Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Alhamdullah puji syukur atas kehadirat Allah swt yang senantiasa memberi berbagai
karunia dan nikmat yang tiada tara kepada makhluknya terutama manusia. Demikian pula
salam serta salam kepada junjungan kita Nabiullah Muhammad SAW yang merupakan
panutan dan contoh kita sampai akhir zaman. Yang dengan keyakinan itu kami dapat
menyelesaikan makalah yang kami susun dengan tepat waktu.
Disadari betul bahwa kami sebagai bagian dari seluruh makhluk Tuhan yang dhaif yang
sudah pasti secara sosial sangat membutuhkan bantuan dari orang lain. Oleh karena itu, kami
ucapkan banyak terima kasih kepada teman-teman yang telah membantu menyelesaikan
penulisan makalah ini.
Akhirnya, kami dengan tangan terbuka menerima kritik yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan makalah kami kedepannya.
Demikian semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Terima kasih.

Pamulang, 19 Oktober 2014

                                                                                                                  Kelompok 6  


                                                     

Rangkaian DC Page 1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................1
DAFTAR ISI...................................................................................................................................2

BAB I : PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang...........................................................................................................................3
B.  Rumusan Masalah......................................................................................................................3
C.  Tujuan.........................................................................................................................................3

BAB II : PEMBAHASAN
A.  Resistor-Resistor Dalam Sambungan Seri.................................................................................4
B.  Resistor-Resistor Dalam Sambungan Paralel.............................................................................5
C.  Rangkaian Dengan Satu Sumber Tegangan/Arus......................................................................7
D.  Rangkaian Dengan Lebih Dari Satu Sumber...........................................................................11

BAB III : PENUTUP


A.  Kesimpulaan.............................................................................................................................13
B.  Saran.........................................................................................................................................13
 
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................14

Rangkaian DC Page 2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
       Dalam makalah ini, akan dianalisis beberapa rangkaian sederhana yang terdiri dari
sumber tegangan, resistor dan kapasitor dalam berbagai kombinasi untuk memperoleh nilai
tegangan dan arus serta besaran lain dari rangkaian tersebut. Rangkaian demikian disebut
dengan rangkaian arus searah (DC), karena arus yang mengalir dalam rangkaian memiliki
satu arah saja. Rangkaian arus searah yang didalamnya arah arus berubah seiringan waktu.
Lampu senter dan sistem sambungan kawat mobil adalah contoh-contoh rangkaian arus
searah.

B. Rumusan Masalah
1.    Bagaimanakah Resistor-Resistor Dalam Sambungan Seri
2.    Bagaimanakah Resistor-Resistor Dalam Sambungan Paralel
3.    Bagaimanakah Rangkaian Dengan Satu Sumber Tegangan/Arus
4.    Bagaimanakah Rangkaian Dengan Lebih Dari Satu Sumber

C. Tujuan
1.    Untuk Mengetahui Resistor-Resistor Dalam Sambungan Seri
2.    Untuk Mengetahui Resistor-Resistor Dalam Sambungan Paralel
3.    Untuk Mengetahui Rangkaian Dengan Satu Sumber Tegangan/Arus
4.    Untuk Mengetahui Rangkaian Dengan Lebih Dari Satu Sumber

Rangkaian DC Page 3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Resistor-Resistor Dalam Sambungan Seri

Gambar 1 : (a)
     
  Dalam gambar 1a, arus I harus sama dalam semua resistor itu. Dengan memberikan V
= I R untuk setiap resistor, kita mempunyai
       Vax = I R1,   Vxy = I R2,  Vyb = I R3
Selisih potensial yang melalui setiap resistor tidak perlu sama (kecuali untuk kasus khusus
dimana ketiga resistor itu semuanya sama). Selisih potensial Vab yang melalui keseluruhan
gabungan itu adalah jumlah selisih-selisih potensial individu :
       Vab =  Vax + Vxy + Vyb = I (R1 + R2 + R3)
Atau
      Vab/I = R1 + R2 + R3 
Nilai Vab/I, menurut definisi adalah hambatan ekuivalen Rek. Maka
       Rek = R1 + R2 + R3 
Mudah bagi kita untuk menggeneralisasi persamaan ini untuk sebarang banyaknya resistor.
Rek = R1 + R2 + R3 +...............(resistor seri)
Hambatan ekuivalen dari sebarang banyaknya resistor seri sama dengan jumlah
hambatan-hambatan individunya. Hambatan ekuivalen itu lebih besar daripada setiap
hambatan individu.

Rangkaian DC Page 4
B. Resistor-Resistor Dalam Sambungan Paralel

 Gambar 1: (b)
      
Dalam gambar 1b, arus yang melalui setiap resistor tak perlu sama. Tetapi selisih
potensial di antara terminal-terminal setiap resistor harus sama dan sebanding dengan Vab.
Arus dalam ketiga resistor itu I1, I2, I3, maka dari I = V/R

Umumnya, arus yang melalui setiap resistor berbeda. Karena muatan tidak terakumulasi atau
terkuras ke luar dari titik a, maka arus total I harus sama dengan jumlah ketiga arus dalam
resistor itu :

  
Atau

    

Tetapi menurut definisi dari hambatan ekuivalen Rek, I/ Vab = 1/ Rek, maka

Rangkaian DC Page 5
Sekali lagi mudah bagi kita menggeneralisasi persamaan ini untuk sebarang banyaknya
resistor paralel :

Untuk sebarang banyaknya resistor paralel, kebalikan hambatan ekuivalen sama


dengan jumlah kebalikan-kebalikan dari hambatan-hambatan individunya.  Hambatan
ekuivalen itu selalu lebih kecil daripada hambatan individu.
      
