Anda di halaman 1dari 10

BAB II

GAMBARAN UMUM KPPBC TMP C PEMATANGSIANTAR

2.1 Gambaran Umum DU/DI

Kantor Bea dan Cukai atau biasa juga disebut dengan Pabean merupakan
instansi yang tertua di Indonesia, bahkan sudah ada sejak pemerintah Belanda.
Kata Pabean berasal dari bahasa Perancis yakni “DOUANE” yang artinya
Register. Secara resmi dinas Bea dan Cukai bediri pada masa penjajahan Belanda
yang dipimpin oleh J. P. Coen mulai berkuasa di Pulau Jawa, beliau mulai
menggunakan haknya untuk menetapkan hukum-hukum sesuai kehendaknya. Hal
tersebut dibuktikan dengan menetapkan tarif bea pada tanggal 1 Oktober 1620,
yang pada masa itu disebut dengan “Dinas DOUANE”. KPPBCadalah salah satu
instansi yang berada di lingkungan Kementerian Keuangan Republik Indonesia.
Kantor Bea dan Cukai bertugas  merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan
standarisasi teknis di bidang kepabeanan dan cukai sesuai dengan kebijakan yang
ditetapkan oleh Menteri Keuangan dan berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku dan memungut cukai, Bea Masuk dan Bea Keluar serta
pajak dalam rangka impor. KPPBC memiliki Kantor Pusat di Jakarta, yang
disebut Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC).
KPPBC Tipe Madya Pabean C Pematangsiantar adalah instansi vertikal
dibawah DJBC Kementerian Keuangan. Terletak di Kota Pematangsiantar
Sumatera Utara, KPPBC Tipe Madya Pabean C Pematangsiantar mempunyai
komitmen untuk memberikan pelayanan dan melaksanakan pengawasan yang
terbaik kepada seluruh pengguna jasa Kepabeanan dan Cukai dengan
mengimplementasikan cara kerja yang cepat, efisien, akuntabel, dan responsif
terhadap kebutuhan pengguna jasa dengan dukungan instansi teknis terkait.
KPPBC Tipe Madya Pabean C Pematangsiantar pertama kali didirikan
pada 26 Januari 1952 dengan nama Kantor Inspeksi Bea dan Cukai Tipe B1. Pada
tahun 1994 namanya berubah menjadi Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe C,
kemudian berubah menjadi Tipe B pada tahun 2004 dan ganti nama pada tahun

5
2012 menjadi KPPBC Tipe Pratama. Kemudian pada tahun 2017 di ganti menjadi
KPPBC Tipe Madya Pabean C Pematangsiantar.
Adapun pilar DJBC dalam mengoptimalkan fungsinya yakni sebagai
berikut1:
1. Community Protector
Sebagai Pelayan dan Pengawas dalam perdagangan, DJBC menurut fungsi ini
adalah sebagai pelindung masyarakat. DJBC melindungi masyarakat dengan
membatasi barang-barang yang masuk ke Dalam Negeri. Seperti pembatasan
barang-barang yang berbahaya, baik bagi masyarakat maupun lingkungan.
Sehingga dapat menjaga keamanan dan kenyamanan dalam kehidupan
mayarakat.
2. Trade Facilitator
DJBC sebagai pelayan, atau pemberi fasilitas perdagangan. Maksudnya adalah
bahwa DJBC itu melayani perdagangan-perdagangan internasional dengan
memberikan fasilitas-fasilitas guna menunjang perdagangan. Contoh: DJBC
mengatur barang yang keluar/masuk dari atau ke dalam negeri yang
diperdagangkan.
3. Industrial Assistance
DJBC ikut menunjang industri dalam negeri agar dapat bersaing dengan
industri luar negeri. Menunjang atau membantunya dengan cara mengenakan
biaya atas barang dari luar negeri agar produk dalam negeri mampu bersaing.
Begitu pula sebaliknya, meringankan biaya untuk menjual barang ke luar
negeri.
4. Revenue Collector

DJBC sebagai Abdi Negara. Yaitu mencari uang dengan mengenakan biaya
pada barang dari luar negeri yang akan dijual di dalam negeri dan memberikan
biaya kepada barang tertentu seperti Rokok dan Minuman Keras untuk
keperluan perdagangan, dan semata-mata untuk Kas Negara yang selanjutnya
digunakan dalam pembangunan nasional bagi masyarakat maupun lingkungan,

6
sehingga dapat menjaga keamanan dan kenyamanan dalam kehidupan
masyarakat.

KPPBC Tipe Madya Pabean C Pematangsiantar juga mengemban


amanah untuk menjadi kantor yang bebas dari praktik KKN dengan didukung
sarana dan prasarana yang memadai serta SDM yang memiliki integritas tinggi
dan profesional dan selalu berupaya untuk melakukan perbaikan terus-menerus
untuk mencapai kesempurnaan. KPPBC Tipe Madya Pabean C Pematangsiantar
merupakan garda terdepan untuk mencegah beredarnya rokok ilegal yang
melanggar ketentuan UU No. 39 Tahun 2007 tentang Perubahan atas UU No. 11
Tahun 1995 tentang Cukai.

