Anda di halaman 1dari 3

Roihana Anika Putri Jamhari XII OLIMPIADE 1

1. Jelaskan perbedaan konsep berfikir diakronis dan sinkronis disertai dengan ciri-
cirinya!
2. Jelaskan pengertian akulturasi kebudayaan disertai dengan contoh akulturasi
antara budaya Hindu dengan Islam !
3. Jelaskan makna Sumpah Pemuda bagi kehidupan berbangsa dan bernegara di
masa kini.
4. Jelaskan kebijakan pemerintah untuk mengatasi permasalahan ekonomi pada masa
Demokrasi Terpimpin
5. Jelaskan latar belakang terjadinya peristiwa Reformasi beserta dengan agendanya!

(1). Pendekatan diakronis menekankan pada aspek waktu. Sementara sinkronis tidak
terlalu berfokus pada waktu. Pendekatan diakronis membantu peneliti sejarah berpikir secara
kronologis. Sedangkan sinkronis hanya mengandalkan cara berpikir yang luas dalam aspek ruang.
Ciri-Ciri Berpikir Sinkronik
Mengkaji peristiwa sejarah yang terjadi pada masa lampau. ...
Menitikberatkan kajian peristiwa pada pola – pola, gejala, dan karakter. ...
3. Bersifat horizontal. ...
4. Tidak ada konsep perbandingan. ...
Cakupan kajian lebih sempit. ...
6. Kajiannya sangat sistematis. ...
7. Sifat kajian lebih serius dan mendalam.
Ciri-Ciri Berpikir diakronis
Penjelasan bersifat vertikal dan runut. Menekankan proses durasi. Cakupan kajian atau pembahasan
lebih luas. Mengurai pembahasan pada satu peristiwa.
(2). Akulturasi budaya adalah berpadunya dua kebudayaan berbeda yang menyatu, tanpa
menghilangkan ciri khas kebudayaan itu sendiri.
Contoh akulturasi antara budaya Hindu dengan Islam : bentuk arsitektur masjid yang masih terpengaruh
oleh budaya Hindu.

Contohnya gaya arsitektur pada beberapa masjid berikut ini:: Masjid Agung Cirebon, Masjid Angke, Masjid
Agung Demak, Masjid Katangka, Masjid Tambora

(3). dianggap sebagai kristalisasi semangat untuk menegaskan cita-cita berdirinya negara Indonesia

makna sumpah pemuda:

1. Menyatukan perjuangan indonesia

2. Mendorong semangat juang

3. Memaknai rasa cinta tanah air


Roihana Anika Putri Jamhari XII OLIMPIADE 1

4. Menumbuhkan kebanggaan sebagai bangsa Indonesia

5. Menekankan kebanggaan akan bahasa Indonesia

6. Ajakan untuk mendukung keutuhan bangsa


(4). Buruknya perekonomian pada masa Demokrasi Terpimpin membuat pemerintah mengeluarkan
sejumlah kebijakan yang signifikan. Beberapa kebijakan yang cukup dikenal yakni: Pembentukan
Badan Perancang Pembangunan Nasional (Bappenas), Penurunan nilai uang (devaluasi), Deklarasi
Ekonomi (Dekon), Meningkatkan perdagangan dan perkreditan luar negeri Peleburan bank
(5). Krisis finansial Asia yang menyebabkan ekonomi Indonesia
melemah dan semakin besarnya ketidak puasan masyarakat
Indonesia terhadap pemerintahan pimpinan Soeharto saat itu
menyebabkan terjadinya demonstrasi besar-besaran yang
dilakukan berbagai organ aksi mahasiswa di berbagai wilayah
Indonesia
Adili Soeharto dan pengikutnya
Selama Soeharto memimpin, kondisi perekonomian di Indonesia karut-marut, terutama setelah
mengalami krisis moneter tahun 1998. Akibatnya, para mahasiswa melakukan gerakan untuk
menurunkan Soeharto dari jabatannya. Mereka menuntut adanya reformasi dalam sistem pemerintahan
Indonesia dan salah satu agendanya adalah mengadili Soeharto dan para kroninya. Hal ini dilakukan
karena selama 32 tahun Soeharto memimpin, marak terjadi praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme, yang
menyebabkan kerugian besar bagi pemerintah Indonesia.
Amendemen UUD 1945
Isi agenda reformasi yang selanjutnya adalah melakukan amendemen atau perubahan terhadap UUD
1945. Sewaktu Soeharto berkuasa, tidak ada hukum yang diterapkan untuk membatasi jabatan atas
presiden atau menteri. Oleh sebab itu, Soeharto bisa dibilang dapat memimpin selama yang ia mau.
Apabila amendemen UUD 1945 tidak dilakukan, maka pemimpin selanjutnya juga dapat melakukan hal
yang sama.
Otonomi daerah seluas-luasnya
Agenda Reformasi di bidang pembagian kekuasaan antara pusat dan daerah adalah otonomi daerah
diperluas. Pada masa Orde Baru, Soeharto hanya melakukan pengembangan di satu titik saja, yaitu di
Pulau Jawa. Maka dari itu, pada era Reformasi, diharapkan dapat membuka jalan bagi otonomi daerah.
Dengan melebarkan otonomi daerah, diharapkan setiap wilayah dapat mengembangkan daerahnya
sendiri.
Hapus dwifungsi ABRI
Sebelum menjadi Presiden Indonesia, Soeharto menjabat sebagai Panglima Komando Cadangan
Strategis Angkatan Darat (Kostrad). Setelah ia memimpin Indonesia, Angkatan Bersenjata Republik
Indonesia (ABRI) menjadi memiliki dua fungsi, yaitu fungsi keamanan dan sosial politik. Dwifungsi
menyebutkan bahwa ABRI memiliki dua tugas, yaitu pertama menjaga keamanan dan ketertiban negara
Roihana Anika Putri Jamhari XII OLIMPIADE 1

dan kedua memegang kekuasaan dan mengatur negara. Adanya dwifungsi menimbulkan permasalahan
pada masa Orde Baru. Pasalnya, dapat dikatakan bahwa ABRI menjadi sebuah kekuatan besar yang
tidak memihak rakyat sipil. Oleh sebab itu, pada era Reformasi, rakyat meminta dwifungsi ABRI
dihapuskan.

Hapus Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN)


Pada masa kepemimpinan Soeharto, terjadi Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) secara masif, yang
menyebabkan Indonesia tidak lagi mampu berjalan sesuai dengan harapan bangsa. Oleh sebab itu,
rakyat Indonesia menuntut agar KKN dihapuskan guna menciptakan pemerintahan yang bersih.
Tegakkan supremasi hukum
Pada era Orde Baru, hukum dibuat hanya untuk menghukum rakyat, sementara para pejabat tinggi dapat
berperilaku sesuai dengan keinginannya sendiri. Hal ini tentu merugikan rakyat Indonesia. Supremasi
hukum berupaya untuk menegakkan dan memosisikan hukum pada tingkatan tertinggi. Oleh karena itu,
pada era Reformasi, rakyat menuntut hukum bisa ditegakkan lebih tegas guna mengatur siapa saja,
termasuk para pejabat negara.

Anda mungkin juga menyukai