Resistor-resistor paralel ditambahkan secara terbalik karena arus dalam setiap resistor
sebanding dengan tegangan bersama yang melewati resistor-resistor itu dan berbanding
terbalik dengan setiap hambatan. Kapasitor-kapasitor paralel ditambahkan secara langsung
karena muatan pada setiap kapasitor sebanding dengan tegangan bersama yang melewati
kapasitor-kapasitor itu dan berbanding langsung dengan kapasitansi setiap kapasitor. Untuk
kasus khusus dua resistor paralel,

Karena Vab = I1 R1  = I2 R2, maka didapat

     
Ini memperlihatkan bahwa arus yang diangkut oleh dua resistor paralel berbanding terbalik
dengan hambatannya. Lebih banyak arus yang melalui lintasan yang hambatannya paling
kecil. 

Rangkaian DC Page 6
C. Rangkaian Dengan Satu Sumber Tengangan/Arus
      
Ada dua hukum yang berlaku bagi rangkaian yang memiliki arus tetap (steady state)
di mana hukum ini lebih dikenal dengan nama hukum kirchhoff, yaitu :
1. Pada setiap rangkaian tertutup, jumlah aljabar dari beda potensialnya harus sama dengan
nol.
2. Pada setiap titik percabangan, jumlah arus yang masuk melalui titik tersebut sama dengan
jumlah arus yang keluar dari titik tersebut.
Hukum pertama kirchhoff tentang tegangan sering dinamakan hukum simpal, karena
pada kenyataannya beda potensial di antara dua titik dalam suatu rangkaian dalam keadaan
tunak selalu konstan.
Dalam aplikasi hukum tegangan kirchhoff, sebuah loop arus biasanya dijadikan
referensi. Rangkaian pada gambar 2 adalah sebuah rangkaian seri karena arus yang sama
mengalir malalui semua resistor.
                        Jumlah tegangan yang melintasi resistor-resistor adalah
                        V1 + V2 + V3

Yang sama dengan tegangan pembangkitan yang melintasi sumber tegangan :

Rangkaian DC Page 7
Dengan menggunakan hukum ohm untuk arus dan tegangan pada masing-masing resistor :

Vs = V1 + V2 + V3 = I R1 + I R2 + I R3


     = I (R1 + R2 + R3) = I RT
Dimana

                       
Dan
                        RT = R1 + R2 + R3
      
Rangkaian seperti pada gambar 2 di atas merupakan salah satu contoh divisi
tegangan atau pembagi tegangan. Aturan pembagi tegangan memungkinkan kita untuk dapat
menentukan besarnya tegangan pada masing-masing resistor. Sebagai contoh, besar tegangan
pada R2 adalah
                        V2 = I R2
                                                           
Dengan

          
Eliminasi I menghasilkan

          
      
Secara umum, untuk sejumlah resistor yang dihubungakan secara seri dengan
resistansi total RT dan dengan suatu tegangan Vs yang melintasi kombinasi seri tersebut,
tegangan Vx yang melintasi salah satu dari resistor Rx adalah

               
       Untuk persamaan ini, Vs dan Vx harus berpolaritas berlawanan, yang bermakna bahwa
untuk lintasan tertutup, salah satunya harus menjadi jatuh tegangan  dan yang lainnya adalah
pembangkitan tegangan. Jika  keduanya adalah pembangkitan tegangan atau keduanya adalah
jatuh tegangan, persamaan harus berta1nda negatif. Tegangan Vs yang diperlukan tidak harus
sebuah sumber tegangan. ini hanya merupakan tegangan total yang melintasi kombinasi
resistor.
Rangkaian DC Page 8
       Hukum kedua kirchhoff tentang arus lebih dikenal dengan hukum percabangan, karena
hukum ini memenuhi kekekalan muatan. Hukum ini diperlukan untuk rangkaian multisimpal
yang mengandung titik percabangan ketika arus mulai terbagi. Pada keadaan tunak, tidak ada
akumulasi muatan listrik pada setiap titik dalam rangkaian, ddengan demikian jumlah muatan
yang masuk pada suatu titik akan meninggalkan titik tersebut dengan jumlah yang sama.
Gambar 3 berikut adalah sebuah contoh rangkaian penerapan hukum percabangan arus.

      
Dalam aplikasi hukum kirchhoff untuk arus, satu titik dipilih
sebagai node atau referensi, yang sering ditandai dengan tanda ground.  Rangkaian pada
gambar 3 adalah sebuah rangkaian paralel karena tegangan V yang sama melintas semua
resistor.
      
