Disusun Untuk Memenuhi Tugas Profesi Ners Stase Keperawatan Medikal Bedah
Pembimbing Akademik:
Dr. Fitria Handayani, S.Kp.,M.Kep.,Sp.KMB
Oleh:
Firda Sefy Faradila
22020120210034
Kelompok 9
I. PENGKAJIAN
Tanggal Masuk : 3 September 2020
Tanggal Pengkajian : 4 September 2020
A. DATA DEMOGRAFI
1. Biodata Klien
a. Nama : Tn.A
b. Usia : 58 tahun
c. Jenis kelamin : Laki-laki
d. Agama : Islam
e. Pendidikan : SMA
f. Status : Kawin
g. Pekerjaan : Buruh
h. Alamat : Ngesrep, Semarang
i. Diagnosa medis : DM tipe 2
2. Penanggung jawab
a. Nama : Ny.S
b. Hubungan dg ps : Istri
c. Usia : 56 tahun
d. Agama : Islam
e. Pendidikan : SMA
f. Alamat : Ngesrep, Semarang
B. KELUHAN UTAMA
Tn.A mengatakan bahwa dirinya merasa lemas
C. RIWAYAT KESEHATAN
1. Riwayat penyakit sekarang
Tn.A mengatakan dirinya merasa lemas dan mata berkunang-kunang
sejak 3 hari yang lalu. Tn.A juga mengatakan sering merasa kesemutan
pada ekstremitasnya.
2. Riwayat penyakit dahulu
Tn.A mengatakan dirinya memiliki riwayat sakit DM dan jantung
sejak 5 tahun yang lalu.
3. Riwayat penyakit keluarga
Tn.A mengatakan ayahnya juga memiliki riwayat DM dan hipertensi.
Sedangkan dari pihak istri, Ny.S mengatakan tidak ada riwayat
penyakit khusus di keluarganya.
Genogram
Tn.R (83 th)
Riwayat DM
Hipertensi
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Menikah
: Garis Keturunan
: Laki-laki meninggal
: Perempuan meninggal
: Tinggal satu rumah
: Klien (Tn.A dengan DM dan jantung)
D. RIWAYAT PSIKOSOSIAL
1. Konsep Diri
a. Gambaran Diri
Tn.A tampak berpakaian rapi. Tn.A mengatakan menyukai semua
bagian tubuhnya. Akan tetapi yang paling disukai yakni mata.
b. Peran Diri
Tn.A mengatakan dirinya adalah seorang suami yang bertugas
mencari nafkah untuk keluarganya. Karena sakit, dirinya tidak bisa
menjalankan perannya. Sebagai seorang ayah, Tn.A berperan untuk
selalu melindungi ketiga anaknya.
c. Identitas Diri
Tn.A mengatakan dirinya seorang laki-laki berusia 58 tahun. Tn.A
sebagai seorang suami dari Ny.S dan ayah dari ketiga anaknya.
d. Ideal Diri
Tn.A mengatakan dirinya ingin segera sembuh agar bisa
melakukan aktivitas seperti biasanya.
e. Harga Diri
Tn.A mengatakan dirinya merasa sedih karena sakitnya yang tak
kunjung sembuh. Akan tetapi, Tn.A ikhlas dan menyerahkan
penyakitnya pada Allah SWT.
2. Penatalaksanaan Stres
Tn.A mengatakan selalu bercerita kepada istri dan berdoa kepada
Allah SWT. Tn.A percaya jika ia selalu berusaha dengan sungguh-
sungguh, Allah SWT akan memberikan kesembuhan. Tn.A pasrah dan
berserah dengan semua yang diberikan oleh Allah SWT. Tn.A
memperbanyak berdzikir dan membaca Al-Quran untuk menenangkan
dirinya.
3. Penyalahgunaan Obat
Tn.A mengatakan bahwa ia tidak pernah mengonsumsi alkohol dan
obat terlarang.
E. RIWAYAT SPIRITUAL
Tn.A mengatakan bahwa dirinya beragama islam dan selalu solat 5 waktu.
Tn.A selalu berdoa agar segera diberi Kesehatan. Tn.A juga mengatakan
dirinya ikhlas dan menyerahkan sakitnya kepada Allah SWT.
F. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum
Keadaan umum pasien lemah.