Gambar 2.1
KPPBC Tipe Madya Pabean C Pematangsiantar

Sumber : KPPBC Tipe Madya Pabean C Pematangsiantar

7
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
206.3/PMK.01/2014 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 168/PMK.01/2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, sebagaimana diubah dengan Peraturan
Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 188/PMK.01/2016, dijelaskan
bahwa wewenang yang menjadi wilayah kerja KPPBC Tipe Madya Pabean C
Pematangsiantar meliputi 1 (satu) Kotamadya dan 6 (enam) Kabupaten yang
berada di Provinsi Sumatera Utara sebagai berikut:

1. Kota Pematangsiantar
2. Kab. Simalungun
3. Kab. Toba Samosir
4. Kab. Samosir
5. Kab. Karo
6. Kab. Dairi
7. Kab. Pakpak Bharat

2.2 Visi, Misi, dan Motto KPPBC Tipe Madya Pabean C Pematangsiantar

a. Visi KPPBC Tipe Madya Pabean C Pematangsiantar


Visi KPPBC Tipe Madya Pabean C Pematangsiantar adalah Mewujudkan
Institusi yang Bersih, Transparan dan Akuntabel dalam memberikan Pelayanan
Prima serta menegakkan aturan Kepabeanan dan cukai.
b. Misi KPPBC Tipe Madya Pabean C Pematangsiantar
MisiKPPBC TipeMadya Pabean C Pematangsiantar adalah
Mengoptimalkan Penerimaan Negara dari Sektor Kepabeanan dan Cukai serta
mendukung Usaha Industri, Perdagangan dan Masyarakat.
c. Motto KPPBC Tipe Madya Pabean C Pematangsiantar
Statemen budaya perusahaan atau yang sering dikenal dengan nama
motto dari KPPBC TipeMadya Pabean C Pematangsiantar adalah ULOS.

8
Gambar 2.2

Logo KPPBC Tipe Madya Pabean C Pematangsiantar

Sumber : KPPBC Tipe Madya Pabean C Pematangsiantar

Adapun penjabaran dari kata ULOS adalah sebagai berikut:


ULET : Kuat dan tidak mudah putus asa dalam mencapai cita-cita.
LOYAL : Setia dan patuh pada ketentuan dan peraturan yang berlaku.
OPTIMIS : Tidak ragu-ragu dan selalu percaya bahwa sesuatu yang diinginkan
pasti tercapai.
SUKSES : Impian dan tujuan kita akan tercapai dengan usaha dan kerja keras.

2.3 Struktur Organisasi KPPBC Tipe Madya Pabean CPematangsiantar

Struktur organisasi yang digunakan oleh KPPBC Tipe Madya Pabean C


Pematangsiantar adalah struktur organisasi lini/komando. Garis komando adalah
bertingkat secara vertikal, sehingga bawahan menerima perintah dari satu atasan
saja, demikian juga dalam hal pertanggungjawabannya.
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 74/PMK.01/2009
Tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal DJBC, sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.01/2012, struktur
organisasi KPPBC Tipe Madya Pabean C Pematangsiantar adalah sebagai berikut:

9
Gambar 2.3

Struktur Organisasi KPPBC Tipe Madya Pabean C Pematangsiantar

Sumber: KPPBC Tipe Madya Pabean C Pematangsiantar

10
2.4 Tugas/ Kegiatan Utama di KPPBC Tipe Madya Pabean C
Pematangsiantar

Untuk lebih memahami tentang struktur organisasi KPPBC TipeMadya


Pabean C Pematangsiantar maka dapat dijabarkan pembagian tugas masing-
masing unit sebagai berikut:
a. Kepala Kantor
Tugas Pokok Kepala Kantor adalah:
 Mencapai target penerimaan Bea dan Cukai
 Menyelesaikan piutang Bea dan Cukai
 Menyesuaikan laporan produksi BKC
 Memenuhi janji layanan pemesanan pita cukai hasil tembakau (CK-1)
secara elektronik
 Menyelenggarakan edukasi dan komunikasi yang efektif
 Menindaklanjuti temuan pelanggaran kepabeanan dan cukai
 Melaksanakan kegiatan Training dan Retraining serta Program
Pembinaan Keterampilan Pegawai (P2KP) yang efektif
 Menyelesaikan tahapan kewajiban Rencana Umum Pengadaan (RUP)
DJBC
 Mewujudkan pelaksanaan anggaran yang berkualitas

b. Urusan Umum
Tugas Pokok Urusan Umum adalah:
 Mewujudkan data SIMPEG yang akurat.
 Mencapai Indeks efektivitas kegiatan training dan retraining serta P2KP
 Melakukan Updating data BMN strategis dalam rangka pengawasan dan
pengendalian BMN
 Menyampaikan laporan ketertiban pegawai
 Menyampaikan laporan Jam Latihan (JAMLAT) pegawai
 Menyampaikan laporan pertanggungjawaban pembayaran gaji dan
tunjangan para pegawai

