3. Mengaduk sampai larut, dan menuang pada botol yang tertutup.

C. Pembuatan NaCl 0,90%

a. Pra analitik

1. Menimbang NaCl sebanyak 0,90 gram

2. Melarutkan NaCl 0,90 gram add dalam 1000 ml aquadest ke

dalam Erlenmeyer

3. Mengaduk sampai larut, dan menuang pada botol yang tertutup.

b. Analitik
1. Diambil darah vena kemudian segera diencerkan dengan natrium

sitrat 3,8% dengan perbandingan 4:1 (1,6 darah vena + 0,4

bagian reagen)

2. Jika menggunakan darah EDTA, maka sampel diencerkan

dengan Nacl 0,90% dengan perbandingan 4:1 (1,6 darah EDTA

+ 0,4 bagian Nacl 0,90%). Sampel harus dihomogenkan sebelum

diencerkan

3. Sampel darah yang telah diencerkan tersebut kemudian

dimasukan kedalam tabung westergren sampai tanda/skala 0

4. Tabung diletakkan pada rak/penyangga tabung westergren

dengan posisi tegak lurus pada tempat yang rata, jauh dari

getaran (misalnya 27 jangan menaruh dimeja bersama dengan

centrifuge), tidak berdekatan dengan radiator pemanas sentral,

dan tidak terpajang sinar matahari langsung

5. Tunggu 1 jam (atur timer) selanjutnya diukur tinggi kolom

plasma (dalam mm) baca skala mulai dari batas tanda 0 mm pada

puncak tabung ke bawah

c. Pasca Analitik

Interprestasi hasil :

a. Normal : Untuk laki - laki : 0 – 15 mm/jam

Untuk perempuan : 0 – 20 mm/jam

b. Abnormal : Untuk Laki – Laki : > 15 mm/jam


Untuk Perempuan : > 20 mm/jam

G. Penyajian Data

Data hasil penelitian disajikan dalam bentuk table dan dinarasikan kemudian

dilakukan pembahasan yang selanjutnya didapatkan kesimpulan penelitian.

H. Etika Penelitian

Dalam penelitian ini, masalah etika sangat diperhatikan dengan menggunakan

metode.

1. Informed concent Merupakan cara persetujuan antara penelitian dengan

pasien.

2. Ananomity (tanpa nama) Dilakukan dengan cara tidak memberikan nama

pasien pada label sampel hanya menuliskan kode pada sampel.

3. Confidentiality (kerahasiaan) Yaitu menjamin kerahasiaan hasil penelitian

baik informasi maupun masalah-masalah lainya. Informasi yang

dikumpulkan dijamin kerahasiaanya oleh peneliti, hanya kelompok data

tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.

Anda mungkin juga menyukai