2. Kesadaran
Kesadaran composmentis, GCS 15 (E4M6V5)
3. Tanda-tanda vital
TD : 160/90 mmHg
Suhu : 37,2 oC
Nadi : 92 x/menit
RR : 20 x/menit
4. Head to toe
a. Kepala
Perkusi Timpani
h. Genetalia
Genetalia Hasil Pemeriksaan
Inspeksi Tidak terkaji
Palpasi Tidak terkaji
i. Ekstremitas
Ekstremitas Hasil Pemeriksaan
Ekstremitas Atas Tidak terdapat edema pada ekstremitas
atas kanan dan kiri.
Kekuatan otot ekstremitas atas kanan dan
kiri menunjukkan skala 4.
CRT > 2 detik.
Akral teraba hangat.
Ekstremitas atas sedikit kering
Ekstremitas Tn.A mengatakan sering merasa kesemutan
Bawah Kekuatan otot ekstremitas bawah kanan
dan kiri menunjukkan skala 4.
CRT > 2 detik.
Akral teraba hangat.
Ekstremitas bawah sedikit kering
A (Antropometri) BB : 58 kg
TB : 150 cm
IMT : 25,77 (BB Lebih)
Kebutuhan BB = 58 kg
Cairan 10 kg pertama = 1000 ml
10 kg kedua = 500 ml
38 kg (38 kg x 20 ml) = 760 ml
Total = 2260 ml
Total 2300 ml
Total 2120 ml
2. Eliminasi
3. Personal Hygiene
4. Oksigenasi
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium
Tanggal pemeriksaan : 3 September 2020
Glukosa 2+ - Tinggi
Keton 1+ - Tinggi
Darah Lengkap
LED 30 mm/jam 0 – 10 Tinggi
Haemoglobin 11,6 g/dL 13 – 16 Rendah
Hematokrit 33,5% 40 – 48 Rendah
Eeritrosit 4,05 jt/uL 4,5 – 5,5 Rendah
Leukosit 12,1x103/uL 5-10 x 103 Tinggi
Trombosit 168 x103/uL 150-400 x Normal
103
2. EKG
Hasil : Poor R V1-3 (CAD Anteroseptal)
I. TERAPI
Kontra-
Jenis Dosis Rute Indikasi Efek Samping
indikasi
Insulin 8 ui SC Diabetes Hiper- Hipoglikemia
melitus, sensitivitas (sakit kepala,
hipeglikemia dan lapar, haus,
, ketoasidosis hipoglikemia pusing,
diabetik gemetar,
lemas,
takikardia,
kejang)
Captopri 3x Oral Hipertensi Hiper- Mual muntah,
l 25 dan gagal sensitivitas sakit perut,
mg jantung dan hamil pusing, batuk
kering, ruam
kulit, sakit
dada,
hipotensi,
mulut kering,
konstipasi
HCT 1x Oral Anti Hiper- Sakit kepala,
25 hipertensi sensitivitas pusing, lemas,
mg tidak nafsu
makan, nyeri
perut,
hiperkalsemia,
hipokalemia,
hyponatremia
DIAGNOSA
NO TGL.DITEMUKAN TGL.TERATASI
KEPERAWATAN
1. Risiko ketidakstabilan 4 September 2020
kadar glukosa darah
berhubungan dengan
diabetes melitus
(D.0038)
2. Perfusi perifer tidak 4 September 2020
efektif berhubungan
dengan penurunan aliran
arteri dan/atau vena
akibat diabetes melitus
(D.0009)
3. Hipovolemia 4 September 2020
berhubungan dengan
diuresis osmotik
(D.0023)
IV. RENCANA KEPERAWATAN
Nama Klien : Tn.A
No.Rekam Medik: -
Ruang Rawat : R.Mawar
TINDAKAN KEPERAWATAN
TGL NDx JAM PARAF
DAN HASIL (Evaluasi Formatif)
1. PENGKAJIAN
Pengkajian yakni mengumpulkan data yang didapat dengan
wawancara secara langsung baik kepada pasien maupun keluarga terdekat.
Data lain yang didapat dalam kelengkapan pengkajian diperoleh dari studi
dokumentasi rekam medik ruangan, hasil observasi, pemeriksaan fisik dan
hasil pemeriksaan diagnostic lain seperti laboratorium. Data yang didapatkan
merupakan data subjektif dan objektif. Data hasil pengkajian pasien
berdasarkan case study didapatkan pasien Tn.A usia 58 tahun dengan
diagnosa medis Diabetes Mellitus. Pasien masuk RS pada tanggal 3
September 2020. Keluhan utama saat masuk RS adalah Tn.A mengatakan
dirinya merasa lemas. Riwayat penyakit sekarang mata berkunang-kunang,
lemah untuk berjalan, dan sering merasa kesemutan.