11
 Mencapai indeks laporan monitoring dan evaluasi penyerapan anggaran
dan pencapaian output belanja
 Mewujudkan pelaksanaan anggaran yang berkualitas
c. Subseksi Penindakan dan Penyidikan
Subseksi Penindakan dan Penyidikan memiliki tugas antara lain:
Tugas Pokok Subseksi Penindakan dan Penyidikan yaitu :

 Menyampaikan laporan hasil pemutakhiran profil perusahaan penerima


fasilitas TPB (Tempat Penimbunan Berikat)
 Menyampaikan laporan pemantauan/informasi peredaran hasil tembakau
 Melaksanakan kegiatan Penindakan
 Mengisi aplikasi penindakan
 Menyampaikan laporan rekapitulasi pelanggaran kepabeanan dan cukai
 Menindaklanjuti temuan pelanggaran kepabeanan dan cukai
 Menyampaaikan laporan tertib adminitrasi persenjataan
 Menyampaikan laporan isu actual kepabeanan dan cukai
 Menyampaikan laporan pengawasan barang kiriman pos lalu bea

d. Subseksi Kepatuhan Interal Dan Penyuluhan


Subseksi Kepatuhan Internal dan Penyuluhan mempunyai tugas antara
lain:
 Menyampaikan laporan hasil pemutakhiran profil perusahaan penerima
fasilitas TPB (Tempat Penimbunan Berikat)
 Menyampaikan laporan pemantauan/informasi peredaran hasil
tembakau
 Melaksanakan kegiatan Penindakan
 Mengisi aplikasi penindakan
 Menyampaikan laporan rekapitulasi pelanggaran kepabeanan dan cukai
 Menindaklanjuti temuan pelanggaran kepabeanan dan cukai
 Menyampaaikan laporan tertib adminitrasi persenjataan
 Menyampaikan laporan isu actual kepabeanan dan cukai
 Menyampaikan laporan pengawasan barang kiriman pos lalu bea

12
e. Subseksi Perbendaharaan dan Pelayanan
Tugas Pokok Subseksi Perbendaharaan dan Pelayanan yaitu :

 Melakukan penyusunan rencana kerja bagian perbendaharaan;


 Melakukan penerimaan, pengadministrasian, dan penyetoran bea masuk,
dan pajak yang dipungut oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sebagai
unsur pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Kementerian Keuangan di
bidang Kepabeanan dan Cukai;
 Melakukan pelayanan atas permohonan penyelesaian penangguhan bea
masuk (pungutan negara berdasarkan ketetapan undang-undang yang
dikenakan terhadap barang-barang impor) atau cukai contohnya KITE
(Kemudahan Impor Tujuan Ekspor);
 Melakukan pelayanan administrasi dan penyelesaian permohonan
jaminan penangguhan bea masuk dan cukai;
 Melakukan pelaksanaan pengembalian kelebihan pembayaran bea masuk
dan cukai;
 Melakukan pelayanan penerimaan, penatausahaan, pemeriksaan, dan
penyelesaian dokumen pelayanan kepabeanan dan cukai;
 Melaksanakan penelitian pemberitahuan nilai pabean, klasifikasi barang,
tarif bea masuk, dan pajak lainnya;
 Penetapan pemeriksaan ekspor,pemasukan BC 2.3, penimbunan dan
pengeluaran BC 2.5;
 Melakukan pelayanan pengawasan barang impor;
 Melakukan pengawasan pemasukan, penimbunan, dan pengangkutan
barang kena cukai;
 Melakukan pengawasan arus administrasi tempat penimbunan barang;
 Melakukan pencacahan barang pada kawasan berikat dan gudang berikat;
 Melakukan pengelolaan tempat penimbunan pabean, bangunan,lapangan,
atau tempat lain yang disediakan Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea
dan Cukai;
 Melakukan pemeriksaan fisik barang kena cukai;
 Melakukan penatausahaan perizinan cukai;

13
 Melakukan perusakan pita cukai yang sudah habis masa berlakunya (CK-
2);
 Melakukan pelayanan permohonan merek baru dan pengawasan terhadap
tarif harga jual eceran hasil tembakau;
 Melakukan pengawasan pemasukan atau tempat penimbunan pabean;
 Merumuskan rencana kerja pelayanan kepabeanan dan cukai;
 Melaksanakan pemeriksaan lokasi Menyelesaikan piutang Bea dan Cukai

f. Kelompok Jabatan Fungsional


Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan
sesuai dengan Jabatan Fungsional masing-masing berdasarkan peraturan
perundng-undangan. Kelompok Jabatan Fugsional terdiri dari sejumlah jabatan
fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan bidang
keahliannya. Dan jumlah jabatan funsional ditentukan berdasarkan kebutuhan dan
beban kerjanya.

14

Anda mungkin juga menyukai