Pada titik non-ground (yang ditandai dengan (+)), jumlah arus yang memasuki setiap
resistor, I1 + I2 + I3, sama dengan arus yang memasuki titik ini dari sumber
arus : I1 + I2 + I3 = Is
       Dengan hubungan itu hukum ohm untuk arus pada masing-masing resistor, dihasilkan 

adalah konduktansi total dari kombinasi resistor hubungan paralel.


      

Rangkaian pada gambar 3 merupakan salah satu contoh divisi arus atau pembagi
arus. Persamaan divisi arus dapat dengan mudah diperoleh dari rangkaian pada gambar 3.

Rangkaian DC Page 9
Diasumsikan untuk menentukan arus yang melewati R 2. Dengan hukum ohm, I2 = G2 V
dengan                    

 Dengan mengeliminasi V menghasilkan 

                              
      Secara umum, untuk beberapa resistor yang disusun secara parallel dengan konduktansi
total GT dan dengan arus Is yang masuk ke dalam kombinasi parallel tersebut, arus Ix yang
melalui salah satu resistor dengan konduktansi Gx adalah

Rangkaian DC Page 10
D. Rangkaian dengan lebih dari satu sumber

Gambar 4 : Rangkaian berisi dua sumber dan tiga resistor eksternal

Gambar 4 memperlihatkan suatu rangkaian yang terdiri dari 2 buah baterai dengan
hambatan dalam r1 dan r2 beserta 3 buah resistor luar. Dapat menentukan arus yang mengalir
dalam rangkaian tersebut sebagai fungsi dari GGL (gaya gerak listrik) dan hambatan, yang
kita anggap nilainya telah diketahui. Kita tidak dapat memperkirakan arah arusnya kecuali
kita telah mengetahui baterai mana yang memiliki GGL terbesar, namun sebenarnya kita
tidak perlu mengetahui arah arus dalam rangkaian untuk menganalisisnya.
       Kita dapat menganggap arus mengalir ke arah mana saja, dan memecahkan persoalan
tersebut berdasarkan suatu asumsi. Jika asumsi kita salah, kita akan memperoleh arah arus
yang sebenarnya berlawanan arah dengan asumsi semula.
       Kita anggap saja I mengalir searah dengan jarum jam, yang seperti yang terlihat pada
gambar 4. Dengan menggunakan hukum pertama kirchhoff saat kita melintasi simpal dengan
arah yang telah diasumsikan semula berawal dari titik a. Tinggal rendahnya potensial pada
sisi resistor untuk arah arus yang dipilih ditandai dengan tanda plus dan minus pada gambar.
Perhatikan bahwa potensial turun saat melintasi sumber GGL pada titik c dan d dan potensial
naik saat melintasi sumber GGL antara f dan g.
   

Rangkaian DC Page 11
Mulai  dari titik a, dengan menerapkan hukum kirchhoff 1, diperoleh :

  I R1     I R2    ԑ2      I r2      I R3 + ԑ1    I r1 = 0

Dengan demikian untuk arus I diperoleh :

                

Ingat bahwa jika ԑ2 lebih besar daripada ԑ1, akan diperoleh nilai arus yang berharga negatif,
yang menunjukkan bahwa kita telah mengasumsikan arah I yang salah. Yaitu, jika ԑ2 lebih
besar daripada ԑ1, arus akan berlawanan dengan arah jarum jam. Pada sisi lain, jika ԑ1 adalah
GGL yang lebih besar, akan diperoleh suatu nilai I positif.  

Rangkaian DC Page 12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
      Adapun kesimpulan yang dapat kami tarik dari pembahasan dalam makalah ini adalah
sebagai berikut:
·         Resistor-Resistor Dalam Sambungan Seri
Rek = R1 + R2 + R3 +...............(resistor seri)
Hambatan ekuivalen dari sebarang banyaknya resistor seri sama dengan jumlah
hambatan-hambatan individunya. Hambatan ekuivalen itu lebih besar daripada setiap
hambatan individu.
·         Resistor-Resistor Dalam Sambungan Paralel

Untuk sebarang banyaknya resistor paralel, kebalikan hambatan ekuivalen sama


dengan jumlah kebalikan-kebalikan dari hambatan-hambatan individunya. Hambatan
ekuivalen itu selalu lebih kecil daripada hambatan individu.

B. Saran
Kami harapkan kepada segenap pembaca, agar mencari referensi lain yang ada
hubungannya dengan makalah ini, agar dapat menambah wawasan lebih luas. Kami sebagai
penulis dengan tangan terbuka menerima keritikan dan saran demi kelancaran tugas-tugas
berikutnya.

Rangkaian DC Page 13
DAFTAR PUSTAKA

Saleh,Muh.2010. Dasar-dasar  Elektronika. Universitas Muhammdiyah Makassar: Makassar


Young,dkk.2001. Fisika Universitas edisi ke sepuluh jilid 2. Erlangga: Jakarta – See more at:
http://nary-junary.blogspot.com/2013/03/rangkaian-arus-searah.html#sthash.C2ko6y2t.dpuf

Rangkaian DC Page 14

Anda mungkin juga menyukai