Pasien mengatakan memiliki riwayat penyakit DM dan jantung sejak
5 tahun lalu. Tn.A mengatakan BAK 10-12 kali dalam sehari dengan warna
keruh, ± 1100 ml, BAB 150ml, IWL 870 ml, terpasang infus RL 20 tpm,
pasien bedrest. Pasien mengatakan dirinya tidak bisa menjalankan peran
sebagai ayah dan suami terganggu saat sakit. Akan tetapi pasien tetap mampu
beribadah solat 5 waktu. Tn.A mengatakan sejak sakit dirinya mandi 2 x/hari,
pada waktu sore hari, menggosok gigi 2 x/hari pada waktu sore hari setelah
mandi. Selama di Rumah Sakit klien belum pernah mencuci rambutnya
Pemeriksaan fisik pada pasien didapatkan keadaan umum lemas,
kesadaran composmentis, GDS saat masuk RS 285 mg/dl per tanggal 3
September 2020. TD 160/90 mmHg, suhu 37,2 oC, HR 92 x/menit, RR 20
x/menit. Status gizi pasien didapatkan TB 150 cm, BB 58 kg dan IMT 25,7
(Lebih). Pada pemeriksaan ekstremitas didapatkan kekuatan otot ekstremitas
atas dan bawah adalah 4.
Hasil laboratorium didapatkan glukosa puasa : 287 mg/dL (H),
glukosa 2 jam PP : 263 mg/dL, glukosa darah sewaktu : 274 mg/dL (H), Hb =
1,6 gr/dl, Leukosit = 12100/ mm3, Trombosit = 168.000/mm3, Hematokrit =
33,5%, Albumin = 2,5 gr/dL, Total protein = 5,1 gr/dL, A1c 10,3%. Hasil
pemeriksaan EKG menunjukkan Poor R V1-3 (CAD Anteroseptal).
Kebutuhan cairan = 2260 ml, balance cairan : 180 ml (+), IWL : 870 ml, Na
133 mEq/L (L), K 2,4 mEq/L (L), Cl 99 mEq/L (L), keton +1.
3. RENCANA INTERVENSI
Penentuan rencana Tindakan keperawatan berikut sesuai dengan prioritas
masalah pada pasien berdasarkan case study. (PPNI, 2018)
a. Risiko Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah b.d Diabetes Melitus
(D.0038)
Outcome :
Setelah dilakukan Tindakan keperawatan selama 3x24 jam, kadar
glukosa darah stabil dengan kriteria hasil : Kestabilan kadar glukosa
darah (L.03022) : Rasa lelah berkurang, rasa haus berkurang, kadar
glukosa dalam darah normal (< 200 mg/dl).
Intervensi :
Manajemen Hiperglikemia (I.03115)
Observasi : Identifikasi kemungkinan penyebab hiperglikemia, monitor
kadar glukosa darah, monitor tanda dan gejala hiperglikemia
(mis.poliuria, polydipsia, polifagia, kelemahan, malaise, pandangan
kabur, sakit kepala), monitor intake dan output cairan, monitor keton
urin, kadar analisa gas darah, elektrolit, tekanan darah ortostatik, dan
frekuensi nadi.
Terapeutik : Berikan asupan cairan oral, konsultasi dengan medis jika
tanda dan gejala hiperglikemia tetap ada atau memburuk.
Edukasi : Anjurkan monitor kadar glukosa darah secara mandiri,
anjurkan kepatuhan terhadap diet dan olahraga, ajarkan pengelolaan
diabetes (mis.penggunaan insulin, obat oral, monitor asupan cairan,
penggantian karbohidrat, dan bantuan professional kesehatan), bisa juga
berupa self-care.
Aktivitas yang mendukung pengelolaan diabetes melitus yaitu
dengan self-care. Self-care menggambarkan perilaku individu yang
dilakukan secara sadar, bersifat universal, dan terbatas pada diri sendiri.
