Anda di halaman 1dari 1

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PENGUATAN KELEMBAGAAN

Oleh karena itu, perlu adanya terobosan-terobosan dari pihak-pihak terkait terutama
dari PEMDA dan BPDAS Solo, Dinas Kehutanan, Perhutani, Balai Teknologi
Pengelolaan DAS untuk membangun kelembagaan yang kuat. Dengan demikian,
kelemahan dalam pengembangan kegiatan Rehabilitasi Lahan dan Konservasi Tanah
selama ini adalah tidak atau belum adanya kelembagaan yang kuat di tingkat bawah yang
menjadi ujung tombak keberhasilan di lapangan. Program GERHAN atau apapun
namanya seperti penghijauan, reboisasi ataupun sengonisasi sangat bergantung pada
kondisi kelembagaan yang dapat diandalkan untuk menanganinya. Daripada
membuat kelembagaan baru yang berarti ada ekstra biaya,lebih baik memanfaatkan
lembaga-lembaga lokal yang ada seperti pondok pesantren dan kelompok tani.
Lembaga-lembaga tersebut kemudian diperkuat melalui program pemberdayaannya dan
memperkuat potensi Sumber Daya Manusia (SDM)nya. Saat ini sudah ada sebuah forum
yang melibatkan semua kekuatan masyarakat di sepanjang DAS Bengawan Solo, yang
bernama Forum Peduli DAS Solo. Forum ini telah mempunyai cabang di semua
kabupaten di sepanjang DAS Solo yang dipimpin oleh Sri Widodo (Ketua HKTI
Kabupaten Sragen). Anggotanya adalah para pimpinan Kelompok Usahatani
Mandiri (KUNTUM) dibawah binaan Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI)
yang saat ini sedang mencoba membangun kembali kekuatan petani di tingkat akar
rumput. Dan mungkin saja masih terdapat lembaga masyarakat lainnya yang dapat
dimanfaatkan untuk memperkuat dan memperlancar program-program RLKT. Demikian
pula program yang pernah dikembangkan oleh Menteri Kehutanan Dr. Muslimin Nasution
dapat dilanjutkan lagi dengan memberdayakan lembaga-lembaga lokal seperti Pondok
Pesantren, bekerjasama dengan Robithoh Al-Maahidil Islamiyah(Nahdlatul Ulama) dan
Kelompok Tani yang ada. Semangat membangan kelembagaan dalam rehabilitasi lahan
pada saat ini belum mampu melihat potensi dan kemampuan kelembagaan 13yang ada.
Pendekatan masih berorientasi struktural, target, output, statis dan monologis yang
membutuhkan waktu cepat serta belum mampu membangun kelembagaan secara
social kultural dari bawah yang berorientasi proses, dinamika, perubahan tata
nilai dan norma, outcome, dinamis dan berjangka panjang (Syahyuti, 2003). Akan
tetapi pengembangan ini harus dirancang dalam jangka panjang agar terjadi tranformasi
iptek di bidang konservasi dan lingkungan dari Pemerintah kepada masyarakat.
Lembaga-lembaga ini dapat diberdayakan melalui program-program yang terarah dan
terpadu.

Anda mungkin juga menyukai