Self-care menurut Orem didefinisikan sebagai aktivitas yang dilakukan
oleh seseorang dimana individu memulai dan melakukan suatu tindakan
berdasarkan keinginannya dengan tujuan untuk mempertahankan hidup
dan kesehatan serta kesejahteraan. Di dalam sel, cara pegontrolan kadar
glukosa darah dan pencegahan terhadap komplikasi dengan makan-
makanan yang sehat dan menghindari kebiasaan makan-makanan dengan
kadar gula tinggi sesuai indikasi, pengobatan, dan pencegahan
komplikasi disebut dengan self-care Diabetes. Self-care Diabetes
merupakan integrasi dari pendekatan teori model self-care diabetes
sebagai program atau tindakan yang harus dijalankan sepanjang
kehidupan dan menjadi tanggung jawab penuh bagi setiap penderita
Diabetes Mellitus itu sendiri. (Maslikhah & Arisanty, 2018)
Kepatuhan diet pasien Diabetes Melitus juga ditentukan dari
individu sendiri. Hal inilah yang membuat edukasi mengenai kepatuhan
bagi pasien Diabetes Melitus sangatlah penting. Akan tetapi, banyak dari
pasien Diabetes Melitus yang mengesampingkan bahkan tidak
mengindahkan edukasi yang telah diberikan oleh tanaga kesehatan
selama sakit. Hal ini membuat tenaga kesehatan memikirkan langkah
tepat agar pasien Diabetes Melitus mampu patuh terhadap pencegahan
kekambuhan penyakit Diabetes Melitus. Salah satunya edukasi
menggunakan media booklet. Booklet dapat dipelajari setiap saat karena
berbentuk buku dan dapat menyebarkan informasi dalam bentuk tulisan
dan gambar, sehingga terlihat lebih menarik dan sangat sesuai digunakan
sebagai media edukasi bagi pasien DM tipe 2. (Srikartika & Akbar, 2019)
Selain media booklet, edukasi pasien diabetes melitus bisa
melalui konseling dan sms gateway. Adanya pemberian konseling dan
sms gateway ini sangat penting karena penyakit diabetes merupakan
penyakit yang berhubungan dengan gaya hidup pasien. Dengan
pemberian konseling dan sms gateway inilah pasien diharapkan memiliki
pengetahuan yang cukup tentang diabetes, yang selanjutnya dapat
merubah sikap dan perilakunya sehingga diharapkan dapat
mengendalikan kondisi penyakit dan kadar gula darah serta HbA1c
sehingga dapat meningkatkan kualitas hidupnya. (Sucipto & Fadlilah,
2017)
Edukasi diberikan dengan cara konseling tentang 4 pilar
penatalaksanaan DM yang meliputi edukasi penyakit, diit, olahraga dan
farmakologi. Umumnya pemberian edukasi yang dilakukan di pelayanan
kesehatan dasar di luar negeri dilakukan langsung oleh perawat dengan
memberikan edukasi langsung baik secara individual, kelompok, melalui
telepon atau dating ke rumah pasien. Penggunaan edukasi dengan
konseling di sarana pelayanan kesehatan di luar negeri umumnya dapat
membantu atau mempermudah pasien dalam menerima suatu informasi.
(Sucipto & Fadlilah, 2017)
Peningkatan kemampuan pasien dalam melakukan pengendalian
diabetes melitus, perlu diberikan pengetahuan yang cukup tentang
penatalaksanaan diabetes melitus. Pengetahuan pasien tentang diabetes
melitus merupakan sarana yang dapat membantu penderita menjalankan
penanganan diabetes selama hidupnya sehingga semakin banyak dan
semakin baik penderita mengerti tentang penyakitnya semakin mengerti
bagaimana harus mengubah perilakunya.
Bibliography
Brunner, & Suddarth's. (2010). Textbook of Medical-Surgical Nursing (Twelfth
Edition ed., Vol. Volume 1). Wolters Kluwer Health.
Rusandi, D., & Prabowo, T. (2015, April). Pengaruh Senam Kaki Diabetes
Terhadap Tingkat Sensitivitas Kaki dan Kadar Glukosa Darah Pada
Penderita DM di Kelurahan Banyuraden Kecamatan Gamping Sleman
Yogyakarta. Media Ilmu Kesehatan, 4(1), 44-54.
Sucipto, A., & Fadlilah, S. (2017, Mei). Model Konseling Tersruktur dan SMS
Gateway dalam Meningkatkan Kepatuhan Pengendalian Gula Darah dan
HbA1c pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2. Jurnal Keperawatan Respati
Yogyakarta, 4(2), 163-170.
LAMPIRAN